Saat ini penerapan pendidikan karakter, nilai etika dan budaya, khususnya pada generasi muda mulai mengalami pergeseran. Pergeseran itu mulai terlihat dari hal sederhana yang seharusnya sudah terbiasa dilakukan di rumah atau lingkungan keluarga, seperti sikap tidak sopan, mengucapkan kata kasar, sampai permasalahan yang lebih besar seperti maraknya pergaulan bebas, bebasnya akses tayangan pornografi, kekerasan sampai kerusuhan yang berujung pada tindakan anarkis.
Sulitkah Menerapkan Pendidikan Karakter?
Kenapa pergeseran itu bisa terjadi? Apakah karena sesulit itu menerapkan pendidikan karakter di jaman serba modern seperti sekarang ini?
Kita bisa lihat sendiri di berbagai tayangan berita yang memperlihatkan kondisi bagaimana hilangnya pendidikan karakter para generasi muda khususnya para peserta didik di sekolah, yang sangat memprihatinkan baik secara emosional, tindakan, maupun perilaku sosial mereka.
Sering kita lihat di media massa baik surat kabar maupun televisi, kabar tentang pelajar yang saat ditegur oleh guru karena melakukan kesalahan, mereka malah cenderung melawan kepada gurunya dengan tindakan-tindakan yang kurang pantas.
Mirisnya saya dan suami mengalami langsung kejadian seperti itu. Ketika anak didik berbuat tidak sopan, kami kasih peringatan dan teguran, eh anaknya malah melawan, mengatakan yang tidak-tidak bikin sakit hati pokoknya. Sangat tidak mencerminkan karakter seorang anak didik.
Kami ibarat dilempari kotoran di wajah. Sehari-hari kami tanamkan pendidikan karakter namun sedikit pun tidak ada bekasnya. Yang ada seolah memberikan fakta kalau kami ini tenaga pendidik yang gagal. Tak mampu mengantarkan anak menjadi pribadi yang santun dan berakhlak.
Bukan hanya itu, bahkan ada yang karena tidak memiliki pendidikan karakter berupa etika, berani melakukan kekerasan fisik kepada gurunya. Padahal masalahnya hanya sederhana, mendapatkan teguran saat melakukan kesalahan. Dan masih banyak lagi bentuk tindakan anarkis yang dilakukan lainnya.
Mungkin karena adanya pergeseran nilai etika dan budaya inilah penyebab generasi muda di zaman sekarang melupakan pendidikan karakter jadi mereka kehilangan jati dirinya?
Kebanyakan dari mereka melupakan nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan orang tua dan nenek moyang kepada dirinya sejak kecil dalam kehidupan sehari-hari oleh orang tua.
Tidak mudah memang menerapkan pendidikan karakter terhadap anak jaman sekarang. Namun juga bukan berarti tidak mungkin. Meskipun kecanggihan teknologi bisa melunturkan nilai tradisi budaya namun tidak bisa menggeser peradaban berupa karakter baik manusia berupa akhlak yang mulia.
Bagaimana Cara Menerapkan Pendidikan Karakter?
Bagi orang tua atau guru, menjadi kewajiban untuk mendidik anak dengan pendidikan karakter sejak dini. Meski ada yang mudah diterima anak, ada juga yang harus menyiapkan stok kesabaran melimpah untuk menerapkannya.
Beberapa cara menerapkan pendidikan karakter supaya dapat diterima anak sepanjang masa:
Tanaman Pendidikan Karakter dengan Memberikan Contoh yang Baik
Ketika anak kita didik untuk selalu bersikap sopan santun, maka jadilah orang tua atau guru yang selalu berucap dan berperilaku sopan serta santun kepada semua orang.
Berbuat sopan dan santun tidak hanya kepada orang yang lebih tua saja tetapi juga kepada yang lebih muda.
Menyelipkan Pesan Moral di Setiap Obrolan
Saat berkumpul bersama anggota keluarga, atau sesi santai bersama antara guru dan murid, selipkan pesan-pesan kebaikan yang kita sesuaikan dengan pemahaman orang dijadikan lawan bicara.
Bicara dengan anak usia SD, ceritakan bagaimana uniknya anak seusia mereka di Jepang yang selalu membungkukkan badan saat mengucapkan terima kasih.
Bicara dengan remaja menuju dewasa, bisa terangkan bagaimana sikap Rasulullah dahulu menghadapi orang yang justru menghina dan mencaci maki Beliau.
Dan masih banyak lagi pesan moral pendidikan karakter lainnya yang bisa kita sampaikan tanpa hard selling menggurui mereka.
Memberikan Penghargaan dan Apresiasi Saat Menerapkan Pendidikan Karakter
Jangan sungkan untuk memberikan pujian kepada anak yang ketika masuk rumah lebih dahulu mengucapkan salam.
Beri apresiasi kepada anak yang selalu mengucap kata maaf bila tak sengaja melakukan kesalahan, sambil diajarkan untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi.
Mengajarkan Sikap Jujur dan Terbuka
Jika sejak dini dibiasakan untuk bersikap apa adanya, tidak berbohong dan melebih-lebihkan sesuatu maka anak akan berani untuk berbuat jujur meski berada dalam tekanan.
Terapkan Pendidikan Karakter Secara Bertahap
Mengajarkan pendidikan karakter bisa dimulai dari hal sederhana yang bisa dilakukan di rumah seperti mengajarkan sikap sopan santun melalui budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun)
Pendidikan Karakter Sederhana Manfaatnya Luar Biasa
Untuk lebih jelasnya mengenai pendidikan karakter sederhana yang manfaatnya luar biasa dapat kita uraikan satu per satu satu dari budaya 5S yang terdiri dari:
Senyum
Sering kita dengar senyum itu ibadah. Saat seseorang tersenyum berarti dalam keadaan bahagia, maka secara tidak langsung senyumannya sudah menyebarkan kebahagiaan dan aura positif kepada orang lain.
Selain ucapan doa alangkah lebih baiknya sebelum melakukan kegiatan kita awali dengan senyuman. Senyuman yang tulus menjadikan hubungan masing-masing individu menjadi lebih menyenangkan.
Pendidikan karakter senyum sudah seharusnya diterapkan sejak kecil di rumah oleh orang tua kepada anaknya.
Salam
Ucapan salam sebagai pernyataan hormat, selamat, sejahtera, damai dan atau tentram adalah bagian dari pendidikan karakter berupa pengharapan yang sangat baik. Yang digunakan untuk mengkomunikasikan rasa hormat kita atas kehadiran orang lain, sebagai bentuk rasa perhatian kita kepada orang tersebut.
Dengan mengucapkan salam diharapkan kekakuan dapat tercairkan. Salam bukan hanya berjabat tangan saja, namun juga termasuk mengucapkan salam menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Ucapan salam juga akan mempererat persaudaraan.
Sapa
Sapa secara sederhana memiliki makna kata-kata untuk menegur. Maka, tegur sapa yang dilakukan dengan ramah yang kita ucapkan, membuat suasana menjadi akrab dan hangat.
Masih ingat ketika bekerja di luar negeri, setiap ada tamu datang, majikan mengharuskan semua orang yang ada di rumah termasuk saya wajib menyapa kepada tamu yang datang. Walau sekadar berkata “Hai…!”
Pendidikan karakter dari menyapa ini, saat kita menyapa seseorang, maka berarti kita menunjukkan perhatian, respons, dan simpati kita terhadap orang.
Sehingga akan muncul rasa dihargai bagi orang yang sedang kita sapa. Hal itu, akan menjadikan kepercayaan diri orang yang kita sapa tadi semakin meningkat.
Sopan
Sopan adalah rasa hormat, takzim, dan tertib menurut adab yang kita lakukan kepada orang.
Sopan saat berbicara, sopan saat berjalan di depan orang, atau ketika ngobrol dengan orang lain, bisa terlihat dari intonasi suara, bahkan gesture tubuh.
Bukan hanya itu, sopan dalam berpakaian juga merupakan hal yang penting dan masih bagian dari pendidikan karakter.
Seseorang yang berkarakter dan memiliki etika dipastikan mampu berlaku sopan baik ucapan maupun perbuatan dimana pun dan kapan pun.
Santun
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, santun memiliki pengertian sangat sopan, lemah lembut berbudi bahasa, penuh rasa belas kasihan, suka menolong, berakhlak mulia.
Santun juga bisa diartikan bagaimana kita mampu mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri.
Tingkah laku yang halus, rasa belas kasih, dan suka menolong merupakan hal yang timbul karena terbiasa bertingkah santun kepada orang lain.
Kesimpulan
Penerapan nilai-nilai pendidikan karakter berupa 5S senyum, sapa, salam, sopan dan santun tersebut cukup sederhana tapi dampaknya sangat bermanfaat bukan?
Lima “S” tersebut diharapkan menjadi budaya yang menjadi fondasi pendidikan karakter. Kebiasaan yang jika diterapkan secara konsisten menjadi karakter baik bagi anak yang mampu menumbuhkan nilai-nilai kebaikan sepanjang hidupnya.
Tentu semua orang mau anaknya berakhlak mulia, bukan? Untuk itu yuk, kita intip lagi artikel Siapa yang Bertanggung Jawab Terhadap Pendidikan Karakter ini supaya makin paham ya…
Kalau diperhatikan memang sepertinya ada pergeseran nilai etika dan budaya yang jadi penyebab generasi muda di zaman sekarang melupakan pendidikan karakter, sehingga mereka kehilangan jati dirinya. Miris, ya.
Anak yang bermasalah sepertinya tidak lepas dari orang dewasa dan lingkungan yang bermasalah. Bukan cuma keluarga dan sekolah, tapi juga lingkungan masyarakat, pertemanan, tontonan, dan akses internet.
Di zaman sekarang, menanamkan pendidikan karakter ke anak-anak rasanya berat dan mendapatkan tantangan tersendiri.
Kudu sabar, sabar, dan sabar banget untuk mengajarkan ke anak-anak. Belum lagi dari gempuran media sekarang yg hampir tidak mencontohkan pendidikan karakter yang baik.
Pendidikan karakter memang penting diajarkan sejak dini. Walau mungkin memang agak susah, tapi disitulah tantangannya. Jadi kudu konsisten juga, karena hasilnya juga nggak main-main.
Untuk pendidikan karakter, memberikan contoh langsung bisa menjadi cara efektif untuk mengajari anak. Anak akan langsung meniru dari perbuatan orang di sekitarnya
Mengajarkan anak dengan memberikan contoh secara langsung lebih efektif dibanding menasihati dengan mulut ya teh.
Aku ingat banget, pendidikan karakter 5S begini sudah diterapkan di masa aku SMP dulu, Teh, sekitar tahun 2005. Berasa sih, pembiasaan senyum sapa salam sopan santun begini, memberi dampak positif bagi anak saat hidup bermasyarakat. Balik lagi, seperti yang Teteh kisahkan, anak-anak itu paling senang mencontoh, jadi kalau dibiasakan lewat contoh di keseharian, maka akan terbawa juga.
kebiasaan 5S ini harus di lakukan sejak anak usia dini sih agar terbiasa, tapi gak cukup sekadar ngasih tahu tapi di contohin juga, ini yang lebih nerap ke anak karena anak lihat. pendidikan karakter memang lebih tepat sasaran lewat contoh tindakah perilaku
Mengajarkan pendidikan karakter sekarang ini memang challenging banget. Aku waktu itu mengingatkan seorang anak agar nggak buang sampah di selokan, eh dipelototin sama dia. Padahal anak itu seumuran anakku yang sulung. Diingatkannya pun baik-baik.
Pendidikan karakter tuh emang penting ya kak untuk anak ana kita.. supaya anak anak jaman sekarang makin tangguh, makin percaya diri dan juga menghargai sopan santun..
Menurutku sih pendidikan karakter ini harus diberikan dari lingkungan terdekat si anak, alias kedua orang tuanya. Mereka yang akan menentukan mau memiliki karakter seperti apa si anak kedepannya.
Saat ini pendidikan karakter harus menjadi prioritas utama bagi kita, banyak pihak yang menilai generasi muda (di Indonesia) telah mengalami pergeseran nilai. Banyak generasi muda yang kehilangan karakter dan budaya ketimurannya. Bahkan lebih parahnya, banyak kasus ngeri yang terjadi akhir-akhir ini, dan kalau ditelusuri disebabkan oleh pelaku yang tidak memiliki karakter positif. Penting untuk kita sebagai orang tua memberikan contoh karakter yang baik kepada anak..
betul mba..alhamdulillah sekarang sudah banyak sekolah-sekolah yang aware dan mulai menerapkan pendidikan karakter ya
Setuju banget kak kalau cara penerapan pendidikan karakter itu harus diperhatikan dan secara pelan-pelan. Terus meliputi aspek Senyum sapa salam sopan dan santun. Soalnya saat ini emang ngeri banyak pelajar yang suka membangkang Kalau misalnya dikasih tahu cara baik-baik oleh guru malah ada yang sampai lapor ke orang tua dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
Pendidikan karakter sangat oenting bagi anak, karena akan berpengaruh menjadikan anak anak yang mandiri, bertanggung jawab, dan tidak mudah terpengaruh.
Paling bagus juga, merekadapat memiliki keberanian dalam mengambil keputusan dan menerapkan nilai-nilai yang sudah ditanamkan sejak dini.
Setuju, Kak. Pendidikan karakter, terutama 5S ini memang bermanfaat banget untuk anak di jenjang pendidikan mana pun. Di sekolah anak saya, sampai menerapkan checklist pendidikan karakter ini setiap hari dan harus diisi oleh anak dan orang tua.
masyaallah, semangat untuk teh okti dan suami serta para pendidik lainnya yang selalu mengupayakan apa yang terbaik untuk anak didik, semoga Allah beri balasan yang lebih baik
Mengajarkan pendidikan karakter memang nggak cukup hanya “diberi tahu”, tapi juga perlu diberi contoh langsung ya Teh.
Jd seorang guru memang harus luar biasa sabar ya. Sempat juga nih di lingkungan tempat ngaji jg suka ada anak yg melawan guru
Memberikan contoh baik tuh paling bagus sih. Seenggaknya anak-anak emang peniru ulung. Jadi, kalau dia melihat contoh nyata tentang perbuatan baik, dia pasti akan lebih mudah menerapkannya. Benar kan kak?
Guru jaman dulu begitu disegani murid. Semarah apapun guru, murid menganggapnya sebagai teguran untuk memperbaiki diri. Murid sekarang banyak yang kelewatan berani kepada guru. Pendidikan karakter musti digencarkan lagi.
Emang bener ya Teh kalau adab sebelum ilmu. Jadi pendidikan karakter itu penting banget, dan anak2 wajib jadi beradab dulu sebelum diajarkan ilmu sains, bahasa, dll.
Untuk anakku sengaja dimasukkan di sekolah yg fokus ke pendidikan karakter, bukan hanya ngejar nilai.
Memang miris menyimak banyaknya berita perilah tidak sopannya murid terhadap guru. Padahal zaman dulu, murid itu mayoritas menjunjung tinggi seorang guru. Ini tugas kita bersama sebagai guru dan orang tua untuk memperbaiki generasi sekarang dengan memberikan suri tauladan.
Iya miris banget melihat berbagai berita yang bertebaran diberbagai media tentang kelakuan anak-anak muda yang kayaknya sudah diluar nalar deh. Sepertinya sudah terjadi pergeseran nilai-nilai moral dan etika. PR banget ini buat para orang tua dan para pendidik padahal menerapkan pendidikan karakter ini tidak sulit ya….
bacanya sambil senum-senyum penuh harap, bayangin kelak anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang berkarakter baik ya mba, dan pastinya langkah-langkah di atas akan memembntuk karakter anak yang penuh dengan sopan santun, dan menerapkan pendidikan karakter ini memang bertahap sejak mereka kecil
Pendidikan karakter yang perlu banget diajarkan kepada anak kita agar membekas hingga tua
Lingkungan pertemanan berpengaruh banget sih bahkan dari anak SD. Anak SD kelas dua saja sudaj mulai tuh ikut-ikutan trmannya. Lebih dengar teman daripada ortu
Memberikan contoh secara langsung kepada anak2 akan lebih terasa ya Teh. Sesederhana senyum dan salam… jika kita rutin melakukannya dan anak2 melihat, tentunya mereka akan meneladani hal2 tersebut dalam keseharian.
Karakter anak ini yang harus sangat berperan adalah kedua orang tua, tapi yang mempengaruhi ini adalah lingkungan sekitar. Kalo di dalam hati dan pikiran si anak udah rusak, butuh pendekatan extra untuk merubah karakternya.
Senyum salam sapa sopan santun ini jadi keinget seseorang. Bukan gibah ya teh, karena gak sebut nama. Hehe… Ada di lingkungan offline saya sih. Tapi ini jadi PR bgt.
Dia ramah, suka senyum, sopan juga dan santun, ke orang yg nggak srumah (tetangga atau tamu) tapi nggak matching dgn kehidupan sehari2. Pas hidup 24 jam, ternyata seperti horror buat aku. Huhu…
Karakter yg sifatnya inner beauty juga penting, seperti empati, menjaga ucapan, peduli, senang berbagi, dll juga penting.
Budaya 5 S ini sering kali kita dengar tapi memang aplikasinya belumlah sesering kita mendengarnya. Belajar bisa dari mana saja termasuk menceritakan budaya negara lain tersebut. Ya, semoga akan ada perubahan karakter dengan repetition aktif terkait hal ini, ya, Mba.
Orang tua memang jadi penentu karakter anak, salah satunya dengan memberikan contoh secara langsung serta nasihat yang baik.
Selain itu lingkungan juga memberikan andil besar.
Bahagia banget kalau baca-baca tema parenting untuk anak-anak yang berhubungan dengan pendidikan karakter. Beneran, di era kayak gini, karakter itu hal yang urgen dimiliki anak-anak muda. Miris kalau baca cerita anak yg udah gak tahu unggah-ungguh.
Mungkin jarang diperhatikan sama orang tua. Rajin ngobrol sama anak bisa jadi cara untuk memberikan pendidikan karakter dengan sering menyelipkan pesan-pesab moral yang baik.
Apalagi pendidikan karakter jaman now ya mbak, pasti penuh tantangan. Aku pun merasakan ketika serumah dengan ponakan yang merupakan generasi Z. Mennyelipkan pesan moral dari setiap pembahasan it’s a must