Alun-alun Cianjur: Land Mark Percontohan Seluruh Kota Kabupaten di Indonesia

Alun-alun Cianjur: Land Mark Percontohan Seluruh Kota Kabupaten di Indonesia

 

Ibarat obat penawar kecewa, beberapa minggu setelah Bupati Cianjur kena operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK beserta pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, Alun-alun Cianjur sebagai land mark kota tauco ini diresmikoleh Presiden RI Pak Jokowi.

Rasanya baru kemarin saja Alun-alun Cianjur yang berlokasi di eks-Pasar Induk Cianjur yang terbakar beberapa waktu lalu itu dibongkar dan dipagar seng. Lalu diawali dengan penanaman pohon yang dilakukan orang nomor satu di Cianjur saat itu (sebelum OTT dan diganti oleh wakilnya) Irvan Rivano Muchtar.

Saya masih ingat hari itu hari Selasa saat resmi dimulainya kegiatan penyiapan fasilitas umum ruang terbuka hijau (RTH) Alun-alun Cianjur yang akan dikerjakan dengan dana yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Cianjur.

Fasilitas yang ada di RTH Alun-alun Cianjur kata Irvan saat itu akan diperuntukan bagi warga sebagai ikon Cianjur dengan 3 pilar utamanya Ngaos, Mamaos dan Maénpo yang nantinya menjadi bangunan monumental kebanggaan warga serta sebagai pusat seni dan budaya.

Bagaimanapun ada jasanya dalam pembangunan RTH Alun2 Cianjur

Dalam maket yang dipasang terlihat akan dibangun monumen Al Quran, Teater Kacapi Suling, Gedung Maenpo dan akan didirikan menara dengan fasilitas elevator sehingga warga dapat melihat kota Cianjur dari atas ketinggian. Pokoknya bakal jadi RTH yang dapat dinikmati warga sebagai fasilitas rekreasi umum.

Diresmikan Presiden RI

Pantas kalau warga Cianjur kini patut berbahagia dengan adanya RTH Alun-alun Cianjur yang sudah diresmikan Presiden ini. Bahkan Presiden sendiri mengatakan pembangunan Alun-alun Cianjur akan jadi inspirasi karena kedepannya sebanyak 514 kabupaten kota yang ada di seluruh Indonesia, mau “diarahkan” biar kayak Alun-alun Cianjur. Weish keren kan!?

Masuk akal sih ya secara Alun-alun kan bukan hanya berfungsi sebagai land mark sebuah kota, tetapi juga ruang publik, ruang sosial, ruang wisata juga. Sudah sepantasnya setiap daerah memilikinya. Pantas juga kalau saat meresmikan Alun-alun Cianjur, Presiden hadir cukup unik dengan mengenakan pakaian khas Sunda, pangsi berwarna hitam, lengkap dengan iket di kepalanya.

Lukisan karya seniman Cianjur, Jaja yang dibeli oleh Pak Jokowi Rp.10juta

Alun-alun Cianjur sendiri sudah memiliki spot cantik yang jadi magnet buat masyarakat untuk datang berbondong-bondong setiap harinya. Datang untuk foto-foto cantik dan share di sosial media. Mungkin bagi mereka ada semacam kebanggaan bisa pamer dan membuktikan kalau sudah foto di spot cantik Alun-alun Cianjur yang masih baru itu.

Ya, karena belum tentu semua masyarakat Cianjur bisa berkunjung ke Alun-akun yang diresmikan Pak Jokowi hari Jumat tanggal 8 Februari 2019 lalu itu. Apalagi masyarakat Cianjur yang ada di Selatan. Selain terbilang jarak cukup jauh, juga perlu waktu dan ongkos yang harus dipikirkan jika mau berkunjung ke Alun-alun ini.

Beberapa fasilitas dan spot foto cantik di Alun-alun Cianjur diantaranya:

1. Gerbang Utama.

Berada di Jalan Suroso, pintu ini dijadikan pintu masuk utama bagi para pengunjung. Berpagar besi dengan relief ayam pelung, ayam jago khas dari Cianjur berwarna keemasan.

Bagi teman-teman disabilitas, jangan khawatir karena sudah disediakan jalan serta petunjuk arahnya baik untuk tuna netra maupun pengguna kursi roda.

Semua pengunjung memang diharuskan masuk dari gerbang ini tidak peduli rumahnya berada di sisi barat atau utara. Satpol PP bilang sih itu sudah aturan. Mungkin biar tertib saja, pintu masuk dan keluar dibedakan. Meski pada kenyataannya ada saja warga yang nakal nekat manjat masuk ke Alun-alun dari pintu terdekat (yang seharusnya jadi pintu keluar).

 

2. Taman Al Qur’an

Replika Alquran yang berada di atas rekal. Posisinya berada tepat di halaman depan Masjid Agung Cianjur.  Berbanding lurus dengan pohon beringin.

Disekelilingnya ada kolam ikan dan air mancur serta hamparan rumput sintetis warna hijau. Adanya replika Al Qur’an ini yang membedakan Alun-alun Cianjur dengan Alun-Alun Bandung.

 

3. Menara Pandang.

Meski belum selesai sehingga masyarakat belum bisa masuk dan belum bisa melihat daerah Cianjur kota dari atas menara, namun baru naik tangga dan jembatan nya saja masyarakat sudah tampak antusias sekali.

4. Amphitheater

Ruang terbuka alias teater berfungsi sebagai tempat berbagai pertunjukan. Di area ini juga ada tempat latihan untuk ilmu bela diri Maenpo (sejenis pencak silat) khas Cianjur.

 

5. Lorong Asmaul Husna

Lampu yang berjejer di sisi kiri dan kanan jalan bertuliskan lafadz Asmaul Husna. Kalau siang warnanya hitam dan putih. Terbagi menjadi beberapa lorong mulai dari pintu gerbang sampai pohon beringin dekat replika Al Qur’an.

 

6. Panggung Kecapi Suling

Sama seperti tempat pertunjukan pada umumnya, hanya background panggung berjejer beberapa suling (alat musik tiup khas Sunda) dan dasar panggung berbentuk kecapi. Kedua alat musik tersebut memang dominan dalam kesenian Mamaos khas Cianjur.

 

7. Leuit atau Gazebo.

Bangunan panggung yang berdiri khas seperti lumbung padi pada umumnya. Jumlahnya ada 6 buah. Hanya setiap bangunan bukan diperuntukan untuk menyimpan padi, melainkan warung penjual cinderamata khas Cianjur, kuliner khas Cianjur dan ada juga yang digunakan sebagai semacam perpustakaan.

 

8. Taman Pendopo.

Halaman depan Kantor Bupati Cianjur yang direnovasi menjadi taman kekinian. Kalau dilihat dari atas, reliefnya mirip dengan ukiran pada pagar besi dan pintu gerbang Alun-alun yaitu menggambarkan ayam jago yang tiada lain merujuk pada ayam pelung, ayam endemik khas Cianjur.

8. Patung kuda kosong.

Kuda kosong memiliki arti dan sejarah tersendiri bagi masyarakat Cianjur pada khususunya. Mengutip dari berbagai sumber, kuda kosong mulai ada di Cianjur ketika Cianjur diperintah Bupati Rd. Ateng Sanusi Natawiyoga (1948-1950).

Saat itu Ateng adalah Bupati Cianjur yang bukan keturunan Dalem Cikundul. Ateng adalah menak Bandung. Ingin diakui oleh sesepuh dan warga Cianjur Ateng kerap datang menemui ulama-ulama Cianjur meminta saran. Salah satunya menghidupkan pengajian yasinan setiap malam jumat di pendopo.

Selain itu, ternyata Dalem Ateng juga menerima saran seorang wanita paranormal dari Cidaun Cianjur Selatan yang menyarankan agar diadakan ritual menghadirkan Suryakancana yang dipercaya sebagai putra Dalem Cikundul dari putri jin yang bersemayam di gunung Gede Cianjur.

Ritual tersebut meniru tradisi Kuda Kosong di Ciamis yang menghadirkan onom dedemit yang konon menghuni Rawa Lakbok di CCiamis. Jadi sejak itu sampai masa pemerintahan Bupati Cianjur Harkat Handiamihardja, tradisi Kuda Kosong dibumbui tradisi Ngalinggihkeun dan Ngalungsurkan Suryakancana.

Atas saran Majelis Ulama, Ir. H. Wasidi Swastomo, MSi  yang menjabat Bupati Cianjur periode 2001-2006 menghapus tradisi Kuda Kosong tersebut karena dikhawatirkan akan membawa warga Cianjur kepada kemusyrikan. Wallahualam.

 

9. Taman Tatanén.

Berada di taman depan pendopo. Terdiri dari tiga petak sawah yang sudah ditanami padi. Miniatur terasering tiga tingkat ini diairi air yang ditarik dari selokan di belakangnya. Namun sepertinya belum maksimal karena sebagian tampak seperti tidak terawat.

Di sisinya berada monumen Sauyunan yang dalam bahasa Indonesia berarti bekerja sama. Dicontohkan oleh tiga ekor semut yang sedang bergotong royong. Di sisinya lagi ada semacam monumen bertuliskan “sauyunan” dan beberapa kalimat penjelasannya.

10. Binatang Peliharaan.

Di taman depan pendopo ini ada beberapa sangkar dan kandang untuk binatang. Ada kandang yang berisi masing-masing seekor ayam pelung, ada sangkar diameter 3 yang diisi burung merpati dan burung merak.

11. Kereta Kencana.

Terdapat tiga tiruan kereta kencana yang selalu dikerubungi oleh anak-anak. Kalau saja satpol PP tidak tegas, anak-anak pada mau naik kereta kuda tersebut. Saya pikir lama-lama kalau terus begitu semua replika kereta kencana tersebut akan cepat rusak.

Dan masih ada banyak spot foto cantik lainnya di Alun-alun Cianjur yang berlokasi di Pamoyanan Cianjur Kota ini.

Waktu Buka Pengunjung

Yang perlu kita tahu saat akan berkunjung ke Alun-alun adalah waktu dibukanya serta arah masuknya. Selain supaya tertib juga jangan sampai jauh-jauh datang lalu harus muter-muter karena salah arah.

Jadi semua pengunjung diharapkan masuk melalui pintu gerbang utama yang berada di Jalan Suroso (Depan Dewan Kesenian Cianjur). Adapun pintu keluar jika kendaraan bisa melalui jalan arah menuju Bojong Meron (Bomero Citywalk) dan atau pintu dekat Pegadaian (bekas lokasi SD Ibu Jenab yang sekarang jadi lahan parkir).

Adapun waktu masuk Senin sampai Jumat pukul 13.00-18.00 WIB. Sedangkan hari Sabtu mulai 09.00 sampai 21.00 WIB. Untuk hari Minggu buka lebih pagi jam 08.30 dan tutup pukul 18.00 WIB.

Untuk rombongan atau instansi lain misalkan rombongan anak sekolah, bisa masuk atau datang lebih pagi diluar jadwal untuk umum dengan terlebih dahulu membuat surat izin ke kantor Satpol PP. Caranya langsung datang ke Kantor Satpol PP Cianjur.

Semoga informasi ini bermanfaat. Memiliki informasi tambahan yuk share di kolom komentar…

54 thoughts on “Alun-alun Cianjur: Land Mark Percontohan Seluruh Kota Kabupaten di Indonesia”

  1. Wah, bagus banget alun-alunnya. Sepintas lihat gambar paling atas, aku kira alun-alun Bandung. Menara masjidnya mirip. Tapi ternyata bukan. Keren deh ih. Aku sering ke Cianjur, kali-kali kudu mampir nih kayaknya.

    Reply
  2. sedih ya bupati cianjur kena ott KPK, tapi sebagai warga cianjur harus move on ya teh.. terus berkarya demi kemajuan cianjur tercinta.. salah satunya dengan tulisan teh okti tentang alun-alun cianjur ini.. bagi saya alun-alun ini sebuah karya yang luar biasa.. banyak sekali tempat tempat dialun alun cianjur yang penuh dengan nilai nilai kebudayaan.. aku paling suka sama lorong asmaul husna

    Reply
  3. Subhanallah, Bagus banget Teh Okti alun-alun ini, semoga suatu saat saya bisa ke sana dan menikmati langsung keindahannya. Aamiin…

    Semoga warga Ciancur bisa menjaga seluruh komponen bangunan ini supaya tetap bagus.

    Reply
  4. Sudah lama nggak lewat Cianjur, duh ternyta cianjur sudah punya alin-alun kota yang keren banget dengan beragam spot menarik untuk dikunjungi, kalau lewat Cianjur mesti menyengaja nih ke alun-alun Cianjur

    Reply
  5. Teh judul blogmu kok kelihatan 2 ya di laptopku, apa settingannya ya?
    Wah keren alun2nya vbisa jadi percontohan gtu ya? Ooo Pak Jokowi lansgung yang meresmikannya ya? Jd kalau main ke Cianjur kudu ke sana nih

    Reply
  6. Masya Allah keren banget Cianjur punya alun-alun seperti ini. Ngiri jadinya.
    Kan lihat ini saya jadi pengin berkunjung ke sana…semoga nanti:)
    Lengkap pula sesuai dengan slogan yang dicanangkan.
    Sukses buat Cianjur dan warganya!

    Reply
  7. Masha Allah, keren banget ya alun2nya.
    Megah banget.
    pantes banget jadi percontohan seluruh Indonesia.

    Sayang banget harus dinodai dengan adanya hal2 yang bikin kecewa.
    Tapi setuju banget.
    kehadiran taman ini mengobati hati yang kecewa

    Reply
  8. Kalau ngga karena BW ngga bakal tau kalo di Cianjur ada alun alun sebagus ini, aku pulang suka sama bangunan lorong Asmaul Husnanya, unik bentuknya dan kayaknya bakal instagramable banget kalo foto disana. hehe

    Reply
  9. Benar2 indah ya mbak. Sesuai dengan 3pilar yg diusung: Ngaos, Mamaos dan Maénpo. Kental sekali nuansa islaminya. Apalagi di jalan yg banyak asmaul husnanya. Dan unik. Tak ada alun2 lainnya yg pny replika AlQuran begitu

    Reply
  10. Subhanallah indah sekali mbak alun-alunnya. Pun ada taman Al Qur’an nya. Saya melihat aja betah apalagi beneran ada di tempat itu. Bakalan berlama-lama dan ngajak keluarga kesitu.

    Reply
  11. Bagusnya alun-alun Cianjur.. Banyak banget spot yang bisa dinikmati, ya, mba.. Aku suka sama lorong asmaul husna n taman al-Quran juga di sana.. Pingin deh rasanya kotaku juga punya alun-alun sebagus ini.. 🙂

    Reply
  12. Waw alun alunnya banyak banget spot kerennya. MashaAllah. Aku suka ajak anak maen outdoor kayak gt, tapi di Gresik sudah gak punya alun-alun hiks. Cianjur keren banget penataan ruang terbuka publiknya 🙂

    Reply
  13. Indah banget ini alun-alunnya. Gak sekedar ramai dengan pengunjung dan penjual, tapi ada ciri khas dari alun-alunnya. Klo aku ke Cianjur, kudu mampir nih ke alun-alunnya.

    Reply
  14. Aku baru tau ttg kuda kosong. Tapi msh bingung teh kenapa disebutnya kuda kosong ya?
    Maksudnya memanggil arwah utk dimasukkan ke tubuh kuda atau bagaimana?
    Btw Ciamis dan Cianjur deketan ya?

    Reply
  15. Dejavu.. masyaallah tabarakallah.. jadi inget padang, palembang.. banyak jg tempat pariwisata atau spot spot islami kayak di cianjur. Ini Kan artinya sebenarnya Indonesia itu islami.

    Reply
  16. Enak dateng hari Sabtu sih kayaknya biar sambil malming. Ini bagus bangeeeetttt seriusan deh, ada kata-kata sunda yg baru aku denger (maklum ayah yg sunda) trus Amplitheater nya kece dan trowongan asmaul husna aku rasa jadi pemikat tersendiri. Jadi pengen kesini akutu

    Reply
  17. Masya Allaaah.. baru pertama kali lihat fotonya aja langsung amaze. Aku langsung berandai-andai di Kampung Halamanku (Garut) akan memiliki Alau-Alun yang kayak gini. Amiiin.

    Lengkap ya Teh, dan yang pasti sangat kental nuansa Islaminya. Jadi Pengunjung gak hanya mencari suasana atau main aja, tapi sekaligus tetap dan lebih mendekatkan diri dengan Sang Khalik.

    Reply
  18. Cakep euy alun-alunnya. Anak-anak pasti senang banget kalau diajak main ke sana. Keingat pas saya ajakin si sulung ke alun alun Bandung, duh senangnya bukan main. Bisa lari sana sini dan guling guling di rumput.

    Reply
  19. Lorong Asmaul Husna benar-benar mencuri perhatian. Seneng deh, kayaknya pembangunan area publik sudah mulai digalakkan di daerah. Nggak cuma kota besar saja, keindahan arsitektur Indonesia memang harus merata. Selamat menikmati suasana alun-alun yang baru untuk warga Cianjur. Kapan-kapan pengin mampir kalau pas maen ke arah sana.

    Reply
  20. Asslamualaikum..min alun alunnya bagud banget apalagi type bangunannya..kenapa nama arsitek yg merancang ini alun alun ga di cantumin …siapa nama arsiteknya???

    Reply
  21. buat yang gak ngerti arsitektur mungkin alun-alun cianjur keliatan bagus dan apik, tapi kalau ditelaah lagi, alun-alun cianjur gak punya desain yang jelas mau mengarah kemana, mau ngasih apa, dan terutama sama sekali tidak menghargai keberadaan masjid agung cianjur.

    saya bahas satu satu secara singkat.

    mau ngebawa tiga pilar masyarakat cianjur, ngaos, mamaos, maenpo. terus gimana manifestasi desainnya? cuman ngasih panggung bentuk suling dan kecapi, ngasih patung silat, dan ngasih monumen alquran (yang menghalangi masjid agung dari depan)
    apakah budaya ngaos mamaos maenpo sedangkal itu? sedangkal ngasih patung dan panggung bentuk kecapi? apakah ngaos hanya sebatas monumen quran saja? TIDAK. kebudayaan cianjur jauh lebih dalam dari itu. dan solusi desainnya yang dipakai disini sangat kekanak kanakan, gak ada analogi atau filosofi yang mendalam pada desainnya, semuanya asal ditaruh dan dibangun. gak dipikir mendalam sama sekali.

    yang bikin kesel lagi, tata ruang nya tidak ada yang menghargai keberadaan masjid agung secara visual, semua bangunan yang dibangun tidak ada yang berorientasi ke masjid, malah gak jelas ngarah kemana. bahkan beberapa bangunan yang dibangun menghalangi visual bangunan masjid agung dari mata pengunjung. kenapa malah seperti ini? harusnya bangunan masjid agung menjadi hierarki daerah alun-alun, tidak boleh ada desain yang intrusif menghalangi masjid agung. lah desain yang sekarang? semuanya menghalangi, semuanya tidak jelas berorientasi kemana.

    belum lagi axis-axis yang ada pada kawasan alun-alun. axis yang ada pada kantor bupati dan masjid agung tidak disikapi sama sekali, dan malah menjadi rusak dengan keberadaan lorong asmaulhusna. tarikan garis lorong pun gak jelas, malah jalur lorongnya ada yang patah tidak berkesinambungan. buat apa? entah.

    desain yang dipakai juga gak jelas, gak ada pemerastunya. di satu bagian alun-alun, desain yang dipakai bentuknya tradisional, yang satu bentuknya modern, yang satu bentuknya batu batuan, yang satu pake baja-bajaan, ini maksudnya apa? ini yang bikin beneran arsitek atau anak SMK?

    belum lagi secara fungsionalitas. iya, banyak masyarakat yang kesana. tapi aksesibilitas masjid menjadi JAUH lebih kecil dari sebelumnya. akses masjid agung menjadi lebih susah, harus muter2 dulu, belum lagi ada jalan yang terpotong dan ditutup oleh alun-alun. buat apa? cuman dipake buat jualan makanan. bikin macet. masyarakat sekitar susah akses ke masjid atau jalan di daerah sekitar. yang namanya alun-alun harusnya jalannya besar, ini kok malah nutup jalan?

    ini yang disebut kebanggaan cianjur? saya sebagai warga cianjur kok malah malu ya?

    Reply

Leave a Reply to Liswanti Cancel reply

Verified by ExactMetrics