Apa Kabar Janda Bolong?

Pandemi sudah berlalu, apa kabar dengan janda bolong yang saat itu sangat langka, banyak dicari bahkan memiliki berharga tinggi?

Ingat aja betapa kesalnya ketika adik ipar dan ibu saya memberitahu jika janda bolong di teras rumah hilang. Kemungkinan besar ada yang nyuri dengan pot-potnya!

Ialah, janda bolong di teras rumah kami itu sudah cukup besar dan berdaun lebat. Kami pelihara jauh sebelum pandemi. Jadi bisa dibilang jauh sebelum keberadaannya berharga. Apalagi dirawat setiap hari oleh adik ipar dan ibu saya yang dikenal tetangga bertangan dingin. Subur dan sehatlah itu si janda bolong.

Eh ketika pandemi datang tiba-tiba si janda bolong jadi naik kelas. Diserbu banyak pencinta tanaman hias hingga keberadaannya langka dan harganya melambung tinggi.

Adik dan ibu saya pernah menjual beberapa pot janda bolong yang sudah kami stek sebelumnya mulai harga puluhan ribu rupiah sampai ratusan ribu rupiah. Alhamdulillah sih pandemi membawa berkah juga. Bukan hanya si janda bolong yang naik kelas saat itu tapi ada juga tanaman lainnya yang kebetulan selama ini dirawat oleh adik dan ibu saya sebaik mungkin.

Apa kabar janda bolong

Rasanya seperti mimpi begitu dulu merasa terkejut dan kehilangan teramat sangat ketika tahu janda bolong di teras hilang, sekarang di halaman tanpa pagar di rumah saya itu si janda bolong justru banyak menjalar begitu segar.

Saking banyak dan rimbunnya seolah si janda bolong ini liar tak terurus. Seperti tanaman rambat yang tidak diinginkan. Oh, sebegitu memprihatinkan nya kah engkau kini wahai janda bolong?

Btw dulu pas tanaman hias ini harganya naik saya sempat penasaran, kenapa bisa disebut janda bolong? Mungkin karena daunnya yang bolong dan itu bikin unik? Saat ibu saya sudah menanam dan mengembangbiakkan tanaman ini malah belum tahu kalau panggilnya janda bolong. Kami nyebutnya ya daun bolong saja.

Tapi pernah baca di sebuah media, kalau ada keterangan dari seorang peneliti LIPI, Yuzammi yang menjelaskan asal nama tanaman janda bolong sebenarnya berasal dari masyarakat Jawa.

Dalam bahasa Jawa, tanaman ini disebut ron phodo bolong yang artinya daun pada bolong. Saat disingkat atau diucapkan cepat, nama ini jadi terdengar seperti rondho bolong yang artinya jadi janda bolong. Haha, ga tahu deh sahih enggaknya itu cerita. Tapi kalau menurut saya ya masuk akal juga.

Sejak pandemi berakhir, secara sendirinya pencinta tanaman hias pun berangsur menghilang. Buibu teman pengajian di kampung yang biasa merengek meminta-minta bunga kini tak peduli lagi. Jangankan minta bunga baru, bunga yang ada di halaman dan teras rumahnya saja sudah tak lagi diperhatikan.

Musim kemarau kemarin saya lihat banyak pot bunga yang dibuang karena mati kekeringan. Memang sih jangankan untuk menyirami bunga di halaman, untuk mandi saja musim kemarau kemarin banyak yang sudah ngungsi ke sungai karena air PAM sering tidak mengalir. Kasihan memang nasib bunga itu …

Begitulah kalau melakukan sesuatu bukan dari hati. Jika hanya karena sedang trend atau modal ikut-ikutan maka tak lama apapun itu akan selesai dengan sendirinya. Beda jika kita melakukan sesuatu berawal dari hati, hobi atau sudah passion. Mau musimnya atau tidak, akan tetap melakukannya dengan senang hati. Enjoy saja melaksanakannya.

Apa kabar janda bolong

Meski sudah tidak buming, adik ipar dan ibu saya masih tetap merawat dan mengembangbiakkan tanaman janda bolong ini.

Mereka tetap melakukan stek batang setelah menemukan bibit yang dirasa cukup bagus untuk dipisahkan dari induknya.

Maksud stek batang disini ya metode yang digunakan kami untuk membibitkan tanaman itu. Caranya memotong sedikit bagian batangnya lalu ditanam baru di media tanam lain agar bisa diperbanyak tanamannya.

Meski sudah tidak musim lagi tanaman hias tapi adik dan ibu saya tetap merawat bunga bunga peliharaan di teras dan halaman rumah dengan penuh kasih sayang.

Ibu saya bilang jika selain hobi, menanam tanaman hias itu itu juga manfaat lainnya. Seperti menambah keindahan ruangan, menghadirkan sentuhan alami di dalam ruangan, membantu menciptakan suasana yang rileks dan menenangkan.

Bahkan bisa jadi pusat perhatian dikarenakan bentuk daunnya yang unik seperti janda bolong yang memang bolong-bolong itu. Jadi bolong-bolong itu bukan berarti daunnya rusak atau dimakan ulat ya…

Apa kabar janda bolong

46 thoughts on “Apa Kabar Janda Bolong?”

      • Aku juga penasaran kenapa ya namanya janda bolong haha. Shahih atau nggak ceritanya pokoknya gitu aja yaa asal muasalnya

        Pas pandemi tetangga semua mendadak jadi rajin berkebun dan merawat tanaman hias. Setelah pandemi usai, ya usai juga mengoleksi tanaman hiasnya. Alhasil jadi banyak juga tanaman yg nggak keurus, huhu.

        Reply
        • Eh ya ampunn kok sama sihh perasannya hhahaha, temen2ku dlu keknya isi IGSnya tuh tanaman2 hias kek gini, janda bolong jadi salah satu idola sampe katanya mahal2 banget. Tp skrg yaudaaaahh udah jadi biasa aja

          Reply
  1. Sebelum janda bolong ada pula aglonema yang rasanya sempat viral haha. Ibuku suka naman kayak gini. Dan sempat heboh juga beli juga janda bolong yang ternyata harganya dihitung perdaun. Sekarang masih ada sih, alhamdulillah terawat baik. Cuma ya itu, kayaknya udah kapok beli yang mahal sebab yang begini emang musiman ^^

    Reply
  2. Ada aja masanya tanaman hias jadi trend terus bisa dihargai puluhan kali lipat tapi kala masa itu lewat ya itu tanaman hias malah engga ada harganya sama sekali hehehe begitulah ya semua serba berputar

    Reply
  3. Aku punya janda bolong di rumah. Dulu saat pandemi, sempat sampe bagi-bagi ke tetangga. Banyak yang minta gara-gara viral. Tapi memang sekarang meredup pesonanya. Sebagian ku lihat sudah tak terurus, padahal dulu sampe ngerayu2 mintanya. memang harus yang beneran suka tanaman sih biar benar-benar terawat

    Reply
  4. Meski gak booming lagi tapi pernah beli yang kecil untuk dibawa ke sekolah anak teh. Dalam rangka penghijauan. Sekelompok mereka bagi bagi bayarnya. Harganya 40K walau pot ukuran kecil dengan beberapa lembar daun.
    Jadi kebayang ya punya ibu teteh pasti mahal ya sudah berdaun rimbun.

    Reply
  5. Sebenarnya seperti juga akik, janda bolong udah lama punya peminat yang setia. Cuma dimainkan saja sama oknum jadi Monkey Bisnis. Sekarang setelah semuanya usai, ya tinggal yang beneran suka yang memelihara. Bener ga, Teh?

    Reply
  6. Kok bisaa ya nyolong tanaman sak potnya? Ckckckcck ngeselin banget. Berarti yg nyuri tahu kalo dulu itu harga tanaman janda bolong mahal.

    Tapi sekarang biasa aja.

    Salut utk ibunya Teh Okti yg telaten ngurus tanaman.

    Reply
    • Iyaya kak sekarang udah gak se-viral waktu awal kemunculannya. Meski begitu, jadi penyulut dan penyemangat orang buat rajin menanam juga sih ya

      Reply
  7. Waktu pandemi karena seluruh aktivitas dilakukan di dalam lingkup tinggal, tanaman hias seperti janda bolong pun naik daun sebagai variasi kegiatan di rumah. Sekarang, yah, kita udah bebas wara-wiri lagi, orang yang nggak beneran suka tanaman hias akan kembali pada “fitrah”-nya 😀

    Mama mertuaku masih bercocoktanam, malah makin banyak, karena memang hobi bercocoktanam.

    Reply
  8. Janda Bolong ini kayaknya sering saya temukan di hutan waktu kecil dulu. Sering mencari kayu bakar dan pasti nemu banyak hal. Nah, tanaman ini memang bolong-bolong tapi cantik buat jadi tanaman hias.

    Reply
  9. Si tanaman fenomenal ini Teh memang.
    Tetangga daku ada yang nanem, waktu di masa viralnya, cuma pas sekarang daku perhatikan keknya udah gak ada lagi tanamannya beliau tu

    Reply
  10. Waktu itu tanaman janda bolong lagi jadi primadona, sehingga punya nilai yang tinggi. Makanya enggak heran banyak yang tertarik untuk memiliki tanaman ini. BTW itu subur banget tanamannya. Kalo saya yang merawatnya, pasti sudah pada mati, wkwkwkwk, soalnya saya nggak pintar merawat tanaman. Mesti pada mati kabeh

    Reply
  11. Rumah Ibukku uda kaya hutan.
    Penuh banget sama taneman modelan janda bolong, Aglaonema, Monstera dan kawan-kawan. Seneng banget liatnya..
    Karena buat Ibukku, merawat tanaman ini bagaikan membesarkan “anak”.

    Teh Okti rajin sekalii..
    Aku pengen ketularan ber-tangan dingin, telaten ngurus tanaman.

    Reply
  12. memang sudah tidak semahal dulu, tapi tetap masih memiliki harga jual yang lumayan.
    lucu juga kalo inget pas bumingnya janda bolong, semua orang nyari tanaman hias yang satu ini. tapi untuk tanaman punya kakak masih bagus dan terawat dengan baik keren berarti bukan hobi musiman.

    Reply
  13. Saat pandemi orang berbondong-bondong nanam tanaman hias, hihihi kecuali aku kak, ya ampun aku tuh gak cocok banget kalau naem2 gitu, ga tau deh gimana, terus janda bolong itu aku taunya dari tetangga, ya ampun jadi primadona yah, pantes waktu itu harganya mahal, etapi sekarang tanaman janda bolong milik tetangga ku udah gak dirawat hihihi di biarin gitu aja, padahal tanaman hias bisa bikin suasana adem dan tenang

    Reply
  14. Inget banget waktu harga janda Bolong lagi meroket, eh kemarin nemu di sungai dibuang tetangga sehabis bersih-bersih taman rumahnya.
    By the way dulu penamaan janda Bolong juga sempat menjadi pro kontra apalagi di kalangan para ibu janda yang merasa terhinakan dengan penamaan jenis tanaman ini

    Reply
  15. Saya bukan penggemar tanaman hias, terkadang cukup terperangah dengan tren tanaman hias yang kadang kadang meledak namun kadang kadang hilang tanpa sebab. Saya jadi ingat dengan tanaman gelombang cinta, sekarang kabarnya juga seperti apa ya? jadi penasaran deh!

    Reply
  16. Aku ya baru tahu nama tanaman ini janda bolong. Tanaman hias ini ada di rumah nenekku dan aku selalu merasa aneh dengan tanamannya. Kupikir janda bolong di rumah nenek itu kena hama sampai bolong, ternyata memang bentuknya yang kaya gitu. Hehehe … Unik banget tanaman ini ❤️❤️

    Reply
  17. Bener tuh kak. Org Jawa pasti tau nih asal muasal rondo bolong. Ron itu berarti daun, podo bolong berarti berlubang. Tp emg kl dibaca cpt emg akan berarti rondo bolong alias janda bolong. Malah beda arti jauh sekali.

    Skrg udh ga ada harganya lagi nih tanaman ini. Malah kbnykn mati tuh di dpn rmhku. Males ngurus sih gw stlh ga ada harganya. Hehe.

    Reply
  18. Ada yang bilang ketenaran janda bolong & gelombang cinta hanya dijadikan alat konspirasi kelompok tertentu untuk melipat gandakan kekayaan. Ntah itu bener atau salah.

    Reply
  19. pas pandemi kemarin, pamanku sampai rela pergi kehutan buat mencari si “janda bolong” ini atas permintaan istrinya agar gak keluar banyak rupiah hehe malah jadi cuan dong hasil berburu bisa dijual kembali ke tetangga dan teman sang istri 😀

    Reply
  20. Selain sebagai hobi, ternyata menanam tanaman hias juga punya banyak manfaat, ya. Selain mempercantik ruangan, tanaman hias juga bisa menciptakan suasana yang rileks dan menenangkan

    Reply
  21. Iya ya dulu ngetop banget tanaman janda bolong ini sama tanaman monstera, sampai harganya melonjak. Kalau saya tidak cocok pelihara tanaman seperti itu, tangannya panas. Nanti malah mati karena gak bisa ngurus hehe

    Reply
  22. Aku punya banyak juga nih, Teh Okti. Udah merambat dan dibuatkan rambatan pakai bambu buat penahan matahari. Trus sebagian juga kutanam dalam rumah di media air buat memanfaatkan wadah plastik bekas. Kalau emang dasar hobi tanaman, mau itu dia lagi ngetren atau enggak, tetep seneng aja kalau rumah banyak tanamannya. Apapun jenisnya pokoknya dianggap bagus ya ditanam.

    Reply
  23. Wah, tanaman janda bolong ini cantik banget ya. Tampilannya menarik apalagi terkena tetesan air hujan. Tumbuh banyak juga ya. Tapi oke lah kalau ditaruh di pot di dalam rumah membuat makin sejuk suasana 🙂 Pas banget sekarang musim penghujan nih, dibiarkan di luar ga apa2 ya?

    Reply
  24. saya juga sempat mbak beli tanaman hias ini tapi karena saya kurang telaten merawatnya ya pada mati deh. hehe. padahal kalau lihat tanaman hias orang itu suka mupeng pengen juga punya taman sendiri sayang sayanya yang nggak bakat berkebun

    Reply
  25. Dulu nggak paham tanaman janda bolong itu yang mana. Ternyata ibu saya punya dikasih orang waktu belum hits. Saya pingin juga sih bisa telaten nanam dan merawat, beberapa kali coba, gagal tumbuh. Hehe

    Reply
  26. Seusai pandemi, kok aku ngerasa aktivitas merawat tanaman jadi berkurang ya? Apa cuma aku aja yang ngerasa begitu? Harga tanaman juga gak semahal dulu, termasuk janda bolong ini.

    Reply
  27. Memang unik ya janda bolong ini, baik nama maupun penampakannya..
    dan itu subur banget janda bolongnya, Teh
    Sepertinya iya, kalau namanya dari bahasa Jawa: ron podo bolong yang artinya daun sama bolong, saat disingkat atau diucapkan cepat, jadi terdengar seperti rondo bolong …

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics