Alhamdulillah meski sudah diinformasikan bahwa bulan April ini saya sudah tidak bekerja lagi tapi boss besar Joy tidak saya duga Senin kemarin memberikan uang THR sebesar satu bulan gaji full ke rekening seperti biasa.
Merasa mimpi manakala mendapatkan notifikasi messenger pesan masuk berbunyi kalimat “THR sudah masuk ke rekening ya” tidak terhingga syukur dan rasa bahagia yang saya dan keluarga ucapkan.
Hari Selasa besoknya kebetulan hari pasar di kecamatan tempat saya tinggal. Saya pun dengan penuh haru sekaligus bahagia bisa berbelanja untuk kebutuhan lebaran. Khususnya memenuhi janji kepada anak manakala puasanya Ramadan kali ini full tamat, tanpa drama dan banyak permintaan.
Orang mungkin tidak percaya sudah tidak ada ikatan kerja kok masih bisa terima THR full pula. Tapi buat saya, apalagi Tuhan apa sih yang tidak? Mengingat bos besar Joy beserta keluarganya, buat saya bukan sekadar bos atau atasan, tetapi seperti orang tua dan keluarga.
Tahukan kalau sekarang di Taiwan angka penderita covid-19 justru kembali melangit? Pembatasan kembali diberlakukan. Pengetatan aktivitas kembali membatasi ruang gerak teman-teman kita di sana.
Sementara bos besar Joy ia tetap melakukan aktivitasnya. Bukan bekerja untuk mencari provit dan keuntungan pribadi, melainkan aktivitas sosial yang diinisiasi beliau bersama pemerintah setempat.
Sebagai donatur tetap, beliau selalu menyempatkan diri untuk menghadiri dialog dan penyampaian bantuan sosial dari dinas sosial pemerintah New Taipei City kepada penduduk yang memerlukan bansos.
Tidak hanya di Taiwan, tapi juga di Indonesia, perusahaan IndosuarA sebagai donatur rutin, pada masa-masa pandemi 2 tahun terakhir itu beliau justru sibuk memperbanyak bantuan kepada orang-orang yang memerlukan. Saat kelangkaan oksigen sedang viral, beliau mengirimkan entah berapa banyak tabung langsung dari Taiwan khususnya kepada mantan buruh migran dan keluarganya beserta masyarakat umum di Indonesia.
Bos besar Joy merasakan dan memahami kondisi dampak dari covid-19 dimana banyak sekali orang susah yang terkena, banyak pekerja serabutan yang susah karena tidak bisa bekerja, artinya tidak memiliki pemasukan atau pemasukan mereka terkendala karena covid langsung maupun karena di karantina.
Beliau sadar akan kesusahan saudara kita, karena itu beliau berusaha semaksimal mungkin meski dengan kemampuan yang terbatas beliau tetap berusaha untuk membantu sesama.
Jadi jangankan kepada saya karyawan yang ia pungut dari nol hingga saya bisa seperti sekarang setelah puluhan tahun lamanya, kepada siapapun yang tidak dikenalnya beliau tetap mau membantu dan tidak segan mengeluarkan apapun yang dimilikinya untuk berbagi kepada yang membutuhkan.
Sebagai timbal balik saya kepada kebaikan beliau, tentu saja saya tidak akan menyia-nyiakan THR yang sudah susah payah beliau usahakan untuk saya. Maka saya berniat mengalokasikan THR dari bos besar Joy supaya tidak numpang lewat saja di rekening dengan cara:
Zakat dan sedekah
Rantai kebaikan yang disampaikan bos besar Joy tidak ingin terputus sampai di saya saja. Karena itu sebagian uang saya gunakan untuk zakat dan sedekah. Meski orang mengira saya yang mengeluarkannya, tapi saya yakin, Tuhan Maha Tahu bahwa akan ada pahala dan kebaikan pula yang sampai kepada sumber THR ini berasal, yaitu bos besar Joy.
Membayar utang
Alhamdulillah secara hitam di atas putih, seingat saya, saya tidak punya hutang. Tapi jika ucapan atau hal tidak saya sadari bisa saja terjadi. Dan saya ingin membersihkan semua itu kembali dengan amalan soleh/solehah dan segala perbuatan baik lainnya. Saya niatkan semua itu supaya pahala sampai kepada sumber pemberi kebaikan. Karena saya sadar, saya hanya perantara.
Belanja kebutuhan Lebaran
Saya di rumah tidak bikin kue khas lebaran. Hanya karena di rumah kami memiliki beberapa puluh anak santri mengaji, maka saya mengalokasikan THR untuk membeli jajanan buat mereka.
Tentu saja tidak semewah jajanan mereka yang mampu diberikan para orang tuanya, tapi lebih ke pendidikan karakter terhadap anak santri yang kami tanamkan, bahwasanya sekecil apapun nikmat yang kita terima, kita harus bersyukur dan berterima kasih.
Kami pun berencana membuat seragam untuk mereka. Beberapa donatur bahkan sudah ikut menyumbang baik teman blogger yang di Indonesia maupun teman buruh migran yang sedang bekerja di Taiwan. Seratus dua ratus ribu, jika dikumpul insyaallah akan cukup.
Belum kami realisasikan karena selain ongkos jahit saat Ramadan cukup mahal, juga para penjahitnya sudah pada penuh, tidak menerima jasa menjahit dulu sampai libur lebaran selesai.
Menabung
Ya sebagian saya simpan, karena saya tahu hidup bukan untuk hari ini saja. Dan saya tahu meski uang itu ada di tangan saya, tapi belum tentu itu rezeki saya. Siapa tahu itu justru rezeki orang lain yang masih ada di tangan saya. Saya harus melepasnya jika suatu saat dibutuhkan oleh yang lebih membutuhkan. Bukankah kebutuhan saya lebaran ini sudah lebih dari tercukupi? Alhamdulillah…
Dana darurat dan investasi
Meski masih berada dalam jumlah dan alokasi yang sama dengan tabungan, tapi niat menyisihkan untuk dana darurat dan investasi selalu ada. Bukankah kita lebih baik menjaga daripada mengobati?
Uang di tangan kita lebih mudah mengalokasikannya daripada uang kita ada di tangan orang lain. Alih-alih memberikan (membayar) saat kita membutuhkan, yang ada itu mereka lebih galak kepada kita. Haha!
Jadi begitulah… Meski THR bukan termasuk uang gaji bulanan, bukan berarti penggunaannya bisa dilakukan sesuka hati atau tanpa kontrol. Meski semacam bonus tapi kita bisa banget mengalokasikan dengan baik dan penuh manfaat.
Memanglah. Mending kalau punya rejeki tu alokasinya mending yang utama adalah bayar utang sih. Beres urusan utang baru deh ke hal lain.
Alhamdulilah punya boss meni bageur ya Teh Okti
semula saya bingung, kok teh Okti masih kerja dengan boss yang di Taiwan
dari puzzle2 yang diceritakan lewat tulisan, saya baru paham
Alhamdulillah hubungan baik dengan bos Joy tetap terjaga ya, walau sudah mengalami pemutusan hubungan kerja.
iya, uang yang udah ditangan memang lebih mudah untuk dialokasikan ini itu, kalau yang statusnya dipinjam orang, lebih baik jangan diharapkan. Daripada sakit hati, udah berharap tapi saat nagih mangkir aja terus
Mengelola dana THR memang membutuhkan ketrampilan biar pun bonus namun perlu dicermati penggunaannya. Ada alokasi sedekah menjadi istimewa buat sesama.
THR kalau gak diatur dengan cerdas memang bablas kayak angin berhembus tapi tercium baunya. Makanya butuh kelihaian yang apik kelolanya
Masya Allah, bos Joy baik banget ya Teh Okti. Pantas betah kerja sama beliau. Saya masih ingat saat kita ngeblog di MP, teh Okti masih kerja di Taiwan. Alhamdulillah dapat THR walau udah ga kerja lagi.
Iya, dana lebih yg didapat kala lebaran, sebaiknya digunakan untuk hal² penting, salah satunya bayar utang, karena inilah keaempatan untuk mengurangi beban keuangan
MashaAllah. Luar biasa banget mantan boss nya Teh Okti. Semoga beliau selalu dilimpahkan kesehatan dan rezeki untuk tetep menjadi orang baik dan dilapangkan kesempatan untuk selalu bersedekah. Salam tabik dari saya. Selalu salut dan senang lihat orang-orang berpunya dan berhati mulia seperti ini.
Setuju Mbak. Nyatanya hidup dan kebutuhan kita masih panjang. Jadi jika ada dana lebih sebaiknya sebagian disimpan untuk keperluan dimasa mendatang.
Taqabbalallahu Minna wa Minkum. Selamat Idul Fitri 1443H Teh Okti. Mohon maaf lahir dan batin.
Tahun ini alhamdulillah bisa mengatur THR dengan baik sehingga masih bisa nabung dan banyak lebihnya. Gak habis dipakai belanja aja..
Alhamdulillah masih dapat THR, semoga bos yang berbaik hati dipanjangkan umur dan rezeki. Senangnya Teh, dengan orang yang berjiwa sosial tinggi seperti Beliau ini.
Semoga THR-nya berkah ya..
Kalau menurutku mba, mengelola THR malah lebih sulit karena cenderung gak terkontrol, benar kata mba, THR itu bonus tapi tetap butuh cara yang tepat dan benar untuk mengelolanya agar tidak sia-sia dan ternyata, masih banyak orang baik di dunia ini ya mba, kita patut bersyukur akan itu. Semoga makin banyak bos seperti beliau di dunia ini, penuh perhatian dan empati terhadap keadaan saat ini.
Tidak punya utang itu membuat hidup tenang ya mbak. Saya setuju sama mba Okti kalau punya dana lebih dialokasikan utk bayar utang dahulu. Sekarang saya pun berusaha untuk punya dana darurat
THR itu ibarat udang kaget ya teh. Datang sekaligus dengan jumlah banyak. Tapi cepet juga habisnya