Bobotoh boleh bangga (dan buligir?) Saat final melawan Persipura Jumat 7 Nopember kemarin akhirnya kesebelasan yang digawangi Made Irawan ini berhasil lolos jadi juara. Warga Bandung khususnya dan Jawa Barat pada umumnya serta “Urang Sunda” dimanapun berada sangat antusias menyaksikan laga permainan yang diakhiri dengan adu finalti ini.
Sepulangnya dari acara Nangkring Bareng Tanoto Foundation di Bandung, hujan yang mengguyur kota kembang tidak menjadi halangan untuk para bobotoh menggelar nonton bareng. Sepanjang jalan Bandung-Cianjur yang kami lewati sepi tidak seperti bbiasanya. Semua rela tidak kemana-mana hanya demi bisa diam di depan tv menyaksikn pertandingan antara Persib melawan Persipura di Stadion Jakabaring Palembang.
Jarak Bandung Cianjur hanya kami lewati dengan jarak tempuh 2 jam saja! Bayangkan… Itu saking sepinya jalan. Sempat terpikir Jalan Raya Bandung Cianjur itu bagai jalan ke Cianjur Selatan saja, saking sepi dan “tiiseun”… Mana hujan rintik-rintik tak henti sepanjang jalan lagi.
Baru sampai daerah Karang Tengah Cianjur, suasana ramai kembali terasa. Apalagi cuaca tidak hujan, banyak yang nonton bareng di pinggir jalan raya. Saat aku iseng tanya ke yang sedang nonton, katanya skor sama, dua-dua…
Karena Fahmi harus istirahat, besok subuhnya kami juga harus berangkat ke Jakarta, kami langsung pulang ke Kavling di Sukataris dekat Perumahan Gadung. Beruntung kami sudah sampai rumah, saat arak-arakan Bobotoh mulai terdengar bertepatan dengan teriakan suporter adu finalti yang sangat menegangkan.
Tak lama, benar saja Bobotoh di Cianjur mengadakan aksi pawai menyambut kemenangan Persib Maung Bandung malam itu juga. Jalanan macet, bising dan sampah kembali berceceran sepanjang jalan. Beruntung Fahmi sudah bobo dan kami bisa istirahat. Kami tidak terjebak macet seperti yang dikhawatirkan karena sudah lebih dulu sampai rumah saat pertandingan masih berlangsung.
Selamat jadi juara ya Persib Bandung 🙂
Sejatinya saya sudah jadi bobotoh sejak usia 7 tahun, sat penjaga gawang persib diduduki Sobur 🙂