Serba Serbi Influencer

Serba Serbi Influencer

 

Saya tidak punya influencer yang jadi idola. Tapi kalau yang menginspirasi ya cukup banyak. Hanya karena selewat-selewat jadi namanya saja tidak ingat.

Apa manfaat langsung yang dirasakan? Ya menyerap ilmunya. Meski sambil lewat, ada beberapa hal yang saya pelajari, dan itu nambah wawasan saya.

Pernah baca pada sebuah artikel yang bersumber dari buku influencer, kalau influencer itu dibagi dalam dua kategori. Pertama content creator, yang kedua lifecaster. Apa bedanya?

Kalau menurut definisi Content Creator adalah orang-orang yang membuat blog, vlog, dan foto-foto Instagram. Sementara Lifecasters adalah orang yang hanya menjalani kehidupan mereka namun banyak yang mengikuti (akun sosial media atau blog) mereka karena feed atau konten mereka bermanfaat, atau luar biasa.

Content Creators itu sendiri terbagi lagi ke dalam tiga bagian: ada Blogger, Vlogger dan Experts yaitu orang yang mengkhususkan diri atau ahli dalam bidang tertentu, seperti financial planner, desain interior, dll. Mereka mungkin juga seorang blogger atau vlogger, tetapi mereka memiliki keahlian khusus itu tadi.

Lifecasters sendiri terbagi dalam tiga kategori. Ada spesial talent, enterpreneur dan high end model.

Special Talent seperti seorang Chef, penari, dan profesional lainnya yang fokus hari-harinya mengasah ketrampilan. Mereka biasanya akan posting konten mereka setiap hari bagaimana mereka mengasah ketrampilannya itu.

Enterpreneur lebih spesifik ke orang yang memulai bisnis atau layanan yang memberi tampilan di belakang layar. Mungkin kita jadi follower nya karena pembaruan peluncuran produk dan atau misalkan karena video yang kita perlukan yang ia bagikan di channelnya.

High End Model lebih ke seseorang yang memiliki kesempurnaan misalnya wajahnya yang cantik, sehingga dengan sendirinya netizen mengikuti jadi followernya. Mereka dengan sukarela mengikuti dan mengagumi setiap kegiatan atau apapun yang diposting oleh si model.

Diakui atau tidak, faktanya jaman sekarang profesi sebagai content creator bener-bener banyak diminati. Anak-anak saat ditanya apa cita-citanya, jawabannya bukan polisi atau dokter (lagi) melainkan jadi yutuber, jadi komika.

Kita tidak bisa menutup mata kalau content creator sudah jadi profesi kekinian yang lagi hits alias sedang naik daun di era perkembangan dunia digital. Popularitas dan endorse dari berbagai brand, tentu saja menantang setiap orang untuk mencobanya.

Pernah baca di akunnya selebgram, yang lupa namanya siapa hehehe, ia memberikan tips bagaimana supaya mendapatkan banyak folower secara organik.

Pertama yaitu gunakan konten yang disukai (passion). Apapun yang dilakukan dengan passion akan menghasilkan sebuah karya yang bisa menginspirasi banyak orang.

Kedua gunakan branding-nya. Bikin konten original. Semua orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Jadikan hal itu sebagai peluang keunikan alias branding diri.

Tips ketiga update. Dalam membuat konten seharusnya menyesuaikan dengan perkembangan trend terbaru. Sebisa mungkin followers tahunya bukan dari orang lain.

Tips selanjutnya kita disarankan bisa multitasking. Ya yang standar saja sih. Seperti seorang blogger jaman sekarang, mau tidak mau dituntut harus bisa edit video juga. Atau belajar memotret makanan, sampai mengatur feed instagram. Semakin banyak nilai plus, semakin disukai dan orang akan sukarela diinfluence.

Dan tips yang terakhir menurutnya adalah konsistensi. Memang untuk bisa konsisten itu berat sekali ya. Padahal resikonya seorang content creator, disadari atau tidak, contennya akan ditunggu oleh followers atau subscribernya.

Yang saya alami sendiri untuk jadi influencer itu tidak mudah. Semakin kesini, persyaratan yang diminta semakin menjadi-jadi. Menurut kesimpulan saya sekarang sih tuntutan untuk jadi influencer laris manis tanjung kimpul jaman now ialah harus :
1. Cerewet di Twitter
2. Berjiwa artistik di Instagram
3. Curhat ala story telling di Facebook
4. Kelihatan professional di LinkedIn
5. Punya Blog eye catching
6. Punya video keren di YouTube
7. Usia dibawah 40 tahun
8. Folower minimal 10 K

Ada lagi yang bisa menambahkan?

20 thoughts on “Serba Serbi Influencer”

  1. iya teh peryaratan jadi influencer sekarang berat terutama follower
    tapi akhirnya saya punya prinsip yang penting saya konsisten menulis dan membuat konten menarik
    nanti akan ada saja orang yang tertarik meski follower kita enggak begitu banyak
    saya aja 1000 enggak nyampek teh hehe

    Reply
  2. aku malaah lagi belajaar nih mbaa baru banget nulis apa adanya, nah sekarang sambil liat tulisaan2 mba2 blogger ah jadi mebginspirasi banget.
    menjadi seorang influencwr itu emang ga mudah.hijj

    Reply
  3. Ada lagi teh …

    Jangan terlalu shombhonk..

    Hehehe, ada beberapa influencer yang kalo pas iw gak mau taat peraturan.
    Dianya mau difollow tapi emoh memfollow orang.
    Kesan gak butuh, tapi kok ikut iw grup. Kan aneh..

    Reply
  4. Suka sama postingan ini teh. Honestly aku baru tahu sial lifecaster. Dan bener juga yah content creator terbagi jadi tiga.

    Btw tipsnya somehow bener juga teh. Yg point terakhir NIH.. masihe butuh effort hehe

    Reply
  5. Aku punya berapa idola influencer, biasanya karena mereka jujur dan kadang malah terlalu blak-blakan.. hehe. Jadi tidak hanya semata menginfluence para followersnya gitu Mba..

    Reply
  6. Banyak banget ya suka duka jadi Influencer. Kalo aku, gak suka nyebut diri Influencer. Soalnya influence-ku masih kecil. Aku lebih suka nyebut buzzer Aja. Tukang mendengung. Hehehe…

    Reply
  7. Memang berats kalau diikuti seua poin di atas. Seperti saya, fokus di blog IG keteteran. Konsisten di IG, Twitter ga kepegang…Usia sudah lewat jauh dari 40 pula hahaha
    Yang utama tetap berusaha ya, teh..Insya Allah rejeki ga kemana

    Reply
  8. Wah semua poin di atas kudu diikutin mbak, apalagi berusaha followers 10k masih sebisa mungkin maksimal nih. Masih stuck di 4000-an hehe.

    Reply
  9. Wow… follower minimal 10k, apa daya jumlah followerku cuma cukup buat bayar parkir motor alias 2 ribuan aja. Hehe… Plus, aku juga bukan golongan high end model. Wkwkkw… *ngaca

    Reply
  10. Saya lebih suka manfaatin medsos utk sharing krn utk menginfluencer yg kyk sampai bikin status viral saya blm siap viral hehe. Makanya lbh baik niatin share konten bermanfaat dan menghibur, plus ngurangin ngeluh di medsos

    Reply
  11. Selama ini di medsos macem-macem sih isinya, ya sharing kegiatan sesuai profesi, ya sharing aneka printilan aktivitas, yaa narsiss #eh 😀

    Btw, itu poin usia boleh dieliminasi gak mb? mepet 40 nih, xixixixiiii

    Reply
  12. Video keren di you tube nih yang belum daku rajin membuatnya, haha. Namun suka aja dengan menjadi konten kreatif ini, karena menyenangkan mengerjakannya.

    Reply
  13. Buat jadi influencer itu memang syaratnya berat dan kalau menurut saya itu termasuk dalam kemampuan seseorang menarik perhatian lewat apa yang ia bagikan. Kalau yang dibagikan tidak menarik ya lewat deh kesempatan buat jadi influencer. Kalau masalah umur kayaknya banyak aja mbak influencer yang sudah di atas 40 tahun. Jadi jangan menyerah asal punya konten bagus dan konsisten bakal ada jalan

    Reply
  14. Keren nih tehokti ilmunya, saya jadi terupdate apa bedanya content creator dan lifecasters. Bahkan 2 kategori tersebut dibagi lagi ya

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics