Dibalik Jadi Perpanjangan Tangan

Dibalik Jadi Perpanjangan Tangan

Pernah gak kepikiran kalau kamu punya suatu kemampuan yang orang lain belum banyak yang tahu dan kamu sendiri masih memendamnya? Padahal mungkin dalam hati sebenarnya kamu ingin sekali membagikan apa yang kamu bisa itu ke orang lain. Tapi karena apa yang kita bisa itu belum banyak diketahui orang, jadinya kamu merasa sedikit ragu, atau gak pede.

Pernah?

Bisa saja hal itu terjadi mungkin karena kita belum punya kesempatan untuk bertemu komunitas tempat berbagi yang cocok, atau belum menemukan saat yang tepat untuk saling berbagi kepada mereka yang membutuhkan dari apa yang kita bisa itu? Sehingga langkah kita itu seakan masih kaku.

Saya pernah mengalami hal itu. Ya bukan berarti saya ekspert di suatu hal. Hanya ketika melihat kejadian di depan mata, kesalahan yang dibiarkan seolah tidak ada yang meluruskan, di situ saya berpikir ternyata masih banyak yang belum tahu, sementara saya bukan hanya sekadar tahu, tapi juga pernah mengalaminya sebagai pelaku sekaligus sebagai korban.

Ialah tentang prosedur menjadi tenaga kerja yang legal ke luar negeri dan sedikit tentang dunia blogging khususnya di Kabupaten Cianjur.

Awalnya saya juga ragu. Mau maju takut dikira sok tahu, apalagi di kampung tahu sendiri bagaimana kondisinya. Saya sebelumnya hanya bisa diam dalam kegelisahan. Sampai saya menemukan sebuah cara dengan mengeluhkan semua itu melalui tulisan dalam blog.

Saya menyemangati diri sendiri dengan memberikan semangat untuk terus menceritakan apa pun itu, seolah siapa tau akan ada pemandu bakat yang membaca semua curhatan saya itu dan bisa menjadi jalan buat saya bisa mencapai apa yang ingin saya lakukan.

Di Cianjur bagian selatan mayoritas perempuan nya bekerja ke Timur Tengah sebagai TKI. Padahal saya tahu moratorium ke Timur Tengah telah diberlakukan negara dan itu artinya pengiriman tenaga kerja yang resmi telah ditutup. Tapi masih saja ada yang berangkat dengan harapan besar meski sebenarnya beresiko sangat tinggi.

Saya ingin mencegah, tapi tentu saja tidak mungkin. Kecuali saya bisa menanggung kehidupan perekonomian mereka yang bersikeras memaksa untuk bisa berangkat bekerja ke luar negeri secara sembunyi-sembunyi itu.

Terhadap para sponsor alias calo yang janjinya sangat manis dan menggiurkan ingin saya memutus aksi mereka dengan membongkar kedok janji manis mereka kepada calon TKI dengan mengatakan yang sesungguhnya terkait moratorium, peraturan BNP2TKI, dan bahkan info terbaru dari Kemenaker. Tapi lagi lagi langkah saya berujung kaku. Mandeg karena yaitu tadi, siapa sih saya?

Di Cianjur tempat saya tinggal sekarang memang tidak ada yang tahu kalau saya korban trafficking selama belasan tahun. Tidak ada yang tahu kalau sepulangnya dari merantau saya kemudian aktif di dunia perburuhan dengan bergabung menjadi aktivis buruh migran dan menjadi bagian dari lembaga swadaya masyarakat terkait buruh migran.

Tidak ada yang tahu karena kantor pusat tempat saya bekerja banyak mencari info terkait buruh migran berada di Taiwan. Pun termasuk kantor Migrant Institute tempat saya bernaung berada di Jakarta dan lebih banyak bergerak membantu para migran di daerah luar Cianjur.

Jadi meski saya tahu bagaimana kondisi pengiriman TKI yang terbaru, tahu Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PJTKI) mana saja yang baru saja di blacklist oleh pemerintah di kampung sendiri saya tidak bisa banyak bergerak.

Padahal kalau saya punya akses, modelnya ke desa, mungkin saya bisa bekerja sama untuk mensosialisasikan bagaimana proses jadi TKI yang baik dan benar, agar tidak ada lagi korban perdagangan manusia lainnya, cukup saya saja yang mengalami.

Orang Cianjur sendiri baru “mengenal” saya sekitar 6 bulan terakhir ini. Ketika salah satu desa di Kecamatan Pagelaran Cianjur Selatan tempat saya tinggal terpilih menjadi Desmigratif (Desa Migran Produktif) oleh Kementrian Tenaga Kerja. Orang dekat baru ngeh saya seorang aktivis migran ketika saya selfie eh wefie bareng Pak Hanif Dhakiri di acara Jambore BMI Nasional di Yogyakarta awal Februari 2018 kemarin.

Sepulang dari luar negeri saya aktif ikut kongres keluarga migran di setiap provinsi

“Teh, kedepannya tolong dibantu juga terkait pemberdayaan perempuan di Cianjur. Masa daerah lain diurus, kampung sendiri dilangkahi. Nanti akan saya sambungkan dengan pengurus di tingkat kecamatan ya,” ujar Kepala Bagian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kab. Cianjur via telepon menghubungi saya.

Dengan tanpa niat sok tahu, saya tetap mengaku tidak memiliki kemampuan atau pengetahuan apa apa. Tapi jika memang diperlukan saya siap jadi perpanjangan tangan.

Berhasil menyelenggarakan Jambore BMI yang diresmikan Mentri Tenaga Kerja, saya, bersama keluarga dan kawan-kawan Migrant Institute wefie bareng Pak Mentri

Demikian juga terkait seputar dunia ngeblog di Cianjur. Ketika Dinas Pariwisata Kab. Cianjur mengumpulkan blogger Cianjur untuk ikut mempromosikan pariwisata di Cianjur, diam diam saya mengamati blog milik blogger lain. Ketika saya iseng mau tahu berapa nilai Domain Authority (DA) mereka, ternyata dari sekian banyak blogger, blog paling tinggi DA nya adalah 10.

Selidik punya selidik, mereka ternyata memang belum faham betul terkait dunia blog. Padahal sekelas saya saja sebagai emak blogger, berkat gabung di Komunitas Blogger Perempuan saya jadi tahu apa itu DA, PA, brokenlink, dlsb terkait blog dan job dari blog (monetisasi blog) sudah sejak lama. Sejak bergabung dengan komunitas blogger seperti Fun Blogging, Blogger Perempuan dan komunitas lain yang selalu rajin memberikan ilmu-ilmunya selain job itu sendiri pastinya.

Saya bukan blogger profesional. Jauhhh. Tapi saya ngerti, mungkin dalam hal monetisasi blog ini saya sedikit lebih mengerti dibanding mereka, blogger yang saya jumpai di Cianjur. Bukan mereka tidak tahu, tapi saya yakin karena tidak semua orang telaten mau ikut group dan membaca semua chat nya meski semua itu adalah ilmu.

Tidak semua (yang mengaku) blogger Cianjur punya pandangan sama. Ada blogger yang memang fokus nulis saja, ada yang ngejar hadiah dan dia nulis ketika ada lomba blog saja, tidak sedikit juga yang fokus ke adsense sehingga tidak peduli apa itu page rank, domain authority, dan sebagainya.

Jadi saat saya share sebuah job yang meminta syarat nilai DA dan aktivitas di media sosial, banyak blogger Cianjur masih belum paham. Mereka masih tanya apa itu DA? Bagaimana cara naikkan DA? Dan pertanyaan lain yang juga sering kami tanyakan kepada guru blogger di group.

Saya tidak mengaku profesional. Berkali kali hal itu saya tekankan. Tapi ketika ada orang yang belum tahu, lalu bertanya sementara saya sudah mengetahui jawabannya jadi apa salahnya saya sedikit menjawab dan menjelaskan kembali? Bukan berarti saya mahir atau ekspert tapi lebih kepada saya sebagai perpanjangan tangan saja. Ilmu terkait ngeblog dan monetisasi blog yang saya dapat dari guru ngeblog di komunitas kembali saya share sehingga blogger daerah Cianjur yang memang belum tahu jadi lebih melek lagi.

Sebagian blogger Cianjur di depan rumah pribadi Bupati Cianjur.

Sekali lagi saya tekankan saya tidak punya kelebihan. Hanya mau jadi perpanjangan tangan atas apa yang saya pelajari atau alami, untuk kembali saya share kepada orang lain yang memang membutuhkan. Dengan demikian semoga orang atau wawasan yang kita punya bisa lebih bermanfaat. Insyaallah.

 

26 thoughts on “Dibalik Jadi Perpanjangan Tangan”

  1. Keren mbak, sesuatu banget bisa membantu orang lain, nggak masalah besar atau kecil, btw saya tertarik baca cerita soal pengalaman mbak jadi korban trafficking, buka-buka blognya tidak ketemu cerita soal itu

    Reply
  2. Kadang suka dianggap aneh kalau ngasih tau tetangga atau saudara sendiri ttg ilmu yg kita miliki. Kadang masih di ‘enye’ lah gitu. Pdhal kalau bisa berkarya di kampung sndiri jg prestasi besar. Smoga Allah mudahkan ya teh

    Reply
  3. Nah perpanjangaan tangan ini yang bermanfaat banget Teh.Keren banget lah, sukaa! Semangat Teh, ayo Cianjur ada Blogger seperti Teh Oki, berdayakan!!
    Pernah banget donk ngalamin, aku termasuk segala bisa atau tau, tapi ga pernah berani show up, hanya untuk diri sendiri aja (karakternya emang begitu) dipaksakan ketika ditawarin uk jd pemateri/ngajar emng ga suka, lebih seneng dibalik layar aja hahhaaa

    Reply
  4. MashaAllah teh Okti, ternyata aktivis buruh migran. Keren luar biasa. Jadi inget kata2 sliwar sliwer bahwa kita harus bermanfaat buat orang banyak. Esok jadi amal jariyah. Semangaaaat πŸ˜€ sy boleh ya nanya2 blog ke teh okti hehe

    Reply
  5. Wah, sy speachless bacanya. Bnr2 panjang perjalanannya y smpe jd blogger. Btw, sy jg br setahun jd blogger. Alhamdulillah sdh tergabung dikomunitas yg sepassion. Senang kalau bs bergabung dg org2 seperti teh okti yg ingin bermanfaat bagu org banyak. πŸ™‚

    Reply
  6. Keren teh Okti semoga abis ini ada banyak gebrakan2 dr Pak Menteri misalnya membangun lembaga2 pelatihan yg lebih baik atau mendatangkan banyak ahli, tenaga pengajar yg bisa ngajarin masyarakat Cianjur supaya bisa lbh mandiri lg dalam berkarya, jd enggak tergiur bekerja di luar negeri lagi. Bahaya jg ya kalau masih ada yg ngirim2 tenaga kerja pdhl dah moratorium πŸ™

    Reply
  7. Sedih juga ya kalau tki terbuai janji manis pdhl ternyata cuma jd imigran gelap. Tapi aku salut sama dirimu teh, walau jalannya sempat berliku, tapi tetap dirimu sampai ke ujung, jadi pahlawan bagi para calon TKI

    Reply

Leave a Reply to Dian Safitri Cancel reply

Verified by ExactMetrics