Siapa yang tidak sedih jika melihat anak begitu lemas, pucat dan menangis menahan sakit yang tidak bisa diucapkannya. Bagaimana tidak lemas, setiap sudah makan atau minum, selalu saja dimuntahkannya lagi!
Tidak hanya itu, disertai pula (maaf) buang air besar (bab) berupa cairan, dan suhu tubuh yang cukup tinggi. Selain lemas tidak ada makanan yang masuk, juga mungkin karena dehidrasi. Keringat, buang air dan suhu tubuh tinggi, sementara tidak ada cairan yang nambah karena selalu dimuntahkan.
Pikir kami, Fahmi awalnya masuk angin. Saat itu kami membawa Fahmi ke Bogor yang cuacanya cukup terik dan panas. Malamnya di Cianjur, Fahmi langsung mandi dan mungkin masuk angin. Keesokan harinya, Fahmi juga langsung kami bawa ke Bandung, padahal dia sudah muntah-muntah.
Saat itu tidak disertai bab. Makanya kami simpulkan masuk angin. Disarankan mengobatinya dengan melumatkan bawang merah dicampur sedikit minyak dan diurutkan ke punggung, perut dan bagian badan yang dikehendaki.
Beberapa hari kemudian Fahmi sembuh. Tidak lama, Fahmi kembali muntah dan demam. Karena aku sedang di Karawang, ayah serta nenek Fahmi yang jaga, memberinya obat penurun panas. Saat aku pulang, Fahmi sudah sembuh kembali.
Tiga hari lalu, Fahmi demam lagi. Dan kemarin dia bab cairan. Siangnya muntah-muntah dan makin sore makin sering. Bab pun terus menerus berupa cairan. Apakah anakku kena muntaber?
Aku langsung nyari informasi. Tidak tega melihat anak kecapean dan lemas begitu. Rewelnya juga semakin menjadi. Dapat dari situs pondokbunda, melihat gejala dan tand-tandanya seperinya Fahmi kena diare. Ya Allah, kasian sekali kamu, Nak…
Disebutkan penyebabnya karena kurangnya menjaga kebersihan, susu formula yang tidak cocok, alergi, dan atau kena bakteri.
Aku jadi teringat jika main, atau mandi, Fahmi suka memasukkan apapun ke dalam mulutnya. Usia satu tahun setengah memang masanya memasukkan apa saja ke dalam mulut. Dan itu rentan sekali.
Obat pemberian dokter aku berikan. Namun bukannya reda, muntahnya malah makin menjadi. Eh! Pas giliran aku lupa kasih obat, anakku malah tidak muntah! Akhirnya aku sengaja tidak memberikan obatnya. Biar Fahmi kuat dan sehat dengan sendirinya.
Kemarin hati ini terasa lega saat mendengar kabar kalau Fahmi sudah lebih baikan kesehatannya. Sudah mulai mau makan, bermain, dan tidak rewel ketika bangun tidur bundanya tidak ada.
Ya, aku terpaksa meninggalkan Fahmi karena aku ada kegiatan di Sragen. Dua hari di Sragen dan menjadi empat hari plus perjalanan memang waktu yang sangat lama untuk jauh dari Fahmi.
Tapi dengan demikian, masih ada pula hikmah yang bisa diraih. Khususnya bagi Fahmi dan bagi aku sendiri. Fahmi jadi mau belajar minum menggunakan sedotan dan memegang gelas sendiri. Sebelumnya Fahmi memang masih kesulitan minum dengan sedotan. Suka tumpah-tumpah dan tidak maksimal saat menghirup.
Meski bisa memegang gelas, aku tetap menyiasati supaya kecil kemungkinannya terjadi gelas pecah dengan menggunakan gelas plastik yang aman untuk bayi. Dan Fahmi tertarik untuk memakainya.
Hikmah yang isa aku ambil secara pribadi adalah lebih intens lagi memperhatikan pola hidup sehat dan kebersihan anak. Rajin mengecek dan membersihkan segala sesuatu yang dekat dengan Fahmi supaya terjaga kehigienisannya.
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Lebih baik menjaga kebersihan anak daripada menderita lahir batin setelah anak terkena penyakit. (Ol)