Rumah di Hutan

Kasihan si mamang mie ayam saat lewat depan rumah, roda yang udah terpasang terpal di atapnya hampir tidak bisa laju karena tersangkut pohon jambu. Saya yang merhatiin dari dalam kepikiran untuk segera merapikannya supaya dahan tidak terlalu menjulur ke jalan.

Akhir-akhir ini memang hujan selalu turun dengan deras dan durasi panjang. Bikin malas ke luar, jadi itu pepohonan yang banyak tumbuh depan rumah juga seolah tidak terurus. Mengganggu yang lewat.

Jadi ingat cibiran tetangga terhadap kondisi rumah dan halaman tempat tinggal kami yang kata mereka, seperti hutan. Ya, karena rumah tempat tinggal peninggalan mertua ini memang di halamannya dipenuhi berbagai pohon yang ukurannya tidak lazim dibandingkan pohon hias yang ada di halaman rumah pada umumnya.

Ayah mertua dulu pegawai Perhutani. Beliau senang melakukan pembibitan berbagai macam pohon. Halaman rumah jadi lokasi eksperimen nya.  Sebagian pohon dibiarkan tumbuh sampai sekarang. Kebetulan suami sebagai pewarisnya pun sangat menyukai teduhnya halaman karena rindangnya pepohonan. Jadilah rumah yang kami tempati mirip hutan.

Lingkungan asri di Morizen
Lingkungan asri di Morizen

Pantas mereka anggap seperti hutan, karena di sekeliling rumah ini tumbuh pohon yang bahkan di kebun saja sudah susah ditemui.

Di sekeliling halaman rumah kami tumbuh pohon kaweni, sirsak, rambutan, lengkeng, huni, melinjo, kelapa, pisang, jambu batu, jambu air, nangka, salam, sukun, asam kranji, waregu, dan masih banyak lagi.

Itu belum termasuk tumbuhan apotek hidup dan bumbu dapur yang ditanam dalam pot atau plastik yang kami tempatkan di sekitar polibag karung yang berisi tabulampot.

Karena banyak pepohonan, tidak heran kalau binatangnya pun banyak berkeliaran. Itu yang bikin tetangga makin julid. Udah biasa dengan ulat, semut, berbagai serangga, bahkan ular, tupai, sampai burung hantu pun ada bersarang di pepohonan yang tumbuh di halaman rumah kami itu.

Club House di Morizen

Apakah saya tidak risih? Mungkin karena saya dasarnya suka alam, suami dan anak pun mereka betah di gunung (mendaki maksudnya) jadi ya kondisi itu tidak berpengaruh. Sebisanya aja kami bereskan. Seperti rajin memangkas pepohonan yang udah mengganggu ke jalan, dan menyapu dedaunan yang bikin sampah ke tanah tetangga terdekat.

Nah sayangnya pohon jambu depan rumah itu belum sempat dirapihkan karena selama seminggu lebih ini cuaca hujan terus.

Kalau cuaca bagus kami pastinya udah eksekusi duluan. Antisipasi dengan cibiran dari mulut sekitar yang super pedas kalau bicara.

Tapi kadang kami pengen tertawa juga lho menghadapi karakter tetangga ini. Mereka tuh seakan tidak suka, risih dengan kondisi tempat tinggal kami yang seperti hutan. Tapi giliran ada butuhnya, ya mereka larinya, mintanya ke kami-kami juga.

Pernah saat saya menyapu halaman di dalam, ada tetangga lewat, dia kira tidak ada saya. Lalu berusaha menyambut bibit pohon kersen yang tumbuh. Karena anakan pohon itu tumbuh dari akar pohon utama, jadi saat dicabut, ya ga ada akar yang bisa ditanam.

Buru-buru saya keluar dan bilang kalau ambil anak pohon kersen harus pakai cara yang benar supaya akar bisa terbawa jadi bisa ditanam lagi. Eh dia malu kepergok begitu dan segera berlalu. Haha, butuh juga anak tanaman dari halaman rumah kami, padahal sebelumnya ia nyinyir banget dengan pohon yang melewati pagar batas. Sampai memotong sendiri tanpa minta izin dahulu.

Suasana danau di Morizen

Suka duka tinggal di lingkungan rumah yang banyak memberikan tekanan emosi ini emang banyak. Kalau lagi tidak sabar pengen rasanya pindah ke hunian lebih modern tapi tidak meninggalkan kesan hutan nya. Dalam arti suasananya hijau, tetap sejuk, pokoknya nuansa alamnya itu tetap dipertahankan. Ada gak ya hunian modern seperti itu?

Ternyata ada. Di Morizen Summarecon Bekasi banyak berbagai tipe hunian mewah ala bangsa Jepang yang tetap mempertahankan nuansa hijau dan asri.

Dalam bahasa Jepang ‘Mori’ berarti hutan. Morizen Summarecon Bekasi ini terdiri dari hunian rumah tiga lantai yang dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun. Bahkan ada danau di dalamnya.

Selaras dengan filosofi kehidupan zen, Morizen Summarecon Bekasi dilengkapi oleh jalan pedestrian dan seating promenade yang menghadap langsung ke arah danau.

Persembahan Sumitomo Forestry dan Summarecon Agung yang dikenal lewat Summarecon Serpong ini, huniannya memang terkenal menghadirkan lanskap alami yang indah. Dipastikan semua kelebihan itu akan memberikan ketenangan dan keseimbangan hidup bagi penghuninya.

Hunian Morizen Summarecon Bekasi memiliki banyak keunggulan seperti lokasinya banyak difavoritkan karena tersedia destinasi populer di dekat hunian, seperti tempat wisata dan wahana bermain lainnya.

Morizen Summarecon Bekasi pun terkenal bebas macet. Infrastruktur yang memadai langsung akses ke jalan tol. Pilihan transportasi umum mudah ditemukan.

Pada kenyataannya pada sebuah gubuglah apa yang kami sebut hunian nyaman itu bisa dicapai

Karena letaknya strategis dengan fasilitas umum sementara harga relatif terjangkau, tapi entah beberapa tahun lagi. Yang pasti properti ini sangat prospektif, cocok untuk investasi.

Ah jadi pengen pindah ke hutan eh hunian Morizen Summarecon Bekasi, deh. Suasananya yang rimbun dan mempertahankan kehijauan pastinya bakal bikin kami betah dan bebas dari julidan tetangga.

 

22 thoughts on “Rumah di Hutan”

    • Saya juga penasaran seperti apa halaman rumahnya Teh Okti. Banyak banget tanaman buahnya, enak-enak lagi semua yaa. kalau panen bisa bener-bener puas makan buah.
      Btw akarnya gak sampai merusak ke bawah tanah rumah kah?

      Reply
  1. Wahhh emang nyaman banget teh hunian di hunian Morizen Summarecon Bekasi ini
    Hunian idaman
    Suasananya asri banget, layaknya rumah di tengah hutan namun dgn konsep modern tentunya

    Reply
  2. Kebayang hijau dan segarnya lingkungan rumah Teh Okti…Punya pengalaman serupa, pertama pindah di lingkungan perumahan saya saat ini yang berlokasi di Jakarta Barat, sekitarnya sungguh gersang. Jadi suami saya punya ide nanam pohon baik di halaman rumah – yang minimnya lahannya, juga di sepanjang jalan di sekitar rumah kami. Nah, saat pohon ini makin tinggi, ada tetangga yang protes dong, katanya mereka enggak bisa lagi parkir di bahu jalan gara-gara pohon ini. Lha, kalau bisa beli mobil harusnya sudah sedia parkirannya dong. Kami cuek aja. Eh, enggak lama ternyata penghijauan jalan yang dinisiasi suami saya, dilanjutkan oleh Pak RT. Ada bantuan bibit tanaman yang akhirnya seluruh area jalan di RT saya ditanami pohon. Jadilah setelah 16 tahun saya di sini, pinggir jalan RT saya ada pohon jambu air, mangga, jambu biji, kelor, dll. Hijau dan segar serasa di ‘hutan’

    Reply
  3. Kalau banyak pohon bukannya jadi adem ya, haha.
    Mungkin cibiran dianggap hutan, karena mereka tak suka penghijauan, padahal yang hijau itu bikin seger karena banyak mengandung oksigen

    Reply
  4. Aku sangat mendampakkan tinggal di alam walaupun terkesan hutan tapi asri ya teh Okti. Rindang banyak pohonan.Dulu rumah kecilku halamannya luas di Depok 1000 meter banyak pohonan tapi pernah ketemu ular dan biawak juga.Serem juga. Dan sekarang tinggal di perumahan kurang nyaman ya ketemunya tembok, terkungkung dengan tanah yang minim hanya 90m. Btw kaweni itu maksudnya buah kweni ya? aku suka kweni yang rasanya asam-asam manis, segar…

    Reply
    • Kaweni itu iya kweni, atau kuwini (Mangifera odorata) sejenis buah mangga tapi berserat dan kalau sudah matang, wanginya sangat kuat. Enaknya dibuat juice

      Reply
  5. Andai para tetangga tau kalau pohon-pohon itu menyumbang oksigen untuk kebutuhan manusia. Saya malah suka dengan suasana asri. Tapi, kalau bisa jangan sampai ada ular. Karena pernah kejadian juga masuk ke rumah yang asalnya dari rumah tetangga. Bikin jejeritan, lah.

    Reply
  6. saya mah senang tinggal di rumah seperti Morizen Summarecon Bekasi

    karena sepi, nyaman dan gak bising

    soal belanja dll, kan sekarang serba digital, bisa pesan ^^

    Reply
  7. Duh tetangganya gitu amat ya, suka komentar pedas, eh giliran butuh nyelonong aja mau ngambil tanpa minta ijin. kepergok gitu kan jadi malu sendiri.

    Saya maulah kalau pas ada tugas ke Cianjur mampir tempat mbak Okti, banyak tanaman buah di rumahnya

    Reply
  8. View nya cakep ya teh, kayaknya kllo tinggal di hutan yang secantik itu betah deh, apalagi dengan adanya hutan udara pun jadi ikut bersih.

    Reply
  9. View perumahannya bagus banget. Saya juga menyukai lingkungan rumah yang teduh oleh pepohonan. Rumah saya yg sekarang ditempati, yang halamannya hanya seuprit juga suka dibilang mau ‘dijadikan hutan nih halaman’ sama sodara yg bertamu Apa harus punya juga di Morizen Bekasi agar saat bertamu, mereka makin paham *perbanyak do’a dulu kita. Mudahan terkabul*

    Reply
  10. Lingkungan rimbun tuh bikin adem ya Teh Okti. Banyak pergantian oksigen. Saya juga pengen banget punya lahan luas untuk menanam berbagai tumbuhan atau bunga yang bikin lingkungan rumah kita fresh. Rumah impian masa pensiun. Mudah-mudahan suatu saat tercapai. Aamiin YRA

    Reply
  11. Kalau saya sebenarnya tipikal yang kurang nyaman tinggal dikelilingi banyak pohon karena phobia hewan melata yang panjang itu, hihihii, tapi lah kok penasaran sama konsep rumah hutan ala perumahan di Bekasi ini. Kayaknya asyik juga ya? Konsepnya unik.

    Reply
  12. Nikmati rumah nyaman dengan suasana hutan di tengah kota pasti impian banget sih. Pemilihan rumah untuk keluarga pasti harus detail banget ya. Kita semua enggak mau sembarangan pilih kalo untuk kenyamanan nih. Hunian yang asri buat nyaman dan terasa damai di dalamnya.

    Reply
  13. tinggal di rumah dengan banyak pohon yang rimbun justru asik kyknya mba. tetangga yang tidak nyaman bisa dimaklumi saja krna memang beda karakter dan latarbelakang. tp kalo tumbuh dengan background yg sama akan berbeda cerita ya 🙂 . suasana di rumah mba okti seger banget brarti, banyak oksigen dan udara bersih dsana

    Reply
  14. Wah Summarecon Bekasi mah memang keren banget huniannya pastinya berkelas dan nyaman plus fasilitasnya lengkap teh, dekat mall, ada sekolah dan kampus juga, tempat nongkrong juga banyak, dekat RS juga ada beberapa di sekitaran situ, rekomen banget ini

    Reply
  15. waah kalo punya rumah di situ sih adem banget kayaknya ya dan udaranya juga bersih dari polusi. pasti nyaman banget untuk hunian keluarga bersama anak-anak

    Reply
  16. Kalau rumahnya seperti ini mah, pasti adem dan sejuk banget ya kak. Gak perlu ke puncak kalau cuma pengen menghirup udara segar. Di teras rumah pasti udah dapet banget vibesnya

    Reply
  17. Aku lagi ngebayangin rumah teh Okti yang sejuk banget pasti udaranya, apalagi di pagi hari gitu. Banyak pepohonannya, buah-buahan pula. Impian banget teh punya rumah yang banyak pohon2nya kayak di hutan dan jarak rumah ke tetangga terpisah tanah luas pasti asyik banget deh. Itu di Summarecon Bekasi ada rumah kayak di hutan? keren banget ish

    Reply

Leave a Reply to Maria G Cancel reply

Verified by ExactMetrics