Perjuangan Mendapatkan Baju Tunik Impian
Baju tunik untuk dipakai pada saat silaturahmi bulan Syawal nanti, kali ini sudah saya incar jauh hari sebelumnya. Menyesuaikan dengan warna pakaian anak dan suami, warnanya pun sudah saya bayangkan, kalah tidak abu-abu warnanya adalah cokelat.
Ternyata proses pencariannya tidak semudah membalikkan telapak tangan saudara-saudara… Mengingat semua orang seolah berlomba pada beli baju baru juga. Tidak dimana tidak siapa. Sama.
Kenapa harus baju tunik? Tanya suami disela kelelahan mengantar saya ke sana ke mari mencari baju tunik yang dimaksud tapi belum juga mendapatkan hilal dimana baju tunik tersebut gerangan berada.
Suami menyarankan saya membeli baju gamis saja. Buat sekalian dipakai ke pengajian. Katanya. Sarannya memang benar juga. Tapi kalau membeli baju gamis, baju tunik juga tetap harus dimiliki. Kata saya memang maksa. Keukeuh. Hehehe. Suami diam saja. Entah mungkin sambil mikir-mikir apa gak akan kebobolan dengan semua permintaan istrinya ini?
Sesungguhnya baju tunik ini sudah beberapa buah saya miliki. Selama ini saya selalu mengenakannya jika antar jemput anak ke sekolah. Bahannya yang dingin, modelnya yang simple, rasanya pas banget dengan kegiatan ibu rumah tangga yang sok sibuk seperti saya. Tidak ribet tetapi tetap sopan dan menutup aurat pastinya.
Beberapa baju tunik yang saya miliki saya beli secara online dari e-commerce. Tapi kali ini mendekati masa lebaran saya sengaja tidak membeli secara online. Karena warna yang saya bayangkan itu tadi, kalau tidak abu-abu, saya cari warna yang cokelatnya mendekati ke baju anak dan suami. Biar senada. Halah…
Dari Cianjur Utara sampai Cianjur Selatan, akhirnya dapat baju tunik menyerupai yang dibayangkan di toko Ria Busana. Itu pun sambil berdesakan dengan pembeli lainnya. Alhamdulillah berhasil juga. Sudah? Belum. Karena itu baru mendekati warna yang sesuai saja. Model baju tuniknya itu sendiri masih belum cocok sepenuhnya. Saya ambil eh beli lebih dahulu sekadar mengamankan saja. Takut tidak ada sama sekali gitu, hehehe.
Jadi selagi masih ada waktu, saya masih akan mencari baju tunik yang modelnya sempurna seperti yang saya inginkan. Meski belum terbayang mau cari kemana, tapi mata ini akan tetap celingak-celinguk mencari saja. Siapa tahu ada jodoh dan ketemu langsung cocok, gitu. Namanya juga usaha. Tidak keburu membeli, mungkin ada yang bersedia memberi? Hihihi…