Seperti apa sih mudik yang beda itu? Dimana-mana khususnya di Indonesia, tradisi mudik terjadi pada saat momen Hari Raya Idul Fitri, atau Lebaran. Orang-orang yang tinggal di kota, pada pulang ke kampungnya masing-masingย hampir dalam waktu yang bersamaan. Media sibuk memberitakan segala sesuatu terkait mudik. Seperti itu hampir setiap tahunnya. Bedanya dimana?
Orang kota, pulang ke kampung. Nah, di situ bedanya. Mudik kami, orang yang tinggal di kampung, justru sebaliknya, yaitu pulang ke kota, hahaha!
Suami yang bertugas di perbatasan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung, mengharuskan kami menetap di sekitar tempat suami kerja. Kebetulan kami punya tempat tidak jauh dari lokasinya. Kebetulan juga, keluarga besar saya juga tinggal di kecamatan sekitaran Cianjur Selatan. Di Pagelaran, Tanggeung, dan Sukanagara. Hanya keluarga besar suami yang semuanya menetap dan asli orang Cianjur Kota.
Jadi saat orang kota mudik ke kampung, kami orang kampung ini mudik nya pulang ke kota, alias kota Cianjur. Hahaha!
Yah, gitu aja diceritain? Emang bisa bikin bangga? Ups! Jelas dong! Tahu gak, banyak orang yang tidak senang tinggal di kampung. Itu sebabnya mereka kebanyakan pindah ke kota, dan bergaya hidup ala orang kota. Nah, saat momen istimewa seperti hari raya ini mereka baru (maksain) pada pulang kampung. Itu pun harus mikir-mikir mesti bawa apa, mikirin gimana ongkosnya, dan lain sebagainya. Seolah pulang ke kampung halaman jadi beban sepanjang tahunnya.
Tapi tidak bagi kami. Kami mah malah bangga (meski tidak merasa sebagai orang kota) bisa tetap tinggal di kampung, meski dengan segala kelebihan dan (lebih banyak) kekurangannya. Mudik pun tidak harus jadi ritual tahunan, karena setiap akhir pekan, asal kami mau, kami bisa mudik kapan saja.
Termasuk akhir pekan ini, setelah Shalat Jumat kami akan ngabuburit sekaligus mudik ke kota, bukan ke kampung lho ya! ๐ Pulangnya tidak harus nunggu H plus, karena mau Hari Lebaran sekalipun, kami bebas bisa pulang (dan pergi) lagi. Kok Bisa? Iyalah, wong antara kota dan kampungnya juga masih berada di dalam satu kabupaten kok! Udah gitu bebas macet pula, kecuali ada kejadian tidak terduga seperti ada jalan laongsor, misalnya.
Ayuk mudik, jangan lupa berdoa supaya lancar dalam perjalanannya.
Tetap hati hati mba.. Baik mudik ke kota atau sebaliknya..
Safety first ya… ๐
Selamat bermudik ria..
Makasih Bang ๐ salam mudik kembali…
Senangnya hidup di desa y mak, penuh kesederhanaan tp pasti hidupnya jauh lebih tenang ๐
Terimakasih Mak Cantik sudah mampir ๐ kalau tenang tidaknya mungkin relatif ya Mak, hehe…
kalau soal kekurangannya, itu mah pasti. Hihihi…
Mudiknya enak banget, pastinya bebas kena macet ๐
Alhamdulillah iya tidak kena macet. Kecuali di kotanya, tetap ada macet karena angkot sembarangan ngetem
jadi kangen desa euy..
Ayo atuh mudik Mbak ke desa saya juga hayu