Hafal Alfiyah Reward Ziarah Wali Songo

Sebelum Ramadan, tepatnya mulai tanggal 17-25 Februari 2024 Ponpes Al Ihtisom Choblong Warung Kondang Cianjur mengadakan wisata religi mengunjungi makam Wali Songo dan lokasi wisata religi lainnya yang dilewati di Pulau Jawa hingga Madura.

Merasa beruntung saya dan keluarga bisa ikut rombongan keluarga ponpes tersebut secara biasanya, rombongan hanya terdiri dari keluarga besar ponpes saja. Sementara saya dan keluarga, jujur saja bukan siapa-siapa. Kebetulan saja ketika suami mengikuti pengajian online yang diadakan Kang Deden Usman Ridwan (Ketua PCNU Cianjur) ada informasi kalau masih ada kursi kosong untuk wisata religi tahun 2024 ini. Maka segeralah suami mendaftarkan diri. Hingga akhirnya saya dan keluarga bisa nyempil menjadi bagian dari rombongan keluarga besar ponpes.

Wisata religi di setiap ponpes ini biasanya diadakan setahun sekali. Di ponpes Al Ihtisom Choblong Warung Kondang Cianjur ini, momen ziarah Wali Songo sekaligus menjadi perjalanan religi santri dan santriwati yang lulus. Malah informasinya katanya santri dan santriwati yang berprestasi dengan nilai tertinggi justru mendapatkan reward perjalanan religi Wali Songo ini gratis.

Lulusan pesantren yang mengikuti ziarah ini sekaligus mempraktikkan hafalan Kitab Alfiyah untuk membacakannya di setiap makam wali atau ulama yang dikunjungi.

Bagi yang belum tahu, kitab Alfiyah Ibnu Malik adalah kitab nahwu shorof lengkap berbentuk nadhom atau syair yang terdiri atas 1.002 bait, itulah kenapa kitab ini dinamakan dengan alfiyah yang berarti seribu.

Kitab Alfiyah banyak dipelajari oleh santri-santri di pondok pesantren, biasanya dipelajari setelah mereka belajar Jurumiyah dan Imriti.

Hafal Alfiyah Reward Ziarah Wali Songo
Di sekitar makam Sunan Gunung Jati Cirebon

Oke kita kembali ke awal, mengenai wisata religi ini berangkat dari Cianjur malam hari dan sampai di tujuan pertama di makam Sunan Gunung Jati.

Suasana sangat crowded ketika turun dari bis. Maklum saya itu menjelang subuh, waktunya semua pengunjung bersiap untuk menghadap Sang Pencipta.

Sayangnya, fasilitas toilet dan tempat untuk berwudhu sangat tidak sebanding dengan pengunjung yang membludak. Malah airnya mati sehingga tidak bisa berwudhu sama sekali.

Mau ke toilet umum yang berbayar di dekat parkir bis, takut malah terpisah dari rombongan. Dan itu juga jaraknya cukup jauh.

Iseng, saya yang berpisah dari anak dan suami, setelah masuk kamar mandi dan di sana tak bisa berwudhu apalagi bersih-bersih karena airnya mati, melipir ke belakang dekat kolam. Ternyata di sana ada seperti pancuran darurat yang dibuat baru. Terhalang tenda dan kursi undangan.

Belakangan saya tahu dari spanduk yang ada di parkiran kalau kemarin di lokasi itu sudah ada tabligh akbar dan tenda serta kursi yang belum dibereskan itu adalah bekasnya yang belum dibereskan.

Saya coba buka keran air paling sisi, Alhamdulillah walau kecil ada air untuk berwudhu. Kebetulan nya lagi, anak dan suami tiba-tiba menghampiri saya. Langsung saja saya suruh segera wudhu di tempat saya tadi wudhu, sebelum airnya habis dan banyak orang lagi yang datang.

Alhamdulillah meski sangat darurat kami bisa menjalankan solat subuh di masjid besar Abdurrahman tersebut. Setelahnya lalu melakukan ziarah ke makam Sunan Gunung Jati.

Hafal Alfiyah Reward Ziarah Wali Songo
Setelah dari Demak kami ke Makam Sunan Kudus

Perjalanan terus berlanjut. Satu persatu makam wali kami ziarahi sesuai urutan jarak yang terdekat dari arah barat ke timur. Selain di Cirebon, semuanya berjalan aman dan tertib. Baik waktu solat, makan maupun saat melakukan ziarah.

Di setiap akhir ziarah itulah, para santri Al Ihtisom yang tahun ini lulus mondok itu pun membacakan Alifah secara serentak dan semangat bersamaan.

Malam menjelang sampai di Makam Sunan Muria, kami menginap di penginapan yang berada di ujung terminal. Keesokan paginya baru melanjutkan ziarah ke atas. Ada yang jalan kaki, ada yang mengendarai ojek kendaraan bermotor. Ongkos per orang dua puluh ribu rupiah.

Hafal Alfiyah Reward Ziarah Wali Songo
Foto bareng di halaman Masjid Agung Tuban

Sekarang menuju makam wali dari parkiran bus itu kebanyakan disarankan untuk naik ojek, becak atau kendaraan khusus macam DAMRI yang disediakan pemerintah daerah. Mungkin untuk memberdayakan masyarakat setempat.

Mau tidak mau kita harus menyiapkan uang ongkos pulang pergi sekitar sepuluh sampai empat puluh ribu rupiah per orang di setiap lokasi ziarah makam wali.

Malam berikutnya kami tidur dalam bis mengingat kunjungan dari satu makam ke makam lain lumayan berjauhan. Sepulangnya dari Madura kami baru akan menginap di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur.

Hafal Alfiyah Reward Ziarah Wali Songo
Di Ponpes Lirboyo Kediri Jawa Timur

Sebelum ke Lirboyo kami sempat mampir ziarah ke Jombang dimana makam Abdurrahman Wahid alias Gus Dur berada. Selanjutnya perjalanan berikutnya ke kota Kediri.

Putra putri pengurus Ponpes Al Ihtisom Choblong Warung Kondang Cianjur banyak yang mondok di Lirboyo dimana Kang Deden Ustman sendiri selaku pemimpin pondok dulunya belajar di Ponpes Lirboyo ini sampai belasan tahun!

Keesokan harinya, setelah ziarah ke makam sesepuh ponpes Lirboyo Kediri kami menyaksikan ratusan bis yang terparkir di lapangan pesantren. Bus itu membawa para santri yang akan mudik ke kampung halaman masing-masing.

Suara klakson telolet saling bersahutan dari satu bisa dengan bis lainnya. Perjalanan satu per satu bis keluar lapangan pondok membawa santri di dalamnya yang sudah merindukan keluarga dan kampung halaman.

Santri yang bertugas menjadi panitia pun terlihat wara-wiri sibuk dengan handy talky di tangan mengkoordinasikan semua supaya lancar. Bayangkan, puluhan ribu santri yang akan pulang itu tentu saja harus dipastikan kenyamanan serta keamanan nya.

Pemandangan ini sungguh sangat mengharukan dan bisa jadi bagi para santri dan santriwati hal itu jadi sebuah memori yang sangat berkesan.

Setelah menjemput putra putri pengurus Ponpes Al Ihtisom Choblong Warung Kondang Cianjur rombongan ziarah kami pun melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta. Di sini kami mampir di kampung halamannya KH Badruddin Ilham, salah satu pengurus dan pengajar di ponpes Al Ihtisom Choblong Warung Kondang Cianjur.

Hafal Alfiyah Reward Ziarah Wali Songo
Ziarah di makam keluarga besar KH Badruddin Ilham Mlingi Yogyakarta

Barulah setelah itu kami bisa sedikit bersantai seperti jalan ke Malioboro, atau main ke Prambanan.

Kami menghabiskan waktu kepulangan dengan main ke pantai Parangtritis. Setelah puas bermain air dan pasirnya barulah kami pulang ke Cianjur.

Lega rasanya ketika kami sampai dengan selamat di Cianjur berpisah dengan rombongan ziarah dan para santri santriwati dengan meninggalkan banyak kenangan

Hafal Alfiyah Reward Ziarah Wali Songo
Fahmi, Aqil dll mandi di Parangtritis

21 thoughts on “Hafal Alfiyah Reward Ziarah Wali Songo”

  1. Kalo emang rezeki nggak akan ke mana ya teh. Meski bukan siapa-siapa, tapi kebagian juga bisa ikutan ziarah. Saya malah belum pernah ikut ziarah yang kayak gini. Butuh effort yang sangat besar pastinya. Fisik, biaya dan waktu juga … Mantap teh

    Reply
  2. Wah.. ketika hafal alfiyah, rewardnya nggak main-main ya. Kayaknya selain untuk belajar, tidak salah bila mengharap reward tersebut.

    Reply
  3. Senang sekali ya, Teh, bisa mengunjungi makam Wali Songo di seluruh tanah Jawa . Wisata religi begini pun yang saya idam-idamkan.

    Reply
  4. Belum pernah ikutan rombongan ziarah gini, tapi sering ketemu banyak rombongan ziarah kalau lagi roadtrip ke Yogyakarta. Seru juga yaa ternyata lihat banyak orang berbondong-bondong pergi ziarah..

    Reply
  5. Pengen juga pan-kapan ikut wisata religi seperti ini. Di Maduranya di kota apa ya Teh? Mayan tapi ya perjalanannya, sambil membayangkan perjuangan Wali Songo zaman dulu menyiarkan agama Islam di Tanah Jawa.

    Reply
    • Di Madura ada banyak wisata religi yang terkenal. Kemarin saya hanya ikut ziarah makam SYAIKHONA KHOLIL di Bangkalan

      Reply
  6. Seru ya teh kalau bisa wisata religi sekalian ngasih literasi ke anak, terlebih ini pesantren, bisa sekalian belajar agama. Rame pula itu, jadi kerasa banget kebersamaannya

    Reply
  7. Seru yaaa wisata religi begini. Semesti semua tempat wisata (religi atau umum) lebih memperhatikan ketersediaan air untuk pengunjung. Penting banget loh itu.

    Reply
  8. Daku yg secara khusus ziarah seperti itu beluman.
    Pastinya ikut ziarah rombongan seperti itu nuansanya jadi tambah semangat ya Teh, wawasan dan pengalaman bertambah.

    Reply
  9. DUh, ziaroh ke waliyullah dan mendawamkan Alfiyah di depan pusara mereka,s esuatu banget. Alfiyah loh bukan syair lain, kebayang berap alamanya waktu ziyarah. Kalau membaca tulisan ini perjalanan ziarahnya tidak terlalu cepat-cepat ya, teh. Padahal tinggal ke timur dikit dar Kediri bisa ke Jember .:D

    Reply
  10. MasyaAllah, Teh Okti beruntung sekali bisa ziarah ke makam wali songo. Momen yang tentunya selalu ditunggu-tunggu, ya teh. Apalagi berangkat barengan anak-anak pondok pesantren.

    Reply
  11. Rejeki banget ya Teh. Perjalanan yang sulit terlupa, apalagi kesempatannya datang persis kejutan. Serunyaaa bisa jalan-jalan sembari belajar tentang Wali Songo. Barakallah, Teteh.

    Reply
  12. Kalau ngomongin ziarah wali jadi ingat mamaku yang masa mudanya dulu paling suka diajak ziarah wali Songo. Kalau aku cuman sempat ke sunan ampel di Surabaya. Lom keliling ke wali Songo. Banyak momen berkesan ya kalau ziarah wali kayak gini. Jadi pengen ikutan deh

    Reply
  13. Keren masyaallah Ponpes Al Ihtisom Choblong Warung Kondang Cianjur ngadain wisata religinya gak hanya mengunjungi makam Wali Songo, tapi ke lokasi wisata religi lainnya yang terlewati di Pulau Jawa hingga Madura kayak ke makam Sunan Gunung Djati juga ya teh. Ah saya jadi sedikit tahu soal kitab Alfiyah dari artikel teh Okti, dan jadi penasaran pengen nyari tahu lebih lanjut.

    Reply
  14. Perjalanannya seru ya dan kadang memang ada saja “rezeki” yang terbuka ketika ada halangan. Contohnya menemukan pancuran ketika air di kamar mandi mati. Ini kan rezeki juga termasuk ya

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics