Sejak menikah, mau tidak mau aku harus mau tinggal di Pagelaran, sebuah Kecamatan yang berada di wilayah Cianjur Selatan. Meski saat kerja, aku bawa anakku untuk dititipkan di ibuku di Sukanagara, tetangga kecamatan dengan jarak tempuh sekitar setengah jam naik kendaraan. Kalau jalannya bagus, bisa kurang.
Selama di Pagelaran, maklum hobi ngebekpek dimanapun tak ada matinya, aku selalu hunting objek wisata dan tanya-tanya seputar lokasi asyik buat jalan. Kalau pas bisa, suami dan anak juga ikut serta. Asyik punya!
Kecamatan Pagelaran yang sangat luas dan daerahnya masih sangat asri memiliki berbagai potensi sumber daya alam yang bisa dikembangkan. Kecamatan Pagelaran dibagi lagi menjadi 14 desa, diantaranya Desa Pagelaran, Karangharja, Kertaraharja, Sindangkerta, Selagedang, Gelaranyar, Mekarsari, Padamaju, Situhiang, Bunijaya, Buniwangi, Pangadegan.
Salah satu Desa yang lokasinya jauh dari jalan kabupaten, kondisi jalannya juga teramat buruk dan berbahaya ialah Desa Situhiang. Di sini ada sebuah danau atau biasa disebut dengan rawa yang mempunyai nilai wisata. Nama lokasinya Rawa Beber. Setiap setahun sekali seakan sudah menjadi tradisi di rawa ini selalu digelar upacara ngubek rawa, atau menjala ikan secara masal beramai-ramai.
Informasi dari Camat Pagelaran sih objek wisata Rawa Beber ini luasnya sekitar 2 hektar dengan kedalaman 4 meter.
Jika pemerintah jeli, sebenarnya potensi rawa ini bisa menjadi objek wisata yang jadi daya tarik tersendiri bagi Kecamatan Pagelaran di Kabupaten Cianjur.
Ngubek Rawa Beber yang terkenal dengan tradisi ngubek lauk yang digelar rutin tiap tahun bisa dijadikan objek tempat pesta masyarakat Desa Situhiang. Selain dinikmati oleh penduduk setempat, tak jarang pula didatangi masyarakat dari berbagai pelosok. Bahkan, datang dari tempat yang jauh untuk menyaksikan kegiatan pesta menangkap ikan beramai-ramai dengan cara dijala ini.
Selain jadi ajang reunian bagi masyarakat Situhiang, acara ini juga bisa jadi sarana usaha musiman penduduk setempat. Ya, musiman karena kalau hari biasa sangat sepi. Saat banyak orang datang maka kesempatan itu bisa digunakan untuk usaha berdagang. Sebuah berkah bagi warga sekitar.
Ada yang khas dari tradisi ngubek rawa ini, dimana sebelum digelarnya pesta ngubek, dilaksanakan dulu membakar kemenyan sebagai simbol minta izin kepada pangeugeuh yang memegang kekuasaan di rawa itu.
Tapi itu sih berlaku bagi yang percaya saja. Setelah itu suasana sepi pun berubah jadi hingar-bingar dengan adanya suara sound system yang artinya acara ngubek pun siap dimulai.
Kendala yang dialami menuju Rawa Beber ialah masalah infrastruktur jalan menuju objek wisata tersebut. Seumur aku SD sampai sekarang, jalan menuju Situhiang dari Cipari tetap saja jelek dan rusak parah. Bahkan jembatan yang menghubungkannya pun masih jembatan jaman penjajahan! Padahal di lokasi lain jembatan itu sudah pada diganti dan modern. Aneh! Pemerintah daerah ini bukannya ada dana untuk membangun desa? Itu uang rakyat pada dikemanain yah?
Kasihan banget Kabupaten Cianjur ini, warganya selalu dikhianati para pejabat pemerintahannya. Jika potensi Rawa Beber ini mampu ditingkatkan, tentu akan menjadi sumber pendapatan pengelola, pendapatan pemerintahan, desa bahkan Pemkab Cianjur. Salah satu yang dibutuhkan untuk menunjang adalah sarana jalan menuju lokasi objek wisata ini supaya segera dibangun. Itu saja! (Ol)