Sambil menunggu anak bubar sekolah, iseng melihat beranda sosial media. Muncul video tentang pendidikan karakter yang menceritakan bagaimana attitude orang jepang yang sangat inspiratif dan membawa kebaikan.
Karena penasaran, kebetulan selama ini saya tertarik dengan seputar dunia pendidikan karakter maka saya klik video itu untuk menonton secara keseluruhan ceritanya.
Pelajaran Pendidikan Karakter dari Video
Jadi dalam video itu dikisahkan ada orang Indonesia datang ke negara Jepang. Di sana dia merokok. Ketika rokoknya habis, mungkin pikirnya seperti di Indonesia, puntung rokoknya itu dia sentil sembarangan.
Lalu tanpa diduga, ada orang Jepang melihat kejadian itu. Apa yg dilakukan orang Jepang itu?
Puntung rokok yang dibuang orang Indonesia itu diambilnya. Dimatikan di aspal. Aspalnya dilap. Puntung rokok dimasukkan dalam tisu lalu dibuang ke tempat sampah.
Sampai sini saya sendiri merasa speechless, lho. Segitunya ya orang Jepang memperlakukan sampah puntung rokok?
Orang Jepang terkenal punya budaya menolong orang dan sangat menjaga kebersihan. Jika telah melakukan hal tersebut bagi mereka itu adalah sebuah kehormatan.
Setelah membuang puntung rokok tadi, orang jepang itu mendatangi orang Indonesia yang membuang rokoknya sembarangan. Lalu duduk santai di dekatnya, seolah tidak terjadi apa-apa.
Tentu saja orang Indonesia merasa malu dan kaget. Sampai dalam pikirannya merasa tertampar dan ia merasa kapok gak akan buang sampah sembarang lagi.
Sungguh orang Indonesia itu merasa sudah mendapatkan pelajaran hidup yang teramat berharga, bukan dengan cara karena diceramahi, melainkan karena melihat langsung etika dan tingkah laku yang dilakukan orang Jepang yang sungguh sangat luar biasa.
Keutamaan Pendidikan Karakter di Jepang
Dalam video itu juga dijelaskan jika di Jepang, ternyata kelas 1 sampai kelas 3 sekolah dasar anak-anak mereka tidak full jor-joran belajar pelajaran ilmu pengetahuan yang memperebutkan nilai akademik seperti matematika, bahasa dan ilmu pengetahuan lain, seperti di Indonesia.
Mereka justru memperbanyak dan fokus pada mendidik anak dengan pendidikan karakter belajar budaya dan attitude.
Jadi dalam diri anak-anak di Jepang sejak kecil sudah ditanamkan kebiasaan yang dipupuk kuat akan pentingnya pendidikan karakter, berupa menjaga kebersihan dan menolong orang bagi orang Jepang adalah memang panggilan jiwa mereka atas kesadaran sendiri. Karena mereka sudah terbiasa sejak kecil.
Beda dengan Singapura, di sana orang tidak membuang sampah sembarang karena takut didenda, bukan?
Mengenal Doutoku-kyoiku sebagai Pendidikan Karakter ala Jepang
Terinspirasi dari kisah orang Indonesia dan Jepang di atas, saya jadi ingat akan ‘Doutoku-kyoiku’ sebagai Pendidikan Karakter ala Jepang yang sudah sangat terkenal.
Berbicara tentang pendidikan karakter, seluruh dunia tahu jika Jepang merupakan negara yang apik dan serius dalam menanamkan karakter sejak dini melalui pendidikan formal dan non formalnya.
Sebenarnya apa sih yang menjadi landasan pendidikan di Jepang?
Bangsa Jepang menganut filsafat bahwa manusia dapat diubah keadaan dan sifatnya melalui usaha orang lain atau usaha sendiri.
Mereka tidak percaya bahwa manusia sudah sejak semula ditetapkan dalam keadaan tertentu yang tidak dapat diubah atau berubah.
Dengan adanya filsafat tersebut bangsa Jepang sangat mengutamakan pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan karakter.
Keseriusan bangsa Jepang terhadap dunia pendidikan menjadikan Jepang memiliki nilai-nilai khas budaya yang unggul.
Moral Karakter Jepang Doutoku-kyoiku
Adapun pendidikan karakter di Jepang ditanamkan melalui pendidikan moral yang disebut dengan istilah doutoku-kyouiku.
Doutoku-kyoiku berasal dari kata 道徳 (doutoku) yang berarti moral, dan kata 教育 (kyouiku) yang berarti pendidikan.
Doutoku-kyouiku ialah pembelajaran moral yang diberikan di negara Jepang melalui sekolah, mulai dari jenjang sekolah dasar hingga setingkat lanjutan atas.
Melalui doutoku-kyoiku tercipta karakter bangsa Jepang yang kita kenal sekarang sebagai bangsa yang khas dengan karakter disiplin, ulet, jujur, pekerja keras, bertoleransi tinggi, dan kebaikan lainnya.
Di Jepang, doutoku-kyoiku ini diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan dan tak terpisahkan dalam mata pelajaran.
Berbeda dengan di Indonesia, pendidikan moral di negara sakura ini diajarkan tidak hanya sebatas teori saja, melainkan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kandungan Moral Doutoku-kyoiku
Kandungan pendidikan moral atau doutoku-kyoiku khas negara Jepang secara rinci dibagi menjadi empat aspek, yaitu:
Regarding self
Meliputi: moderation (pengerjaan mandiri), diligence (bekerja keras secara mandiri), courage (pengejaan sesuatu secara benar dengan keberanian), sincerity (bekerja dengan ketulusan), freedom and order (nilai kebebasan dan kedisiplinan), self-improvement (pemahaman terhadap diri sendiri), love for truth (mencintai dan mencari kebenaran).
Relation to others
Meliputi: courtesy (pemahaman terhadap tata sopan santun), consideration and kindness (memperhatikan kepentingan orang lain, baik hati, dan empati), friendship (memahami, dan menolong orang lain), thank and tespect (menghargai dan menghormati orang-orang yang telah berjasa kepada kita), modesty (menghargai orang lain yang berbeda ide dan status).
Relation to the nature and the sublime
Meliputi: respect for nature (mengenal dan cinta alam), respect for life (menghargai kehidupan dan makhluk hidup), sesthetic sensitivity (memiliki sensitivitas estetika dan perasaan), nobility (mempercayai kekuatan serta menemukan kebahagiaan sebagai manusia).
Relation to group and society
Meliputi: public duty (menjaga janji dan menjalankan kewajiban dalam masyarakat), justice (jujur dan tak berpihak tanpa diskriminasi, prejudice dan keadilan), group participation and responsibility (keinginan untuk berpartisipasi sebagai grup, menyadari perannya dengan bekerja sama), industry (memahami makna bekerja keras, dan keinginan untuk bekerja), respect for family members (mencintai dan menghormati guru dan orang di sekolah atau lingkungan kampus), contribution to society (menyadari kedudukannya dalam masyarakat setempat), respect for tradition and love of nation (tertarik kepada budaya dan tradisi bangsa, mencintai bangsa), respect for other culture (menghargai budaya asing dan manusianya).
Dari uraian di atas, kita sudah bisa menangkap bukan, kalau bangsa Jepang sangat memahami bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak yang merupakan generasi penerus bangsa.
Oleh karenanya pendidikan karakter di Jepang dilakukan sejak dini dengan menitikberatkan pada pendidikan moral atau doutoku-kyoiku yang diintergerasikan pada kehidupan sehari-hari siswa.
Bagaimana di Indonesia, tidak perlu membandingkan. Saya rasa, ambil saja yang baiknya untuk kita adopsi sehingga kita rasakan manfaanya dan tinggalkan hal buruknya untuk tidak kita ikuti.
Baiklah manteman, insyaallah pada artikel selanjutnya kita akan bahas lebih banyak terkait pendidikan karakter moral atau doutoku-kyoiku ya. Untuk menambah wawasan kita,.silakan baca juga berbagai artikel mengenai Pendidikan Karakter di blog ini.
Dari artikel ini jadi kepikiran, kita kan sempat dijajah Jepang, kenapa ya hanya soal RT-RW-Camat-dll yang terjejak di sini, tetapi untuk pendidikan karakter ala Jepang tersebut gak terwariskan di sini ataukah sudah tergerus?
emang iya sih ya, manusia bisa diubah keadaan dan sifatnya, baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri.
Terbukti dari banyak manusia yang terpengaruh oleh lingkungannya.
Tapi hal ini bisa jadi lebih positif ketika digunakan untuk jadi sebagai bagian pendidikan karakter untuk membentuk karakter anak yang lebih baik
Pernah baca satu buku tentang Doutoku-Kyoiku ini. MashaAllah. Meninggalkan kesan yang sungguh sangat berharga. Bagaimana Jepang, negara atheis, sangat mementingkan karakter, adab, dan akhlak. Mereka tahu bahwa tiga hal penting inilah yang wajib didahulukan sebelum menguasai teknologi dan terjun dalam perkembangan zaman. Budaya malu juga jadi acuan. Jika sudah melakukan kesalahan, wajib hukumnya bagi mereka untuk menanggung konsekuensi itu.
Semoga ya, contoh kebaikan ini bisa kita tiru. Kita ambil sisi kebaikannya agar pelajaran-pelajaran moral yang kita dapatkan dari Doutoku Kyoiku bisa menjadi pertimbangan dalam membesarkan anak-anak dengan kualitas akhlak yang (jauh) lebih baik.
Salut sekali dengan ornag jepang soal sampah puntung rokok tadi. cara yang sangat aman. Karena kalau dibiarkan, puntung rokok malah bisa menyebabkan kebakaran juga kalau dibuang sembarangan. Terus dengan cara yang keren, mengajarkan kepada orang lain. halus, tapi kena, tanpa harus marah-marah memberitahu.
Pendidikan karakter Jepang emang patut diacungi jempol
Setiap teman yang pernah kuliah/kerja di Jepang pasti memuji
Bahkan anakku yang anaknya lahir di sana, pingin bayinya sekolah di Jepang
Padahal masih 6 bulan, hahaha …
tentang kebersihan, dr Ryu Hasan pernah berkomentar di salah satu podcast tentang pengelolaan sampah di Jepang vs di Indonesia
Bahwa kalo mau sukses ya sejak dini anak harus dididik membuang sampah secara benar
Jepang tu ya. Bahkan kita harus menghormati seorang yang berbeda pendapat. Kalau di Indonesia mah boro-boro. Beda sedikit wae kadang langsung jadi alasan dihujat. Lucu. Tapi kadang emang itu kenyataan
Bisa melekat erat gitu ya pendidikan karakter di Jepang. Terlihat sopan dan hormat banget ke orang lain. Bahkan soal puntung rokok saja bisa beda banget perlakuannya.
Sayangnya, populasi di Jepang menurun drastis yah…
Engga kebayang sih, nantinya siapa yang bakal meneruskan pendidikan karakter berikutnya…
Meski pasti ada kurang-kurangnya, banyak hal positif yang bisa kita pelajari dari Jepang, kita ambil hikmah, dan diterapkan. Soal kebersihan itu misalnya. Kita yang Muslim mestinya malu kalau masih jorok dan nyampah sembarangan, bukannya malah nyinyirin Jepang dengan mengatakan mereka terlalu kaku.
Menurutku pendidikan karakter orang Jepang itu memang terbaik sih. Meski memang tidak selamanya baik, tapi banyak hal yang bisa ditiru dari Jepang
Mungkin karena dari generasi sebelumnya juga sudah menerapkan metode pendidikan yg sama, sehingga tercipta lingkungan masyarakat yg membudidaya. Jadi lebih mudah gitu, ya menerapkan.
Aku jadi kepikiran kalau negara yang mayoritas non-muslim aja bisa menerapkan hal-hal yang diajarkan Rosulullah sholallahu ‘alahi wa salam, kudunya kita yang punya akarnya, harus lebih bisa menerapkan adab sehingga menjadi karakter yang baik.
Mungkin bisa dimulai dari di rumah dulu. Bagaimana kedua orangtuanya memberikan contoh.
Jepang ini memang negara paling top deh untuk urusan karakter. Semua karakter baik kayaknya dimiliki semua bangsa Jepang. Gak heran deh kalo mereka disiplin, bersih, dan hormat banget. Walopun di sisi lain pastinya ada hal negatifnya. Kudu banget deh pendidikan karakter yang ada di negeri Jepang, beberapanya kita adopsi. Biar kita juga bisa adi negara maju layaknya Jepang ya.
Aku sering nonton drama jepang kak. Dari situ tahu kalau pendidikan karakter anak di jepang itu bagus. Bahkan anak kecil pun diajari sopan-santun dan kepeduliaan sehingga sifat manusiawi nya nggak kandas dimakan modernisasi