Ketika Selebgram Kuwait Menentang Undang-undang Tenaga Kerja

Ketika Selebgram Kuwait Menentang Undang-undang Tenaga Kerja

Komentar Sondos Alqattan, seorang selebgram Kuwait tentang pekerja migran dinilai mencerminkan perlakuan majikan di wilayah Timur Tengah terhadap TKI.

Sondos Alqattan
Sumber Instagram Sondos

Beberapa hari lalu Sondos Alqattan, selebgram asal Kuwait mengatakan pendapatnya terhadap pekerja rumah tangganya yang berasal dari Philipina, netizen menilai yang dilakukan Sondos itu tidak menghargai pekerja rumah tangga dan itu membuat banyak kalangan berkomentar.

Sondos mempertanyakan undang-undang baru Kuwait yang memberikan perlindungan lebih baik kepada pekerja rumah tangga (PRT).

“Bagaimana Anda bisa punya pembantu yang boleh menyimpan paspornya sendiri? Yang lebih parah lagi, mereka berhak mendapatkan satu hari libur dalam seminggu,” kata Sondos. Karena ucapannya di media sosial itu Sondos Alqattan menghadapi kecaman.

Secara tidak langsung Sandos telah membuka mata dunia bahwa orang-orang di Timur Tengah, memperlakukan pekerjanya seperti apa. Perilaku Sandos mencerminkan perlakuan majikan di negara Timur Tengah terhadap pekerja migran, termasuk perlakuan untuk pekerja asal Indonesia yang banyak di sana.

Majikan di negara Timur Tengah khususnya wilayah Arab memang menganggap pekerja sebagai properti, bukan manusia. Pekerja adalah budak yang sudah dibayar, atau dibeli. Jadi apapun perlakukan mereka, mereka beranggapan itu hak mereka.

Kuwait mulai menyingkirkan pemikiran kolot seperti itu. Undang-undang tentang perlindungan bagi pekerja migran, terutama yang berprofesi sebagai PRT, disahkan parlemen Kuwait pada 2015 dan mulai diterapkan bulan Mei lalu.

Tapi apa dampaknya? Pendapat selebgram Kuwait ini disesalkan banyak kalangan, termasuk Produsen kosmetik Mac Factor Arabia dan Anastasia Beverly Hills yang merasa tidak nyaman dengan kondisi di lapangan dan memilih menghentikan kerjasama dengan Sondos Alqattan.

Ucapan Sondos Alqattan tidak hanya memicu kecaman dari warganet, melukai perasaan organisasi pekerja migran, dan para pembaca BBC Indonesia. Tetapi juga melukaihati saya selalu (mantan) buruh dan Aktivis buruh migrant.

Demo dan aksi tetap ada di negara yang melindungi
Aksi buruh di Taipei

“Cantik di luar belum tentu cantik di dalam, enggak berperikemanusiaan. Pembantu sudah seperti budak, sehari libur dalam seminggu aja ribut. Coba deh kalau dia kerja terus menerus ngga ada liburnya gimana,” kata Karmita Gayatri yang saya kutip dari berita BBC News Indonesia.

Saya tahu, bukan hanya selebgram ini saja yang bersikap rugi kalau kasih pekerjanya libur, apalagi memegang pasport sendiri. Kebanyakan majikan orang arab memang memegang budaya seperti itu. Pekerja rumah adalah budak atau hamba.

Kondisi ini jelas jauh beda dengan yang dialami para pekerja Indonesia di wilayah Asia Pasifik. Hongkong, Taiwan, Jepang, bahkan Korea sekalipun sangat menghargai para pekerja migran. Seandainya Sondos Alqattan melihat bagaimana bebasnya para buruh migran di negara tersebut…

Menanggapi banyaknya kecaman warganet, Sondos Alqattan mengunggah tanggapan di Instagramnya.

Dalam tanggapan itu dia tetap mempertahankan pendapatnya bahwa paspor pekerja migran harus tetap ditahan oleh majikan.

Dia juga mengaku tidak pernah memberlakukan jam kerja yang panjang untuk pembantunya. Jam kerja di rumahnya fleksibel, termasuk jam istirahat yang juga fleksibel, tapi tak pernah lama.

Itulah kesulitan terbesar bagi kita, memperbaiki kesejahteraan pekerja migran di negara-negara timur tengah tidak semudah membalik telapak tangan.

Meskipun ketentuan International Labour Organization (ILO), pekerja itu hanya boleh bekerja maksimal 8 jam sehari.

ILO menilai penyitaan dokumen identitas, termasuk paspor, termasuk indikasi kerja paksa. Bahkan sebenarnya menyita paspor pekerja adalah perbuatan ilegal. Tapi buktinya tidak demikian di negara-negara arab.

Pada nyatanya, paspor para pekerja migran masih ditahan dan mereka bekerja tanpa punya jam istirahat kecuali waktu tidur yang itu pun sangat terbatas.

Langkah Kuwait mengesahkan undang-undang perlindungan tenaga migran bisa mengawali perubahan nasib para pekerja. Namun para majikan, seperti Sondos Alqattan, masih enggan berubah dan memprotes langkah pemerintahnya.

Meskipun di tingkat pemerintah sudah mulai ada perubahan, tetap kultur sebagai aturan dasarnya juga harus diubah, dan mengubah kultur inilah yang lebih sulit dari mengubah aturan.

Saya sendiri ketika kondisi perekonomian mengharuskan memilih jadi buruh migrant, hati ini sudah tidak sreg jika harus bekerja ke wilayah Timur Tengah. Padahal mayoritas warga Cianjur “berkiblatnya” ke Arab Saudi.

Bersama Chinese Mooslem Taiwan menyelenggarakan tablig akbar di Chungli

Hati sedikit pun tidak tertarik kerja ke sana meski cepat proses, cepat berangkat dan bahkan bonus ibadah haji bagi yang beruntung. Saya memilih negara Pasifik yang saya rasa aturan undang-undang tenaga kerjanya sudah jelas.

Atau kalaupun bekerja ke Timur Tengah, pekerja migran tak harus menjadikan tujuan ke Arab Saudi saja, tapi negara Arab lain yang sistemnya lebih berpihak pada buruh migran, misalnya Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab.

26 thoughts on “Ketika Selebgram Kuwait Menentang Undang-undang Tenaga Kerja”

  1. Cadasss Kuwait.. Langkah yang progresif, menjunjung profesionalisme , HAM, dan memberi teladan bagi negara2 lain di timteng

    Reply
  2. yesss, sepertinya Kuwait mengambil langkah yang bagus ya mbak. Seperti negara UEA dan Qatar, saya sih lebih suka dengan kedua negara tersebut di timur tengah. Tak anggap bahwa lebih aman terhadap TKW dan TKI. Soalnya sering sedih kalau lihat banyak TKI yang disiksa bahkan dihukum mati 🙁

    Reply
  3. cerita TKF (Tenaga Kerja Filipina) ini diserikan drama di TV Filipina bahkan menjadi salah satu program unggulan dari stasiun TV. Soalnya, Duterte udah kayak gimana gitu ngadepin negara Timur Tengah. Semoga gak ada cerita lagi mengenai mirisnya TKI terutama TKW di sana

    Reply
  4. Wahhhhh pendapat selebgram mmg bisa jadi bombardir untuk diri sendiri ya
    Andaiakata dia orang biasa mungkin ga akan seheboh ini
    Tp untung lah ada UUD ketenaga kerjaan di sana yg memperlakukan pembantu rumahtangga dgn layak .

    Reply
  5. Saya cuma tahu banyak pekerja tkw-tki yg dikerja paksa di wilayah timur dan mendapat perlakuan tidak baik..semoga saja hal ini akan semakkn berkurang. Apa yg dilakukan pemerintah Kuwait semoga mampu mengangkat dan mensejahterakan keamanan para tkw tki di sana ya. Aamin.

    Reply
  6. Mengerikan sekali, masih ada pemikiran kolot di tanah Arab jika para Pekerja rumah adalah budak atau hamba. Ini seharusnya diketahui para calon buruh migran, termasuk mengenali hak-hak dan kewajibannya. Sekaligus perlindungan sebagai tenaga kerja migran.

    Reply
  7. Bacanya sedih mba, tapi nyatanya begitu. Tidak pada ART juga, TKI yang bekerja di kantoran juga sering diperlukan tidak adil, seperti diberikan tugas berjibun soalnya “kan udah digaji” kzl kzl

    Semoga Indonesia bisa bangkit dan mandiri kedepannya, mayoritas yg bekerja jadi ART perempuan pula..

    Reply
  8. Betul banget mba, cantik rupa tidak selalu cantik juga hatinya…terkadang kita tertipu dengan penampilan yang terlihat seperti cantik secara keseluruhan yah. Miris mengetahui kondisi para TKI di Kuwait sana, semoga ada keadilan dari pemerintah kuwait mengenai hak para pekerja TKI.

    Reply
  9. Kultur memang kadang lebih tinggi dari peraturan perundangan ya mba

    Semoga buruh migran Indonesia bisa diperlakukan lebih baik di banyak negara. Semangat berjuang Teh.

    Reply
  10. Kuwait uda mengambil langkah benar untuk melindungi hak-hak imigran dari orang-orang yang gak punya perasaan kayak sondos itu.

    Tapi… Ngeliat faktanya, emang negara asia pasifik lebih ramah imigran kayaknya ya… Jarang gitu denger berita-berita perlakuan buruk pada imigran.

    Reply
  11. aku sampe search ig nya selebgram itu lohh teh , aku pun gak setuju kalo kita begiti kejam dengan jam kerja pekerja dirumah . sampe soal pasport pun harusnya itu biar jadi hak individu lah ngapain harus di pegang oleh majikan . kok jd kezel yaa, cantik wajah aja gak cukup kalo hati nya jahat

    Reply
  12. Ya ampun, begitukah? Duh, menyedihkan sekali ya. Semoga saja apa yang diberlakukan di Kuwait bisa diikuti negara2 Arab lainnya. Sedih sekali jika para pekerja kita diperlakukan seperti itu. Dan untuk Sondos, saya speechless. Pengennya sih doain yang jelek2. Tapi, biar Allah saja yang melakukan semuanya. :'(

    Reply
  13. Tanpa libur tanpa jam kerja yg jelas…duh pasti capek banget….

    Tapi dapet majikan untung2an ya..kalo yg baik baik banget…kalo yg kasar ..duh berhenti juga gak boleh malah disiksa…

    Reply
  14. Sedih banget kalau masih ada yg anggap karyawan itu properti, tapi kyknya msh ada yg kyk gtu ya teh…. mungkin jg di Indonesia sendiri jg. Mereka lupa bahwa yg kerja sama mereka itu manusia, punya perasaan. Semoga ke depannya makin baik lagi perlindungan utk buruh migran.

    Reply
  15. MashaAllah.. bacanya langsung gemess, ucapan selebgram tsb artinya menggambarkan atau mewakili para warga Kuwait ya Mba.. yang tidak menganggap para buruh adalah manusia juga yang membutuhkan haknya hidup layak di negeri orang

    Reply

Leave a Reply to Faridilla Ainun Cancel reply

Verified by ExactMetrics