Pajak Naik, Harga Sembako Melambung, Bagaimana IRT Mengatur Keuangan?

Yey! Alhamdulillah ya kita diberi usia hingga menginjak di tahun 2025. Di awal tahun ini waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang bermakna.

Beberapa hal yang saya lakukan di hari pertama Januari ini:

1 Januari Ngapain?

1. Refleksi dan Resolusi Tahun Baru

Saya merenungkan pencapaian tahun lalu. Meski tidak wow, tapi ternyata lebih dari cukup untuk saya. Rencana untuk tahun ini tentu saja sudah saya susun dan saya sebut dalam untaian doa yang dipanjatkan semalam, bertepatan dengan malam 1 Rajab tahun Hijriah.

Salah satunya semoga di tahun ini akan lebih banyak mendapatkan kesempatan bekerja.

2. Waktu Bersama Keluarga atau Teman

Saya berusaha menikmati momen bersama keluarga tercinta. Mengingat mulai Ramadan esok anak semata wayang kami jika lolos testing akan masuk pondok.

Kebersamaan ini meski sederhana dan diisi hanya dengan makan bersama, bermain, atau sekadar berbincang santai namun akan jadi sebuah kenangan indah pada saat nanti kami berjauhan.

3. Relaksasi dan Me Time

Selain hari libur nasional 1 Januari ini karena bertepatan dengan 1 Rajab, dimana dalam keyakinan Muslim, pada bulan ke tujuh dalam kalender Hijriyah ini ada amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan yaitu puasa sunnah Rajab.

Saya dan keluarga tidak kemana-mana. Kami menggunakan hari ini untuk istirahat, membaca buku, menonton film, dan melakukan hobi.

4. Menata Hidup

Meski sudah dikerjakan setiap hari, tapi membersihkan rumah, merapikan ruang lain, saya kembali prioritaskan kalau tahun ini harus lebih maksimal.

Apalagi saat anak dan suami sudah kembali masuk sekolah, saya memiliki waktu sendiri untuk melakukan semua itu dengan maksimal.

5. Berbuat Baik

Sudah diniatkan di tahun baru ini harus lebih banyak melakukan kegiatan amal atau membantu orang lain. Ya, kita mulai tahun baru ini dengan energi positif, ya…

Berbuat baik di tahun baru

Kegiatan apa pun yang dipilih, di awal tahun 2025 ini pastikan saja jadi aktivitas yang memberi kebahagiaan dan semangat untuk memulai tahun dengan baik.

Sebagai ibu rumah tangga, saya merasa ada yang harus diwaspadai di tahun baru ini.

Seperti kita tahu melalui siaran televisi kalau tanggal 1 Januari adalah waktu dimulainya kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12%.

Meski ditekankan presiden dan menteri keuangan, kalau kenaikan tarif pajak dari 11 persen menjadi 12 persen itu dikenakan khusus terhadap barang dan jasa mewah tapi harga-harga sembako di pedesaan sudah lebih dahulu naik, lho.

Sementara pendapatan suami tetap segitu-gitu saja.

Itu yang saya maksud ibu rumah tangga harus waspada. Bukankah saat uang belanja tetap sementara harga-harga meningkat, kita yang akan pusing?

Pajak naik, harga sembako naik, sementara pemasukan tetap. Bagaimana solusi bagi ibu rumah tangga agak keuangan stabil?

Mengelola keuangan rumah tangga di tengah kenaikan harga dan pemasukan yang tetap memang membutuhkan strategi cerdas.

Mungkin para ibu rumah tangga bisa melakukan hal berikut untuk mendapatkan solusi:

Solusi untuk IRT Saat Harga Melambung

1. Evaluasi Pengeluaran

Mulai sekarang catat semua pengeluaran. Buat daftar pengeluaran harian, mingguan, dan bulanan untuk mengetahui mana yang bisa dikurangi.

Prioritaskan kebutuhan pokok. Fokus dulu untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makanan, listrik, dan air.

2. Atur Pola Belanja

Beli dalam jumlah besar. Biasanya membeli barang kebutuhan pokok dalam jumlah besar jatuhnya akan lebih murah.

Manfaatkan promo dan diskon. Biasanya suka ada pemberitahuan dari pasar atau swalayan terdekat.

Kita gunakan produk lokal atau merek generik. Selain bentuk mencintai karya anak bangsa, juga biasanya harga lebih murah dibandingkan merek terkenal.

Belanja lebih hemat di tahun yg baru

3. Optimalkan Sumber Pemasukan

Mau tidak mau kita harus mencari penghasilan tambahan. Misalnya dengan usaha berjualan makanan ringan, membuka jasa kecil-kecilan, atau menjual barang bekas?

Ada lagi ide buat nambah cuan?

Manfaatkan keahlian lebih memungkinkan untuk menghasilkan cuan. Jika memiliki keterampilan tertentu seperti menjahit, memasak, atau kerajinan tangan, bisa dilakukan untuk nambah-nambah penghasilan.

4. Masak Sendiri

Mulai hindari membeli makanan di luar. Masak sendiri lebih hemat dan sehat.

Beri pengertian pada anggota keluarga lainnya juga.

5. Manfaatkan Barang yang Ada

Lebih kencang lagi menghemat energi. Seperti kurangi penggunaan listrik atau gas.

Belajar menanam sayur sendiri. Jika ada lahan, menanam sayuran seperti kangkung, bayam, atau cabai hasilnya bisa dinikmati oleh kita.

6. Gunakan Sistem Keuangan yang Ketat

Buat anggaran mingguan atau bulanan. Tetapkan batasan belanja yang realistis.

Tetap menyisihkan uang untuk jaga-jaga jika ada kejadian darurat. Sisihkan sedikit uang setiap bulan untuk mengantisipasi kebutuhan mendesak.

7. Edukasi Keluarga

Lebih intens lagi mengajarkan anggota keluarga untuk ikut berhemat, seperti mematikan lampu yang tidak digunakan atau mengurangi jajan di luar.

Dengan berbagai hal antisipasi tersebut diharapkan ibu rumah tangga dapat lebih siap menghadapi kondisi ekonomi yang menantang tapi tetap menjaga stabilitas keuangan keluarga.

Ada kritik dan saran atau sumbang ide lainnya mengenai kenaikan harga yang harus dihadapi ibu rumah tangga sementara uang belanja masih segitu-gitu saja?

25 thoughts on “Pajak Naik, Harga Sembako Melambung, Bagaimana IRT Mengatur Keuangan?”

  1. 1 Januari 2025, kami sekeluarga di rumah aja. Makan juga yang ada di rumah aja. Engga jajan. Kayak ada mind set, hemat-hemat-hemat gitu.
    Membingungkan soal pajak ini. Katanya dibatalkan naik 12%, termasuk hosting. Jadi yg naik cuma barang mewah aja. Tapi harga sembako terlanjur naik tuh. Walaupun 12% dibatalkan, kayaknya ya tetep manteng naik deh…

    Reply
  2. Wah, sepakat banget mba Okti. Tulisan ini beneran jadi nutrisi buat awal tahun ini. Makasih ulasannya sangat mencerahkan. Tertarik dengan “masak sendiri”. Aku sejak nikah awal dah praktekin ini & beneran bisa pangkas budget harian buat makan. Hehehe

    Reply
  3. 2025 semoga semakin berkah, ya, rezekinya dan semoga semakin bijak dalam mengelola keuangan agar dapur tetap ngepul di tengah-tengah pajak pertambahan nilai yang naik jadi 12% yang berefek pada kenaikan di banyak hal juga

    Reply
    • saya juga degdegan nih,Ma. Biasanya kalau satu sudah naik, maka lainnya ikut naik karena saling terkaitan. Ya, mau apa lagi. Hanya bisa berdoa semoga terus sehat, lancar rezeki, agar penghasilan juga bertambah. Aamin.

      Reply
  4. Teh soal masak di rumah..
    Kadang aku tuh bahagia banget kalo udah masakin anak-anak. Sehari masak aja lebih dari 50 ribu teh biar cukup.
    Untuk menghemat kadang aku gak masak. Tapi beli telur aja. Jadi masing-masing anak kalo mau makan ya silakan ceplok sendiri. Kalo begini sehari bisa kurang dari 50 ribu.
    Memang anak-anak gak protes tapi kadang kasian kalo gak masak. Beli sayur matang di luar mereka kurang doyan. Sukanya masakan di rumah.
    Jadinya aku imbangi aja teh. Masak dan gak masak diselang-seling biar anak-anak senang.

    Reply
  5. Iyaa setuju Teh. Lebih hemat kalau masak sendiri.

    Saya juga bikin kue sendiri nih biar hemat soalnya Saladin lagi doyan jajan. Bikin kue sendiri kan lebih puas juga makannya.

    Reply
  6. PPN belum naik, tapi harga-harga udah naik ya?

    Bawang putih dan bawang merah udah naik harganya di bulan Desember, ngeselin banget

    Akhirnya ya keadaan ini harus diterima dan mulai menyiasati seperti tips Teh Okti di atas, karena percuma sih marah-marah. Entar malah tensinya naik.

    Reply
  7. Tahun baru lagi… 1 Januari 2025 saya di rumah saja, dan sudah meniatkan diri lebih semangat menulis, Mbak. Makanya menulis tipis-tipis dulu hehehe. Tapi memang harga mulai naik, termasuk sayuran. Hanya terhibur karena ada bonus isi token. Lumayan bisa memperpanjang napas persediaan listrik

    Reply
  8. Kagum sama teteh..
    Baru masuk 2025 uda evaluasi keuangan keluarga dan berbagi tips untuk para pembaca setia bloge tehokti.
    Karena sejujurnya, aku 2025 ngerasa resolusiku di tahun sebelumnya uda lengkap banget.
    Dan ga inget kudu menata keuangan lagi dengan evaluasi dan menyusun kembali kebutuhan sehari-hari.

    Dengan bijak mengatur keuangan, in syaa Allah banyak tujuan keuangan akan tercapai dalam waktu yang lebih singkat.

    Reply
  9. sebagai ibu, saya dengan kabar PPN mau naik sudah ancang-ancang dan muter otak gimana caranya bertahan. Hahaha, Padahal sudah sering masak di dapur biar hidup makin sehat dan tentunya makin hemat. Aku sepakat dengan poin ke tujuh si mbak, edukasi sejak dini ini memang penting ya, karena nahkoda memang ada di peran ibu Rumah tangga, yang tahu gimana managemen keuangan keluarga setelah suami

    Reply
  10. Masak sendiri ini bisa jadi langkah strategis dalam mengantisipasi harga² yang naik. Karena bisa mengatur bahan² makanan serta bagaimana pengaturan food preparation juga, jadi jauh lebih irit

    Reply
  11. Sejak publisitas ppn akan naik dgn seketika banyak jg harga kebutuhan yg naik. Management keuangannya mesti diperketat lagi, poin2 yg di sampaikan teh okti sepertinya bisa jd refrensi utk mengolah keuangan di keseharian

    Reply
  12. Kunci utama adalah prioritas kebutuhan, bukan keinginan. Manfaatkan promo, masak sendiri, dan kurangi makan di luar. Catat pengeluaran rutin dan cari penghasilan tambahan jika memungkinkan. Kreativitas dan pengelolaan keuangan yang cermat sangat dibutuhkan di masa sulit ini.

    Reply
  13. Bismillaah yaa semoga kita diberi kecukupan untuk memenuhi kebutuhan, inget banget dlu pas demo BBM naik zamannya SBY, sempet ikut marah, menghujat dsb tapi gak ada yg berubah huhu, ya gimana yaa cuma bisa berdoa dan berusaha untuk punya penghasilan dari keran yg lain.

    Reply
  14. Tahun lalu aja aku ngerasain babak belur dlm perekonomian. Untung msh bs survive hingga melewati sepanjang tahun dengan aman.

    Eh awal tahun malah dikasih kado kenaikan PPN. Emg sih yg dinaikin barang mewah, tp pasti nanti yg barang kelas menengah jg bakal naik. Udh otomatis itu. Merembet lah istilahnya.

    Mknya aku mau ngencengin ikat pinggang. Cari penghasilan sebanyak2nya. Dan mengurangi pengeluaran yg perlu2 saja.

    Reply
    • Betul, kabar kenaikan PPN ini cukup bikin “Bismillah.. bisa bisa.. kita pasti bisa melewatinya bersama”. Salah satunya memang kudu menahan apa yang jadi keinginan, mengutamakan keperluan, apalagi untuk anak.

      Reply
  15. Nah iya Teh, kita harus pinter-pinter mengatur keuangan menghadapi harga yang mulai naik. Kenyataannya bukan hanya barang mewah aja, sembako juga pada naik ya …
    Dulu waktu zamannya covid sempat menanam sayur hidroponik, tapi berhenti karena kesibukan lain. Kayaknya sekarang mau mulai tanam sayur di rumah lagi, deh! Lumayan untuk menekan pengeluaran rumah tangga.

    Reply
  16. Teh Pajak PPNnya yang naik hanya PPNBM katanya. Hanya untuk yang barang mewah saja… meski tetap berat ya hari-hari belakangan bahkan meski PPN tak jadi naik. Beberapa hal memang juga jadi catatan saya, untuk ke depan. Kayaknya selain masak sendiri yang sudha jadi habits saya selama ini pingin nanam sendiri kebutuhan sayuran harian di rumah deh, gpp di pot aja. Selain bs fresh dan segar, kayaknya bajal menghemat jg sih. Ini udah jd resolusiku tahun 2025. semoga bisa terwujud…

    Reply
  17. Setuju pisan teh, masak di rumah dan gunakan barang yang sudah ada lebih baik di situasi sekarang ini. Intinya memang harus lebih bijaksana mengelola pengeluaran sehingga pemasukan tetap mumpuni.

    Kegiatan awal tahunnya sangat inspiratif sekali. Alhamdulillah ya 1 Januari bertepatan sama 1 Rajab, barakallah memudahkan perhitungan dan tak terasa ramadhan sebentar lagi. Semoga kita diberikan kesehatan dan rezeki berkah berlimpah di 2025 ini aamiin.

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics