Dengan berat hati harus saya katakan kalau tahun 2024 adalah tahun kelam untuk saya. Namun meskipun banyak kekecewaan, ingatan ini saya paksa untuk kembali merekap ulang semua kejadian setahun ke belakang, demi bisa membantu melihat pencapaian, pembelajaran, dan rencana saya selanjutnya ke depan.
Pencapaian dan Kesuksesan
Secara pribadi tidak ada tujuan saya yang tercapai di tahun 2024 ini. Apa yang dibayangkan semuanya hanya sebatas angan.
Proyek atau tugas besar apa yang berhasil diselesaikan? Juga tidak ada. Sehari-hari hanya di rumah mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak. Rutinitas yang sebenarnya membosankan namun tetap harus dijalankan.
Apakah ada pencapaian pribadi, seperti keterampilan baru atau hubungan yang berkembang?
Keterampilan baru mungkin ada. Waktu kelulusan sekolah anak, saya pesan bucket ke teman sekolah.
Baru inget kalau keponakan juga bersamaan lulusnya dengan anak saya. Karena ingin memberikan kenangan, sementara kalau beli (pesan) waktunya udah tidak memungkinkan maka meski sederhana, saya coba meniru membuat bucket seperti yang saya pesan. Ternyata bisa. Ya meski hasilnya tidak sempurna tapi melihat keponakan gembira menerimanya hati saya ikut senang.
Pas ada acara spesial lainnya, iseng saya membuat bucket lagi bermodalkan tutorial dari teman di sosial media. Semakin banyak praktik semakin saya leluasa mendesign dan mengatur bagaimana konsep dan hiasannya. Keterampilan yang dulu tidak pernah saya hiraukan kini saya antusias perdalam.
Kalau soal hubungan yang berkembang, sepertinya malah tidak ada. Yang ada, justru hubungan baik dengan teman maupun keluarga semakin buruk. Ya tidak sejelek itu karena kemungkinan akan ada masa baiknya lagi di hari esok. Tapi di tahun ini memang hubungan baik ini mayoritas tidak menghampiri saya.
Keharmonisan keluarga mulai tergesek ketika ibu sakit-sakitan dan saya berserta adik kakak (seharusnya) bergantian merawatnya. Ibu yang tinggal sendiri di rumah selalu bikin khawatir semua anak-anaknya. Tapi siapa sangka dibalik kondisi sakitnya ibu ada yang mau memanfaatkan keadaan.
Dari situ masalah muncul hingga membuat sedikit gesekan antar saudara hadir yang menyebabkan hubungan kekeluargaan menjadi beku.
Tantangan dan Pelajaran
Tahun ini saya masih belum bisa beberes karena trauma dengan berbagai pertanyaan yang menyudutkan. Kemana ini? Kemana itu? Kok bisa hilang? Gak mungkin tidak ada kalau tidak dipindahkan. Sementara yang ada ya cuma saya. Otomatis meski tidak dituduh kepada siapa lagi sindiran itu ditujukan?
Jadi sebuah tantangan besar untuk saya, berani beberes atau kembali dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama atau cari aman tapi tetap paburantak seperti kapal pecah?
Lalu bagaimana saya mengatasinya? Saya beberes kalau ada orang. Barang siapa, saya tanya mau disimpan dimana. Saya kasih ultimatum simpan sendiri kalau enggak, hilang jangan bertanya-tanya lagi…
Dari hal sepele tapi ternyata cukup sulit itu saya bisa mendapatkan pelajaran bahwasanya komunikasi dan kesabaran saya dan keluarga juga orang sekitar harus diperdalam lagi.
Perubahan dan Momen Penting
Tidak ada peristiwa besar yang mengubah hidup saya di tahun 2024 ini. Baik itu dalam hal karier, hubungan, maupun kesehatan.
Perubahan yang ada dalam diri saya hanya berusaha intropeksi. Apa yang saya tanam (dulu) mungkin itulah yang saya panen sekarang.
Apalagi saat mendengar seorang ulama memberikan tauziah, jika permasalahan selalu muncul dalam hidup kita, itu tandanya kita tidak berdoa dengan hati. Dengan kata lain, apa yang dilakukan belum sepenuhnya ikhlas. Makanya bisa saja Tuhan mencoba dengan ujian-ujian lain.
Kesehatan dan Kebiasaan
Kesehatan meski kadang naik turun tapi masih bisa diantisipasi. Yang paling sering kambuh ya amandel saya ini. Bikin meriang dan sakit kepala.
Ada kemajuan dan harapan saat sakit mulai dari pinggang ke kaki (atas izin Allah SWT) sembuh dengan cara ikut terapi secara online.
Awalnya saya merasa kebas di bagian pinggang sampai ujung kaki. Pegel, panas, sakit sampai kadang tidak tertahan dan minta dipijat oleh anak.
Lalu secara tidak sengaja di reels sosial media saya menemukan postingan seorang terapis dari Garut yang berhasil mengobati yang stroke kembali bisa berdiri dan berjalan.
Di lain postingannya terapis ini juga membagikan cara mengolahragakan bagian pinggang ke kaki secara sederhana tapi ketika saya mencoba mempraktikkan nya wah, ternyata luar biasa sakit dan sepertinya kena urat dan syaraf.
Tapi saya justru tertantang untuk terus mengikuti terapi itu. Sehari tiga kali saya praktikan mandiri di rumah. Tidak sampai tiga hari, sakit pinggang ke kaki saya Alhamdulillah sembuh!
Sejak itu saya rutin mengikuti terapi tersebut karena meskipun sakit saya sudah sembuh, tetap kesehatan harus dijaga.
Bagaimana perkembangan kesehatan fisik dan mental? Nah ini sepertinya perlu dicarikan jalan keluarnya. Meskipun saya orangnya tidak baperan, tapi kalau dipojokkan terus menerus mental ini lama-lama bakalan kena juga.
Akhirnya saya merasa tidak percaya diri, memilih menepi, diam dan pasrah. Terserah, toh udah begini udah begitu tetap juga salah. Akhirnya ya tidak peduli. Padahal sikap ketidakpedulian terhadap sesuatu ini menurut ulama kalau dibiarkan bisa jadi penyakit hati. Ya Allah, semoga dijauhkan.
Keuangan dan Karier
Pencapaian finansial saya masih dari uang nafkah dan ngeblog. Jika ditanya bagaimana kondisi keuangan tahun ini? Jawabannya cukup merugi. Banyak pengeluaran tapi pemasukan tersendat.
Tidak ada peningkatan atau perubahan signifikan dalam menjalankan blog. Malah yang ada blog sering kena maintenance karena katanya sudah terlalu berat.
Sempat kepikiran nanti di akhir tahun cari yang lebih murah biaya operasionalnya supaya ketutup dengan penghasilan yang semakin mengecil ini. Tapi ternyata banyak pemberi job yang justru minta mempertahankan blog yang sekarang. Jadi dilema, deh.
Relasi dan Sosial
Tidak ada interaksi dengan relasi bahkan dengan hubungan keluarga, teman, atau pasangan yang spesifik atau spesial. Karena menurut saya hubungan yang saya jalani ini biasa-biasa saja. Malah terasa tidak bermakna.
Tapi setidaknya di masyarakat saya dan suami tahun ini ditodong menjadi pengurus masjid. Walaupun kami menolak tapi karena tidak ada kandidat lain yang (katanya) cocok, ya udah saya dan suami terima dulu.
Karena posisi ini sedikit banyak saya dan suami jadi sering interaksi dengan masyarakat setempat. Bukan berarti awalnya kami tidak bermasyarakat. Hanya sekarang ada urusan terkait masjid, apa-apa kami selalu dilibatkan.
Tujuan yang Belum Tercapai
Wah namanya manusia, pasti keinginan nya banyak ya. Tidak akan ada puasnya. Bahkan cita-cita saya sejak kecil pun sampai sekarang belum tercapai. Apalagi tujuan dadakan untuk tahun 2024 ini.
Tapi ya sudahlah, walau masih banyak tujuan yang belum terlaksana tapi saya enjoy aja.
Kenapa? Ya mau bagaimana lagi. Saya tahu diri kemampuan saya cuma sampai sini. Jika tidak terima, apa dengan memberontak tujuan tersebut akan tercapai? Tidak juga kan…
Apakah masih relevan untuk dikejar di tahun mendatang? Pasti. Kita sebagai manusia juga harus optimis. Di hati terdalam keinginan untuk mencapai tujuan-tujuan itu tetap ada. Ibarat mencari ilmu bukankah kewajiban dari lahir sampai waktu menutup mata selamanya?
Jadi selagi saya hidup, harapan dan tujuan untuk mencapai apa yang saya inginkan itu pasti akan tetap ada.
Hal-hal yang Disyukuri
Banyak sekali yang membuat saya merasa bersyukur di tahun ini. Diantaranya kesehatan, rezeki, dan usia yang masih diberikan sampai sekarang. Tanpa semua itu bukankah hidup tidak akan memiliki makna?
Yang membuat saya merasa puas dan bahagia adalah adanya dukungan dari suami anak serta keluarga besar. Mau bagaimana kondisi saya, mereka yang tetap berada di dekat saya. Menguatkan dan menjadi penguat bagi saya.
Rencana untuk Tahun Depan
Ada banyak hal yang ingin diubah atau ditingkatkan. Meskipun pada kenyataannya dari dulu resolusi itu tidak sepenuhnya dijalankan. Hehe… Iya kan, banyak resolusi yang dibuat, tapi pada kenyataannya kalah dengan rasa malas dan kendalanya.
Tujuan besar saya yang ingin dicapai ya enggak muluk-muluk sih, ingin memperbaiki diri sebaik-baiknya saja. Dan langkah konkret yang bisa diambil mulai sekarang diawali dengan doa (bismillahirrahmanirrahim) lalu meminta maaf kepada semua pihak; mulai keluarga dekat, tetangga, teman dan sahabat, sampai pembaca blog ini. Maaf jika saya banyak salah kata dan perbuatan…
Meluangkan waktu untuk refleksi seperti ini sedikit banyak membantu saya jadi lebih memahami perjalanan yang selama ini sudah dilakukan. Dan dampak lainnya bisa mengarahkan saya untuk mempersiapkan diri lebih baik untuk tahun depan.
Apa yang paling ingin saya evaluasi? Semuanya… Wes, sesimpel itu, kok!
Peluk jauh buat Teh Okti, semoga semakin kuat, walaupun dirasa banyak hal yang belum tercapai. Bersyukur tubuh mulai berangsur pulih ya, setelah mengikuti terapi online.
Jujur, sepakat, pemasukan dari ngeblog menurun sejak 2022. Malah rencana, mungkin 2 tahun lagi mau pindah engga pakai hosting, platform blogger aja, biar irit. Hehe…InsyaAllah rejeki engga tertukar…
Baca tulisan ini bikin aku kian tersadar udah di Desember, dan udah jalan 5 hari pula aaaak. Ya ampun aku jadi mikir sepanjang 2024 ini aku ngapain aja. Banyak yang masih gak sesuai harapan, walau bukan berarti gak bersyukur juga karena masih sehat, keluarga sehat, dsb.
2024 ini tahun kehilangan buatku. Sepupu dan uwak yang dekat denganku berpulang. Ah semoga tahun depan Allah kasih keberkahan lebih banyak buat kita semua ya Teh Okti. Amiin ya rabbal alamin.
Bener deh, saya juga setuju. Keinginan saya cuma bisa lebih baik dari saat ini sehingga sedikit-demi-sedikit hidup juga bisa jadi lebih baik lagi.
Tahun 2024 akan segera berlalu. Dan setelah membaca rekap tahun Mbak Okti, ada 2 hal yang patut juga disyukuri. Pertama Mba Okti bisa membuat buket, dan ini bisa dikembangkan. bisa menerima pesanan buket dari orang. Kedua sakit pinggangnya sembuh dengan mandiri. Tapi memang dalam perjalanan hidup ini tidak selamanya mulus. Tapi harus terus semangat dan bersyukur. bisa jadi tahun ini begini, tahun depan lebih meningkat lagi.
Iya nggak terasa sudah di penghujung tahun 2024 saja ya. Terkadang emang begitulah hidup, terkadang tak berjalan sesuai rencana dan harapan, namun semoga hal baik dan segala harapan bisa terkabul di tahun mendatang ya Teh. Tetap semangat… karena tak ada hujan dan badai yang abadi, pasti segera akan digantikan dengan suasana yang cerah dan menyenangkan. Semoga! Aamiin…
Naik turun, suka duka, canda tangis, rasanya selalu ada di setiap tahun ya Teh. Ada yang menjadi pelajaran hidup tapi banyak juga yang jadi pengingat bagi kita. Hidup memang luar biasa. Tapi yang paling penting memang soal kesehatan. Mendapatkan badan yang sehat adalah satu sumber kebahagiaan yang tiada ternilai. Bagi kita sendiri dan anggota keluarga.
Saya sendiri tahun ini kehilangan ibunda tercinta yang wafat di 20 April 2024. Alhamdulillah sempat ketungguan adik yang tinggal di Cipanas, tampat di aman ibu tinggal bersama. Dimakamkannya pun di Cipanas. Al Fatihah untuk ibunda tercinta. Semoga husnul khatimah dan sudah berbahagia bertemu kembali dengan alm ayah.
Bener sih, blog tahun ini ga seramai tahun-tahun sebelumnya karena banyak yang beralih ke sosmed. Huhu Btw, mungkin kalo pindah ke blogspot lebih murah daripada wordpress walau ya beda tampilan.
Halo Teh Okti sayang. Udah lama ga main kemari, dan langsung ingin peluk erat Teh Okti. *pelukeratdulu yuk!
Orang bilang bahwa roda kehidupan itu selalu berputar. Sebentar di atas sebentar di bawah. Dan itu memang benar adanya ya, Teh?
Dan kabar gembiranya adalah, ketika si roda sedang mentok di bawah, peluang untuk jatuh semakin ke bawah itu sudah tidak ada, melainkan peluang untuk kembali ke atas terbuka lebar. Tinggal kitanya mengupayakan sedemikian rupa agar posisi mentok ini jangan berlama-lama. Sementara yang sudah di atas ini, PRnya lumayan gede nih untuk bisa terus bertahan, karena roda itu ga mungkin lagi naik ke atas, tapi opsinya adalah turun. PRnya, gimana caranya agar posisi di atas itu tetap bertahan. Begitu petuah yang sering kita baca dan dengarkan, ya ga teh?
Harapan saya, semoga tahun 2025 nanti, segala peluang baik, dalam berbagai faktor, terbuka lebar bagi kita semua ya, Teh. Aamiin ya Rabbal Alamin.
Btw, teh, mau donk link exercise yang teteh gunakan untuk latihan sembuhkan sakit pinggangnya… kayaknya worth it banget untuk dipraktekkan agar menghindari rasa tidak nyaman tersebut ya?
Dan…? Salam sayang untuk Fahmi yaaa. Udah kelas berapa ya sekarang?