Festival Film Santri

Santri itu sebenarnya “multitasking human”. Belajar agama hayu, belajar ilmu pengetahuan umum juga bisa. Apalagi santri yang belajar di pondok pesantren modern seperti Gontor (PMDG). Mereka bukan hanya identik dengan kitab kuning dan kehidupan pesantren, melainkan memiliki beragam kemampuan yang menjadikan santri relevan di masa kini.

Termasuk menguasai ilmu agama seperti Al-Qur’an, tafsir, hadis, fiqih, akhlak, dlsb. Serta belajar ilmu umum, seperti matematika, sains, bahasa asing, sampai keterampilan digital dan skill kehidupan lainnya.

Santri jaman sekarang, selain dituntut untuk belajar agama, mengasah keterampilan hidup, sekaligus menyiapkan diri jadi pemimpin di masyarakat juga dituntut untuk mempelajari kecanggihan teknologi.

Jadi ingat pembicaraan salah seorang guru, jadi santri jaman sekarang, harus bisa mengimbangi jaman. (Ilmu) Dunia akhirat harus dipelajari. Karena saat terjun ke masyarakat nanti, yang akan jadi jemaah para kiyai atau ustadz itu, bukan hanya sekelompok masyarakat saja, melainkan berbagai kelompok masyarakat, mulai tingkat pendidikan terendah sampai tertinggi, mulai dari yang awam sampai yang ahli.

Hal itu memang sejalan dengan kondisi pada saat sekarang, bukan?

Festival Film Santri Gontor

Awalnya saya merasa terkaget-kaget dengan sistem belajar anak di pondok pesantren yang tidak hanya disiplin tingkat tinggi mengedepankan ilmu agama, tapi juga ilmu dunia. Kadang saya begitu mengkhawatirkan bagaimana kondisi anak dengan sistem pembelajaran yang super disiplin tersebut. Apa anak saya bakalan mampu?

Tapi jika melihat begitu banyak lulusan dari PMDG yang “jadi orang” dalam arti bisa jadi pengayom masyarakat, hal itu memang bukan sebuah ketidakmungkinan, tapi justru memang sebuah proses. Penempaan yang penuh perjuangan dan pengorbanan untuk jadi pribadi yang tangguh dengan segala keunggulannya.

Tidak heran santri Gontor saat ini bukan hanya memiliki kelebihan mempelajari ilmu umum seperti matematika, sains, bahasa asing, keterampilan digital, melainkan juga sudah merambah ke dunia artifisial intelegensi.

Sebagai contoh nyata, kita bisa menyaksikan dalam momentum peringatan 100 tahun berdirinya PMDG yang digelar beberapa waktu ke belakang.

Sekilas Tentang Seabad Darussalam Gontor

Peringatan 100 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), puncak peringatannya akan berlangsung pada tahun 2026 nanti. Tapi sudah diramaikan dengan berbagai rangkaian acara yang mencakup aspek Legacy, Syiar, dan Khidmat kepada umat.

Perlu diketahui Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) berdiri pada 20 September 1926 di Ponorogo, Jawa Timur oleh Trimurti: KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fananie, dan KH Imam Zarkasyi. Maka setiap tanggal 20 September diperingati sebagai hari ulang tahun pesantren ini.

PMDG didirikan dengan filosofi yang begitu kukuh dalam memadukan pendidikan agama dengan ilmu umum, menjadikan santri berwawasan luas dan siap menghadapi zaman. Menegaskan peran Gontor sebagai pesantren modern yang berkontribusi besar bagi pendidikan dan peradaban bangsa.

Menyambut usia satu abad pesantren ini, berbagai kegiatan berskala nasional dan internal bahkan internasional telah serta akan diselenggarakan di berbagai kampus Gontor dan lokasi lain, seperti Monas, Bumi Perkemahan Cibubur, dsb.

Festival Film Santri Gontor
Partisipasi Gontor Kampus 9, PMDG tempat putra saya mengenyam pendidikan saat ini

Rangkaian kegiatan peringatan 100 tahun Gontor

meliputi:

Kegiatan Keagamaan dan Sosial:

⭕ Sujud Syukur Berjamaah dan khataman Al-Qur’an serentak oleh puluhan ribu santri dan alumni.

⭕ Tabligh Akbar dengan mengundang berbagai ulama dan tokoh nasional.

⭕ Bakti Sosial dan Khitanan Massal.

⭕ Word Scout Muslim Jambore

⭕ Peresmian Klinik Pratama Darussyifa dan pengobatan gratis bagi masyarakat sekitar.

⭕ Konferensi Wakaf Internasional.

⭕ Kegiatan Olimpiade Seni, Olahraga, dan Keilmuan:

Olimpiade 100 Tahun Gontor atau Liga Santri mempertandingkan cabang olahraga, seni, dan bahasa terdiri dari berbagai cabang lomba dengan tujuan mempererat persaudaraan santri, alumni, dan masyarakat.

1. Olimpiade Olahraga

– Sepak bola – Bola voli – Atletik – Bulu tangkis – Futsal – Cabang olahraga lain yang melibatkan santri dan alumni

2. Seni & Kreativitas

– Lomba musik (paduan suara, band santri) – Lomba seni (lukis, kaligrafi, teater) – Lomba film pendek bertema santri

3. Bahasa & Akademik

– Lomba pidato bahasa Arab dan Inggris – Lomba debat bahasa asing – Lomba karya tulis ilmiah

4. Kompetisi Bela Diri Internasional

IMPSC 2025 (International Martial Arts and Pencak Silat Competition) diikuti oleh 3.500 pesilat dari 11 negara Muslim di Asia

⭕ Gontor Championship

⭕ Seminar Santri Nasional

⭕ Festival Musik dan Film Santri

⭕ Lomba Cipta Lagu bertema “100 Tahun Gontor Berkiprah Untuk Ummat”

⭕ Penampilan Spesial dari grup musik seperti WALI Band dalam Festival Musik Santri

⭕ Darul Qiyam Fair, pesta kompetisi dan ukhuwah di Gontor Kampus 5.

Kegiatan acara umum

meliputi:

❤️ Acara “Tajammuk” (berkumpul bersama) dan Jalan Sehat di kawasan Monas, Jakarta Pusat, yang melibatkan ribuan alumni, santri, dan wali santri

❤️ Sidang Badan Wakaf PMDG yang akan dilaksanakan nanti menjelang puncak peringatan.

Festival Film Santri Gontor

Nah, jika sebelumnya saya sudah mengulas tentang acara Word Scout Jambore 2025 maka kini saya akan sedikit mengulas tentang Festival Film Santri Gontor.

Festival Film Santri Gontor adalah bagian dari perayaan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), yang resmi dibuka pada 24 September 2025.

Acara ini menjadi wadah kreativitas santri sekaligus media dakwah dan pendidikan melalui seni film dan musik.

Begitu takjub ketika bisa menonton berbagai genre film pendek buatan para santri dengan tema dan jalan ceritanya yang luar biasa.

Mereka itu santri lho, kaum yang (sudah jadi rahasia umum) identik dengan kegaptekan karena mayoritas pondok melarang santrinya menggunakan alat elektronik termasuk gadget saat berada di lingkaran pondok.

Tapi ini, mereka kok jago juga buat film animasi, bahkan mereka itu multitalenta banget karena mulai dari posisi penulis script, sutradara, sampai produser sekaligus pemeran itu sendiri mereka sendiri yang melakoni.

Kapan mereka itu belajar nya?

Festival Film Santri Gontor
Akankah santri ini jadi aktor terkenal kelak? Secara ia sudah menjadi pemeran utama terbaik versi Festival Film Santri Gontor

Kembali ke tentang Festival Film Santri Gontor, Festival Film Santri Gontor adalah acara perfilman tahunan yang diselenggarakan oleh Pondok Modern Darussalam Gontor, dalam rangka memeriahkan momen penting seperti HUT Gontor ke-100 sebagai wadah kreasi santri di bidang sinematografi.

Mengangkat tema keislaman, menampilkan karya film dari berbagai pesantren di Indonesia, serta mengundang tokoh perfilman untuk seminar, menjadi sarana dakwah, pendidikan, dan silaturahmi antar santri.

Festival ini memperlombakan berbagai kategori seperti Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Penata Musik Terbaik, serta menjadi panggung bagi santri untuk berkarya di media modern.

Bagi pesantren salafiyah, mungkin musik dan film adalah hal terlarang untuk dinikmati. Tapi coba kita lihat sisi baiknya dulu. Bagaimana tujuan Festival Musik dan Film santri ini diadakan.Yang mana tujuan dari diadakannya ajang ini bukan semata sebagai ajang Spoiler Ending tapi juga untuk menggali potensi santri dalam perfilman, memanfaatkan medium film sebagai media dakwah dan pendidikan, serta mempererat silaturahmi.

Kita lihat temanya saja mayoritas bernafaskan keislaman, seperti “Indahnya Kehidupan di Pesantren” dll. Jadi kita bisa bernafas sejenak dari tontonan drama dan hiruk-pikuk Ulasan Film Korea yang mana selama ini sudah mendominasi keseharian kita di rumah. Hehe, betul apa betul?

Festival Film Santri Gontor

Festival Film Santri Gontor

Festival Film Santri Gontor

Kegiatan yang diikuti oleh santri dari Pondok Modern Darussalam Gontor dan pondok pesantren alumni se-Indonesia ini terdiri dari kompetisi film, seminar perfilman Islami, workshop, pemutaran film, dan bazaar.

Tidak kaleng-kaleng ya, dalam acara seminar dan workshop nya saja sampai menghadirkan tokoh perfilman nasional seperti Vino G. Bastian, Yudi Datau, dan Archie Hekagery.

Terlepas dari pro dan kontra, kita lihat juga dari sisi relevansi dan dampak yang ditimbulkannya. Festival Musik dan Film Santri menunjukkan bahwa santri mampu berkarya di era modern dengan tetap berpegang pada nilai Islam.

Hal itu bisa jadi alternatif tontonan mendidik di tengah dominasi hiburan instan. Selama santri dan kita penonton nya bijak, bisa banget kita memanfaatkan film sebagai wahana ekspresi keislaman yang artikulatif dan sesuai zaman.

Saatnya berkesempatan menjadikan film dan musik bukan sekadar hiburan, tetapi media pendidikan, dakwah, dan perjuangan.

Festival Film Santri Gontor bukan hanya ajang seni, tetapi simbol 100 tahun perjalanan Gontor dalam mengintegrasikan pendidikan, dakwah, dan kreativitas santri.

Dengan film dan musik, santri bisa belajar menyampaikan pesan ke masyarakat luas secara indah dan bermakna.

Apalagi santri itu sebenarnya punya banyak kemampuan dan peran yang sering kali lebih luas daripada sekadar belajar agama di pesantren.

Kalau dipikir, santri itu seperti “multitasking human” — belajar agama siap, mengasah keterampilan hidup oke, sekaligus menyiapkan diri jadi pemimpin di masyarakat juga siapa takut.

Jadi di era modern seperti sekarang jangan tanya kamu santri? Bisa apa? Karena terbukti santri bukan hanya identik dengan kitab kuning dan kehidupan pesantren. Mereka memiliki beragam kemampuan yang menjadikan santri relevan di masa kini.

Related posts:

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics