Peran Ibu Mempersiapkan Generasi Emas 2045. Apa Peran Bapak?

Mencetak Ibu Milenial Pembangun Generasi Emas 2045 di Era Pandemi Covid-19

Peran Ibu Mempersiapkan Generasi Emas 2045. Apa Peran Bapak?

Saat pandemi, banyak diceritakan kaum ibu-lah yang memegang peran terbanyak dalam menyetok rasa sabar dan berkomitmen untuk terus belajar bersama mendampingi anak. Peran ibu dalam mendidik anak pada sebuah keluarga mungkin yang lebih dominan. Meski pada saat mengikuti pembelajaran jarak jauh di rumah tidak sedikit para ibu yang akhirnya memilih angkat tangan.

Belum lagi, mau tidak mau saat pandemi para ibu juga harus melek teknologi, supaya ibu paham sehingga bisa membimbing, menuntun dan memonitor anak-anak dalam menggunakan gadgetnya. Ini banyak dialami dan diceritakan teman di lingkungan terdekat saya.

Ibu memang madrasah bagi setiap anak. Tapi jangan lupa, tugas bapak, selain mengajarkan syariat, juga mengajarkan akhlak.

Dalam mendidik anak bukan hanya tanggung jawab seorang ibu, tapi tanggung jawab bersama orang tua, yang terdiri dari bapak dan ibu. Tidak mudah lho, mencetak generasi kuat iman, kuat sosial, kuat ekonomi, dan karakter pendidikan, kecuali ada kerja sama dari orang tua.

Kesuksesan anak adalah tanggung jawab bersama bapak dan ibu, bukan hanya tanggung jawab seorang ibu. Seorang bapak memang memiliki tanggung jawab mencari nafkah. Akan tetapi sosok bapak sebagai imam dalam keluarga tetap memiliki tugas utama mendidik anak-anaknya.

Hal itu disampaikan oleh Ibu Hj. Khofifah Indar Parawansa selaku Ketua Umum PP Muslimat NU sekaligus Gubernur Jawa Timur dalam acara webinar nasional “Mencetak Ibu Milenial Pembangun Generasi Emas 2045 di Era Pandemi Covid-19”, Selasa 11 Agustus 2020 yang diselenggarakan atas kerja sama Muslimat NU dengan YAICI.

Selain Ibu Hj. Khofifah Indar Parawansa, nara sumber lain dalam acara wabinar ini adalah:

✔️dr Hj. Erna Yulia Soefihara ketua VII PP Muslimat NU
✔️Arif Hidayat. SE.M ketua Harian YAICI
✔️DR. dr.TB. Rachmat Santika, Sp.A(K), MARS. Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak
✔️Meida Octariana. MCN, Asisten Deputi Ketahanan Gizi.
✔️dr. Ranti Hanna Sp. A. (Ibu Millennial sekaligus Dokter Anak)
✔️Maman Suherman, penulis yang bertugas sebagai moderator.

Ada yang unik, webinar “Mencetak Ibu Millenial Pembangun Generasi Emas 2045” di sana menyebut para ibu, seolah acara itu khusus untk ibu-ibu. Namun, pada intinya, dalam mencetak generasi emas pada 2045 nanti tentu tidak bisa hanya sebelah pihak ibu saja, karena dibutuhkan peran bapak pula, alias kerja sama orang tua, yang terdiri dari bapak dan ibu, untuk mencetak anak sebagai sumber daya yang unggul.

Generasi emas, apa pun profesi-nya kelak, tidak akan maksimal jika sejak dini anak tidak diimbangi dengan pendidikan karakter dan akhlak baik. Benteng manusia dalam melawan robot adalah keterampilan sosial. Mengimbangi kemajuan dan kecanggihan teknologi, kita tidak mungkin menciptakan alat tandingan. Hanya keterampilan dan akhlak serta budi pekerti yang bisa menyertainya. Semua itu, dari orang tua (bapak dan ibu) lah sumbernya.

Dalam dunia Islam, sudah diajarkan sejak awal, jika dalam membesarkan anak kelak, diperlukan pola asuh anak yang sesuai dengan zaman di mana si anak itu berada.

Perlu diperhatikan orang tua, ketika sudah masuk pada generasi Z yang kemudian dikenal sebagai generasi milenial, kita sebagai orang tua harus bisa menghadapi generasi Alfa yang secara prototype berbeda sekali dengan generasi Z.

Karena itu orang tua memiliki misi tersendiri bagaimana menciptakan pola asuh yang benar antara perbedaan generasi tersebut, dimana generasi alfa solidaritas sosialnya bisa lebih tinggi dari generasi para orang tua itu sendiri.

Saat ini kita berada di jamannya generasi milenial, oleh sebab itu sebagai ibu milenial kita dituntut harus melek teknologi yang perkembangannya sangat pesat. Karena selain sisi baik selalu ada sisi buruk, ibu milenial harus jeli. Jangan sampai sisi negatif memiliki peranan yang sangat kuat dalam kehidupan sehari-hari.

Apalagi jaman sekarang, istilah milenial banyak digunakan. Jangan sampai para orang tua ngaku milenial, tapi kok masih menganggap kental manis itu sebagai susu, hanya karena sejak jaman orang tua kita dulu sudah jadi korban iklan.

Mungkin, orang tua kita dulu memiliki persepsi bahwa kental manis adalah susu yang bisa dikonsumsi layaknya minuman susu untuk anak berdasarkan iklan dan pemahaman jamannya. Sekarang, setelah diteliti ditemukan, jika kandungan gula yang ada dalam kental manis sangatlah tinggi. Sangat tidak cocok diberikan pada bayi dan anak-anak secara terus menerus. Dampak buruk pada anak akan terjadi mulai dari masa tumbuh kembang anak yang terhambat (stunting) hingga penyakit yang sangat membahayakan seperti diabetes.

Sudah banyak temuan bayi dan anak-anak yang mengonsumsi kental manis secara terus menerus perkembangan tubuhnya menjadi tidak normal. Bagaimana anak akan jadi generasi emas, jika pertumbuhannya saja sudah banyak gangguan?

Karena itu diperlukan kerja sama seluruh pihak untuk memutus mata rantai persepsi masyarakat terhadap kental manis ini. Tidak cukup sosialisasi, namun juga pendidikan mengenai gizi dan pemahaman mengenai pentingnya ASI bagi 1000 hari pertama kehidupan.

Seharusnya pendidikan mengenai gizi dan pemahaman mengenai pentingnya ASI bagi 1000 hari pertama kehidupan ini didapat calon ibu, jauh sebelum mengandung dan melahirkan anak.

Seorang ibu wajib memperhatikan asupan nutrisi yang sesuai dengan yang dibutuhkan bayi dan anak-anaknya pada periode kehidupan anak 1000 hari pertama kehidupan. Sebab masa itu akan menentukan tumbuh kembang anak terutama dalam perkembangan otaknya.

DR. dr. TB Rachmat Santika Sp.A.,MARS menjelaskan untuk mendapatkan anak generasi Emas 2045 orang tua memiliki peranan penting dalam hal pemberian gizi dan asupan makanan anak. ASI, tumbuh kembang anak, itu harus diperhatikan. Tidak lupa berikan juga imunisasi secara rutin.

Saat pandemi, menyusui tetap bisa dilakukan. Walaupun (misalnya) ibu memiliki riwayat positif covid-19. Ingat, Covid-19 ditularkan lewat droplet. Sepanjang ibu menggunakan masker dan alat pelindung lain, menyusui bisa tetap aman dilakukan. Asalkan anak pun dilindungi. Payudara selalu dibersihkan supaya terhindar dari droplet. Jangan sampai ASI sebagai hak anak diabaikan namun dampaknya justru bisa fatal. Tentu saja, dalam hal ini ibu perlu mendapatkan dukungan penuh baik dari keluarga maupun lingkungan.

Meski masa pandemi, orang tua harus tetap memperhatikan, mendidik, mengusahakan memberikan asupan nutrisi yang seimbang untuk anak dan jadi percontohan. Program Pemerintah juga harus mendukung langkah konkret dalam menciptakan generasi emas dengan tidak membagi kental manis dalam paket sembako masyarakat. Berikan bantuan lain yang bisa meningkatkan nutrisi dan gizi anak-anak.

Untuk mewujudkan impian ibu milenial pembangunan generasi emas 2045 diperlukan adanya dukungan dari berbagai partisipan. Karena ini bukan hanya tugas sebelah pihak. Siapapun itu, pemerintah, masyarakat, orang tua, semua memiliki peran penting. Orang tua sebagai bapak dan ibu dari si anak yang memegang peranan terdepan dalam maju mundurnya generasi anak-anaknya.

Ingat, pola asuh ibu menjadi bagian penguat keluarga. Sedangkan peran bapak tetap jadi yang utama dalam mendidik anak. Dengan adanya kerja sama antara bapak dan ibu diharapkan dapat mencetak generasi Emas 2045.

60 thoughts on “Peran Ibu Mempersiapkan Generasi Emas 2045. Apa Peran Bapak?”

  1. Okti sayang, biasanya anak2 itu lbh suka bljr didampingi ibu. Lalu tugas bspak? Ya jelas donk bpk dan suami yg baik adlh menyayangi istrinya sepenuh hati dan memberi semangat laysknya kslian madih pacaran, hehe…Pasti sang ibu + semangat mendampingi sang anak nljr OL. Terasa lelah dan kesal? Pandanglah sang ayah yg berada di dekat Okti. pandang ke matanya yg bahagia mdliah sang ibu begitu bersemangat mendampingi sang permata hati mereka. Itu resep bunda Okti.

    Reply
  2. Dua-duanya memberikan peran yang berbeda buat anak2 , jadi butuh keduanya biar saling melengkapi yang ga bisa ibu ajarkan ato sebaliknya. Semoga kita semua selalu menjadi orang tua yang berperan menyiapkan anak2 generasi emas.
    Teteh, apa kabar?
    Semoga sehat selalu semuanya yaa.

    Reply
  3. Mengutip ini …

    Generasi emas, apa pun profesi-nya kelak, tidak akan maksimal jika sejak dini anak tidak diimbangi dengan pendidikan karakter dan akhlak baik. . iya yah benar banget. Dan peran bapak dan ibu sama pentingnya di sini, bukan hanya ibu saja.

    Reply
  4. Bener Mbak.. pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama, bikinnya sama-sama kok, masak ngajarinnya ibuke sendiri hahhaa… Dan pelajaran Akhlak memang harus diajarkan pertama kali kepada anak anak..

    Reply
  5. Betul Teh. Mungkin karena negara kita menganut sistem patriarkhi, rasanya bapak tuh jadi sentral banget ya. Urusan kerjaan di luar rumah semacam legitimasinya ayah. sedang ibu tuh ya di rumah bae. Ngurus anak, ngajarin anak, gitu. Padahal kan ayah juga harus ada secara fisik dan mental untuk ikut serta menciptakan generasi muda yang unggul .. ngak cuman adanya pas ngasih hadiah atau “hukuman” gitu menurut aku sih. Apalagi saat banyak bapak yang WFH gitu, ya harusnya bagi-bagi sama buk ibuk yang juga WFH atau IRT untuk mendampingi anak SFH. hihihi.. kenapa aku jadi orasi gini yaa… curhat #eh

    Reply
  6. Sepakat, kerjasama kedua orangtua dalam membesarkan dan mendidik anak akan mampu memenuhi semua ruang di hati si anak, tidak ada celah yg membuat anak gamang menghadapi cepatnya perubahan informasi digital yg mengikuti keseharian mereka.

    Reply
  7. Setuju banget teh bahwa mendidik dan mengurus anak adalah tanggungjawab ayah dan ibu, bukan hanya ibu saja. Karena kan ini anak mereka berdua, bukan cuma anaknya ibu 🙂 Dengan kerjasama yang baik tentu tumbuh kembang anak akan lebih optimal.

    Reply
  8. Di saat pandemi begini, bonding anak dengan orang tua harus semakin erat. Perhatikan lagi asupan anak. Meskipun sekarang sedang lebih banyak di rumah, semoga tumbuh kembangnya tetap baik

    Reply
  9. Memang peran kedua orang tua dalam keluarga penting sekali ya, peran ayah dan peran ibu akan saling melengkapi dalam mendidik dan mendampingi anak-anak.
    Eh ngomong2, th 2045, umurku brp ya? sudah jadi lansia 😀

    Reply
  10. idealnya peran kedua orang tua sangat penting mba..karena Ibu saja atau ayah saja tidak akan membuat anak – anak tumbuh dengan maksimal secara psikologis. Yang penting semangat selaluuu

    Reply
  11. Iya betul ayah dan ibu dua2nya memiliki peran yg berbeda yang saling melengkai, sayangnya Indonesia termasuk fatherless country nomor di atas nih..dampaknya banyak nih ke psikis anak bisa jd ana yg tidak bahagia dan bermasalah…

    Reply
  12. Iyes, bener banget. Dalam mendidik anak, apalagi mempersiapkan generasi yang bagus, peran ibu dan bapak tak ada yang menang dan kalah. Tak ada yang unggul satu dari yang lainnya. Keduanya punya peran penting.

    Reply
  13. wadidaw, millennial tapi belum tahu kental manis itu bukan susu?
    kalau ortuku masih sering bilang mau buat susu padahal itu pakai kental manis. Ya wajarlah. Pelan-pelan ku edukasi itu bukan susu buat anak. Kadar gulanya tinggi.

    Reply
  14. harus ada kerja sama dalam mengasuh anak-anak gak saat covid aja ya. Di rumahku kerjaan juga ganti2an kok apalagi gak ada ART.
    Di masyarakat memang udah terpatri banget kalau kental manis itu susu makanay skr perlu diinfoan lagi biar gak salah

    Reply
  15. Sukaa bangett…teh Okti.
    Suka mempertanyakan juga peran Ayah karena seringnya menggunakan alasan “Sebagai pencari nafkah”.
    Di sini yang perlu diperhatikan lagi adalah berdoa supaya nafka yang diberikan kepada istri dan anak-anak, halal. Sehingga ini menjadi pendidikan syariat yang pertama dalam keluarga.

    Reply
  16. memang butuh kerjsama yang baik ya untuk kedua peran yang bisa mewujudkan generasi emas itu 🙂 semoga kita bisa jd bagiannya 🙂 thanks sharingnya teh 🙂

    Reply
  17. Nah, bagus ini. Peran Bapak harus dipertanyakan juga dalam pendidikan anak. Jangan semua mua dilimpahkan Ibu.

    Apapun alasannya, kedua orang tua harus memiliki tanggung jawab, hanya pembagiannya saja yang dibedakan. Bagaimana caranya, yang penting anak tidak kekurangan perhatian dari Ayah

    Reply
  18. Aku sebagai yang belum berkeluarga baca ini jadi nambah insight teh. Anak-anak butuh peran kedua orang tuanya untuk bisa tumbuh dengan baik ya. Semoga bisa jadi bekal nanti saat aku jadi orang tua.

    Reply
  19. Untuk mendidik anak nggak bisa berat sebelah hanya ibu saja ya, harus barengan juga dengan bapak, sehingga kerjasama orangtua sangat berperan penting, dan bukan tidak mungkin harapan pada tahun 2045 tersebut bisa tercapai

    Reply
  20. Surga di telapak kaki ibu emang benar adanya. Perjuangan ibu gak ada duanya deh.. semoga kita semua sebagai wanita bisa menjadi madrasah terbaik untuk anak2 kita.. aamiin

    Reply
  21. untuk mencetak generasi emas 2045 ini emang PR banget buat semua, terutama orang tua dan sekitar harus mendukung pemberian gizi yang terbaik.
    yang SKM itu juga masih harus edukasi menyeluruh utamanya di pelosok-pelosok.
    semoga saja impian ini bisa terwujud ya, Aamiin

    Reply
  22. Jadi inget istilah, bikinnya berdua maka urusnya pun berdua. Jadi ibu dan bapak sama-sama punya peran untuk anak, bukan salah satu saja. Btw, soal kesehatan anak emang ini penting banget ya teh. Di beberapa daerah yang aksesnya kurang masih banyak anak kena stunting, kena polio atau penyakit tertentu karena persoalan gizi. Semoga ini bisa dijangkau pemerintah dan organisasi-organisasi sosial buat edukasi juga membantu supplai gizi anak-anak.

    Reply
  23. Indeed ya teh. Soal bonus demographic 2045 ini makin marak diperbincangkan. Kita harus bisa memanfaatkan momen ini dan mempersiapkannya sejak sekarang. Sayang nih aku missing webinar ini kemarin.

    Reply
  24. Saya pun selalu melibatkan suami dlm proses pengasuhan anak. Alhamdulillah suami bisa d ajak kerjasama juga, jd memang nggak merasa tugas merawat dan mendidik anak itu tanggung jawab saya sendiri. Hoho..

    Reply
  25. pola asuh ibu menjadi bagian penguat keluarga. Sedangkan peran bapak tetap jadi yang utama dalam mendidik anak > bagian ini penentu banget dalam menjelaskan peran ibu dan ayah dalam mendidik anak

    Reply
  26. Kalau berbicara tentang peran. Saya sedih sekali. Karena dalam keluarga kecil kami, saya seakan berjuang sendiri. Suami hanya menjalani tugas sebagai pencari uang. Tapi sungguh, dalam banyak hari ingin menyerah karena kecewa dan putus asa, saya tetap berjuang sampai sekarang. Jika ibu menyerah, alangkah sedih nasib anak.

    Reply
  27. Saya setuju sekali bahwa untuk membesarkan anak itu bukan hanya peran ibu, tapi juga bapak. Anak butuh figur bapak untuk berkembang. Selama ini–terutama generasi baby boomers–kental dengan budaya patriarkinya sehingga semua beban ditaruh di pundak ibu. Apalagi masa pandemi di mana orang WFH. Ketika seorang ibu pekerja, harus WFH, sekaligus mengurus urusan rumah tangga, sekaligus mengurus anak–semuanya di rumah. Alangkah baiknya ketika bisa berbagi beban–sesuai kesepakatan berdua.

    Reply
  28. Miris memang melihat yang masih berpikir mengurus anak cuma tugas ibu. Walau secara tanggung jawab mengurus keseharian iya, minimal membentuk mental juga tanggung jawab Ayah. Mirisnya yang berpikir begini ada di kota besar, sehingga sang Ayah mikirnya kerja doang pulang bebas tanggung jawab. Naudzubillah min dzalik ya

    Reply
  29. Setuju banget mbak, perlu adanya kerjasama antara ibu dan ayah dalam mendidik anak. Dan yang nggak kalah penting adalah mendidik anak sesuai dengan zamannya, terkadang orang tua lupa bahwa orang tua dengan anak itu berbeda zamannya, hehehe

    Reply
  30. Keterampilan sosial, akhlak, serta budi pekerti jadi modal utama generasi Alfa. Noted. Yes, bener banget, Teh. Bahwa tanggung jawab pendidikan anak ada pada ayah dan ibu dengan peran sesuai fitrah masing-masing.
    Jangan sampai para ibu merasa sendirian, apalagi di masa pandemi yg berat ini.

    Reply
  31. Aku termasuk yang rajin dikasih susu sama ibu. Tapi kalau dipikir-pikir lagi tinggiku bukan hasil kombinasi terbaik ayah sama ibu. Ya gimana mau optimal kalo takaran susu dikurangi dan diganti gula.

    Padahal kan ada takaran saji buat dapetin hasil yang optimal.

    Reply
  32. Yup. Inilah yang sering timpang atau tidak sejajar antara peran ayah maupun ibu dalam pendidikan anak di rumah. Kebanyakan ayah tidak memahami hal ini. Atau sebenernya paham namun sudah terlalu lelah dengan urusan pekerjaan sehingga memasrahkan sepenuhnya pendidikan anak di rumah pada ibu

    Reply
  33. Saya setuju, peran ayah juga sangat penting dalam pengasuhan anak. Tapi sayang masih banyak yang acuh. Bahkan diajak ikut seminar parenting aja males. Apalagi diajak baca buku2 pengasuhan. Gimana ya menumbuhkan kesadaran ayah bahwa parenting itu bukan cuma tanggung jawab ibu?

    Reply

Leave a Reply to Suciarti Wahyuningtyas Cancel reply

Verified by ExactMetrics