Meremove Amandel

Libur akhir tahun kemarin, saya dan keluarga tidak kemana-mana sama sekali. Selain kondisi pasca gempa belum pulih benar, juga cuaca buruk berupa hujan angin terus menerus mengguyur beberapa wilayah terdekat. Ditambah kondisi saya benar-benar drop. Selama dua mingguan saya hanya terkapar menahan kesakitan sendirian.

Bukan tidak kasihan kepada anak, saat libur semesteran jangankan liburan mengunjungi lokasi yang sangat ingin dikunjunginya seperti kolam renang, pasar malam, atau pantai selatan. Mengunjungi neneknya saja untuk silaturahmi, ia sama sekali tak melakukannya.

Mungkin semua penyebabnya ya karena saya. Saya yang malas ngapa-ngapain berimbas kepada anak suami yang juga jadi tidak bisa kemana-mana. Padahal libur akhir tahun itu sekaligus libur semester adalah saat yang tepat untuk memaksimalkan waktu bersama keluarga, dimana pak suami yang bekerja sebagai ASN seperti Mbak Ira waktu liburannya gak banyak.

Sebenarnya tanpa saya anak dan suami bisa bebas bepergian kemana saja. Hanya ketergantungan kami satu sama lain sebagai team bringka alias tukang bring kaditu bring kedieu bersama-sama (bahasa Sunda, artinya kesana kemari selalu bersama-sama) mungkin itu yang menyebabkan anak dan suami merasa kurang klop kalau salah satu diantara kami tidak ikut.

Saya sendiri meski sedang sakit, selama bisa solat berdiri, terbiasa kok mengurus sendiri. Sudah beberapa kali mengalami kesakitan yang sama, tapi saya tetap bisa menjalankan pekerjaan rumah tangga, tanpa bantuan orang lain. Kecuali kalau badan ingin dipijat, ya pastinya itu baru memerlukan pertolongan orang lain.

Kesakitan saya, bersumber dari amandel (tonsil) yang sering kambuh. Saat SD kelas lima, saya mengalami nyeri leher dan sakit menelan. Periksa ke Puskesmas Batununggal (saat itu saya masih tinggal di Kotamadya Bandung) dokter bilang amandel saya bengkak, kena infeksi. Harus segera dioperasi. Kalau tidak, tonsilitis ini bisa kambuh secara berkala.

Namun orang tua saya mana tahu soal seperti itu. Setelah diberi obat sementara, dan nyeri leher saya tidak terasa lagi, begitu juga menelan makanan bisa kembali normal, maka saya dianggap sembuh sudah.

Baru setelah saya dewasa mengerti dengan situasi, yang menjadi kendala saya tidak melakukan operasi amandel saat itu adalah karena faktor keuangan orang tua saya yang tidak punya.

Kelas enam, saat ebtanas berlangsung, amandel saya kambuh lagi. Sambil menahan kesakitan saya berusaha menjawab semua soal ujian dengan benar. Masih ingat saat itu teman pintar di kelas, namanya Nurdin sangat telaten membantu saya. Hendi, teman sekelas tetangga rumah dia selalu menjaga saya ketika berangkat dan pulang sekolah. Sungguh terimakasih untuk semua kebaikan kalian. Padahal kalau dipikir sekarang, mana ada teman cowok yang tulus mau ngurusin teman perempuannya yang sakit seperti saya. Secara anak SD tahun 80-90 mana ngerti masalah tentang perempuan. Tapi kala itu mereka betul-betul sangat membantu saya. Semoga kesehatan dan keselamatan selalu menyertai kalian, sobatku…

Setelah beres ebtanas, amandel saya tidak kunjung sembuh, guru kelas memanggil bapak untuk membicarakan penyakit saya ini. Lagi-lagi karena tidak mampu biaya, bapak dan paman saya malah membawa saya berobat tradisional ke Tasikmalaya. Jadi amandel saya tidak dioperasi melainkan menjalani pengobatan kampung saja.

Sampai kini, amandel saya sering kambuh. Pemicunya bisa makanan pedas, bumbu gurih, atau kondisi badan sedang tidak fit.

Saat amandel saya kambuh, selain sakit di leher dan sakit saat menelan apapun, badan pun langsung terasa meriang. Sakit kepala dan ngilu sekujur badan datang silih berganti. Jika sudah demikian, saya tidak bisa banyak bergerak, hanya terbaring pasrah. Merasakan kesakitan sambil berdoa semoga sakit ini segera mereda. Mau gimana lagi, saat menelan ludah saja harus berjuang menahan sakit, mana bisa mau mengerjakan hal lain?

Setelah berumah tangga sakit amandel jarang saya alami mungkin karena semua makanan di rumah saya yang bikin, jadi saya yang mengontrol bumbu penyedap rasa maupun tingkat kepedasan. Jadi saya gak kepikiran mau berobat serius ke dokter mengingat jika saya menerapkan pola hidup sehat, insyaallah amandel ini pun baik-baik saja.

Tapi kadang kecolongan kalau abis jajan bakso di luar. Meski mewanti-wanti jangan pakai penyedap rasa, atau saya tidak menuangkan saos sambal tapi selalu saja rasa gurih, atau penggunaan zat kimia lainnya dalam makanan itu bisa terdeteksi oleh amandel. Dan langsung saya akan merasa kesakitan.

Beberapa teman merekomendasikan obat herbal, namun sejauh ini saya belum mencobanya. Obat herbal andalan saya ya air putih saja, hehe…

Jika disodorkan pertanyaan:

Bagian mana yang ingin kamu install ulang dari hidup kamu? Buat membersihkan cookies, chace, virus dan hal lainnya yang bikin kamu lemot bergerak saat ini?

Maka jawabannya adalah saya ingin kembali ke masa kecil dan meremove (baca mengobati dengan operasi) amandel saya ini sehingga tak menimbulkan kekambuhan berkepanjangan seperti sekarang.

Virus, cookies, atau apapun istilahnya yang harus segera di clear kan dari diri saya ini selain dosa-dosa yang menggunung, juga yang bikin eror badan saya sehingga sering lemot dan terpaksa harus di shut down dulu ini termasuk penyakit jasmaniah yang diderita. Saat kambuh, gak hanya bikin saya lemot, tapi juga perlu diinstal ulang.

Kalau manteman, jika  ditanya bagian mana yang ingin kamu install ulang dari hidup kamu? Buat membersihkan cookies, chace, virus dan hal lainnya yang bikin kamu lemot bergerak saat ini? Apa coba jawabannya?

20 thoughts on “Meremove Amandel”

  1. Bagian install ulang hidup, kayanya aku mau jadi orang yang bisa berkata tidak, gak ngebela orang yang kuanggap teman. Sekarang emang bisa maafin, tapi gak bisa lupa sama kejadian itu, hahaha. Btw, waktu kecil aku juga bermasalah sama amandel. Gak sampai operasi dan kini juga gak kambuh. Aman deh

    Reply
  2. Apakah tidak mencoba untuk dioperasi saja teh? Karena beberapa temanku yang memiliki sakit amandel kebanyakan mereka berujung operasi untuk kesembuhannya. aku apa ya kalau ditanya yang akan di install ulang, bingung jawabnya.

    Reply
  3. Dulu, waktu kecil juga aku ada amandelnya teh, terus aku dioperasi pengangkatan amandel, waktu itu seingatku, habis dioperasi aku dikasih es krim seember, haha dikasih sama uwaku, katanya biar cepet sembuh. Ya Allah ingatan tentang operasi itu samar-samar tapi yang mneyenangkan itu makan es krim seember itu.

    Moga amandel teh okti gak sering kambuh yaa, emang kalau udah kambuh bawaannya lemes yaa dan sakit. Jadi intinya mah jaga pola makan yaa, agar si amandel gak kambuh.

    Reply
  4. Aku pingin mereset bikin karir design agar bisa bekerja sesuai passion hahaha. Meskipun sekarang udah dan agak terlambat menyelaminya. Sehat2 ya teh, kadang amandel emang ganggu sih.

    Reply
  5. Semoga sehat selalu ya teh Oktiii, amandel anak sahabat aku harus dioperasi karena menghambat tumbuh kembangnya, ukuran amandelnya udah nggak normal kata dokternya. Mau nggak mau jadi harus operasi deh..
    Penginnya kebal kalau makan pedas, kayak dulu lagi gerd kadang suka kambuh kalau abis maem pedas

    Reply
  6. Keponakanku ada amandel jg. Memang di waktu2 ttt jadi ada aja ya teh…Semoga teh okti sehat2 yaaa. Gak ngulah eta amandelna.

    Pertanyaan terakhir bikin aku inget jawaban Ari Lasso di bbrp podcast. Andai bisa mengubah jalan hidup, apa yg ingin diubah? Dia jawab nggak ada. Karena dia ada sperti ini skrg karena segala salah-benar baik-buruk yg uda dijalani. Jawaban yg bikin aku mikir,… ya bener juga sih tapi umumnya kita pasti ingin mengubah sesuatu yg kita rasa salah/ga enak di masa lalu.

    Reply
  7. Banyak sekali saya mau instal dalam hidup saya Mbak. Saking banyaknya sampai tidak tahu lagi mana yg harus diutamakan. Yaah hidup emang gitu yah … penyesalan selalu datang belakangan kalau datangnya duluan namanya proposal kali yah..

    Reply
  8. Selama masih bisa dihindari pemicunya, amandel akan terasa gak memilukan ya, teh.
    Semoga sehat-sehat selalu.
    Sejatinya kalau ada bagian badan yang terasa sakit ini memang bikin gak nyaman banget siih..

    Kalau ingin mereset masa lalu, ingin rasanya kembali ke masa SMA.
    Ada hal yang ingin aku lakukan banget.. Tapi gak yakin juga akan berdampak besar kah di masa depan?

    Reply
  9. Idem di sini sejak tahun baru gak keluat ganti2an sakit mpe sekarang krn cuaca buruk hiks.
    Owalah amandel ternyata bisa kumat ya mbak. Eh tapi krn waktu kecil belum dioperasi ya? Soalnya aku punya temen SD dulu yang dioperasi amandel gtu trus kyknya tuntas.
    Ah ngobrolin virus yg mau diremove ya virus sakit2an mengular kek skrng ini. Sedih lho cuma batpil doank tp ganggu aktivitas.
    Semoga selanjutnya kita semua bisa sehat2 selalu yaa aamiin.

    Reply
  10. Aku pengen instal ulang soal rasa percaya diriku, Teh.. huhu. Minderan banget aku orangnya.
    Btw ternyata kalau gak dioperasi, amandel bisa sering kambuh gitu yaa.. semoga setelah ini gak sering kambuh, Teh.. sehat-sehat selalu

    Reply
  11. Pengen ngilangin malas mager gimana yaaks apalagi anak.suami hbs berangkat, emak dirumah sendiri rebahan kalau dah kena novel online tambah deh malessnya.

    Ya Allah teh okti semoga lekas sehat yaa dan beraktifitas kembali spt semula…

    Reply
  12. Aku pengen reset kebiasaan tidur yang sesekali masih kemalaman. Udah tahu kalo gak baik untuk kesehatan, tapi kadang ngerjain sesuatu lebih suka kalo malam.

    Semoga amandelnya gak kambuh lagi ya Teh. Anakku yang bungsu usia 11 tahun juga dulu sempat disuruh operasi amandel. Tapi aku kasih obat herbal, bikin jus nanas, eh kok gak kambuh lagi. Tapi memang dia gak pernah jajan es teh atau es kopi, kecuali es krim masih sesekali. Gak pernah jajan bakso, atau cilok segala. Alhamdulillah terkondisikan. Semoga teh Okti ketemu obat yang cocok untuk mengecilkan amandelnya

    Reply

Leave a Reply to Nurul Rahma Cancel reply

Verified by ExactMetrics