Santriku Keluarga Dekatku: Keutamaan Sedekahku Lebih Dahulu

Dengan berat hati harus saya sampaikan, pada Ramadan kali ini, tidak ada bingkisan maupun THR buat santri mengaji di Pondok Al Hidayah yang kami kelola. Suami saya selaku pengelola juga menyetujuinya.

Padahal sebelumnya, jangankan untuk Hari Raya Idul Fitri, untuk acara Maulid Nabi ataupun Isra Miraj Rasulullah, serta peringatan Tahun Baru hijriah 1 Muharram saya selalu mengupayakan memberikan bingkisan ala-ala kepada semua anak didik mengaji sebagai reward dan penyemangat atas semangat mereka untuk bisa konsisten mengaji.

Kendala yang menyebabkan hilangnya kebiasaan membagikan bingkisan buat anak santri dan santriwati yang utama tidak adanya dana pada kas keuangan pondok. Memang sudah dua tahun terakhir ini saya tidak aktif mencari donatur lagi.

Sejak gempa Cianjur lalu, mungkin waktu itu terakhir kali masuknya donasi untuk pondok. Yang sebenarnya itu sumbangan untuk bantuan gempa kepada saya dari teman-teman dunia maya. Tapi karena saya merasa tidak begitu terdampak, maka donasi yang masuk saya alokasikan untuk operasional pondok.

Kebetulan di pondok papan tulisnya sudah rusak. Jadi saya berinisiatif membeli papan tulis baru untuk kegiatan belajar mengajar. Tentu saja saya informasikan kepada donatur yang bersangkutan, jika donasi yang ditransfer saya gunakan untuk apa pada realisasinya.

Sejak itu, saya tidak menghubungi lagi para donatur yang biasanya ikut mendanai jika di Pondok Ngaji Al Hidayah ada kegiatan. Alasannya karena melihat kondisi perekonomian di negara kita pada umumnya yang sedang tidak stabil.

Bisa kita rasakan bukan harga sembako naik melambung secara terus-terusan. Belum BBM juga naik, semua pada menjerit terhimpit akan kebutuhan yang terus meningkat sementara pendapatan diam di tempat.

Atas pemikiran itu saya niatkan ada atau tidak ada donasi yang masuk, saya tetap tidak akan mengajukan proposal atau permintaan sumbangan.

Untuk kegiatan belajar mengajar di pondok ngaji semampunya saya danai dari uang pribadi. Alhamdulillah meski di rumah saja, walau recehan jika ada rezeki sedikit demi sedikit bisa nambah-nambah uang kas untuk pondok. Besar kecil dari pendapatan itulah operasional pondok berlangsung.

Santriku Keluarga Dekatku: Keutamaan Sedekahku Lebih Dahulu

Saya dan suami menyadari jika pondok ini kami kelola semata-mata untuk mendapatkan kebaikan. Kami yang mendirikan, maka kami yang harus bertanggung jawab.

Maka bukan berarti kami anti berkegiatan sosial di Bulan Ramadan ini jika saya lebih banyak tidak mengikuti, karena sesungguhnya sudah setiap hari kami sudah dimintai pertanggungjawaban untuk membayar operasional semua kegiatan di pondok.

Saya lebih memilih mememprioritaskan anak santri yang kami didik terlebih dahulu berdasarkan keterangan bahwasanya orang yang paling utama menerima sedekah adalah Keluarga Terdekat. Dan bagi saya anak santri di rumah itu adalah keluarga saya juga.

Karena itu, jika saya diberikan rezeki lebih jangan dulu menjangkau yang jauh melainkan anak santri sendiri di rumah karena sejatinya itu yang lebih utama.

Saya tidak ikut berbagi takjil kepada yang jauh karena di rumah masih ada para santri yang lebih membutuhkan makanan. Saya tidak ikut menyumbang ini itu di luaran, karena di rumah sendiri ada puluhan kepala yang juga menjadi tanggungan saya.

Maka saat ada rezeki, kepada para santri pondok ngaji Al Hidayah dahulu saya mengutamakan bersedekah kebutuhannya.

Sedekah menjadi ladang pahala bagi kita. Hal itu telah dijanjikan oleh Allah Swt dalam surah Al-Hadid ayat 18 yang menyebut bahwa Allah akan melipatgandakan balasan dan memberi pahala yang mulia bagi hamba-Nya yang bersedekah.

Di masa ini, sedekah bisa dilakukan dengan mudah, namun jangan sampai diberikan kepada orang yang salah. Lantas, siapakah orang-orang yang paling utama yang berhak menerima sedekah?

Santriku Keluarga Dekatku: Keutamaan Sedekahku Lebih Dahulu

Yang paling utama menerima sedekah berdasarkan Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad Saw: keluarga terdekat, tetangga terdekat, korban bencana dan orang fakir yang membutuhkan.

Keluarga Terdekat

Simak hadits berikut yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud, yang artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah RA, ia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah sedekah yang paling utama?’ Rasul menjawab, ‘Sedekah orang sedikit harta. Utamakanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu,’” (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Maksud dari orang menjadi tanggung jawab disini ialah kerabat keluarga. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan An-Nasa’i dan At-Tirmidzi, yang artinya, “Dari Salman bin Amir RA, dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda, ‘Sedekah kepada orang miskin (bernilai) satu sedekah. Tetapi sedekah kepada kerabat (bernilai) dua sedekah, pertama pahala sedekah, kedua pahala (jaga) silaturrahim.’” (HR An-Nasai dan At-Tirmidzi).

Berdasakarkan hadis Rasulullah Saw di atas, dapat disimpulkan bahwa penerima sedekah yang paling pertama dan utama adalah keluarga. Sebelum memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan, tengok terlebih dahulu keluarga sendiri.

Tetangga Terdekat

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi Muhammad Saw bersabda: “Dia tidak akan masuk surga yang tetangganya tidak aman dari perbuatannya yang zalim.”

Rasulullah Saw menganjurkan umatnya agar melindungi dan membuat tetangga mereka merasa aman dan nyaman. Perintah itu juga meliputi soal bersedekah. Maka apabila tetangga terdekat kita membutuhkan bantuan, kita wajib menjadi penolongnya, dengan cara-cara yang baik. Namun, mengapa tetangga terdekat terlebih dahulu yang harus ditolong? Karena, Nabi Saw pernah bersabda:

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhu: “Aku berkata, wahai Rasulullah, aku punya dua tetangga, kepada siapakah aku memberikan hadiah?” Beliau (Rasul Saw) bersabda: “Yaitu kepada (tetangga) yang paling dekat pintu rumahnya darimu.” (HR al-Bukhari)

Tetangga terdekat adalah orang pertama yang akan menolong kita dalam kesusahan, untuk itu kita juga perlu melakukan hal yang sama agar kerukunan dan kenyamanan dapat terjaga dengan baik.

Korban Bencana

Para korban bencana sebagian besar kehilangan hal-hal dasar untuk kehidupan mereka yang paling dibutuhkan, seperti bahan makanan, tempat untuk tidur, hingga kesulitan air bersih. Kondisi seperti ini tentunya terasa sangat sulit dan menyedihkan bagi mereka. Oleh karena itu, memberikan sedekah untuk korban bencana menjadi salah satu yang utama.

Orang Fakir dan Membutuhkan

Kemiskinan masih menjadi masalah yang sulit diurai di negara kita. Masih ada banyak orang-orang fakir, baik itu dari segi ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan. Orang-orang tersebut sangat layak untuk diberikan sedekah, sehingga mereka mampu keluar dari kemiskinan.

Jadi sudah jelas ya, jika akan melakukan kegiatan sosial utamakan sedekah terhadap kerabat keluarga. Bersedekah terhadap kerabat keluarga dapat menjaga tali silaturahim antar keluarga. Namun, bersedekah kepada orang lain juga harus diutamakan, ya.

13 thoughts on “Santriku Keluarga Dekatku: Keutamaan Sedekahku Lebih Dahulu”

  1. Semoga jadi amal ibadah yang mengalir terus mbak dengan menjadi pengelola santri mengaji di Pondok Al Hidayah. Aamiin. Di sini jg pesantren sirojul Munir gak ada bingkisan. Donatur semakin dikit sekarang

    Reply
  2. Masya Allah tabarakallah, kagum sekali sama upaya mba dalam menjalankan niatan ibadah yang sangat mulia. Betul banget sedekah yang utama ke keluarga terdekat. Santri mba juga jadi bagian dari saudara terdekat. Semoga Allah mudahkan dan semakin banyak bantuan dariNya untuk mensejahterakan para santri, serta ilmu yang mereka peroleh bermanfaat untuk diri dan masyarakat kelak. Semoga menjadi amal jariyah untuk mba dan keluarga juga, aamiin.

    Reply
  3. Barakallahu fiikum, teh Okti sekeluarga.
    Beramal dengan sebaik-baiknya adalah dengan ilmu. Ketika ada kerabat terdekat, lebih diutamakan, ini luar biasa jariyyahnya, in syaa Allah.

    Reply
  4. Betul
    Makanya THR itu utamakan dulu keluarga dekat sebelum anak-anaknya teman
    Saya selalu diingatkan sama suami demikian
    Makanya kalau jelang Lebaran nama-nama sepupu dan ponakan sudah harus dibagikan dulu dananya
    Supaya tahu sisanya buat anak anak lainnya, tetangga atau anak teman

    Reply
  5. Masya Allah, teteh dan keluarga… Semoga lancar mengelola pondok ngaji di sana. Iya yah kondisi perekonomian memang kurang baik. Kalau temanku coba mencari pemasukan untuk pondok tahfidz dengan para ibunya berjualan, sekaligus belajar wirausaha.

    Reply
    • Masya Allah, barakalllah Teh semoga dimudahkan urusannya untuk mengelola pondok yaa iri deh dengan Teh Okti..memang terasa perekonomian Indonesia agak sulit semoga segera membaik ya aamiin

      Reply
  6. Alhamdulillah ya Teh, semoga jadi amal jariyah. Saluut dengan ketekunan, kesabaran, dan kekuatan Teteh sekeluarga dalam mengelola pondok. Semoga makin berkembang ke depannya.

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics