Sepi job ngeblog maupun ngebuzz bukan berarti bikin saya terlena terus mager. Tidak ada kata berhenti untuk menulis apalagi belajar. Meski banyak bengong tidak tahu Mau Tahu Apa tapi kalau risiko dapur harus tetap ngebul, jelas dong kita juga harus tetap berikhtiar ya.
Ngeblog buat saya bukan sekedar ajang menyalurkan hobby atau healing, tapi juga sebagai sumber penghasilan. Satu-satunya cara mencari nafkah yang bisa saya lakukan, sesuai dengan minat, kemampuan, situasi dan kondisi serta kesempatan.
Sebagai ibu rumah tangga yang tinggal di pedesaan, kesempatan ngeblog ini tidak hanya mampu membantu perekonomian saja, tapi juga memberikan banyak gambaran bagaimana saya bisa menyelaraskan tujuan keuangan dan bagaimana merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sepi job, ngadem di Narabahasa
Iseng-iseng saat mager tipis-tipis secrol sosial media sampailah saya di informasi terkait kelas Bahas Bahasa Bersama Warganet yang diselenggarakan oleh Narabahasa.
Narabahasa adalah lembaga penyedia edukasi, konsultasi, publikasi, dan aplikasi kebahasaan dengan visi “kuasai bahasa, kuasai dunia” miliknya Ivan Lanin.
Tahu dong siapa Ivan Lanin? Selain sebagai aktivis Bahasa Indonesia (ada yang menyebut polisinya pengguna Bahasa Indonesia), Ivan yang juga editor Google Bahasa Indonesia, saat ini menjabat sebagai Direktur Utama di Narabahasa, perusahaan rintisan yang menyediakan layanan edukasi, konsultasi, publikasi, kreasi, dan aplikasi keterampilan berbahasa Indonesia.
Ivan kelahiran 16 Januari 1975 awalnya seorang pakar internet Indonesia. Kemudian dikenal juga sebagai seorang aktivis yang menganjurkan penggunaan bahasa Indonesia baku serta memperkenalkan padanan Indonesia dari istilah-istilah asing di beberapa akun sosmed, seperti Facebook dan Twitter.
Saya sendiri mengikuti status-status Ivan seringnya di Twitter alias X. Sedikit-sedikit ikut menerapkan bahasa baku, atau mengetahui bahasa baku yang benar yang bagaimana dari kicauan atau status Ivan, sepintas ya tapi langsung paham dan ilmunya bisa dipraktikkan.
Nah kebetulan banget di Narabahasa.id banyak sekali kelas terkait pengembangan bahasa yang saya rasa untuk seorang blogger atau penulis, ilmunya itu ndaging banget… (Apasih ndaging, ini kalau ketahuan Ivan bisa langsung kena tilang eh, protes, hehe…)
Kebetulan saat saya buka websitenya Narabahasa, ada banyak kelas (baik gratis maupun yang berbayar) yang dilaksanakan secara maraton. Tertarik dengan materinya yang dibutuhkan oleh seorang yang bergelut di dunia tulis menulis dan karya sastra, langsung deh saya daftar, ikutan.
Tidak hanya satu kelas itu, saya juga daftar untuk kelas-kelas lain yang materinya masih berkaitan seputar tentang bahasa. Seperti untuk tanggal 28 Oktober (peringatan Hari Sumpah Pemuda) dan untuk tanggal 6 November 2026 yang membahas tentang Penulisan Korespondensi Bisnis.
Masih ada banyak kelas lainnya tapi saya belum daftar secara waktunya masih lama. Takutnya saya malah lupa… Atau pas waktunya bentrok.
Mengenal lebih dalam Sastra Jurnalistik
Kemarin waktu ikut webinar kelas jurnalistik, bahas siaran pers jadi banyak tahu tentang cara pembuatan siaran pers, apa bedanya dengan berita, dan bagaimana posisinya dalam karya sastra Indonesia yang banyak itu.
Ngulas dikit terkait ilmu Jurnalistik hasil ikut webinarnya, dilihat dari konteks bahasa yang baik, jurnalistik berada di tengah-tengah posisinya antara penggunaan bahasa yang lentur dan penggunaan bahasa yang kaku.
Penggunaan Tata Bahasa Baku dan Tidak Baku
Kalau penggunaan bahasa yang lentur (tidak baku) itu biasa dipakai dalam karya sastra, karya kreatif hingga jurnalistik. Berlanjut ke tingkat pemakaian bahasa yang mulai kaku (baku), justru dimulai dari jurnalistik, lalu bisnis, ilmiah hingga hukum.
Jadi posisi Jurnalistik itu ada di tengah-tengah. Produk jurnalistik itu sendiri terbagi dalam tiga, pertama berita; kedua opini; ketiga ficer (feature).
Tata Bahasa Sastra Umum
Dalam seni sastra penggunaan bahasa yang lentur contoh dalam bentuk karya tulisan, ada pada puisi cerpen dan novel. Sementara karya lisan contoh pada deklamasi dan dialog. Untuk penggunaan kalimat dalam seni sastra menggunakan kalimat yang bersifat fleksibel. Pemilihan kata-katanya luas ejaannya juga kreatif.
Tata Bahasa Sastra Kreatif
Sementara untuk karya sastra kreatif, contoh dalam segi tulisan karyanya berupa cerita wara iklan atau konten. Untuk contoh karya lisannya bisa dilihat di voice over tayangan YouTube atau siniar lainnya. Pemilihan kalimat dalam seni karya kreatif berupa kata-kata pendek. Segi pilihan kata-katanya santai ejaannya juga kreatif.
Tata Bahasa Jurnalistik
Untuk tulisan jurnalistik kita bisa melihat contoh berupa karya tulis melalui berita, artikel essay dan siaran pers.
Untuk contoh karya lisan dari Jurnalistik ada pada siaran TV dan siaran radio. Penggunaan kalimat yang dipilih berupa kalimat-kalimat pendek. Pemilihan kata-katanya termasuk ke dalam kalimat populer. Sementara ejaannya termasuk tertib.
Tata Bahasa Sastra Bisnis
Dalam karya sastra bisnis contoh karya tulis bisa berupa surat laporan atau prosedur. Contoh karya lisannya seperti pada presentasi rapat.
Pemilihan kalimat sedang dalam arti tidak begitu pendek juga tidak begitu panjang. Untuk kata-katanya yang dipilih adalah kata-kata baku dan teknis ejaannya tentu saja pemilihan katanya yang resmi alias tertib.
Tata Bahasa Sastra Ilmiah
Konteks bahasa yang mengarah kepada kekakuan selanjutnya setelah bisnis yaitu karya sastra ilmiah. Contoh karya ilmiah berupa tulisan ada pada skripsi, makalah, dan buku teks. Untuk contoh karya lisannya berupa konferensi ilmiah.
Kalimat yang dipilih dalam karya ilmiah tentu saja kalimatnya yang panjang kata-kata yang dipilih juga baku dan ejaannya tentu saja ejaannya sangat tertib.
Tata Bahasa Sastra Hukum
Untuk karya sastra selanjutnya konteks bahasa yang baik sesuai dengan urutan karya sastra mulai lentur ke kaku bagian terakhir adalah karya sastra jenis hukum.
Contoh karya terkait hukum berupa tulisan ada pada peraturan perjanjian atau opini hukum. Sedangkan karya lisan contohnya bisa dilihat pada percakapan saat sidang pengadilan.
Kalimat yang dipilih cukup panjang. Kata-kata yang dipilih juga kalimat baku dan ejaannya tentu saja tertib.
Blogger, bagaimana tata bahasa nya?
Bagaimana bentuk karya sastra yang digunakan oleh blogger? Nah! Keistimewaannya untuk blogger, narablog ternyata bisa menggunakan semua konteks bahasa dan kelenturan maupun kekakuannya itu…
Asalkan tetap memegang prinsip kaidah bahasa yang benar yang menuangkan pikiran dengan lengkap merangkai kalimat yang efektif dan menarik. Karena itu setiap blogger punya stylenya sendiri, ya. Bisa kita lihat bagaimana khas ia bertutur kata atau merangkai tulisan dalam artikel-artikel nya.
Kalau artikelnya kaku, bisa jadi itu artikel sponsor yang tidak diedit lebih dahulu. Hehe… sering kan ketemu artikel seperti itu? Yang jauh banget dari ciri khas bloggernya itu sendiri. Mungkin dianya lagi lelah ya, jadi malas buat edit bikin artikel pesanan menyesuaikan dengan brandingnya saat bertutur kata atau merangkai tulisan.
Padahal ciri khas dan kekuatan tulisan seorang blogger itu justru dari kemampuan story telling nya, kan?
Semua itu bisa dilihat dari bagaimana wacana paragraf, kalimat yang digunakan, pemilihan kata, sampai ejaan yang dipakai. Sesama blogger pasti tahu lah ya…
Bagaimanapun, yang penting blogger diharapkan bisa membagi tulisan-tulisannya menjadi unsur yang utuh, memilih kata dengan tepat, serasi dan cermat dalam ragam lisan dan tulisan.
Jadi, walaupun sepi job, tetep nambah ilmu dan wawasan mah harus terus berjalan ya. Berharap saat ada job, kita sudah siap dengan segala ilmunya.
Insyaallah jika para penulis termasuk blogger menguasai bahasa, maka ia pun akan menguasai dunia. Sebagaimana visi Narabahasa, kuasai bahasa kuasai dunia.
Ayo intip websitenya Narabahasa. Kenalan sama Ivan dan semua widyaiswaranya. Ada banyak kelas yang bisa diikuti sampai akhir tahun ini. Insyaallah ilmunya sangat bermanfaat…
artikel kaku juga bisa berasal dari AI
Saya pernah nyobain pakai copilot dan Gemini
(gampang Teh, ketik aja di search engine Google, bakal langsung keluar)
duh hasilnya enggak banget
Bisa sih diperhalus dengan narasi kita di awal tulisan, di tengah dan kalimat penutup
Paham deh aku sekarang teh Okti ada berbagai jenis bahasa dan penggunaannya untuk apa, tergantung kebutuhan. Terkadang aku sendiri kalau baca artikel dengan bahasa kaku, kurang nyaman juga . Harus dicerna dulu artinya
Nah ini, tetap semangat untuk terus belajar. Cukup menarik materi kelas bahasa ini karena memang masih banyak orang yg kurang mengindahkannya, Tata Bahasa pun ada macamnya sesuai situasi penggunaannya. Iya ya..blogger dgn tata bahasa yg terlalu kaku jadi kurang berasa feel nya