Kreasi Bakmi Mewah Ala Restaurant di Alam Terbuka Rumahnya Pecinta Mayapada

Kreasi Bakmi Mewah Ala Restaurant di Alam Terbuka Rumahnya Pecinta Mayapada

Pernah dengan orang tua yang melarang anaknya jadi pecinta alam?

“Ngapain dekil-dekilan gitu, baju bau, jarang mandi, rambut gondrong dan gimbal, seperti anak orang tidak mampu saja. Jangan ikut-ikutan mereka ah!”

Wajar jika orangtua merasa khawatir dengan kondisi anaknya yang semula rapi dan wangi, kok berubah jadi jorok dan slengean. Termasuk dalam soal makanan.

Sebagian besar berpikir sekumpulan orang yang mengaku bagian dari para pecinta alam itu adalah mereka yang berkegiatan di alam terbuka dan hal-hal lainnya terkait lingkungan hidup. Banyak yang memahami organisasi pecinta alam ini kegiatannya seputar mendaki gunung, panjat tebing, menelusuri goa, mengamati sungai, menyelam, hingga tim rescue (SAR).

Dan apa yang bisa kita lihat dari fenomena itu adalah hal-hal yang (jadi) ditakuti para orangtua. Anak (pecinta alam) jadi super hemat, bahkan saking supernya malah jadi menjurus ke sifat pelit. Konon mereka demikian karena kondisi hidup di alam yang “berbahaya”. Mungkin karena itu pula kebanyakan mereka jadi jorok, makan apa saja yang penting bisa mengganjal perut. Termasuk gaya yang slengean, tidak segan memanfaatkan fasilitas saat melakukan backpacker asal tidak melanggar aturan. Fenomena itu memang nyata dan bisa kita saksikan. Namun tidak bagi saya dan keluarga.

Saya dan suami suka berkegiatan di alam. Karena kami yakin dengan mencintai alam kita bisa memupuk rasa patriotisme, menghargai sesama, berbagi, dan kerjasama/gotong royong serta sifat baik lainnya selain sebagai ajang olahraga. Namun cara kami jelas beda dengan gambaran di atas yang membuat para orang tua tidak rela mengetahui anaknya menjadi bagian pecinta alam.

Khususnya saya sebagai seorang ibu, ingin mengubah pola pikir yang selama ini terkotak pada pemahaman seperti gambaran di atas menjadi lebih luas dan mudah diterima oleh semua kalangan masyarakat. Karena pada dasarnya menjadi pecinta alam itu memang sebuah hal yang positif dan bisa dilakukan siapa saja, dimana saja, tidak harus melulu ke luar rumah. Intinya saya ingin mengubah cara pikir dari semula pecinta alam itu identik dengan hidup jorok, menjadi pencinta alam yang hidup sehat dan wajar.

Salah satunya yang saya lakukan dengan menghadirkan sajian makan di alam yang cukup istimewa dengan menu Bakmi Mewah. Selama ini terkenalnya kalau pecinta alam itu bekal kebesarannya hanya mie instan, dan kopi. Sampai ada kelakar gimana mau sehat dan bertenaga kalau setiap kali makan, menunya mie lagi mie lagi. Tidak bisa disalahkan juga sih secara kondisi di alam memang kurang memungkinkan untuk memasak komplit ala di dapur sendiri. Logistik yang dibawa terbatas, sarana apa adanya dan yang lebih dipilih adalah dari segi kepraktisannya. Maunya kan masak sebentar terus tinggal suap gitu.

Bagi para pecinta alam, rumah bukan hanya sebatas bangunan tempat tinggal dan berkumpul nya anggota keluarga, tetapi rumah bagi mereka bisa berada dimana saja; di gunung, di pantai, di perairan, di bebatuan hingga dalam goa sekalipun. Bagaimana bisa menyajikan hidangan mewah ala restaurant di alam terbuka sebagai rumah mereka?

Semua itu ternyata bisa kita siasati dengan bakmi mewah.

 

Meski sedang berada di alam bebas dengan segala kendala, kita bisa tetap menyantap kuliner dengan citarasa yang istimewa. Tanpa harus repot bawa bahan-bahan yang tidak bisa bertahan lama di suhu luar, tanpa harus bingung bagaimana asupan gizi serta nutrisi untuk tubuh kita sementara melakukan kegiatan di alam justru memerlukan energi yang berlipat dibanding hanya duduk berdiam diri di rumah.

Bakmi mewah yang praktis dan ekonomis dapat mengikis paradigma yang tertanam selama ini kalau para pecinta alam itu katanya ngirit dan pelit. Dengan bakmi mewah meski makan di puncak gunung tapi kita bisa menikmati sensasi makan di restaurant. Keren kan?

Bakmi mewah cocok buat para petualang karena proses pembuatannya mudah, hemat dan cepat. Tinggal rebus air di nesting, lalu masukan mie bakmi mewahnya dengan daun bawang hijau jika suka. setelah mie matang sisihkan dan tinggal masukan bumbu serta minyak dan toping daging ayam.

Nilai gizi dari penajian satu bungkus bakmi mewah (110 gram) menghasilkan energi 460 kkal. Sementara energi dari lemaknya sebesar 220 kkal. 

Hemat tidak hanya karena harganya terjangkau. Rata-rata satu Bakmi Mewah dijual di warung seharga Rp. 7.600, tapi juga hemat di penggunaan air. Tahu sendiri kan persediaan air bagi para petualang itu ibarat cadangan nyawa kedua. Dengan memasak bakmi mewah, tidak perlu menghabiskan air banyak. Persediaan air bisa dipakai untuk minum atau lainnya.

Tidak sampai puluhan menit mie lezat sekelas buatan chef restaurant ini sudah bisa kita nikmati. Tidak perlu keluar tenda jika cuaca sedang tidak bersahabat. Cukup panaskan air di trangia dan masak deh mienya. Sambil selimutan sleeping bag bakmi mewah sudah bisa dinikmati. Asyik pokoknya.

Mie bakmi mewah mie-nya kenyal, tipis, licin, lembut di lidah tapi tidak mudah putus saat dimasak. Kan ada tuh mie yang saat dididihkan sudah lembek dan pada saat kita sendok, eh udah hancur kaya bubur. Kalau tampilan mie sudah tidak enak dilihat bisa-bisa hilang dong selera makannya.

Pengalaman masak bakmi mewah bareng anak saat camping benar-benar menyenangkan. Fahmi suka sekali menyantap mie kenyal ini dan keranjingan mencomoti taburan daging ayamnya. Beda sama mie instan lain, yang biasanya bumbunya “menyengat” bahkan saya sering dibuat sakit tenggrokan setelah menyicipinya. Mie bakmi mewah ini tidak begitu. Bumbunya yang pas dan tidak “keras” tidak menyakitkan tenggorokan. Fahmi tidak perlu menyiapkan botol minum karena menyantap bakmi mewah tidak menyebabkan rasa haus. Pokoknya beda dech sama mie instan lain.

Tidak khawatir saat anak menyukai bakmi yang lezat ini. Karena saat menghidangkannya kita bisa variasikan dengan sayur, protein dan tentunya daging ayam serta jamur bawaan yang juicy saat disantap sehingga kandungan gizinya tetap terkontrol dan menunjang terhadap tumbuh kembang anak. Supaya tidak bosan saya sajikan bakmi mewah dengan campuran logistik yang simple dan easy carry buat para pecinta alam seperti telur rebus, kornet, sosis, bakso atau ikan sarden siap saji.

Jangan heran kalau pendaki dari tenda sebelah banyak yang bisik-bisik terus karena setiap kita masak bakmi mewah, aromanya selalu menyebar kemana-mana hingga mengundang lapar, eh menggugah selera maksunya. Wangi bakmi mewah bikin orang penasaran.

Dengan mencoba hal-hal yang beda (selama positif) lambat laun semoga bisa menanamkan kebiasaan baik yang selama ini tidak pernah terbayang sebelumnya. Tidak hanya terobosan baru dalam hal menu makanan, tapi juga dalam hal-hal lain yang bisa memupuk kokohnya akar karakter baik pada generasi muda, seperti menjaga kebersihan, menjaga kesehatan dan pola hidup sehat.

Kalau semua itu tercipta (pecinta alam yang sehat, kuat dan wangi) kedepannya semoga tidak ada lagi orang tua yang risih saat anaknya tertarik untuk aktif di komunitas pecinta alam. Ini pekerjaan rumah terbesar saya sebagai seorang ibu dan kita semua sebagai penduduk bumi bagaimana cara kita mengenali bahwa ada orang peduli kesehatan dengan hidangan mewah dan bergizi dibalik petualangan alam bebas?

Jika di hutan belantara saja bisa berkreasi dengan sajian bakmi mewah, tentunya kesempatan lebih banyak bisa kita lakukan lagi manakala sudah sampai di rumah dengan segala dukungan bahan, alat dan contekan kreasi dari berbagai resep yang bisa kita search.

Menu luar biasa di tenda saat camping. Sajian wah dari Bakmi Mewah di rumah para pecinta mayapada

 

19 thoughts on “Kreasi Bakmi Mewah Ala Restaurant di Alam Terbuka Rumahnya Pecinta Mayapada”

  1. duh asyiknya kemping dengan keluarga…apalagi pakai acara masak masak ya dengan makanan yang sesuai selera…btw itu tendanya beli dimana ? online kah mba ?

    Reply
    • Hehe, itu beli di Eiger Jln. Sumatera Bandung Mbak
      gak tau kalau online ada apa enggak. Secara brand Eiger selalu punya toko gitu…

      Reply
  2. Wah, ini mah kemping yang mewah ya…hihihi.
    Kalau suami saya malah sebaliknya, mengajarkan anak-anak untuk survival, makan seadannya kalau kami pergi kemping.
    Malah ingin mengajarkan kemping tanpa bekal sama sekali. Jadi makan apa yang ada di hutan. Etapiii….belum pernah saya izinkan, kok!
    Jadi kalau kemping, kami bawa bekal yang mudah dibuat aja, bakmi mewah juga bisa dijadikan alternatif bekal ke gunung ya…

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics