Sedih banget mengetahui ada korban balita meninggal dunia karena terseret banjir bandang. Jujur setiap mendengar kata banjir bandang saya suka merasa ketakutan sendiri. Ada pengalaman tidak menyenangkan terkait banjir bandang secara rumah saya berada di pinggir sungai dan pernah airnya meluap lalu membanjiri halaman serta rumah.
Apalagi banjir bandang yang menerjang Desa Pasir Panjang, Semadam Aceh Tenggara Minggu malam kemarin menyebabkan korban jiwa karena terseret arus air banjir. Masyarakat di sana pasti memiliki ketakutan yang serupa, bahkan mungkin lebih.
Banjir maupun banjir bandang selalu mengingatkan kita akan bencana tsunami yang begitu dahsyat di Aceh. Menyisakan kekhawatiran dan ketakutan yang begitu tebal. Meski tsunami disebabkan naiknya gelombang air dari laut, namun banjir dan banjir bandang seolah menjadi paket kesatuannya yang tidak mudah dipisahkan.
Apa beda banjir dengan banjir bandang? Meski sama-sama menyebabkan genangan air dan seringkali menimbulkan kerugian, perbedaan banjir dengan banjir bandang terletak pada volume airnya. Dimana banjir bandang volume air yang dibawa lebih besar dari banjir biasa sehingga jumlah air yang dikeluarkan lebih banyak dalam waktu relatif cepat.
Semua akan kaget dengan adanya banjir bandang yang datang tiba-tiba dengan debit air besar akibat terbendungnya aliran sungai pada alur sungai. Mungkin karena besarnya tekanan itu menyebabkan akibat dari banjir bandang cukup parah dan beragam, mulai dari hancurnya jembatan, hancurnya rumah hingga dapat memakan korban.
Setelah melalui musim kemarau sekitar hampir empat bulan lamanya, dan sekarang hujan turun terus-menerus ketakutan adanya bencana banjir dan atau banjir bandang kembali menghantui. Bagaimana tidak sementara BMKG malah memprediksi semingguan ini hujan akan turun di wilayah Jawa Barat.
Waduh, semakin was-waslah saya dan keluarga. Takut jika hujan turun secara intens menyebabkan air sungai Cikadu di samping rumah meluap lagi.
Secara banjir bandang muncul karena debit air yang sangat tinggi sehingga menerjang apa saja yang ada di depannya bahkan meluap ke pemukiman warga sekitar sungai dan hal itu bisa mengakibatkan bencana.
Rumah rusak, saya pernah mengalaminya . Lahan pertanian hancur, itu pun kami alami. Hewan ternak hilang, ya ayam serta ikan peliharaan saya semua hanyut dibawa banjir.
Bahkan jalan dan jembatan depan rumah fungsinya tidak bisa digunakan secara benar karena rusak parah sehingga arus pergerakan masyarakat terhambat bahkan ada yang terputus total hingga menunggu perbaikan selesai.
Di tempat lain tidak sedikit tanggul penahan air jebol saking besarnya kekuatan banjir bandang yang menerjang.
Jika demikian tim reaksi cepat dari BPBD pun dengan segera mengeluarkan alat berat demi bisa sedikit mengurangi kerusakan yang mengakibatkan menutupi akses aktivitas masyarakat.
Berharap jalan yang terendam endapan lumpur, atau terhalang tumpukan pepohonan dan sampah yang dibawa air bah bisa segera dilalui dan mobilitas masyarakat berjalan kembali dengan lancar.
Pokoknya selama musim hujan datang, kewaspadaan akan adanya banjir atau banjir bandang harus benar-benar ditingkatkan. Karena tidak hanya banjir atau banjir bandang saja yang muncul, sering juga diikuti dengan tanah longsor dan angin kencang.
Untuk meminimalisir dampak banjir bandang di sungai samping rumah, saya dan suami mengupayakan berbagai langkah mitigasi. Seperti membersihkan saluran air, mengambil sampah yang menyumbat saluran pembuangan hingga memangkas ranting-ranting pohon.
Kami tidak mungkin pindah dari rumah di pinggir sungai ini. Lahan ini sudah turun temurun ditempati sejak desa masih sedikit warganya dan sebelumnya tidak pernah mengalami banjir.
Setelah perkampungan dibangun dan masyarakat semakin heterogen muncullah permasalahan sampah dan banjir yang diakibatkan tersumbatnya aliran sungai oleh sampah-sampah itu.
Mau bagaimana, yang ada sekarang kami terus berikhtiar sehingga banjir tak lagi kembali.
Tidak lupa langkah penyelamatan pribadi pun kami lakukan seperti menyiapkan hebel dan karung berisi tanah untuk menahan masuknya air ke pekarangan atau rumah.
Saat musim hujan barang-barang di rumah yang harus diselamatkan pun segera mulai disimpan di lantai dua antisipasi kalau kesulitan mengamankan saat bencana itu datang.
Sebenarnya hal-hal upaya mitigasi bencana secara umum itu harus dikerjakan secara gotong royong dan berkelanjutan. Namun jika tidak banyak respon positif dari tetangga dan aparat setempat, saya dan suami tak menjadikan sebagai masalah.
Selagi kami bisa mengerjakannya sendiri, tidak apa. Ada yang bantu syukur, enggak pun tidak apa karena memang rumah kami yang paling dekat dengan sungai dan jika terjadi banjir atau banjir bandang rumah saya sendiri juga yang paling duluan kena.
Dan langkah terakhir yang kami lakukan setelah berikhtiar adalah doa. Hujan memang sangat kami nantikan setelah kemarau yang berkepanjangan. Namun kami selalu meminta semoga diturunkan hujan yang membawa manfaat, bukan yang memberi mudharat.
Penanaman pohon penahan erosi, pengadaan embung sebagai penampung air, irigasi air yang baik dan terukur adalah cara termudah menghindari banjir.
Bukan hanya di aceh yang baru terjadi teh. Di daerah Langkat juga. Duh porak poranda salah satu tujuan wisata yang ada di sana. Padahal tempatnya punya potensi bagus.
Memang untuk mencegah kerusakan yang masiv akibat banjir bandang diperlukan kerjasama semua pihak ya teh.. Intinya kembali lagi ke alam. Bagaimana kita menjaga dan Merawat mereka.
Yang namanya banjir, memang bikin takut.
Apalagi banjir bandang.
Lihat di tivi aja berasa gak tega.
Semoga sungai di dekat rumah teh Okti aman-aman saja.
Memang harus diusahakan solusinya bahkan preventifnya ya, biar gak lagi ada nih banjir bandang, karena merugikan banget
Wah, enggak asyik juga ya masyarakatnya …. kok enggak antusias gitu buat bergotongroyong demi mengantisipasi banjir bandang.
Miris kalau melihat korban banjir bandang. Tiba-tiba semua lenyap diterjang banjir berarus deras. Untuk penduduk yang daerahnya sering mengalami banjir harus waspada melakukan penyelamatan harta benda dan berlatih kalau-kalau banjir menyerang ya
Semoga hujan turun dan ga ada banjir bandang ya kak. Pernah juga dulu ruman teman kena banjir dadakan pas tengah malam, kasian semua habis kena air sungai
Kak, semoga ga ada lagi banjir bandang, ya :’) semoga pencegahan banjir bandang ini juga merata dilakukan bukan hanya oleh warga yang tinggal di sekitar sungai. Soalnya kan bisa juga kiriman dari daerah lain, ya..
Reboisasi wajib digalakkan supaya meminimalisir banjir bandang. Masyarakat lebih aware thd lingkungan.
Terima kasih reminder-nya akan cara sederhana mencegah banjir bandang. Saya pernah mengalami banjir bandang saat tinggal di Langkat, Sumatera Utara.
setelah tsunami Aceh, (kabarnya) hutan ada yang ditebangi untuk diambil kayunya buat pembangunan kembali daerah yang tertimpa bencana. Nah, karena saya tinggal di daerah rendah maka ketika hujan, lereng hutan yang gundul tak bisa menyerap air, banjir bandang terjadi, masuk ke perkampungan, banyak merendam rumah, ladang..Sementara masuk rumah saya hingga sepinggang.
Jadilah ngungsi ke tempat yang lebih tinggi sekitar 5 hari karena saya saat itu ada bayi. Sementara suami tetap tinggal di rumah, hingga surut banjirnya dan bersih rumah
Cara sederhana untuk mencegah banjir itu jangan membuang sampah sembarangan ke sungai. Suka heran ada orang yang cuek aja buang sampah sembarangan. Padahal kalau udah banjir apalagi banjir bandang bakalan kena dampaknya juga
Wah. Soal banjir ini emang harus sadar semuanya sih. Gak hanya individu tapi juga semua individu yg terlibat. Kalau yang sadar cuma beberapa orang bakal masih panjang perjalananbta
Tulisannya menjadi pengingat untuk kita semua ya. Perlunya kerja sama agar mampu mencegah banjir bandang. Salah satunya sampah rumah tangga diolah dan diminimalisir sebaik mungkin
Cara sederhana ala saya yaitu tidak membuang sampah ke sungai. Saya anti banget itu. Dan tidak membuang sampah sembarangan. Suka miris karena pas musim kemarau kemarin banyak banget orang buang sampah ke sungai, padahal udah ada laranga buang sampah di sungai.
lagi-lagi masih soal sampah, padahal ini cara paling sederhana dan efektif untuk mencegah banjir. Tapi entah kenapa orang pribumi itu susah kalo untuk buah sampah pada tempatnya (tidak semuanya ya), apa harus didenda aja ya biar menimbulkan efek jera?
Musim hujan dengan berkahnya ternyata kadang juga membuat hati deg-degan ya Teh. Apalagi jika sudah bulan-bulan puncaknya di akhir hingga awal tahun. Saya pun jadi ikut sering-sering memantau kondisi sekitar rumah, karena dulu sempat beberapa kali genangan sudah memenuhi jalan depan rumah. Tapi mudah-mudahan musim hujan kali ini semua aman terkendali ya. Terima kasih tips-tipsnya Teh.
Kadang mirisnya masih banyak warga yang buang sampah sembarangan. Lalu lahan-lahan dijadikan rumah, sehingga tidak ada resapan air.
Jadi inget di daerahku pernah ada banjir bandang, tanggul jebol dan akhirnya sampai meluap dari sungai ke jalanan berkilo-kilo meter bahkan rumah di pelataran sungai banyak yang amblas. Jadi reminder dan bikin kita lebih waspada. Paling penting memang menjaga lingkungan ya, Teh.
Di tempatku belum pernah terjadi banjir, karena memang jauh dari sungai besar. Tapi informasi ini sangat baik untuk jaga-jaga kedepannya
Sudah masuk musim penghujan gini harus banget antisipasi hal-hal yang tidak terduga seperti ini, semoga solusinya bisa mencegah untuk kedepannya ya dan daerahnya sudah bebas banjir..
Kalau ada kabar banjir bandang, aku selalu ingat kisah sedih ketika Ibuku masih kecil. Dulu, rumah nenek sebelum ada tanggul juga sering banjir bandang, luapan dari Sungai Bengawan Solo.
Kalau uda ada kaitannya sama hal seperti itu, masyarakat harus selalu waspada ketika memasuki musim penghujan.
Semoga teh Okti sekeluarga aman dan sehat selalu.
Doa yg sama, Teh.. Semoga hujan yg turun membawa manfaat dan bukan mudharat. Aamiin. Terima kasih tips nya, Teh.. Meski tidak tinggal di pinggir sungai tapi tips ini penting juga bagi kami..
Intinya kan bencana banjir bandang dan sebagainya ini banyak disebabkan oleh tangan manusia sendiri. Sudah tahu misalnya tidak boleh ada pembangunan rumah di sekitar sungai, eh malah membangun secara liar. Belum lagi pembabatan pohon di hutan, masih banyak yang melakukan. Ayuklah semua semakin rajin menanam pohon dan usaha lain sebanyak2nya agar kejadian ini tidak terulang kembali.
Paling takut saya kalau sudah hujan lebat, terus jadi banjir, karena pernah mengalaminya dulu. Memang harus ada solusi banget nih untuk bisa mengatasi banjir apalagi banjir bandang. Paling tidak mba dan keluarga sudah berjaga2 untuk membersihkan sampah sekitar rumah ya, semoga masyarakat yang lain punya kesadaran seperti itu.
Banjir bandang ini inget kejadian yang belum lama terjadi di Batu Malang. Pas kejadian itu, aku baru saja sampai rumah dari jalan-jalan ke Batu dan memang posisi hujan lebat banget.
Pas denger itu langsung menclos sejadi-jadinya, bersyukur tapi juga ngeri. Manusia perlu lebih sadar untuk menjaga alam dan lingkungannya. Kecenderungan mengeksploitasi tanpa kesadaran untuk mereproduksi, akan sulit membuat alam lebih tenang.
Tidak seperti dulu ya mba, mungkin bukan tanahnya yang turun, tetapi karena di tanah di Hulu tidak bisa menyimpan air sebaik dahulu, jadinya lebih sering banjir bandang