Blogger: Kredibilitas, Kode Etik dan Profesional

Entah kapan tepatnya, saya menyukai dunia tulis menulis. Yang pasti ketika guru memberikan tugas mengarang, saya bisa dibilang murid yang paling antusias. Kertas khusus untuk mengarang selalu diberikan lebih untuk saya, karena guru bersangkutan sudah tahu, saya selalu kekurangan kertas untuk menulis dalam membuat tugas mengarang, kecuali waktu sudah habis.

Menulis dan membaca saya akui keduanya tidak bisa terpisahkan. Untuk bisa nulis dengan benar, setidaknya saya perlu ilmu pengetahuan yang bisa saya dapat dari membaca.

Hingga saya bekerja sebagai TKW, selama itu menulis dan membaca pun tidak pernah saya tinggalkan. Menulis dan membaca pula yang menjadi modal sehingga bisa mengantarkan saya direkrut sebagai jurnalis biro Indonesia untuk sebuah media berbahasa Indonesia di Taiwan.

Dan kini, setelah saya memiliki profesi sebagai ibu rumah tangga, kembali bersandar kepada aktivitas menulis dan membaca, untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan, membantu suami dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.

Banyak yang bilang, enak banget ya jadi penulis (baca: blogger). Cuma nulis udah dapat uang. Bekerjanya bisa dari rumah saja sambil rebahan.

Saya tersenyum menyikapinya. Yang bilang demikian, mereka belum tahu bagaimana berantakannya dapur seorang blogger. Mereka yang bilang begitu bisa dipastikan tidak memiliki kemampuan untuk menulis. Ya, mereka kira menulis itu apa tinggal kutrat -kotret saja, terus langsung jadi duit gitu?

Hello, selain menulis itu ada aturan dan etikanya apa mereka belum ngeh dengan writer block (kebuntuan menulis) dan aturan dunia blogging? Dimana blog yang bisa diajak kerjasama juga punya kriteria tertentu?

Bagaimana bisa dengan mudahnya mendapatkan uang kalau menulis masih tersendat? Kondisi penulis merasa kehilangan kemampuan menulis atau merasa tidak menemukan ide untuk tulisannya ini bisa dialami siapa saja, lho. Penulis profesional maupun amatir. Dan kehilangan kemampuan menulis dan membuat karya tulis baru tidaklah disebabkan oleh masalah komitmen atau kecakapan menulis. (Wikipedia)

Jadi untuk menjadi seorang penulis, atau apapun profesinya semua tetap harus dibarengi dengan kemampuan (skill) karena yang berkualitas itu tidak bisa terjadi secara instan. Bikin mie instan saja perlu memanaskan dulu air, apalagi ini sebuah pekerjaan yang dituntut adanya profesional dan etika.

Sudah mendalami dunia kepenulisan sejak kecil perlu saya syukuri karena setelah dewasa, ilmunya terasa sangat bermanfaat. Bahkan di jaman serba modern dan beralih ke formasi digital seperti sekarang, dunia tulis-menulis justru merasa difasilitasi dan semakin dimudahkan. Meski penggunaan kertas mulai berkurang, tapi munculnya media daring semacam blog dan sosial media benar-benar jadi pengganti dan sangat membantu.

Kecanggihan teknologi memberikan ruang untuk penulis menuangkan semua gagasannya pada platform yang bisa diakses dari mana dan kapan saja. Blog, memberikan kesempatan kepada blogger tidak sekadar bisa menulis, melainkan juga berjejaring dan menghasilkan cuan. Dan tentu saja untuk mencapai itu, tidak bisa dengan modal hanya sembarangan menulis.

Asal menulis tanpa etika profesional, bisa-bisa berujung masuk penjara. Mulutmu harimaumu, sekarang bergeser menjadi ketikan kamu jadi senjata yang bisa menikam sendiri jika dilakukan tidak dengan bijak.

Saya setuju dengan pendapat yang disampaikan Dosen sekaligus Pengawas Komunitas Bloggercrony Indonesia, Pak Anwari Natari. Beliau dalam acara kick off semarak ulang tahun Bloggercrony ke 8 yang diadakan secara daring pada Jumat 24 Februari 2022 lalu menyampaikan jika penulis atau blogger harus memiliki skill set up.

Founder Bloggerceony, Wardah Fajri dan Pengawas Bloggercrony, Anwari Natari. Sumber: Tangkapan layar pribadi saat mengikuti acara Kick Off BloggerDay 2023, Jumat 24 Februari 2023

Secara saat ini, apapun profesinya bisa dikatakan teruji kemampuannya itu jika memiliki tiga pilar utama, berupa knowledge (pengetahuan), skill (kemampuan) dan attitude (sikap dan perilaku).

Setiap orang sebenarnya sudah menjalani skill set tersebut hanya mungkin belum menyadarinya. Dengan menggali dan mengasah pilar-pilar utama tersebut, siapapun bisa menjadi seorang yang professional dalam bidangnya. Termasuk penulis atau blogger.

Penulisan kreatif sangat diperlukan namun tentu saja harus dibarengi dengan sikap (attitude) yang kreatif juga. Refleks kreatif ini bisa dilatih. Sehingga siapapun bisa mempelajari dan melakukannya sehingga muncul sebagai blogger dengan skill set yang mumpuni.

Jika tidak, bisa dibayangkan dong, bagaimana tersisihnya blogger kampung macam saya. Perlu saya ceritakan deh, blogger yang tinggal di daerah seperti saya, bagaimana bisa produktif dan berdaya jika tidak memiliki set skill seperti yang sudah dijelaskan Pak Anwari?

Bayangkan, ibu rumah tangga dengan pengetahuan rendah, jauh dari kota besar dimana acara blogger dan kepenulisan biasanya sering diadakan di sana, bagaimana bisa menghasilkan cuan jika tidak memiliki nilai jual?

Menyadari itu, tidak menjadikan keterbatasan sebagai alasan saya untuk diam saja. Terlebih saat ini apapun bisa diusahakan dengan sistem online. So, tubuh saya boleh saja berada di kampung, tapi jiwa dan pikiran saya selalu berkelana bersama dan mengikuti orang-orang yang berpengetahuan dan memiliki visi misi jauh ke depan.

Internet memudahkan saya mengikuti berbagai kegiatan untuk mengupgrade diri. Seperti mengikuti event blogger dan pelatihan kepenulisan yang rutin diselenggarakan Komunitas Bloggercrony.

Meski ponsel eror ga bisa buka kamera, tidak menyurutkan niat untuk terus upgrade diri mengikuti acara komunitas blogger. Dok. Pribadi

Tidak hanya itu, dengan bergabung ke dalam komunitas, saya juga bisa mengembangkan blog sehingga ramai pengunjung, menambah pengikut di akun sosial media melalui program yang rutin diadakannya, dan mendapatkan peluang job dalam dunia blogging atau influencer.

Alhamdulillah, meski pandemi berdampak pada penghasilan blogger ibukota (karena vakumnya acara luring) saya sendiri masih bisa bertahan dan tetap semangat ikut beragam acara daring. Tuhan selalu memberikan jalan dari mana pun pintu rezeki itu terbuka.

Usaha tidak mengkhianati hasil. Meski jarang keluar kandang, tapi jika terus menambah knowledge, skill dan attitude, akhirnya ilmu yang sudah saya serap itu bisa diambil manfaatnya untuk dibagikan lagi kepada yang membutuhkan. Salah satunya sharing dengan para pelaku UMKM di Cianjur khususnya bagian selatan, tempat dimana saya tinggal.

Meski cuma blogger kampung, tapi kalau punya skill set up, insyaallah selalu ada jalan untuk bisa sharing dan silaturahmi. Alhamdulillah, saat masa covid-19, saya bisa tetap produktif melalui profesi blogger dan komunitas. (Dok pribadi)

Dari sana, selain mendapatkan penghasilan saya pun mendapatkan jejaring yang sangat luas dan kepuasan tersendiri manakala diri ini bisa menjadi manfaat bagi sesama.

So, sekarang sudah jelas ya, jadi blogger yang kredibel itu tidak mudah. Setelah mengetahui bagaimana dalamannya dapur blogger, semoga tidak lagi terdengar ungkapan nyinyir seperti “Enak banget ya jadi penulis (baca: blogger). Cuma nulis dan dapat uang. Bekerjanya bisa dari rumah saja sambil rebahan.”

Dok. Pribadi

Meski tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin bisa menjadi seorang blogger yang kredibel. Karena seperti disampaikan Pak Anwari, jika knowledge, skill dan attitude itu semuanya bisa diasah dan dipertajam. Insyaallah kalau sudah memiliki skill set, tak lagi berkecil hati menjadi seorang blogger, profesi yang masih dianggap kerja sampingan di tengah gempuran pesatnya industri digital.

Jujur, cara jadi blogger yang bisa menjaga kredibilitas diri dan komunitas sehingga bisa meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap profesional sebagai blogger dari Bloggercrony ini yang jadi penyemangat bikin saya lebih pede menjalani profesi sebagai blogger meski menjadi blogger kampung.

Komunitas Bloggercrony memfasilitasi blogger Indonesia mengembangkan kualitas dirinya, membangun jejaring positif, meningkatkan produktivitas dengan menciptakan tulisan/konten yang informatif, bermanfaat dan inspiratif, serta berdaya mandiri dan profesional.

Rasanya saya beruntung banget terpilih menjadi bagian dari seratus blogger Indonesia yang bisa mengikuti acara Kick Off BloggerDay 2023 secara hybrid dan saya jadi peserta online-nya. Meski awalnya mau ikut acara puncak Fun Camp di Bogor, 4-5 Maret 2023 namun karena waktunya bertabrakan dengan kegiatan anak dan suami di sekolah akhirnya saya batal ikut acara kemah-nya.

Perjalanan Bloggercrony Indonesia. Dok. Tangkapan layar saat kick off ulang tahun Bloggercrony ke-8

Kemeriahan acara BoggerDay 2023 masih terasa hingga saat ini. Bagaimana tidak, selain terus bertabur hadiah (semua peserta dipastikan mendapatkannya!) rangkaian acara dan lomba-lomba pun masih terus berlanjut dan komunikasi intens pun tetap berjalan di group peserta.

Salut dengan jajaran panitia dan seluruh pengurus Bloggercrony Community yang sudah totalitas selama delapan tahun ini memberikan inspirasi untuk para blogger Indonesia dan influencer.

Ingin silaturahmi bersama Komunitas Bloggercrony Indonesia? Bisa akses melalui akun sosial media:

Twitter: @bloggercrony

Instagram: @bloggercrony

29 thoughts on “Blogger: Kredibilitas, Kode Etik dan Profesional”

  1. Saya setuju sekali ini. Sebagus apapun seorang penulis, tapi kalau tidak punya Good Attitute, maka akan sendirinya akan tenggelam. karena inilah salah satu modal utama juga. Pastinya harus terus belajar dan menggali potensi, termasuk menjalin pertemanan yang baik antara sesama penulis.

    Reply
  2. Jadi Blogger tak hanya soal menulis, tapi banyak potensi yang bisa kita kembangkan ya dengan tetap menjaga kredibilitas, kode etik, dan profesional agar kita dapat tumbuh terus menjadi Blogger yang terus memperbaiki diri menjadi yang terbaik

    Reply
  3. sebagai blogger memang kita harus selalu mengupgrade diri yaa biar tidak kalah dengan blogger lain yang lebih banyak ilmunya. sayang banget nih saya nggak bisa ikutan acara bloggercronny ini soalnya sinyal di rumah jelek banget jadinya mau zoom susah

    Reply
  4. Seruu banget emang BloggerDay 2023 kemarin ya kak.. aku juga merasa beruntung bisaa ikutan lagi di tahun ini, banyak insight yang didapat selama beberapa jam kemarin

    Reply
  5. Setuju banget Kak kalau blogger wajib menomorsatukan attitude karena adab dulu baru ilmu.
    Untuk jaga kredibilitas juga wajib jujur ya dan nulis yang benar, maksudnya jangan ambil job yg nyerempet kayak diajak nulis berita hoaks or yg lainnya.

    Reply
  6. Setuju, Teh. Untuk jadi blogger yang profesional itu kita harus meningkatkan knowledge, skill dan attitude. Dengan begitu skill set akan semakin terasah.
    Jadi blogger itu gak hanya harus bisa nulis, banyak yang harus dipelajari yaa…

    Reply
  7. Skill oke, wawasan cakep, maka imbangi juga dengan attitude ya, agar menjadi modal dasar sebagai bloger profesional dan ini insyaa Allah dapat bertahan lama

    Reply
  8. MasyaAllah, kerennya Teteh sedari kecil sudah menyadari potensi di bidang tulis menulis dan kini setelah dewasa jadi terasa manfaatnya. Namun makin lama, rupanya nggak hanya mengandalkan talenta semata ya Teh, ada skill set yang perlu diterapkan juga biar jadi lebih kredibel. Suka banget deh baca tulisan Teteh. Mengalir.

    Reply
  9. Menginspirasi banget nih Teh Okti. Udh bs berkontribusi buat kampungnya. Semoga aku bs meniru langkahnya nih. Ga cuman aktif di dunia maya, tapi bs lebih bermanfaat bagi org sekitar secara nyata melalui kiprah kita menjadi kreator konten.

    Reply
  10. Acara yang menarik nih. Selamat ulang tahun ke 8 Bloggercrony. Semoga makin berkembang dan sukses.

    Wah, Tek Okti luar biasa banget. Pengalamannya banyak juga sampai jadi jurnalis bahasa Indonesia di Taiwan.

    Reply
  11. Blogger, profesi yang gak nyangka aku bakal nyemplung jg disini. To aku jd tau kokunitas kayak Blogercronny. Banyak orang yang berpengalaman didalamnya. Suskes terus bloggercronny.

    Reply
  12. Semua link pekerjaan tentunya harus memiliki attitude yang baik, tak terkecuali seorang Blogger. Percuma banget kalau knowledge dan skill sudah mumpuni tapi tidak dibarengi dengan attitude yang baik. Tentu orang lain akan tidak respect dengan kita. So, attitude itu adalah yang utama. Terima kasih untuk sharingnya kak, sangat bermanfaat sekali.

    Reply
  13. Teh okti keren lhooo.sejak kenal teh okti meski hanya di dunia maya tapi rasa salutku sangat besar.

    Pemikiran Teh Okti ini sangat positif dan insya allah Teh Okti ini punya value teh.. lanjutkan berkarya

    Reply
  14. setuju nih, kita harus terus belajar ya improve skill nya termasuk ya attitude 🙂 senangnya kalau sudah tau apa yang disuka tuh bisa konsen terus mendalaminya, jadi happy deh ngejalaninya

    Reply
  15. Terimakasih teh Okti..
    Jadi catatan banget bahwa blogger, penulis atau konten creator lainnya, bukan hanya sekedar konten semata, tapi kudu upgrade knowledge, skill dan attitude.
    Jangan hanya memgandalkan bahwa profesi ini adanya di balik layar, gak akan ada orang yang tahu. Semoga yang dituliskan dan dibagikan senantiasa kebaikan yang bisa jadi menginspirasi pembaca.

    Barakallahu fiikum, Komunitas Blogger Crony dan teh Okti yang telah merangkumkannya.

    Reply
  16. Setuju, blogger itu harus terus mengembangkan diri, meningkatkan skill dan kemampuan, termasuk penulis juga begitu. Apalagi sekarang teknologi internet dan search engine berkembang pesat. Kalau tak mengikuti update terbaru, bisa tertinggal

    Reply
  17. Siapa bilang jadi blogger cuma bisa nulis doang? Tanpa disadari kemampuan kita berkomunikasi dan berinteraksi juga makin meningkat yak. Apalagi kalau udah ngikut komunitas gitu, bakal banyak punya temen. Keren teh Okti, terus menginspirasi buat upgrade skill juga akutu!

    Reply
  18. Jadi blogger memang tidak mudah Teh, tapi kebanyakan ya berfikir begitu, nulis aja dapat duit. Bahkan ada yang pengen diajari tapi pas tahu jadi blogger itu enggak mudah, eh ggjadi minta diajarin.
    TOS Teh, aku juga blogger kampung Teh, yang penting tetap semangat yah

    Reply

Leave a Reply to Anggita R. K. Wardani Cancel reply

Verified by ExactMetrics