Waspada Kenakalan Remaja: Perketat Pendidikan Karakter!

Kamis kemarin, saya beserta anak ikut menghadiri acara perpisahan kelas 9 sekaligus kenaikan kelas 7 dan 8 di sekolah SMPN PASKUD tempat pak suami mengajar yang lokasinya berada di perbatasan antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur.

Hampir setiap tahun saya antusias menghadiri acara tersebut, karena menurut saya, perayaan semacam perpisahan di daerah perbatasan, masih dianggap perayaan besar, sehingga antusias seluruh lapisan masyarakat begitu terlihat kental.

Dalam arti, masyarakat setempat termasuk para siswa dan orang tua atau wali muridnya begitu senang merayakan acara ini. Hampir sama meriahnya dengan perayaan peringatan hari proklamasi yang dibiayai pemerintah.

Tak heran jika acara perpisahan dan kenaikan kelas di tingkat SMP saja, meriahnya sungguh bisa dibilang luar biasa. Masyarakat berduyun-duyun berdatangan. Para pedagang menjajakan dagangannya di lapak yang sudah disediakan.

Saya senang saat berkeliling melihat apa saja yang mereka jual. Mulai hasil bumi, aneka kuliner, kerajinan dan kreasi sampai sembako dan pakaian. Sudah tak terhitung pula berbagai permainan dan jajanan untuk anak yang sengaja diadakan untuk memeriahkan acara.

Bisa dibilang, setiap kali ada acara seperti itu, saya justru sangat antusias ketika menonton para penonton. Sering saya sengaja memperhatikan bagaimana tingkah lakunya, gaya berpakaian, sampai cara makan dan keakraban satu sama lain di antara mereka.

Melihat Bibit Kenakalan Remaja Saat Acara Perpisahan Sekolah

Bagi masyarakat dan siswa sendiri, bisa dibilang daya tarik yang membuat mereka berani meluangkan waktu seharian berkumpul di lapangan desa depan kompleks SMP adalah adanya hiburan yang diundang. Saya perhatikan musik dangdut dan penyanyinya yang selama ini masih jadi nomor satu menjadi magnet kuat favorit masyarakat di daerah.

Saat hiburan berlangsung, biasanya anak-anak angkatan kelas 9 terlihat begitu bebas dalam mengekspresikan kelulusannya. Terlihat dari sikap dan sopan santun mereka yang awalnya begitu menjaga tata titi duduga prayoga, (Peribasa Sunda yang artinya mengajarkan pentingnya memiliki tata krama yang baik dalam berinteraksi, ketepatan dalam tindakan serta memiliki kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan) setidaknya di depan para guru dan orang tua, saat hiburan berlangsung itu, dengan santainya mereka berjoget dengan segala macam gaya. Mengindahkan semua tata krama yang sebelumnya mereka jaga.

Ibarat pepatah Sunda yang mengatakan “kawas kuda leupas tina gedogan” yang artinya merasa sangat bebas, anak remaja yang akan melanjutkan sekolah ke lanjutan tingkat atas ini begitu -tanpa tata titi duduga prayoga lagi- mereka bertingkah seperti bukan pelajar di lingkungan sekolah saja.

Jujur saya merasa khawatir takut kalau tingkah laku anak remaja yang bebas seperti itu adalah bibit kemunculan kenakalan remaja selanjutnya.

Kenakalan Remaja Diawali Coba-coba

Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja sekarang ini sukanya mencoba hal-hal baru. Iya kalau yang dicoba  yang berdampak positif , bagaimana jika yang ingin dicoba remaja itu hal negatif?

Terlebih remaja yang berada di daerah perbatasan seperti tempat pak suami mengajar, saat mereka melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi di kota, maka pergaulan dan lingkungan baru begitu kuat akan mempengaruhi mereka.

Masalah akan muncul jika remaja mencoba hal baru dalam hal negatif, seperti narkoba, tawuran dan minuman keras serta judi online. Hiy, itu yang menakutkan.

Terbayang jika remaja yang mencoba-coba lalu terseret arus pergaulan tidak baik. Padahal remaja adalah aset terbesar bangsa kita. Merekalah yang akan meneruskan perjuangan yang telah dibangun para orang tua.

Waspada kenakalan remaja antisipasi dengan pendidikan karakter

Faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja pada umumnya bukan kesalahan dari remaja itu sendiri. Setidaknya itu yang saya tangkap dari obrolan bersama Ibu Neng Komariah, Kepala Bidang Kesiswaan di SMP tempat pak suami mengajar.

Selama memegang urusan kesiswaan, termasuk dengan kenakalan remaja nya, Bu Neng mengatakan banyak faktor yang menyebabkan remaja menjadi nakal

Keluarga

Keluarga adalah institusi dasar yang mengajarkan nilai dan norma yang akan dibawanya ke masyarakat atau kelompok yang lebih besar. Jika keluarga abai, jangan salahkan anak saat anak mulai beranjak nakal

Sekolah

Pihak sekolah sebagai rumah kedua bagi anak, tidak boleh abai dengan kondisi masa remaja yang sedang masa-masanya mereka mencari jati diri.

Selalu pantau kondisi anak, berikan informasi yang dibutuhkan anak sedetail mungkin. Amati perubahan anak sehingga jika ada kenakalan bisa ditindaklanjuti dengan cepat dan selalu arahkan ke perubahan yang lebih baik.

Lingkungan

Lingkungan juga menentukan pergaulan dan munculnya kenakalan remaja. Pastikan anak berada di lingkungan yang baik.

Pergaulan

Pergaulan bebas tidak hanya didapat dari tatap muka, tapi juga melalui internet dan gadget. Kembali orang tua dan guru harus bisa mengawasi perilaku anak khususnya yang beranjak remaja. Dimana anak sedang mengalami masa pubertas.

Kontrol diri lemah

Kenakalan remaja bisa terjadi karena kondisi mental anak mudah terbawa arus. Sebaliknya, jika anak mampu mengontrol diri, setidaknya anak bisa menghindar dari hal tidak baik yang menimbulkan kenakalan remaja.

Sering bolos sekolah

Anak berprestasi namun sering bolos akan dengan mudah terbawa arus kenakalan remaja.

Kurang pemahaman agama

Di daerah yang masih kental suasana keagamaannya akan lebih mudah mengarahkan anak untuk beraktivitas positif karena lingkungan juga mendukung. Sebaliknya jika kurang pemahaman terhadap agama, hal negatif akan mudah singgah.

Pendidikan Karakter pertahanan menentang kenakalan remaja

Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja

Banyak cara yang bisa dilakukan orang tua maupun guru di sekolah dalam mencegah kenakalan remaja. Beberapa cara yang terbukti ampuh:

Menanamkan nilai-nilai Pendidikan Karakter baik sejak dini

Pendidikan karakter mengandung nilai kebaikan yang jika diterapkan sejak dini, bakal membangun fondasi anak semakin kuat.

Memberikan informasi dan konsekuensi dari kenakalan remaja

Narkoba, minuman keras, pergaulan bebas dan judi online sangat berbahaya dan dampaknya begitu menakutkan. Jangan sampai terjerat ke dalam jaringannya. Jika anak sudah mengetahui akibatnya semoga bisa menghindarkan anak dari hal tidak baik.

Jaga komunikasi supaya tetap terbuka

Ajak anak ngobrol selayaknya antara teman atau sahabat. Komunikasi yang terbuka dapat mencairkan suasana.

Saat itulah berikan informasi dengan detail dan jelas, sehingga anak tidak akan berlari ke pihak lain ketika memiliki rasa penasaran untuk sesuatu hal yang ingin diketahuinya.

Dorong anak untuk mengikuti kegiatan positif

Tidak mudah, tapi jika kita mengetahui apa bakat dan minat serta hobi anak, bisa kita ajak untuk mengikuti kegiatan favoritnya tersebut.

Bergabung dengan komunitas yang satu visi dan satu misi akan lebih memudahkan anak untuk menggali potensi yang dimilikinya.

Bersikap tegas

Baik guru maupun orang tua, harus bisa bertindak tegas ketika mendapati anak sudah mulai terlihat potensi kenakalan remajanya.

Memberi dukungan emosional

Memberikan pemahaman pada anak yang sudah terjerat kenakalan remaja bukan dengan menghakimi apalagi menyalahkannya. Tapi rangkul anak dan berikan dukungan. Perlahan stabilkan emosi kedua belah pihak hingga bisa berpikir dengan jernih dan bisa menemukan solusi yang disepakati.

Membuka ruang konseling dan dukungan profesional.

Pihak sekolah tidak bisa mengambil keputusan sendiri jika ada anak yang terjerat kasus kenakalan remaja apalagi tindakan kriminal. Karenanya pihak sekolah bekerja sama dengan pihak lain yang kompeten.

Cara orang tua menyikapi kenakalan remaja

Pesan untuk orang tua mengatasi kenakalan remaja

Bagaimana orang tua mengantisipasi kenakalan remaja agar tidak menimbulkan masalah sosial lainnya?

Buat para orang tua, tidak ada kata terlambat untuk mengatasi kenakalan remaja.

Bagaimanapun anak tetap tanggung jawab kita. Karenanya tetap jalin hubungan yang baik dengan anak. Termasuk tetap memberikan aturan dan batasan pada pergaulannya.

Meski anak sudah beranjak remaja, tidak ada salahnya tetap ajarkan anak cara mengatur perilaku yang baik.

Tidak ketinggalan tingkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang perkembangan remaja. Sehingga bisa mengimbangi tumbuh kembang mereka.

Ketahui di mana dan dengan siapa anak beraktivitas. Selalu pantau dan cari keberadaan anak saat anak sedang berada di luar rumah dan sekolah.

Orang tua harus menjadi teladan sikap dan ucapan untuk anaknya.  Beri anak motivasi, berikan arahan dengan siapa dan di komunitas mana anak harus bergaul.

Pendidikan Karakter sebagai pendidikan sepanjang hayat memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Supaya teman-teman lebih banyak informasi terkait Pendidikan Karakter yuk baca juga artikel terkait Hubungan Antara Pendidikan Karakter dengan Orang Tua dan Anak untuk kesuksesan di masa depan.

18 thoughts on “Waspada Kenakalan Remaja: Perketat Pendidikan Karakter!”

  1. Memperkuat pendidikan karakter adalah investasi jangka panjang untuk membangun generasi muda yang berakhlak mulia dan berprestasi. Mari kita bersama-sama bergandengan tangan untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari kenakalan remaja.

    Reply
  2. Saya jadi ikut ngebayangin kemeriahan acara perpisahan itu. Seru banget kayaknya. Tapi ngeri juga jika anak-anak jadi lepas kontrol ya. Memang pendidikan karakter harus terus ditanamkan agar anak tetap berada di jalur yang benar.

    Reply
  3. Benar. Faktor lingkungan pergaulan memang sangat menentukan. Kan ada tuh istilahnya, kalau dekat sama orang jualan parfum maka kita akan ikutan harum. Begitulah kira-kira dalam pergaulan.

    Reply
  4. Kalo melihat berita di TV soal tawuran pemuda keknya gimana gitu, memang dari semenjak dini, antisipasi kenakalan remaja udah harus banget dilakukan.

    Reply
  5. Iya yaa mbaa aku sampe sekarang tuh antara takut dan juga excited kalo nyekolahin anak, apalagi tahun depan udah harus mulai masuk SD, tapi takut banget salah piliih sekolah yang mernomalisasi bullying gitu :(( sedih

    Reply
  6. Peran dan tanggung jawab orang tua dalam membentuk karakter anak ini sangat penting. Kalo aku sendiri lebih senang menjadikan anak ini pure anak Rumahan yang ngga keluar rumah tanpa aku. Mudah-mudahan bisa sampe gede kaya gini terus.

    Reply
  7. Pendidikan karakter nih yg pntg bgt. Masalahnya skrg kok pendidikan moral kyk sebatas tekstual ya. Bkn pada tindakan. Cek aja msh ada yg tawuran hingga bully di sekolah.

    Emg pengaruh medsos sgt besar tuh. Tp pendidikan agama hingga moral nih yg hrs diketatkan/diimplementasikan, bkn cmn wacana doank.

    Reply
  8. Haduh, kok gitu, sih?! Faktor paling dasar memang dari keluarga ya. Selain itu, protect diri sendiri juga harus kuat. Intinya inget yg baik² aja, jadi kelakuan pun bisa dijaga.

    Reply
  9. anaku masih bayi, tapi baca ini jadi mikir juga sih. gimana situasi lingkungan di masa remaja anaku nantinya ya? masanya udah beda dengan masa remaja orang tuanya. jadi memang sejak dini harus dibelai pendidikan karakter dari rumah ya

    Reply
  10. Permasalahan remaja saat ini kian komplek. Kita sebagai orang tua, kalau gak nanamkan pendidikan karakter pada anak sejak kecil. Entah gimana anak kita nantinya. Selain itu, pendidikan karakter ini penting biar anak juga makin menyadari, jadi gak asal bertindak.

    Reply
  11. Keluarga adalah kunci alias bagian yang bisa memberi kontribusi terbesar terhadap perkembangan anak, walaupun dirinya sudah remaja dan mulai memliki sirkel pergaulannya sendiri.

    Reply
  12. Gampang2 susah yaaa punya anak remaja. Si anak sudah merasa gede, tidak mau diatur2 lagi, tapi di satu sisi masih ada ketidakstabilan emosi yang membuatnya bisa terseret pada pergaulan yang kurang tepat. Peran orangtua penting banget untuk mengawal buah hatinya agar melewati masa2 ini.

    Reply
  13. Paling sering lihat kenakalan remaja berupa merokok. Awalnya sih coba-coba, itupun karena pengaruh teman dengan embel-embel “laki-laki nggak gaya kalo nggak ngerokok”. Setelah coba-coba dan katanya ‘enak’ eh keterusan.

    Reply
  14. suka sedih liat anak-anak yang dulunya baik-baik terus tinggal di lingkungan ikutan berubah..pendidikan karakter memang harus ditanamkan sejak dini dirumah dan sekolah ikut mendukung

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics