Misteri Asal Usul Imlek
Imlek adalah perayaan tahun baru yang selalu diperingati oleh warga Tionghoa setiap tahunnya. Secara usia, sistem penanggalan yang digunakan oleh warga Tionghoa ini memiliki usia yang lebih panjang dari kalender Masehi. Akan tetapi, tidak ada yang tahu persis kapan dan bagaimana asal usul Imlek ini sesungguhnya.
Ada banyak sumber yang mengatakan bahwa sejarah asal usul Imlek erat kaitannya dengan legenda masyarakat tentang sosok seekor raksasa pemakan manusia bernama Nian.
Hal ini bisa dimaklumi mengingat kecenderungan orang dulu mengaitkan sesuatu dengan hal mistis dan kemudian berkembang menjadi legenda masyarakat mengakibatkan munculnya cerita-cerita yang saat ini cukup sulit untuk diuji kebenarannya, namun menarik untuk diketahui.
Dongeng Asal Usul Imlek
Ada banyak sumber yang mengatakan bahwa awal perayaan tahun baru imlek adalah suatu bentuk pengusiran terhadap raksasa besar yang disebut Nian.
Dalam legendanya, Nian digambarkan sebagai sosok raksa yang memiliki kepala seperti kepala singa dan badan menyerupai kerbau. Ukurannya yang sangat besar membuatnya digambarkan sebagai sosok raksasa yang menyeramkan.
Nian datang ke pemukiman warga setiap musim semi. Raksasa ini dikatakan suka memakan segala saat ia datang ke desa. Dari mulai ternak, hasil panen, hingga penduduk desa. Karena itulah, setiap musim semi warga desa selalu masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu.
Selain itu, warga desa juga selalu menyiapkan makanan dan menyimpannya di luar rumah. Dengan cara ini, warga desa berharap Nian akan cukup kenyang dengan memakan apa yang telah mereka persiapkan sehingga tidak mengganggu ternak mereka, hasil tani, dan juga agar Nian tidak memangsa mereka untuk dimakan.
Sampai pada suatu hari, seorang kakek melihat Nian lari ketakutan dari desa saat bertemu dengan anak kecil yang memakai baju berwarna merah. Kakek ini kemudian datang ke desa dan mengajak warga untuk melawan Nian.
Pada awalnya, warga desa tidak percaya pada si kakek dan tetap mengunci diri di dalam rumah. Namun si kakek terus berusaha meyakinkan warga bahwa mereka bisa mengusir Nian. Kakek itu mengatakan bahwa tidak seharusnya warga desa takut pada Nian, karena meskipun berbadan besar, Nian hanyalah seekor raksasa yang sendirian, sedangkan warga desa ada banyak.
Si kakek juga memberi tahu warga desa apa yang menjadi kelemahan Nian. Yaitu warna merah dan suara-suara keras. Akhirnya, setiap kali musim dingin datang, warga desa selalu mengenakan pakaian berwarna merah, menggantungkan lentera dan kertas berwarna merah di rumah mereka, serta menyalakan kembang api.
Sejak saat itu, benar saja, Nian tidak lagi pernah datang ke desa. Hal ini membuat warga desa merasa tenang dan meneruskan tradisi ini dari tahun ke tahun dan dari generasi ke generasi.
Seiring perkembangannya, tradisi mengusir Nian ini semakin berkembang dan dilakukan sebagai bentuk tradisi perayaan tahun baru Imlek. Istilah Guo Nian yang memiliki arti “menyambut tahun baru” juga bisa diartikan sebagai “mengusir Nian” secara harfiah.
Sejarah Asal Usul Imlek
Meskipun tentu saja mitos atau dongeng mengenai asal usul Imlek menarik untuk diketahui, namun cerita tersebut tidak memiliki dasar ilmu pengetahuan yang diakui secara ilmiah.
Sinolog UI, Agni Malagina mengatakan bahwa sejarah Imlek ini sebenarnya adalah sesuatu yang cukup panjang. Di masa awal-awal Dinasti klasik sebelum Masehi, peringatan pergantian tahun ini biasa dilakukan sebagai ungkapan syukur dalam menyambut musim semi setelah beberapa bulan mengalami musim dingin.
Karena berawal dari pergantian musim inilah kalender Imlek biasanya dimulai antara akhir Januari atau sekitar awal Februari. Akan tetapi, sampai saat ini masih tidak diketahui kapan persisnya sistem penanggalan Imlek ini dimulai.
Hal ini semakin sulit diketahui karena di sebagian Tiongkok, kalender Imlek tidak memiliki rangka tahun. Meskipun ada juga yang menuliskan usia tahun Imlek, namun angka ini rasanya masih tidak terlalu tepat mewakili usia tahun Imlek itu sendiri.
Misalnya, tahun 2019 pada penanggalan Masehi ada yang menganggap sama dengan tahun 2570 penanggalan tahun Imlek. Tahun ini didapat dengan tahun kelahiran Konfusius di tahun 651 sebelum Masehi sebagai acuan.
Akan tetapi, sebenarnya sistem penanggalan Imlek ini sudah ada sejak jauh sebelum itu. Bahkan pada masa pemerintahan Kaisar Huang Di sekitar 2500 tahun sebelum Masehi, sistem penanggalan Imlek sudah digunakan.
Sistem penanggalan imlek berbeda dengan sistem penanggalan umum yang biasa digunakan. Dalam sistem penanggalan Imlek, acuan yang digunakan adalah bulan, dan bukan matahari. Hal ini memang sedikit mirip dengan sistem penanggalan Hijriyah, tapi tidak benar-benar sama. Sistem penanggalan Imlek juga dipengaruhi oleh pergantian musim yang berjalan. Sehingga, tahun baru Imlek lebih sering berlangsung antara akhir Januari atau sekitar awal Februari.
Perayaan Tahun Baru Imlek
Tahun baru Imlek biasa dirayakan sebagai hari libur nasional di negara-negara dengan jumlah etnis Tionghoa yang cukup signifikan. Karena itu, perayaan tahun baru Imlek menjadi suatu momen untuk berkumpul bersama keluarga.
Ada banyak cara, tradisi, dan budaya dalam merayakan Imlek. Akan tetapi, secara umum kegiatan yang dilakukan adalah makan bersama dan menyalakan kembang api. Biasanya, perayaan Imlek juga didominasi dengan pengaplikasian warna merah dimana-mana. Mulai dari pakaian hingga dekorasi.
Selain bentuk rasa syukur atas pergantian tahun dan musim dingin yang telah lewat, kemeriahan perayaan tahun baru Imlek dianggap sebagai sesuatu yang menarik. Sehingga, dari tradisi perayaan Imlek tahunan ini, budaya Tionghoa perlahan-lahan meluas melalui interaksi.
Perayaan Imlek ini biasanya dilakukan oleh etnis Tionghoa meskipun mereka berada di luar daratan Tiongkok. Saat ini, ada beberapa negara yang merayakan Imlek dan terpengaruh oleh akulturasi budaya yang dibawa oleh etnis Tionghoa ke negara tersebut.
Sebelum tahun 1873, perayaan Imlek menjadi hal yang umum ditemui saat Anda berkunjung ke negara-negara seperti Korea, Mongolia, Butan, Nepal, Vietnam, dan juga Jepang. Saat ini, budaya perayaan Imlek juga dilakukan di Hong Kong, Makau, Taiwan, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan juga Indonesia.
Di beberapa negara, perayaan tahun baru Imlek bahkan menjadi sebuah tradisi yang berlangsung setiap tahun dan diturunkan dari generasi ke generasi. Bahkan menjadi bagian dari budaya tradisional dan negara tersebut.
___000___
Itulah misteri di balik asal usul Imlek baik dari cerita dongeng yang berkembang maupun secara sejarahnya. Teman-teman mungkin akan menemukan cerita lain mengenai bagaimana awalnya perayaan Imlek ini berawal. Dan cerita asal usul Imlek ini memang sesuatu yang menarik untuk diketahui.
Meskipun begitu, yang terpenting adalah bagaimana kita dapat bersyukur atas hari yang telah lewat dan atas datangnya tahun baru. Semoga di tahun yang akan datang, keberkahan selalu mengiringi kita semua. Amin.
Saya dulu waktu kecil tinggal di Jakarta Barat. Udah akrab sama perayaan ini. Karena tetangga banyak yang keturunan Cina. Senang kalau liat Barongsai itu hahaha
di Bengkulu, ada kampung Cina, di sana riuh kalo udah peryaan imlek, bisa nonton juga, banyak juga yang bagi2 hadiah, seru2 ajah yah. Kalo sejarahnya saya mah kurang tahuuuu
Ngomongin Imlek bikin jadi kepengen kue keranjang dan kue bulan. Enaaaak. Dulu mah zaman mama masih dagang di pasar, kalo Imlek kue-kue ini banyak. Temen-temen pedagang di pasar yang Tionghoa suka pada ngasih. Sekarang mah kudu beli sendiri. 😀
Waah, baru tau asal usulnya dari semacam folktales gitu ya. Selama ini ikutan foto2 aja kalau kesempatan dan sekarang.. ikutan diskon belanja online sambut imlek hihi..
Kalau di Bogor, suka ada perayaan dari Vihara Danaghun sampai ke Sukasari. Jauuuhhh dan sepanjang jalan ramai riuh sama tarian dan Barongsai.
Di Bandung kalau imlek suka banyak Barongsai di jalan – jalan, serulah pokoknamah. Jadi gemuruh gitu seneng ambil foto2nya aja saya mah
Ooo jd gtu cerita ttg asal usul imlek. Pantas ketka imlek, warna emas dan merah jd mendominasi ya mbak.
Gak kerasa bentar lg imlek, pdhl baru kmrn ya kita tahun baruan.
Wah baru tau nih kisah di balik perayaan imlek ini… Teh Okti rajin nulis tentang ini…
Sedikit pengalaman tinggal bersama keluarga Chinese hampir 12 tahun Teh
Imlek kalau di pontianak dirayakan dengan kemeriahan yang luar biasa hingga cap go meh. banyak sekali kegiatan yang bakal dilakuin. termasuk maen kembang api, petasan dan saling berkunjung
Terimakasih sudah menulis artikel ini, artikel yang bermanfaat pastinya 😀