Overdosis, Keracunan atau Penyakit Kiriman?

Overdosis, Keracunan atau Penyakit Kiriman?

Tiba-tiba dada ini terasa sesak. Berat, seperti ditindih bongkahan batu. Ngilu dan nyeri muncul menjalar merayapi setiap denyut nadi. Nafas susah sementara keringat terus mengalir deras. Sempat kepikiran untuk bertanya: Ya Tuhan inikah akhir hidupku?

Bersandar memejamkan mata, merasakan nyeri yang menusuk-nusuk. Perih di dada semakin terasa kuat setelah melihat Fahmi terlelap tidur di sisi kanan. Mengusap tangan dan dahinya, sambil terus kepikiran juga, apa yang terjadi dengan diriku?

Seminggu terakhir ini saya mengonsumsi obat dari apotek. Setelah beberapa waktu lalu sebelumnya saya ke dokter kulit pastinya. Gatal-gatal yang selalu menyiksa membuat saya angkat tangan lalu mencoba mencari solusi. Jadilah obat diminum dua kali sehari setelah makan. Efeknya? Hampir sama sekali tidak ada.

Ya karena selama seminggu itu saya bisa aktivitas seperti biasa. Oh enggak deh! Ada yang beda, iya. Saya selama itu merasa bebas dari gatal, mungkin pengaruh dari obat itu?

Tapi selama seminggu itu, saya merasa lemas dan bawaannya ngantuk. Beberapa jam setelah makan dan minum obat, langsung pengen gogoleran. Beneran sampai tidur barang setengah jam atau satu jam kalau Fahmi tidak ngerecokin. Dan itu berlangsung selama seminggu.

Sampai tadi siang, hujan terus mengguyur bikin udara terasa lebih dingin. Dan ngantuk ini semakin menjadi. Ya Tuhan tidak kuat rasanya. Membuka mata bisa tapi jiwa entah dimana. Pokoknya bisa banget begitu hehehe…

Jam lima sore, saya nekat banget minum kopi luwak yang katanya gak bikin mual atau kembung. Saya tuh tidak bisa minum kopi tapi entah ada hasutan darimana tiba-tiba saja bikin kopi dan minum menghabiskan nya sendiri! Cuma berharap ngantuk gak berat-berat amat datangnya. Sesimpel itu saja awalnya…

Efek minum sembarangan itulah, sepertinya secara seharian tadi bawaannya ngantuk berat saya nekat melakukan hal yang sebelumnya saya tidak pernah lakukan. Minum kopi. Hingga derita yang sangat menyiksa ini harus saya alami.

Dada sesak berat dan nyeri. Ga bisa mikir, gak bisa diam, nafas susah nyeri tiada ujung. Parah. Ini kesalahan sendiri. Sudah stop minum obat sebelum habis. Tapi nyerinya masih saja bikin nafas mengap-mengap… Haruskah menyalahkan gegara kopi?

Alhamdulillah meski setengah sadar dan tidak, saya akhirnya tertidur. Bukan meningal. Hikzz! Meski saat bangun, tangan dan kaki ini terasa pedas, mungkin seperti kesemutan? Serasa tebal gitu ga terasa sensitif. Sesak nafas masih terasa. Perut malah lebih besar, seperti orang hamil saja.

Siangnya, Kulit kepala yang biasa terasa gatal justru sama sekali tidak. Sempat kepikiran juga apakah kulit kepala ini juga mati syaraf? Padahal biasanya kan kepanasan dikit garukan.

Setelah kejadian malam itu sering keringat keluar padahal tidak ada aktivitas apapun. Oya, waktu buang air kecil warnanya sangat pekat. Padahal saya juga banyak minum lho. Berasa bahagia kalau mau (maaf) buang angin karena sesak ini terasa jauh lebih ringan. Dan untuk bisa buang angin itu susah sekali…

Tiga hari ini perut buncit dan mengap mengap seperti orang sedang hamil saja. Ulu hati terasa penuh padahal gak makan apa apa. Mungkin lambung yang kosong lalu minum kopi menjadikan berontak? Hari ke empat ini perut sudah tudak begitu besar. Tapi nyesek di ulu hati masih ada.

Pandangan saya terasa makin kabur. Mata saya memang sudah minus. Tapi beberapa hari terakhir ini melihat wajah orang dengan jarak sepuluh meter saja sudah tidak bisa memastikan itu siapa.

Badan yang pegal dan linu juga sudah mulai berkurang. Saya tetap banyak minum dan makan secukupnya. Berusaha menjaga keseimbangan. Meski lidah ini pun terasa mati rasa. Sepedas apapun makanan yang saya santap, sama sekali tidak terasa di mulut dan lidah ini. Duh Gusti… 

Bawaannya pengen rebahan saja. Duduk ga bisa lama karena nafas sesak. Jalan dikit terasa capeknya, keringat mengucur dan jantung seperti berdebar-debar.

Minum terus tetapi buang air kecil rasanya kok tidak sebanding. Mungkin ginjal kena dampaknya juga?

Saat saya berhenti minum obat dari apotek dan seketika itu juga gatal kembali menyerang. Kulit terasa panas. Setiap digaruk seperti mengelupas, kering menimbulkan kerik putih. Setiap sumber gatal muncul bentol kecil. Nyeri panasnya lama luar biasa. Ini penyakit apa sih?

Percaya atau tidak, tetapi saya jujur menertawakannya, katanya penyakit gatal ini diakibatkan oleh kiriman orang lain. Transfer gitu? Hadeuh, jaman milenium kok ya masih ada transfer penyakit, bukannya transfer duit kek. Tapi saya ya berprasangka baik saja. Semoga mengurangi beban dosa. Semoga.

Saya sendiri tidak percaya itu. Lah ditanya baik-baik kalau benar penyakit ini ada yang mengirimkan, jawabannya malah gak jelas sama sekali. Bagaimana mau berpikir secara nalar, coba?

17 thoughts on “Overdosis, Keracunan atau Penyakit Kiriman?”

  1. Sudah ke dokter kah Teh?
    Diperiksakan saja biar jelas, minum obat sembarangan meski gejalanya mirip, kadang bukan penyakit yang sama dengan yang kita kira.
    Nantinya malah bikin kebal terhadap obat, semoga lekas sembuh ya 🙂

    Reply
  2. Astagfirulloh teteh gimana keadaannya? Aku juga bingung jadinya. Kalau nggak minum obat gatal-gatal tapi kalau minum obat bisa jadi sesak dan badan sakitnya efek samping dari obatkah atau dari kopi? Jadi serba bingung ya. Apakah teteh udah periksa ke dokter? Nyari pendapat lain juga ke dokter lain? Cepet sembuh ya Teh

    Reply
  3. Semoga cepat sembuh ya mba, dan semoga sakit yang diderita ada obatnya agar mba segera pulih seperti sedia kala.
    Karena kesehatan itu sangat penting untuk kita, dan coba bawa kedokter spesialnya langsung dan konsultasikan
    Agar tahu penyebab dan cara menanganinya

    Reply
  4. Wah, ngeri deh. sering nih denger penyakit kiriman kayak gini. Walopun gak tahu juga sih. Tapi kalo lihat efek yang gak puguh2, dan gak ngaruh dengan obat, mungkin saja ya Teh. Semoga kita semua selalu sehat 🙂

    Reply
  5. Aku juga pernah merasakan sesak nafas , nyeri dada seperti mau penghabisan dalam hidup, ternyata itu sakitnya aku berkaitan erat dengan masalah maag ku yg kambuh yg sudah akut, tapi tetap aku langsung ke dokter untuk periksa kondisi seperti ini, alhamdulillah dengan minum obat dan pantang terhadap makanan tertentu buat maag ku gak kambuh lagi, btw teh okti udah ke dokter gak cepat ditangani sakitnya, lekas sehat ya teh dan semangat

    Reply
  6. Wah enggak usah dipercaya kak. Masa jaman sekarang masih ada kiriman penyakit gitu. Ketika kita berdoa hal yang aneh gitu ga akan terjadi. Biasanya kalau ke dokter langsung dapat solusi kalau gatal2 gitu kak.

    Reply
  7. Coba teh Okti, di bacain doa sendiri (merukyah diri sendiri).
    Karena kaka perempuanku juga pernah begini…
    Gatel dan hanya terasa paliiing gatal di jam-jam tertentu. Dikasih obat dari dokter manapun (antibiotik dan lain-lain), gak mempan.

    Syafakillahu teteh…
    Semoga Allah sirnakan kesakitan yang ada di teteh.

    Reply
  8. Pernah mengalami hal yang sama, berobat ke dokter tidak banyak membantu, tetapi dengan perbaiki ibadah dan perbanyak sedekah penyakit yang dialami lebih cepat membaik.
    Percaya atau tidak, kalau saya percaya penyakit kiriman itu ada

    Reply
  9. sekarang sudah baikan kah? tiap orang memang punya batas toleransi tubuh masing2. kalau sebelumnya pernah konsumsi dan tak mengapa, kadang jg masih ada alergi. seperti saya yg alergi makan ayam padahal dari kecil udah makan ayam. reaksi alergi cm macam2… coba diperiksakan ke dokter ya mbak. jangan mikir yg buruk dulu…

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics