Produktif dengan Asus X555: Orang Desa Mobilitas Kota

Produktif dengan Asus X555: Orang Desa Mobilitas Kota

Branding saya Blogger Kampung, Blogger Gunung. Bukan blogger kampungan atau blogger pundungan yah. Menyematkan nama kampung dan gunung itu karena dua kata tersebut teramat bersejarah buat saya. Mau tahu gimana sejarah eh ceritanya?

Kampung atau gunung (di daerah saya urang kampung urang gunung itu sama artinya dengan istilah wong ndeso, udik dlsb) menunjukkan asal saya, tempat tinggal saya dan di sana saya berada sampai tiada. Semoga.

Saya memang tinggal di kampung tepatnya di Pagelaran, Cianjur bagian selatan. Bisa intip di maps apakah bisa dilacak? Atau malah tidak tampak?

Saya memang suka akan suasana kampung atau desa. Karena itu saya memiliki harapan sampai tua sampai tutup usia saya memilih untuk tetap tinggal di sana.

Bukan tidak ingin hidup di kota, tapi bagi saya kehidupan di kampung sudah teramat bahagia. Udara bersih gratis, suasana masih hening, kicau burung masih bebas, jalan-jalan ke sawah, sungai dan kebun gratis tinggal melangkah, tanah rumah masih bisa terjangkau beli cash, kebutuhan hidup juga tersedia, pokoknya meski hidup di kampung tapi gaya hidup ala kota alhamdulillah juga bisa. Tapi coba hidup di kota, nyari udara bersih saja susah. Mau ketemu suasana kampung saja kudu cari waktu dan bayar, bukan?

Jangan salah meski saya tinggal di kampung, mobilitas saya tidak kalah sama orang kota, lho. Tidak bisa dipungkiri kok setelah listrik masuk desa, internet sampai di rumah (meski mati idup mati idup) aktivitas apapun bisa saya lakukan.

Saya bisa menjadi ibu rumah tangga sekaligus ibu bekerja. Dengan kata lain saya perempuan kampung bisa melakukan berbagai aktivitas layaknya ibu-ibu sosialita di ibukota. Jadi ibu rumah tangga saja kegiatannya seabrek-abrek, apalagi ditambah embel-embel dengan ibu bekerja, sudah terbayang kan bagaimana padatnya aktivitas? Ciee…

Masuknya listrik diikuti sampainya koneksi internet semakin memanjakan saya untuk jadi penunggu kampung. Dunia dalam genggaman. Gimana tidak, hidup di desa dengan rasa kota, siapa yang tak berselera?

Pekerjaan rumah tangga bisa dilakukan semakin praktis dan cepat. Mengurus anak dan pengawasan tumbuh kembangnya tinggal cari dan download ilmunya, baca dan pelajari. Bikin ini bikin itu, tinggal search saja cara mengerjakannya. So simple! Duhai, nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Manusia ditakdirkan untuk terus berinovasi dan bersaing. Kecanggihan teknologi perlu diimbangi dengan pemahaman pikiran terbuka dan visi misi ke depan. Termasuk bagi seorang ibu rumah tangga pedesaan macam saya.

Okelah saya orang kampung, tapi kedisiplinan dan kebersihan jangan sampai kalah sama warga negara Jepang. Darimana saya tahu? Hasil nonton berita dan berbagai informasi secara online, dong.

Memang saya hanya seorang emak berdaster, tapi pola hidup sehat, kebersihan diri dan keluarga termasuk lingkungan sekitar tidak kalah lah sama para ibu-ibu bangsa yang sangat anggun nan jelita.

Ibu rumah tangga dengan segala prioritasnya

Bagaimana saya bisa mengejar semua itu sementara saya hanya perempuan desa? Blogger kampung blogger gunung? Yaitu tadi, memanfaatkan gadget sebagai bagian kecanggihan teknologi sehingga menjadi sisi positif dan bermanfaat.

Saat bekerja di luar negeri (sebagai TKW loh ya…) beruntung berkesempatan ketemu orang-orang baik. Disana saya belajar pegang komputer (baru pegang ya…) lalu belajar ngeblog dan buat akun media sosial. Lebih beruntung lagi majikan saya yang di Taiwan sampai sekarang tetap berkomunikasi memberikan saya kebebasan untuk membeli komputer jinjing.

Ayi, yo fancia, ni yau sie tien nau. Rang ni hui cia Inni te shehow, hue cuo ceci te kungcuo…”* demikian kata majikan saya.

Tidak hanya itu, majikan juga mengantar saya ke Taipei City dan memilihkan latop ASUS yang cocok untuk saya. Alhamdulillah, selama ini saya bisa bekerja dan berkarya berkat si dukun eh ilmu karuhun warisan sang majikan itu tadi.

Dengan status mantan TKW, pulang kampung dan hidup di desa tapi hidup saya terasa semakin bermanfaat dan semakin produktif dengan laptop ASUS X555.

Produktif itu orang desa mobilisasinya gak kalah sama orang kota.

Tetangga biar tidak nyinyir harus tahu keunggulan dari ASUS X555 ini…

Baterai

Orang kota, kalau listrik mati sehari sekali saja dan itu sudah diinformasikan sebelumnya masih komplain sana ngadu sini. Di kampung saya, cuaca bagus listrik mati 3 kali sehari itu sudah lebih baik. Karena kalau cuaca sedang tidak bersahabat, listrik mati per hari bisa lebih dari 5 kali. Tidak jarang sampai listrik mati total berhari-hari!

Tapi saya enjoy saja. Komplain sana sini, koar-koar di medsos sampai lelah juga bukannya viral (boro-boro ada yang menanggapi) ujungnya malah ngabisin kuota. Percuma. Tinggal lelahnya aja.

Saya memilih menyiasati kondisi itu dengan mencari alat tempur yang handal saja. Asus X555 ini contohnya.

Daya tahan baterai ASUS X555 kuat dan tahan lama lho. Menggunakan baterai berjenis Li-Polimer, bikin gadget ini memiliki ketahanan baterai sampai 2,5 kali lebih kuat dibandingkan baterai Li-Ion silinder. Jika kita posisikan dalam standby mode, ASUS X555 bisa bertahan sampai 2 minggu lho!

Bahkan setelah diisi ulang hingga ratusan kali, baterai ini tetap dapat menyimpan sampai 80% dari original kapasitasnya. Ini tentu saja menguntungkan orang kampung macam saya yang aliran listrik ke rumahnya sering ngambek dan bunuh diri (eh, maaf mati maksudnya). Sekali charged insyaallah bisa bertahan sampai listrik yang mati itu menyala lagi.

Ice Cool

Baca buku digital, menulis artikel, update blog, sampai belajar dan main games sekalipun karena saya punya anak balita maka melakukan semuanya gimana lagi kalau bukan sambil gogoleran. Sambil tengkurap kaki turun naik, atau apapun posisinya menyesuaikan mood si anak. Karena kalau tidak, bisa-bisa anak ngerecoki, rewel, yang ujung-ujungnya bukan bisa kerja, malah ikut tepar alias mendengkur berjamaah.

Bagusnya ASUS X555 memiliki kecanggihan teknologi IceCool. Apaan tuh? Yang pasti bukan dagang es ya!

Jadi ASUS X555 itu design internalnya unik. Doi dirancang untuk mengatasi masalah terkait panas yang terjadi pada bagian bawah laptop.

Pernah ngalamin atau dapat cerita kalau buka laptop di kasur, bawah bekasnya tuh kaya abis menyetrika saja, panas? Nah teknologi ASUS IceCool ini bisa menjaga temperatur komputer tipis kita antara 28 derajat sampai 35 derajat.

28°-35° berarti suhunya lebih rendah dari panas tubuh kita dong ya? Gak khawatir “gosong” itu kasur meski saya buka laptop di atasnya sambil gogoleran dan ngasuh anak cukup lama.

Home Entertainment

Kinerja ASUS X555 sudah canggih. Home entertainment pribadi ASUS X Series kan sudah didukung oleh Prosesor. Dan untuk ASUS X555 ini didukung oleh Prosesor AMD®Quadcore A10. Jangan heran kalau performa laptop ini halus dan responsif. Kulit tangan saya saja yang kapalan ini kalah halus, kok.

Yang bikin makin jatuh cinta laptop ASUS X555 ini bisa diajak kerjasama. Sebagai pembelajaran buat anak, saya suka search materi kurikulum homeschooling dan di antara materinya ada beberapa berbentuk film. Selama menonton film dan atau video bareng anak itu, bener-bener stabil dan tahan lama. Suara jernih, gambar maksimal, berasa punya bioskop di rumah deh.

Belum lagi melihat grafisnya yang bagus disertai memory controller yang canggih. Te-o-pe abis kalau si X555 ini ideal digunakan untuk kebutuhan komputerisasi sehari-hari.

Cianjur tidak punya bioskop. Tak apa masih ada Home Entertainment nya ASUS X555

Kecepatan Kirim Data 

ASUS X555 telah dilengkapi dengan USB 3.0. Kecepatannya dalam mengirim data tidak perlu diragukan lagi.

Respon Mirip Smartphone

Dengan fitur 2 second instant resume dari sleep mode, bikin kita cepat akses internet dan langsung bisa menggunakannya. Mirip buka ponsel saja, tekan tombol langsung kerja.

Simpan Data Otomatis 

Saat baterai berada di limit terbawah, maka dengan otomatis semua data akan tersimpan. Ini benar-benar menolong lho, terlebih di kampung saya listrik nya byar pet. Bayangkan kalau tidak, sudah lama-lama ngetik tiba-tiba listrik mati dan data raib, duh… Nyeseknya tuh dimana-mana.

Listrik mati tiba-tiba sekali pun aman kalau data tersimpan otomatis

Dengan ASUS X555 meski tangan saya cuma dua tapi luar biasa bisa mengerjakan dan menyelesaikan beberapa pekerjaan sekaligus dalam satu perangkat. Hobi ngeblog jalan, anak keurus plus plus plus, tugas sebagai ibu negara alias masak nyuci bersih-bersih dan mengurus sang kepala rumah tangga lebih mudah. Pekerjaan lebih cepat selesai. Multifungsi abis!

Kecanggihan teknologi semakin pesat. Ngeblog bukan hanya bagian dari hobi, tapi sekaligus jadi profesi. Punya blog jaman now tidak cukup hanya bisa menulis, ada tuntutan dimana blogger juga harus bisa membuat konten kreatif dengan tampilan visual yang menarik. Kalau tidak, ya sing sabar wae jika akhirnya kita hanya akan diam di tempat atau malah ketinggalan sama sekali.

Content is a king. Konten yang dibutuhkan saat ini tidak cukup hanya dilengkapi dengan foto penunjang. Dan foto pun bukan sembarang foto, karena foto yang bagus tetap harus diedit. Penambahan infografis dan gambar bergerak atau video terbukti lebih menarik pembaca. Untuk melahirkan semua konten kreatif itu jelas perlu ditunjang oleh laptop yang ahli.

Saya yakin kalau semua ibu rumah tangga bisa lebih produktif seperti saya (Aih jumawanya nongol deh) maka kesejahteraan keluarga dan kemajuan bangsa akan segera tercapai. Dengan jadi ibu rumah tangga yang multitalenta kita tidak hanya akan pandai mengurus rumah tangga dan momong anak, tapi juga bisa terus berdaya, produktif dan mendapatkan penghasilan sehingga bisa bantu menambah pendapatan keluarga. Tentunya dengan seizin pak suami loh ya.

Jadi jangan lama-lama mikirnya, segera miliki ASUS X555. Warga desa macam saya jangan bingung dimana bisa belinya soalnya ASUS X555 juga dijual di Tokopedia
Tanpa harus ke kota, tanpa harus antri ASUS X555 sudah bisa dimiliki.

Yuk jadi orang desa dengan mobilisasi kota yang produktif.

 

 

* Ayi, kalau libur mending belajar komputer saja. Supaya pulang ke Indonesia nanti kamu punya usaha sendiri

8 thoughts on “Produktif dengan Asus X555: Orang Desa Mobilitas Kota”

  1. Teh, saya juga orang kampung. Orang tua aseli Kuningan. Tempat bapak saya jauh banget di pedalaman. Cuma mobil tertentu aja yang bisa lewat. Harus ngelewatin lembah dan hutan dulu… Tapi meski begitu, yang penting rezeki kita rezeki kota ya teh, aaamiiin….

    Good 6,sungkem sama suhu

    Reply
  2. Yang saya suka kalau main ke blognya Teh Okti tuh liat karikaturnya. Keren Teh! Dan tiap baca tulisan Teteh tentang suasana di sana, saya suka mupeng. Desanya yang masih benar-benar desa alamnya. Keren lah Teteh ni sebagai blogger asal desa.

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics