Rekomendasi ngabuburit di pedesaan siapa tahu kamu tertarik…
Bukan mall, bukan kafe, bukan pula restoran atau sentral wisata kuliner. Tempat ngabuburit favorit saya adalah kebun, pinggir sungai yang ada air terjun (meski tidak tinggi) sehingga terdengar suara air, hamparan sawah dan irigasinya hingga daerah perkampungan yang meski berada di satu kecamatan tapi belum pernah saya lewati. Saking luasnya darah di Cianjur Selatan ini.
Buat kamu yang merasa apa serunya ngabuburit ke lokasi yang saya sebutkan itu, baiklah akan saya jelaskan.
Kebun
Jangan bayangkan perkebunan teh, kopi atau palawija lainnya yang luasnya sampai hektaran. Kebun yang saya maksud adalah kebun mini yang alhamdulillah sudah lunas pembayarannya dan sekarang resmi kami miliki. Percaya atau tidak, saya nabung seribu dua ribu dari hasil ngeblog dan ngeinfluencer selama beberapa tahun ini.
Sekarang kebun kami itu ditanami kapol. Jadi seperti tidak terurus karena emang belum terlihat mana tumbuhan dominan di sana.
Yang bikin senang ke sana adalah lokasinya yang berada di ketinggian, sementara di bawahnya menghampar desa Pagelaran tempat saya tinggal. Dari kebun ini saya bisa melihat pasar Pagelaran, masjid besar kecamatan Pagelaran, beberapa kampung dan pesawahan yang menghampar sebelum mentok di perbukitan yang menjulang di kejauhan sana. Katanya itu masuk ke wilayah Kecamatan Pasirkuda dan selanjutnya daerah Kabupaten Bandung.
Ibarat berdiri di puncak, sejauh mata memandang hanya penghijauan yang saya lihat jika cuaca sedang bagus.
Suami pernah bilang, kalau ada rezeki di kebun ini ingin bikin saung (semacam dangau) untuk istirahat dan simpan barang-barang jika tengah main ke kebun.
Saya dan anak memang suka main ke kebun sampai kadang lupa waktu saking betahnya. Nah jadi cocok kan ke kebun untuk ngabuburit yang mana justru ingin waktu cepat berputar sampai mendekati waktu maghrib?
Sungai
Sungai yang melewati desa Pagelaran adalah sungai Cijampang. Beberapa Minggu lalu sempat viral secara di Cijampang ini ada pemancing yang hanyut dan jenazahnya baru ditemukan di Kecamatan Agrabinta (hampir ke muara laut selatan Jawa) setelah team SAR melakukan pencarian beberapa hari lamanya.
Sungai Cijampang cukup lebar dengan aliran air yang tenang. Banyak bebatuan alami sehingga enak untuk duduk atau sekedar bermain air sambil selonjoran.
Sebagian masyarakat menjadikan sungai Cijampang sebagai sumber usaha dengan mengambil pasir dan bebatuannya untuk diolah lagi jadi bahan bangunan.
Sebagian aliran sungai Cijampang memiliki kedalaman tertentu dan jadi tempat ikan menetap. Makanya selalu banyak yang mancing.
Di pasir yang memanjang itu saya suka mengajak anak untuk bermain-main. Semilir angin dan gemercik air jadi perpaduan suara alam yang sangat indah didengar. Suasana udara pedesaan yang masih bersih bikin paru-paru kembali bersih.
Jika ada air yang sedikit menukik (anak saya menganggapnya sebagai air terjun) biasanya kami duduk berlama-lama. Memperhatikan riak air, mendengarkan bisingnya gelora air yang ditimbulkannya namun terasa nyaman kami dengar, adalah hiburan yang tidak pernah kami dapatkan di daerah manapun.
Sawah
Meski tergantung kepada musim tanam padi, tapi melihat hamparan sawah dengan segala keindahan alaminya sungguh tidak bikin bosan. Fahmi sejak usia tiga tahun selalu mengajak saya main ke sawah yang ada batu besar di tengahnya. Masyarakat setempat bilang sih jangan main ke sana katanya ada penunggunya! Saya percaya Allah SWT sebagai Tuhan saya saja. Lah anak saya suka dan betah mau gimana?
Memang dari atas batu itu kami bisa melihat desa Pagelaran dan sekelilingnya. Waktu masih kecil untuk sampai di atas batu Fahmi seperti memanjat tebing saja, kesulitan. Sekarang sih udah besar bisa manjat dengan sendirinya.
Biasanya main ke sawah sore hari selepas ashar. Makanya cocok untuk ngabuburit. Soalnya kalau pagi dan siang, panas banget secara tidak ada pepohonan atau lainnya untuk menyaring sinar matahari.
Kalau musim panen, di batu ini banyak capung dan serangga lainnya. Seru deh menandakan kalau lingkungannya memang masih alami.
Keliling kampung
Ini biasanya kami lakukan kalau pak suami lagi bisa diajak jalan. Soalnya kami harus naik sepeda motor dan banyak jalan yang masih berupa bebatuan. Meski ada dana desa untuk bikin cor, tapi banyak juga yang jalannya gak bertahan lama, akhirnya malah ancur-ancuran.
Yang bikin seru dan betah sepanjang perjalanan kita selalu bercanda dan bikin obrolan seru. Jadi perjalanan yang menyakitkan bagai naik roller coaster itu jadi tidak begitu terasa lama. Biasanya kami muter-muter aja. Menerabas masuk kampung satu, nanti keluar kampung mana. Kalau beneran ga tahu arah, baru tanya ke warga setempat.
Sampai bisa nyasar gitu di kampung? Iya, pernah. Haha… Tapi kami tidak takut, namanya di daerah sendiri. Jadi malah seru aja. Ketemu banyak orang baru dan banyak yang jadi saudara karena kenal seperti itu.
Ngabuburit keliling kampung seperti itu kami lakukan ya kalau cuaca sedang bagus. Kalau hujan bagaimana? Ya kami ngabuburit nya di rumah saja. Sambil ngasih makan ikan di kolam, ayam di kandang, atau memeng si anabul yang tidak pernah jauh dari kasur.
Nikmat mana lagi yang kau dustakan? Meski kami tinggal di kampung tapi selalu bahagia dengan semua yang kami miliki. Alhamdulillah
Yuk, ikut ngabuburit bersama kami sore ini…
Ngabuburit di sungai, it is!!
Favorit saya sekeluarga, mancing ikan kecil dan ngabuburit di sungai alias main aeerrr…. Jadi seger dan hilang hausnya (tapi bukan karena diminum, haha)
Wah asik juga ya ngabuburit di desa, daripada ke tempat2 jajan yg crowded banget. Disini juga masih banyak sawah & kebun tapi aku gak pernah ngabuburit, sibuk masak heheee. Kapan2 harus dicoba nih jalan2 cuci mata.
Tungguin Mpo ya nanti Mpo mau ngabuburit kesana . Adem lihatnya apalagi bawa bekal teh panas, makanan singkong rebus dan pecel pakai peyek.
Ayo Mpo kami tunggu..sebelum pandemi, Keluarga Buncha Elisa Koraag main kemari. Seru banget!
Akuh mauukkk ngabuburit di desa
Bosyaan klo ngabuburit di kota mah isinya kafe/resto/warung gitu gitu melulu.
Semoga ada rezeki aku bisa cuss ke desa Nenek di Pacitan
Ahhh, nikmat apalagi yang kau dustakan yaa Teh, kangen suasana di pedesaan, ajak akuu kesana laah, hayuu urang ngabuburit bareng, trus nimbel jeung asin,halagh.
Belakang komplekku masih ada sawah2 hijau juga, kadang suka sengaja jalan2 kesana cuci mata lihat kolam2 dan gunung2 yang berderetan.
aku jadi kangen banget dengan kegiatan di pedesaan, kebetulan kampungku di Tasikmalaya dan suasananya ga beda jauh dengan ini yaa
Tasikmalaya nya mana?
Saya turunan Naga, keluarga besar saya dari Bapak di Kp. Naga, Salawu,
Bapak sudah keluar, generasi ke tiga.
aduuuh mbaaa cantik semua memang tempatnya yaaa.. yang pasti bikin betah dan tenang, pas untuk berefleksi dan berdoa kepada-Nya untuk masa depan yang lebih baik
Pemandangannya indah banget mbak…bikin ngabuburit makin seru. Suasana pedesaan yang adem dan sejuk selalu bikin hati lega, dibandingkan suasana kota yang penuh hiruk pikuk dengan udara yang sudah tercemar polusi. Dan alam pedesaan inilah yang sangat saya dambakan.
Suasana pedesaan seru banget ya Teh…jadi inget suasana kalau ke rumah mertua di Tasik. Kayaknya adem gitu,tapi di sana waktu berasa lebih lambat bergerak hahaha….. Keren kebunnya hasil nabung dari ngeblog. Barokalloh ๐
Banyak ya tempat di desa mah untuk dijadikan tempat ngabuburit. Gratis pula. Aku dulu waktu kecil sering ngabuburit begini. Ke sawah, ke kebon, ke mana gitu. Sampe lupa lagi nyangu. Atuh tutung. Wkwkwkw.
Seru banget ya ngabuburitnya Kak. Aku juga mauuuuu. Hehehe
kalau di perdesaan memang enak yaa mba.. banyak yang bisa dilihat. seger2 jugaa atmosfer dan pemandangannya. kalau di kota ya gedung lagi gedung lagi deeehh.. paling banter sih ya melipir ke taman terdekat aja ๐
Alhamdulillah masih ada pemandangan hijau yang menyejukkan gini Teh. Kalau di kota, mana bisa menyaksikan yang seperti ini. Di tempat tinggalku, terakhir ada sawah tuh waktu diriku masih kelas 3 SD kalau tidak salah. Setelah itu, setiap jengkal tanah yang ada sudah jadi perumahan.
Ngabuburit seru banget, teh.
Ini mahal nih..nikmat Allah yang alami. Selain dengan pemandangannya yang Indah luar biasa juga nikmat Sehat bisa shaum Ramadan berkumpul bersama keluarga.
MashaAllah~
Tabarakallahu~
Mbaaakk liat foto-fotonya aja aku rinduuuuu sama kampung mertua. Udah 2 tahun nggak pulang lebaran di sana. RIndu sama suasana jalanan sawah2nya. Asri2 banget pemandangan sawah yg di fotomu, huhuhuhu. Beneran kalau di pedesaan itu nggak jauh2 ngabuburitnya dari alam. Ya abis apalagi yang dicari? Mau ke cafe juga kurang oke kalau dibanding kota, jadi memang alam yang paling bener buat ngabuburit. :)))