Terkejut ketika membuka pintu pagi ini, berandaku sangat berantakan. Ini pasti gara-gara ayam nyakar nyari makanan, terus menumpahkan semua isi pot bunga sampai berceceran. Ah, sudahlah. Tak apa saya biarkan sebentar, ntar pasti saya bereskan, setelah saya baca berita terbaru yang sedang saya pantau di beranda.co.id ini selesai…
Betah emang membaca berita di beranda.co.id karena selain lengkap ulasannya, ada berita ekonomi, UMKM, teknologi, tips, olahraga, startup, traveling dan lainnya, juga penyampaian informasinya langsung tanpa harus banyak membuka halaman atau klik dulu ini klik dulu itu …
Gimana tidak penasaran, geram sekaligus jengkel membaca berita di laman beranda.co.id kalau Bukit Teletubbies di Gunung Bromo terbakar karena aktivitas pre-wedding pakai flare! Oh my God!
Sst! Flare itu adalah alat yang mengeluarkan cahaya terang dan api. Flare juga biasa disebut suar yang dalam KBBI memiliki arti nyala api (suluh, pelita) untuk tanda (isyarat).
Padahal kita tahu kan ya, orang di ibukota sementara ini pada panik dan sibuk bergulat dengan polusi, pemerintah repot menangani kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan, eh, itu orang-orang yang mementingkan egonya sendiri malah melakukan hal yang rentan membahayakan hanya untuk kepentingan dan gaya hidup pribadi.
Ini tuh musim kemarau, banyak gunung yang dikhawatirkan rusak karena ulah pencinta alam yang teledor hingga terbakar, misal karena puntung rokok yang dibuang sembarangan, bikin api unggun tanpa pengaman, dan kelalaian lainnya. Karena itu pendakian diatur seketat mungkin.
Lah ini, bikin pre wedding kok malah sengaja di wilayah yang rentan terjadi kebakaran, plus pakai flare pula. Hadeuh… tepuk jidat! Yang dicurigai para pendaki, yang ditatar terus kami para pegiat lingkungan, eh yang bikin onar ternyata lain orang.
Akhirnya bagaimana? Ya sekarang Jawa Timur sedang menghadapi kebakaran gunung. Bukit Teletubbies di Gunung Bromo menyusul Gunung Arjuno yang terbakar akibat aktivitas manusia. Sedih gak sih? Sedih sekaligus geram dan jengkel kalau saya mah…
Informasi yang saya baca dari beranda.co.id kebakaran yang terjadi di Bromo itu diakibatkan oleh aktivitas pemotretan pre-wedding yang menggunakan flare. Gak heran lah secara di musim kemarau ini, percikan api bisa terus menyambar rerumputan kering dan mudahnya terus menyebar.
Kalau sudah kejadian api terus menjalar, hingga malam hari masih terus meluas itu, malah membuat blok savana yang mulai menguning di kemarau ini makin terbakar, mau bagaimana lagi?
Katanya sih pihak keamanan udah mengamankan pelaku. Sementara itu, wilayah Bromo ditutup untuk melakukan pemadaman. Humas Balai Besar Taman Nasional Tengger Bromo Semeru (BBTNBTS) Pak Hendra, membenarkan bahwa penyebab kebakaran adalah aktivitas pemotretan tersebut.
Jujur nih secara pribadi saya mempertanyakan itu para pelaku suka baca berita enggak ya? Tahu informasi kondisi alam dan lingkungan di negaranya ini gak sih? Terus itu mereka pada berpikir gak apa risikonya?
Saat pemerintah gencar mensosialisasikan gerakan penanggulangan kebakaran hutan, saat para blogger giat menulis dan menyebarkan artikel untuk bisa kurangi kebakaran hutan semaksimal mungkin dengan hal kecil apapun yang bisa kita lakukan, eh mereka itu yang melakukan pemotretan pre wedding malah seenaknya main-main dengan flare di daerah rawan kebakaran!
Mereka apa gak tahu kalau akhir Agustus kemarin Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sudah menghadapi kebakaran yang cukup krusial. Padahal baru saja kami para pendaki mendapat kabar gembira bahwa Semeru akan kembali dibuka.
Sekitar akhir Agustus juga Gunung Arjuno lebih dahulu terbakar di area Tamana Hutan Raya R. Soerjo akibat aktivitas manusia juga. Area yang terbakar sangat luas nyaris 4000 hektar menurut informasi dari Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Pak Gatot Soebroto.
Meski segala upaya dikerahkan untuk membantu mengendalikan kebakaran itu, tetap saja dampak kebakaran ini merugikan hingga menghabiskan sebagian besar lahan alam tersebut. Sedih gak tuh melihat wilayah yang seharusnya hijau royo-royo berubah menjadi hitam dan membara…
Yang gigit jari kan kami para pendaki nih. Rencana naik di akhir tahun ini terancam gagal lagi. Ya sebelumnya kan terhambat pandemi. Kini terkendala bencana. Kalaupun memaksa tetap ke sana, bukannya bahagia, malah prihatin dan nelangsa melihat pepohonan gosong…
Kabar kurang menyenangkan dari beberapa gunung di sekitar Kabupaten Malang dan Lumajang itu tentu saja membuat kami para pendaki, relawan yang membantu menangani karhutla dan warganet termasuk blogger yang gencar menggaungkan gerakan cegah kebakaran hutan dan lahan merasa miris.
Setelah menutup bacaan bergizi dari media online beranda.co.id sambil membereskan berandaku yang berantakan, mengisi lagi pot yang tercerai berai dengan media tanam dan bibit serta bunga yang masih bisa diselamatkan, saya bergumam sendiri, “Semoga mereka yang memicu kebakaran itu, segera mendapatkan hidayah lalu menjadi pencinta lingkungan. Tiap minggu kalau bisa mereka lakukan tanam pohon dan penghijauan!”
Hutanku Kebakaran
sebagai warga jawa timur, aselik geraammmm bgt dengan ulah perusak alam. tapi herannya, waktu masuk ke area bromo , kok ngga dilarang yaaa yg pd bawa flare. apa disembunyiin atau gimana dah tuh. semogaaa alam Indonesia bs membaik dan lestari
Tulisannya aktual sekali, sesuai dengan yg sedang ramai sekarang ya.. di mana2 ada berita soal itu
Saya sempat menonton beritanya di TV, tapi agak bertanya-tanya di kepala ‘kok musim kemarau gini, mereka pada menggunakan flare untuk efek foto di daerah yang rawan terbakar, apa mereka gak baca atau nonton kalau penggiat lingkungan gak bosan-bosang ngingetin agar manusia jangan sampai jadi penyebab kebakaran hutan’.
Semoga kejadia di atas jadi pembelajaran kita semua.
Berita di beranda emang teraktual.
Geram sekali perihal berita kebakaran hutan dan lahan yg ter update yg di bromo lho ko bisa2 nya ga mikir panjang. Kini banyak yg dirugikan karna ego semata
Baca dan nyari berita memang lebih asik yg mengulas secara aktual
Saya gemes sekaligus sedih juga saat baca berita itu Mba 🙁
Padahal ini lagi musim kemarau dan tentu jadi waktu-waktu darurat kebakaran. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan bisa lebih sadar diri untuk jaga hutan..
Baru mau kawin udah bikin bencana
Moal berkah tah
Hahahaha, kesel pisan saya waktu baca tentang Bromo yang terbakar gara gara pasangan mau prewedding
Hihi tapi harusnya tetap mendoakan yang terbaik ya?
Geram banget saat baca berita viral tentang kebakaran bukit teletubbies akibat foto wedding pake nyalain flare segala… Butuh waktu berapa lama untuk bisa kembali hijau? Kenapa mereka para pelaku tidak berpikir panjang ya?
Setuju banget kalau para pelaku yang terlibat, diberikan hukuman setimpal biar ada efek jera sekaligus pembelajaran bagi masyarakat luas.
Btw, kok sama teh, saya juga tiap pagi baca berita di beranda.co.id. Selain bahasanya enak dibaca, kekinian dan terpercaya lagi.
Saya geram sekali dengan kejadian barusan di Bukit Teletubbies ini. Maaf, sungguh orang-orang yang gak punya otak dan tak mampu berpikir. Jelas-jelas suhu udara sedang tinggi (panas) dan dalam situasi kering, laahh ini kok foto-foto menggunakan flare. G**lok banget. Malah mereka sempat adem ayem tanpa segera mematikan api dan asap yang sudah mulai tampak berkobar-kobar.
Sementara kita, banyak orang, sangat berusaha menjaga lingkungan agar tetap terawat dengan eksistensi penghijauan yang terus dipertahankan.
Semoga pelaku segera diberi efek jera agar menjadi perhatian bagi publik.
Kalau saya mikirnya, itu yang prewed di sana pakai flare beserta dengan krunya itu sebenernya orang yang lahir di Indonesia atau nggak sih? Pernah merasakan kuliner dari negeri ini atau nggak? Minimal kan, kalau ndak bisa bantu jaga hutan, ya jangan merusak gitu
Kadang suka gemes ya teh sama orang2 yang merasa engga jadi penyebab terjadinya sesuatu..santai weh kyk di pantai… pdhal akibat ulah mereka jadi merugikan banyak orang ..ya tepuk jidat deh
Aku kesel banget saat baca berita bukit terbakar hanya karena ada yang foto prewed
Bisa g sih, g seegois itu ya
Baca berita di beranda mudah aksesenya, lengkap pula liputannya.
Oia, menyoal kebakaran Bromo, kezel benar sama yang prewed duh aapalagi di sekolah anak sedang sibuk-sibuknya persiapan mau studi wisata ke sana…kalau masih ditutup karena kebakaran, kan bisa batal!
Sedih sekali baca berita kebakaran Bukit Teletubbies ini.
Karena wisata hutan ini yang menjadi andalan dan salah satu hutan yang menjadi titik penting dalam keseimbangan alam.
Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari setiap kejadian buruk dan jangan sampai terulang kembali untuk kesalahan yang sama atau malah lebih fatal.
Membaca berita di beranda.co.id, jadi lebih update info-info terkini.
Hadeuh ini kali ya yg namanya ga ngotak. Udah jelas lagi musim kering , daun kegesek dikit aja bs nimbulkan percikan api, lah ini? Speechless aku
Enaknya diapain ya pasangan yang mau nikah ini. Masih prewed aja udah bakar gunung. Gak keren tau. Harusnya diproses juga mereka. Bukan cuman WO saja yang kena. Semuanya termasuk calon pengantin.
Beranda.co.id emang nggak kalah masalah update ya kak. Ini berita yang viral dan paling banyak dibahas.
Aku jadi penasaran juga sih? Sebenarnya prewed di bukit teletubis itu bayar apa gratis ya? Asli, aku belum pernah ke sana dan ini cukup menggangguku juga. Misalkan ada petugas jaga di kawasan itu, apa memang tidak ada pemeriksaan?
Lalu juga masalah prewed pakai flare, para fotografer juga mestinya di edukasi ttg do & don’t ketika melakukan pemotretan di berbagai musim, apalagi di alam terbuka. Jangan sampai ambisi hasil bagus, tapi malah bikin hangus tempat pemotretan ❤️
Duh, ini akibatnya gak main-main ya Teh. Sampai kemarin pun saya masih dengar berita bahwa apinya belum sepenuhnya padam. Tapi dapat berita juga, infonya di Bromo sempat turun hujan. Jadi sedih membayangkan padang rumput dan tanaman seluas itu sekarang tinggal menjadi abu. Bromo yang sebagus itu bisa berubah hanya karena satu buah flare yang jatuh.. Semoga ke depannya gak ada lagi ya insiden seperti ini.
Untuk memberi efek kliatan keren foto prewednya aja pake sgala efek2 flare bikin kebakaran hutan di Bromo aja aku simak beritanya smpe gemess bngt duh smoga gk terjadi lagi di lain waktu
Sudah begitu aku memperhatikan perkembangan kasusnya dimana kedua mempelai kini mempermasalahkan pihak pengelola Bromo. Waduduuuu. Nggak habis pikir sih. Semoga kejadian yang serupa atau mirip mirip. nggak diulangi lagi oleh pihak lainnya.