Tengah malam ini baru sampai di Tomang, kediamannya Pak Dian Kelana, seorang blogger dan photografer senior. Berangkat dari Cianjur tadi abis ashar, cuma karena macet, melar dan melar jadi dech tengah malam baru sampai.
Biasanya aku berangkat pagi, jadi bisa pilih-pilih kendaraan umum. Sore tadi, tidak ada pilihan lain, kecuali bus umum Marita yang akan membawaku ke Terminal Kampung Rambutan. Tidak ada rotan akar pun jadi, meski bisnya masih kosong, aku naik saja.
Sampai sopir bis naik, penumpang dari terminal Pasir Hayam hanya aku seorang. Aku pikir bakalan ngetem lama, nunggu penumpang banyak dulu. Ternyata tidak!
Bus Marita melaju membawa penumpang aku seorang. Tumben? Pikirku. Biasanya kan Marita terkenal dengan tukang ngetemnya. Kalau belum jejal penumpang, tidak akan berangkat. Tapi kali ini meski hanya satu orang penumpang bus tetap jalan. Apakah ini sebuah perubahan ke arah yang lebih baik yang dilakukan management PO Marita?
Dan aku perhatikan, dari Terminal Pasir Hayam Jebrod tempat mangkal Marita memang banyak datang dan pergi silih berganti. Paling tidak setiap sepuluh menit sekali bus ini berangkat karena terdorong oleh bus di belakangnya. Jadi mau tidak mau meski ada penumpang atau tidak, bus tetap jalan.
Ini benar-benar sebuah perubahan. Dan tentunya akan jadi kabar gembira bagi semua penumpang jurusan Cianjur – Jakarta untuk bisa sampai lebih cepat di tempat tujuan.
Selaras dengan kenaikan bahan bakar minyak, maka tarif Marita – Jakarta saat ini pun ikut naik. Awalnya Rp. 22.000 sekarang jadi Rp. 27.000. Naik lima ribu rupiah. Tidak mengapa memang asal sesuai dengn pelayanan serta kenyamanannya.
Satu lagi yang baru aku ketahui, kalau Marita punya trayek baru Cianjur – Merak. Wah, yang mau ke Tangerang, Balaraja, Cilegon dan daerah di Banten lainnya bisa langsung naik Marita jurusan ini dong ya? Sungguh hal baru ini baru aku ketahui sekarang.
Bravo Marita! Terus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dari Cianjur