Ingin Buah Hati Punya Karakter Baik? Ketahui 10 Etika Anak Berikut
Sejak masih lajang, tepatnya saat bekerja di luar negeri sebagai TKW, meski belum berkeluarga tapi saya sudah terbiasa mengasuh anak, mendidik anak bahkan mengajarkan anak atas permintaan majikan, orang tua si anak.
Ya karena saat bekerja di luar negeri, selain mempunyai job sebagai caretaker elderly, sebagai karyawan salon, sebagai asisten rumah tangga, perawat di panti jompo, paralegal sesama buruh migran, jurnalis perburuhan, juga pernah bekerja sebagai baby sitter alias pengasuh anak.
Saat bekerja di Taiwan, anak yang saya asuh dua orang. Keduanya perempuan dengan jarak usia 2 tahun. Yang satu kakaknya bernama Ariel yang kedua adiknya bernama Emma. Kedua orang tuanya bekerja sebagai pramugara dan pramugari yang kadang full time di rumah, namun tidak jarang sampai berminggu-minggu pula flight meninggalkan kami.
Majikan tentu saja tidak percaya begitu saja kepada saya untuk menjaga dan mendidik anaknya. Terutama soal kebiasaan dan etika di rumah. Karena kalau di sekolah, mereka sudah menjadi tanggung jawab gurunya.
Majikanyang orang Chinese namun fasih berbahasa Inggris sangat telaten mengajarkan saya beberapa hal untuk kembali diajarkan kepada anaknya.
Point point yang mereka ajarkan itu sampai sekarang masih sangat saya ingat. Bahkan ketika saya sudah menikah dan memiliki anak, kembali ilmu dari majikan saya itu saya turunkan lagi kepada anak sendiri dan anak-anak mengaji di rumah.
Point etika yang diajarkan kepada anak majikan itu saya pikir sangat baik dan tidak ada salahnya saya terapkan dalam kehidupan sehari hari sepulangnya saya ke kampung halaman. Bahkan bisa saya bilang point point itu kalau diterapkan sejak kecil bisa mengantarkan anak kita menjadi anak yang memiliki karakter baik.
Jadi tidak ada salahnya rasanya kalau saya bilang jika ingin buah hati kita memiliki karakter baik, maka wajib ketahui dan terapkan 10 etika anak berikut:
Menyapa alias salam
Setiap berjumpa dengan siapapun, saya wajib mengajarkan Ariel dan Emma untuk call people. Mungkin kalau bagi anak muslim bisa mengucapkan assalamualaikum, bersalaman, cium tangan dan lainnya. Kepada Ariel dan Emma saya hanya mengajarkan untuk menyapa orang saja karena kebiasaan keluarga mereka sebatas demikian.
Tolong
Sudah jadi kebiasaan di kita juga ya kalau memerlukan bantuan sebaiknya ucapkan kata “tolong”. Selain menjaga kesopanan juga membuat orang lain merasa dihargai dan senang hati saat memberikan pertolongan.
Terimakasih
Sama seperti kebiasaan di negara kita, ucapan terimakasih sudah dianggap salah satu dari tiga magic words yang sangat penting selain dua kata lainnya yaitu maaf dan tolong.
Maaf
Tentu saja kata ini wajib diucapkan anak ketika anak melakukan kekeliruan, kesalahan dan ini mendidik anak untuk terbiasa jujur serta mengakui atas apa yang telah dilakukannya.
Tatap mata lawan bicara
Menurut majikan saya dan kebiasaan keluarga mereka di Taipei, menatap mata orang lawan bicara adalah sebuah kesopanan. Sebaliknya kalau bicara atau diajak bicara tapi tatapan mata kemana saja, tidak fokus itu diartikan sebagai sikap yang tidak sopan.
Tidak menyela saat orang bicara
Kebiasaan ini mengajarkan kepada anak untuk dapat belajar menghargai pendapat orang lain. Saat bersosialisasi anak diharapkan bisa menahan emosi, tidak egois dan berpikir dengan jernih
Berbagi, sabar, nunggu giliran
Anak anak di luar negeri sudah diajarkan antri sejak mereka bisa berdiri dan berjalan. Saat anak sudah dapat menangkap pembicaraan maksud dari orang lain sudah dibiasakan belajar berbagi dengan yang lain, sabar saat antri, dan tetap menunggu giliran meski sedang terburu-buru sekali pun.
Etika makan
Orang Chinese sangat menjaga etika makan di meja makan. Apalagi kalau sedang makan besar bersama keluarga atau tamu. Khususunya pada perayaan hari besar seperti Tahun Baru Cina, pesta perkawinan, dan perayaan lainnya. Karena itu anak mereka sudah dididik sejak kecil untuk misalnya menghabiskan makanan yang sudah diambil, tidak rakus dan meletakan alat makan sesuai dengan tradisi.
Menepati janji dan waktu
Sudah tahu dan jadi rahasia umum kalau orang Indonesia terkenal dengan jam karet. Hehehe… Nah mereka justru kebalikannya. Disiplin dalam memanagement waktu sudah diajarkan sejak kecil. Setiap ada kegiatan, estimasi waktu selama perjalanan sangat diperhatikan. Supaya tidak terlambat.
Begitu juga dengan menepati janji. Pantang bagi majikan saya ingkar janji dan itu diterapkan juga kepada anaknya melalui saya.
Izin
Siapapun pasti tahu kita tidak boleh mengambil, memakai atau apapun tanpa seizin pemilik. Karena itu izin dan meminta izin sangat dijunjung tinggi
Sepuluh kebiasaan baik itu jika sejak kecil kita terapkan kepada anak-anak insyaallah anak kita tidak hanya memiliki karakter baik, tapi juga akan menjadi sumber daya manusia yang kompeten, berjiwa besar dan santun kepada sesama.
Orang kaya boleh mewariskan harta sebanyak banyaknya namun apalah artinya kalau si anak tidak memiliki akhlak baik? Orang berpenghasilan tinggi mungkin memiliki kesempatan menyekolahkan anak setinggi-tingginya, tapi apa gunanya kalau anak tidak memiliki etika, sopan santun dan tatakrama?
Sebagai orang Indonesia yang terkenal dengan sopan santun dan adat ketimuran nya sudah seharusnya kita jangan kalah langkah dalam mendidik anak. Di jaman serba digital dan anak kita hidup di era milenium sudah sepantasnya anak kita tidak hanya pintar dalam ilmu akademis tapi juga cerdas dalam bergaul, bersosialisasi sehingga mereka jadi anak generasi maju…
Semoga bermanfaat…
#GenerasiMaju #MombassadorSGMEksplor #SGMEksplor
Anak anak musti diteladani dr usia dini, agar ketika besar terbiasa dg kebiasaan baik
wah masya Allah banget mba aku membaca kisahnya ini. Ada hikmah yang bisa diambil dan dipraktekan dengan anak-anak hingga cucu-cucu kita yang jika dibandingkan dengan harta, tak tergantikan
Yes banget ini
Mau anak yang baik, didikannya ya harus baik
Masalah norma kesopanan dan etika itu peer banget buat anak-anak sekarang. Terlalu berani dan agak kebablasan kadang-kadang aku lihat kelakuan anak sekarang. Tugas berat buat kita, orang tua dalam memberi contoh yang baik
Terima kasih untuk tulisannya Teh.
Benar. Semua perlu diajarkan dan dicontohkan sedari kecil.
Ini memang wajib dibina ke anak yang masih belia. Karena banyak anak milenial sekarang tidak peduli dengan tatakrama apalagi sopan santun.
3 kata ajaib..tolong, maaf, terima kasih..hal sederhana berdampak luar biasa
Lengkap sekali, beberapa etika yang penerapannya simple namun banyak orangtua yang lupa untuk mengajarkannya pada anak sejak kecil untuk menjadi kebiasaan. Tentunya ini menjadi investasi bagi seorang anak karena etika sangat penting bagi kehidupannya di masa yang akan datang.
insyaAlloh aku juga ajrin smeua hal itu teh, si sulung juga kayak ke adeknya izin dulu jadi tidak ada rebutan diantara mereka hehehe
Lagi salaman pun bagusnya saling melihat, sebab terkadang malah tangan bersalaman tapi pandangan mata malah kemana-mana.
Seandainya semua orang tua mengajarkan seperti ini ke anak-anak, akan senang banget melihat semua anak memiliki etika yang baik
Saya selalu suka dengan cerita pengalaman teh ikuti ketika menjadi TKW. Pun demikian dgn sharing ini ada hal yg bisa dipelajari dimana pun kita bekerja
iya pembiasaan etika memang harus diajarkan sejak dini. Dan saya yang sering terlewat itu, komunikasi tidak menatap mata. Kadang dari jauh, karena pas saya lagi mengerjakan sesuatu begitu saja ngajak anak komunikasi. Kalo inget langsung menghentikan kerjaan dan nyamperin dia, hehe …
iya pembiasaan etika memang harus diajarkan sejak dini. Dan saya yang sering terlewat itu, komunikasi tidak menatap mata. Kadang dari jauh, karena pas saya lagi mengerjakan sesuatu begitu saja ngajak anak komunikasi. Kalo inget langsung menghentikan kerjaan dan nyamperin dia, hehe …
Hal hal di atas itu sederhana, tapi akan berdampak banget ke anak nantinya yaa. Makanya sangat penting untuk diajarkan/dibiasakan.
Mbak Okti..pengalamannya bikin saya acung jempol
Menjalani berbagai profesi di luar negeri sungguh banyak yang didapat ya Mbak
Pasti hal positifnya bisa kita serap untuk dijalankan juga di sini tentu disesuaikan dengan budaya kita.
Tapi salut memang dengan penerapan kesepuluh etika di atas.
Terima kasih sudah membagikannya
Suka teh dengan tulisannya. Kata-kata sederhana seperti maaf, salah dan terima kasih itu sangat baik. Supaya anak juga terbiasa ya teh.
Kebiasaan baik sejak kecil pasti dibawa sampai dewasa. Semoga anak-anak kita menjadi anak yang berkarakter baik
Mengucapkan maaf dan terima kasih itu kunci banget, kata lainnya penopang yg membuat anak punya karakter yg baik.
Keren nih, makasih mbak artikelnya. Klo punya anak kelak, mau kuterapin semua etika ini. Gak perlu anak kecil sih sebenernya, kita pun harus menguasai etika ini ya.