Melepas Umi (Tamu Allah) untuk Kembali

Kisah melepas Umi sebagai Tamu Allah untuk kembali…

Melepas Umi (Tamu Allah) untuk Kembali
Umi Munah yang menggunakan masker

Sambil sedikit terisak menahan air mata, Umi Munah, tetangga kami terhalang lima rumah menolak ajakan saya yang mempersilahkan nya masuk ke rumah.

“Tidak apa, Neng. Umi hanya minta tolong nanti setelah ashar ditunggu di rumah. Akan ada syukuran.” Jelasnya.

“Oh, Insyaallah Umi. Kirain ada apa.” Respon saya sedikit lega. Awalnya saya udah merasa takut dan bingung. Ada apa Umi bela-belain datang sendiri ke rumah, tidak biasanya.

Setelah Umi pamit, tidak lama kemudian datang Teh Ati, masih tetangga dekat juga. Rumahnya tepat di depan rumah Umi Munah.

“Nanti sore ke rumah Umi, ya. Ada syukuran Umi mau berangkat umroh,” jelasnya kembali mengundang.

Apa, Umi mau ke tanah suci? Bayangan kondisi pandemi Covid-19 langsung berputar-putar di kepala saya. Alhamdulillah. Umi sudah dapatkan undangan dan panggilan Nya. Semoga dilancarkan segala urusannya.

“Anaknya yang di Arab Saudi, Yuyun mengajak Umi ke sana,” ucap Teh Ati sambil diikuti pamitnya untuk kembali mengundang tetangga lainnya.

Duh bahagianya Umi, memiliki anak yang bekerja di Arab dan berhasil mengajak ibunya yang tiada lain Umi Munah untuk ibadah ke tanah suci. Saya pasti datang ke pengajiannya bada ashar nanti, Umi. Batin saya.

Melepas Umi (Tamu Allah) untuk Kembali

Teringat ketika ibu saya sendiri November 2019 lalu berangkat umroh, saya sama sekali tidak bisa hadir di acara syukuran, maupun menemuinya sebelum berangkat. Terlebih sangat jauh untuk bisa mengantarkan ke bandara, sebagaimana adik dan ipar saya. Padahal saat itu masih bebas karena belom muncul covid-19.

Sedih banget saat itu. Tidak bisa dilupakan deh seumur hidup. Padahal saya anak perempuan tertua. Sangat pantas untuk mengurus semua keperluan ibu berangkat umroh. Ini malah nongol wajah saja sedikitpun tidak. Tidak heran banyak tetangga yang bertanya-tanya ini anak mantu dari Pagelaran kok tega banget tidak datang? Nyesek banget pokoknya saat itu.

Karenanya ketika dapat kabar Umi Munah mau berangkat ke tanah suci saya sangat antusias. Ikut gembira seolah yang akan berangkat ibu saya sendiri. Saya membayangkan andaikan dulu saya bisa sedekat ini dengan ibu, seperti saya dengan Umi Munah saat ini.

Acara pengajian dihadiri banyak orang. Rupanya Umi sengaja mengundang tidak hanya tetangga sekampung, tapi juga dari kampung sebelah. Meski cuaca mendung dan petir saling menyambar namun pengajian tetap dihadiri banyak orang.

Tradisi di kampung kami, kalau ada yang akan berangkat umroh atau ibadah haji, adalah saling maaf memaafkan, mengambil risiko terberat jika yang bersangkutan tidak kembali ke tanah air alias meninggal tidak di kampung halaman. Seandainya hal buruk itu terjadi, beban yang berangkat maupun masyarakat akan sedikit berkurang karena sebelumnya sudah saling maaf memaafkan.

Dipercaya juga keberangkatan perjalanan sakral ke tanah suci itu harus dibarengi hati dan jiwa yang bersih. Karenanya meminta maaf atas dosa dan kesalahan yang disengaja maupun tidak saat berada di kampung kepada masyarakat umum adalah sebuah keharusan.

Tidak heran kalau saat bersalaman meminta maaf, banyak yang mengeluarkan air mata. Seolah Umi akan pergi tidak untuk kembali…

 

Melepas Umi (Tamu Allah) untuk Kembali
Tausyiah dan Tawasul oleh sesepuh dan tokoh masyarakat

Saya dan Umi pun saling berpelukan. Sedih, jadi teringat lagi ketika ibu kandung sendiri akan berangkat umroh saya malah tidak bisa menemuinya lebih dulu. Bersyukur Allah menjaga ibu saya hingga selama perjalanan ia banyak dibantu orang baik, dan bisa kembali ke rumah dengan kondisi sehat tidak kurang suatu apa.

Begitu juga dengan Umi, saya percaya Allah akan menjaga Umi. Meski perjalanan umrah saat ini terkesan begitu rumit dan lebih lama karena adanya penyebaran virus corona dan kewajiban harus vaksin serta dikarantina.

Semoga lancar perjalanan jadi Tamu Allah-nya ya Umi. Nanti kita kembali berkumpul di rumah dan bisa mengaji bersama lagi. Aamiin.

 

 

 

23 thoughts on “Melepas Umi (Tamu Allah) untuk Kembali”

  1. Aku selalu suka baca cerita tentang orang-orang yang akan berangkat ibadah ke tanah suci, baik untuk umroh maupun haji. Hal-hal yang melatari, persiapan berangkat, hingga tradisi sebelum berangkat. Bahkan tak jarang kisah di balik berhasil berangkat ibadah itu ada yang bikin nangis karena terharu dengan perjuangannya dalam menyiapkan dana untuk berangkat (biasanya dari kalangan tak mampu).

    Bismillah, semoga perjalanan umroh umi diberi kelancaran dan beliau diberi kesehatan, sehingga kegiatan ibadah berlangsung dengan mudah. Aamiin.

    Reply
  2. Sebuah keinginan banget untuk selalu bisa ke Baitullah, menjadi tamu Allah. Semoga Ummi Allah berikan kesehatan dan keberkahan untuk tiba di tanah suci dan Indonesia. Aamiin Ya Allah

    Reply
  3. MashaAllah~
    Barakallahu fiikunna untuk Ummi.
    Semoga perjalanan dilancarkan, ibadahnya dimudahkan dan bisa bersua dengan ananda yang sudah ada di Mekah duluan.

    Turut senang dengernya…

    Reply
  4. Masya Allah, Bismillah Umi dilancarkan perjalanan menuju Baitullah dan juga selama Ibadah disana ya Teh, Amiiiin. Impian seluruuh Umat Muslim mendapatkan undanganNya, termasuk aku, semoga dikabulkan Ya Rabb

    Reply
  5. Sama teh klau di Cirebon Juga kalau berangkat umroh/ haji suka Ada kayak gini..semoga aman2 ya sampai disana., Dipermudah semua dlm mngerjakan ibadah

    Kapan ya bisa k baitullah bareng kluarga

    Reply
  6. MasyaAllah, moga lancar keberangkatan umi munah ke baitullah. Memang kadang rezeki dari Allah itu datang tak disangka ya. Undangan berhaji lewat anak pun bisa saja terjadi yaa. Terharu membaca ceritanya mbak, doakan juga saya segera berangkat Haji ya mbak.

    Reply
  7. Seru sekali ya Mak atas cerita dia pengalaman yah, kalo saya ortu sudah tidak ada, hanya menangis yang bisa dilakukan. Semoga umi munah sehat selalu ya dan pulang dengan semangat, barakalah

    Reply
  8. Masya Allah, bikin terharu, Teh. Memang ya, berhaji dan umrah ini diberikan Allah kepada orang-orang tertentu. Yaitu kepada yang dimampukannya. Semoga kita semua masuk golongan yang dimampukanNya.Semoga perjalanan Umi dilancarkan.

    Reply
  9. alhamdulillah sudah bisa jadi tamu Allah di baitullah. dikeluargakupun baru bapak yang bisa jadi tamu Allah karna dibiayai bosnya. bersyukur dan berdoa semoga disana sehat selalu dan lancar. semoga kita semua bisa menyusul kesana ya mom

    Reply
  10. alhamdulillah sudah bisa jadi tamu Allah di baitullah. dikeluargakupun baru bapak yang bisa jadi tamu Allah karna dibiayai bosnya. bersyukur dan berdoa semoga disana sehat selalu dan lancar. semoga kita semua bisa kesana ya mom

    Reply
  11. masyaallah, aku jadi terharu membacanya teh. semoga kita juga diberikan kesempatan seperti umi ya. btw, di aceh juga gitu, kalau ada yang mau naik haji atau umrah, ada acara syukuran juga

    Reply

Leave a Reply to Myra (Keke Naima) Cancel reply

Verified by ExactMetrics