Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional: 6 Langkah Ajarkan Anak Cintai Lingkungan
Halo kawan, tahu gak kalau hari ini 5 November adalah bertepatan dengan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional? Kira-kira memperingati hari ini baiknya kita kudu ngapain aja ya? Yang mudah dan bisa kita lakukan di rumah berikut nih diantaranya…
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) selalu diperingati setiap tanggal 5 November. Bagaimana sejarahnya dan sejak kapan HCPSN ini dimulai silahkan gugling aja ya. blogger pemalas. Saya tulis tema ini kebetulan saja sejak pagi udah menceramahi anak termasuk melakukan beberapa kegiatan yang mendukung tema ini. Dan kepikiran kenapa juga tidak dibuatkan blogpost aja sekalin. Aji mumpung ngambil momentum jadinya moga banyak yang klik. Hihihi…
Oya, HCPSN memang dijadikan momentum sebuah gerakan penyelamatan binatang dan tumbuhan, khususnya yang terancam punah. Jadi kegiatan dalam memperingati HCPSN ini kebanyakan bentuknya berupa usaha supaya menggugah kesadaran orang bukan patung dan memupuk rasa cinta kita semua kepada puspa (tumbuhan) dan satwa supaya tetap lestari dan terjaga keberadaannya.
Seperti kita tahu tumbuhan dan hewan di Indonesia sudah banyak yang punah. Padahal tumbuhan dan hewan ini adalah aset bangsa kita yang tidak ternilai harganya. Tumbuhan dan hewan Indonesia ini juga turut menjadi kekayaan keanekaragaman hayati ekonomi dunia.
Yang saya kutip dari website Kementerian Lingkungan Hidup sebanyak 80% kebutuhan masyarakat miskin berasal dari biodiversity yang dapat dimanfaatkan secara tradisional untuk pangan, pakaian, energi, peralatan dan lain sebagainya. Sementara sektor pertanian dan sektor kedokteran sangat mengandalkan aset keaneragaman hayati ini dengan menggunakan sekitar 20.000 spesies tanaman yang iolah dan dimanfaatkan untuk obat-obatan.
Kembali kepada kegiatan pagi tadi antara saya dan Fahmi, memperingati HCPSN ternyata bisa dilakukan dengan mudah di rumah bersama anak. Dengan bercerita, dengan praktik bersama, yang pasti tujuannya supaya anak bisa memahami makna cinta puspa dan satwa.
Berikut yang bisa kita paktikkan dengan anak untuk lebih meningkatkan rasa cintanya terhadap puspa dan satwa:
1. Memberikan pengertian.
Ya, kalau anak tidak tahu apa itu puspa, apa itu satwa, bagaimana bisa mengerti kelanjutannya? Buktinya Fahmi, dia masih tanya, “Bu, puspa itu apa?” Setelah dijelaskan kalau puspa itu kata yang sama arti dengan tumbuhan atau tanaman, baru Fahmi mengerti dan bilang kalau bunga di halaman itu termasuk puspa. Betul gak bu-ibu?
Jadi langkah awalnya berikan pengertin dulu pada anak, kalau tanggal 5 November ini diperingati sebagai HCPSN. Puspa itu apa, dan seterusnya…
2. Tanggung jawab
Bukan hanya menuntut pada anak, tapi kita orang dewasa juga kudu ikut. Kita hidup dia alam dan lingkungan yang sudah mulai rusak. Buktinya bencana sudah biasa terjadi di sana-sini. Longsor dan banjir dengan mudah terjadi tanpa melihat kondisi dan situasi. Kenapa itu semua terjadi? Pasti ada yang salah dengan manusia sebagai penghuninya.
Di hutan alam antara Campaka-Cibeber setiap kami mudik akhir pekan selalu mendapati monyet-monyet turun ke jalan. Kenapa? Karena rumahnya di atas sana sudah habis ditebang. Monyet itu turun untuk cari makan. Mana tanggung jawab kita? Mana tanggung jawab pemerintah? Tidak ada yang peduli kecuali jika longsor dan banjir sudah mendatangi. Baru bergerak dan gembar-gembor mari kita jaga kelestarian lingkungan.
Seharusnya, semua itu kita lakukan jauh sebelum bencana datang. Tanggung jawab kita sebagai penghuni bumi untuk menjaga serta melestarikannya, kecuali memang sudah tidak perlu lagi tinggal di bumi ini. Jadi mau diminta atau tidak, memang sudah tanggung jawab kita untuk melestarikan alam. Pengertian itu yang harus kita tanamkan pada anak sejak dini.
3. Beri makan hewan peliharaan
Sebagai sesama mahluk hidup sudah seharusnya kita saling mengasihi. Terlebih kepada hewan peliharaan yang kita ambil manfaatnya. Ini jadi langkah termudah yang bisa saya dan Fahmi lakukan mengingat di kampung kami ada beberapa hewan peliharaan. Ikan di kolam, ayam di kandang, termasuk kucing dan tupai di kebun.
Setiap pagi, sudah biasa Fahmi kasih dedak buat ikan di belakang rumah. Sudah rutin kasih ayam makan dengan pakan, atau nasi sisa-sisa jika ada. Termasuk kasih makan Si Kuning kucing yang suka dijahilinya.
Pernah ketika jambu batu di depan rumah lebat berbuah, kami petik semua. Fahmi minta beberapa biji ditinggal saja jangan diambil. Kenapa? “Buat kasih makan tupai aja. Kasihan nanti gak bisa makan kalau habis kita ambil.”
4. Siram tanaman
Meski Fahmi anak lakai-laki, saya tidak segan mengajarkannya menyiram bunga dan tanaman di pekarangan. Sambil itu selalu diselingi cerita, kalau tumbuhan juga perlu makan dan minum. Karena itu kita wajib mengairinya saat kemarau, dan memberikannya pupuk untuk nutrisi serta gizinya.
Main dan jalan-jalan ke sawah jadi hal yang paling disukai jika cuaca bagus dan musim panen menjelang tiba beberapa minggu lagi. Bulir-bulir padi yang bergoyang, burung-burung yang berterbangan, atau sepoi angin yang menerpa wajah menjadi kebahagiaan yang tercecer dan kita pungut satu per satu. Apa fungsi air untuk padi, apa fungsi beras untuk manusia, dan bagaimana prosesnya padi menjadi nasi di piring begitu antusias dicerna Fahmi ketika saya menjelaskannya dengan bahasa yang sederhana. Insya Allah semua itu akan semakin memperkuat Fahmi jadi anak yang cinta lingkungan.
5. Buang sampah
Cinta lingkungan tidak harus jauh-jauh pergi ke gunung. Cukup ajarkan anak supaya buang sampah pada tempatnya. Jelaskan bagaimana sampah bisa menyumbat saluran air hingga menyebabkan banjir. Jika dilakukan terus sejak kecil, kelak dewasa anak akan terbiasa. Syukur-syukur bisa menularkan kebiasaan baiknya buang sampah pada tempatnya itu kepada teman-temannya.
6. Menanam pohon
Bareng anak, tidak usah tanam (bibit) pohon mahoni atau jati, cukup dengan menanam pohon singkong atau jagung. Selain bisa segera dipanen, mudah dan anak juga bisa berkelanjutan mengerjakannya. Yang penting membiasakan diri untuk telaten dalam menanam dan merawat tumbuhan. Apapun yang ditanamnya.
Bukan hal mudah memang mengajarkan anak menjadi anak yang cinta lingkungan. Terlebih kalau kita sebagai orang tua tidak turut serta menjadi bagiannya. Yang saya lihat, anak yang cinta lingkungan itu biasanya dibesarkan oleh orang tua (dan tumbuh di lingkungan) yang juga mencintai lingkungan. Jika itu sudah terbentuk, anak akan cinta tumbuhan dan hewan bukan pada saat peringatan HCPSN saja, melainkan setiap 7 hari dalam seminggu. Bagaimana bisa anak cinta lingkungan kalau ayah ibunya masih dilihat anak suka buang sampah sembarangan dari mobil ke jalanan?
Demikian beberapa hal yang saya dan Fahmi lakukan untuk memperingati HCPSN 5 November 2016 ini. Punya cara lain supaya buah hati sayang kepada hewan dan tumbuhan? Yuk mari dishare…
Saya malah baru tahu kalau tanggal 5 November adalah Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN). Setuju dengan point-point di atas. Alhamdulillah, sebagian udah saya terapkan kepada anak-anak
Alhamdulillah…
Semoga bermanfaat ya Mbak
Memang dari kecil harus dibiasakan ngalas ya Mbak, biar terasah keberanian dan kepeduliannya. Gak kaget nantinya..
Sejak kecil diajarkan, sudah besar mengajarkan
Udh lama pengen beliin anak2 kelinci ato ikan, tp belum dibolehin sama abinya, hiks
Bisa beralih ke mengajarkan anak hemat energi dan membuang sampah pada tempatnya Bunda
aku setuju, kekayaan alam berupa puspa dan hewan wajib kita pelihara agar tak punah
Dan generasi muda harus mencontoh kita yang bisa benar2 bertanggungjawab ya
wahhh rasanya baru kemarin sekarang udah nyampe lagi hari cinta puspa dan satwa ya.. bener banget mba setuju. Mengajarkan anak mencintai puspa dan satwa itu banyak sekali nilai lebihnya termasuk dalam pengembangan karakter.
Selamat hari CPSN bunda Ira
asyik…nya terjun langsung ke alam….
suka liat pemandangan di sawah, mungkin yang jauh dari keindahan alam..diajarin buang sampah yang bener …biar lingkungan gak kotor..
Ya, mulai dari hal kecil dan terdekat aja dulu ya
Anak2ku biasa kasi makan kucing liar yg nongkrong di rmh hehe
Tapi kdng suka keluar gemesnya sama si pus :))
Hati hati aja takut kucingnya nyakar hehe…
teteh si selalu menebar manfaat, selalu menginspirasi sekitar, semangat terus ya Teh.
Terimakasih Nyi… semoga benar bermanfaat 🙂
Waaah aku baru tau nih HCPSN ini, emang penting ya mak mengajarkan anak-anak untuk peduli dan mencintai lingkungan sekitarnyaaa 😀
Banget… Kalau ga buat apa sekolah, hehe… Masa pelajar merusak? Gak kan?
Pembiasaan memang harus dari kecil biar nempel selama hidupnya 🙂
Tapi bukan berarti para koruptor dari kecil ga diajarkan mana yang baik dan mana yang buruk oleh emak bapak serta gurunya kan ya Teh? 🙂
Saya suka dengan practical life skill seperti ini. Anak bisa langsung berinteraksi dengan tanaman dan hewan.
Bukan hanya anak yang suka, sebagai orang tua juga pasti senang lihat anak yang cinta dan tanggung jawab terhadap lingkungannya ya kan Mbak?