Gara-gara sakit serumah-rumah, berobat ke sana ke mari, bulan puasa tahun ini jadi banyak melakukan perjalanan antara satu tempat ke tempat lain. Walau masih di daerah Kabupaten Cianjur, tapi karena jarak lumayan jauh dan kondisi jalan masih jauh dari kata bagus, perjalanan terasa makin melelahkan. Gak bisa pulang pergi dadakan. Akhirnya harus istirahat dan menginap.
Alhamdulillah sih kalau puasa kami, saya suami dan anak, tidak terganggu insyaallah. Begitu juga dengan solat tarawih, berhasil kami tunaikan. Tapi tentu saja kalau karena sedang halangan saya absen untuk semua itu.
Karena beberapa kali bepergian itu, kami jadi mengalami melakukan solat tarawih di beberapa masjid yang berbeda.
Untuk solat tarawih lebih afdol kalau berjamaah jadi kami memilih berangkat ke masjid meski masih asing di kampung orang. Tidak seperti solat wajib lima rakaat hari biasa, di rumah pun kami bertiga masih bisa berjamaah. Tapi kalau solat tarawih hanya bertiga, walau sudah termasuk berjamaah tapi rasanya gak semangat saja. Hehe…
Jadinya solat tarawih yang kami lakukan di beberapa tempat ini memiliki kesan, dan masing-masing memiliki cerita yang saat pulang, menjadi bahan diskusi antara saya, suami dan anak.
Masjid Az Zafar Sindangkerta Pagelaran
Jika di kampung sendiri, kami biasa solat tarawih di Masjid Az Zafar yang lokasinya berada di samping rumah. Karena dekat maka kami lebih santai menunggu suara adzan, baru berangkat. Kadang karena saya kebagian beberes dapur, cek makanan, dan kunci pintu akhirnya saya terakhir berangkat dan sering masbuk untuk solat isya.
Beda lagi ketika kami mengerjakan solat tarawih di beberapa tempat yang kami singgahi berikut
Masjid Agung Cianjur
Saya dan suami beserta anak sudah di lokasi sejak sore hari. Sengaja ngabuburit di alun-alun yang berjarak dari rumah kami sekitar lima km untuk menyemangati Fahmi putra kami yang tetap bersikeras ingin puasanya jangan sampai bocor. Dengan ngabuburit di alun-alun, Fahmi bisa terlihat lebih ceria dan bersemangat.
Waktu jelang magrib, kami mendapatkan menu untuk berbuka secara gratis. Alhamdulillah tidak harus rebutan karena kami sudah duduk tertib sejak awal. Mereka di luar masjid itu sampai rebutan nasi kotak lho…
Setelah berbuka langsung solat magrib dan makan di tempat makan terdekat masjid agung yang jadi favorit anak. Sekarang tidak susah karena depan masjid agung Cianjur sudah ada MC Donald. Pasar malam dan pedagang asongan juga pedagang kali lima pun banyak berjejer di sekitar masjid.
Tak lama makan di sana karena berburu isya untuk bisa tarawih bersama. Saya terpisah dengan suami dan anak. Meski tetap satu ruangan hanya terpisah kain gorden untuk penghalang dan pembatas.
Solat tarawih di masjid agung Cianjur 20 rakaat dengan bacaan Qur’an Surat akumulatif sebanyak 1 juz. Tentu saja buat saya yang tidak terbiasa merasa ini solat terlama yang diikuti. Hihihi, secara selama ini di kampung, bacaan Qur’an Surat-nya hanya surat yang pendek-pendek saja. Mulai At Takasur ke bawah. Makanya ngarumas ketika pertama kali ikut solat tarawih di kaum Cianjur dan pertama kali juga tau kalau solatnya bisa selama itu…
Masjid Al Asykar Yonif Raider 300
Rumah kami berada di dekat markas TNI AD Yonif Raider 300 Brawijaya. Kali ini kami mencoba solat tarawih di masjid yang terkenal nyaman dan ramah terhadap para musafir. Kami menyebutnya masjid Raider.
Setelah solat magrib dari rumah kami berangkat ke masjid Raider yang berjarak sekitar 1km. Lokasinya yang strategis dan ramah pengunjung, menjadikan masjid ini tak hanya bagi para TNI dan keluarganya, melainkan juga masyarakat umum sipil lainnya juga selalu memenuhi.
Tarawih di masjid Raider sebanyak delapan rakaat. Qur’an Surat yang dibaca rata-rata surat dalam juz 30.
Setelah selesai tarawih dilanjutkan dengan kultum (ceramah tujuh menit) kemudian kembali dilanjut tiga rakaat solat witir.
Sepulang tarawih saya dan suami berdiskusi diamini oleh Fahmi yang cukup kritis dan banyak bertanya. Bagi Fahmi itu pertama kali ia mengikuti dan tahu kalau solat tarawih ada yang delapan rakaat saja (sebelas dengan witir)
Bahasan Sederhana Perbedaan Rakaat Tarawih
Suami berusaha menjelaskan dengan bahasa yang sederhana. Bahwasanya di Indonesia ada dua perbedaan jumlah rakaat solat tarawih. Berharap anak tidak mempermasalahkan itu setelah mengetahuinya.
Organisasi keagamaan Muhammadiyah meyakini bahwa sholat Tarawih memiliki 11 rakaat. Hal itu disebabkan karena baik sholat tarawih atau qiyamu ramadhan, sholat tahajud, sholat witir, dan qiyamul lail adalah sama.
Yang harus anak ketahui, bahwasanya solat tarawih ini salah satu perintah yang disunnahkan untuk dilakukan oleh umat Islam ketika bulan Ramadan. Jadi saat ada perbedaan, seharusnya tidak menjadikan masalah. Karena berbeda berdasarkan sumber dalil masing-masing sama-sama kuat.
Yang harus kita permasalahan dan waspadai adalah mereka yang ngaku berpuasa tapi tidak melakukan solat wajib lima waktu. Ini contoh nyata di pengajian yang kami kelola saja. Ada banyak anak-anak yang bertahan puasa sampai lemas sekalipun. Tapi ia tidak solat subuh karena setelah sahur langsung tidur lagi. Tidak solat ashar karena lebih mendahulukan acara ngabuburit. Sangat disayangkan bukan? Padahal dalam Islam, amalan yang pertama kali dihisab adalah solat wajib lima waktunya lebih dahulu. Baru diikuti ibadah dan kebaikan lainnya.
Wallahu alam…
Nah ini yang bikin tarawih makin asik dan menyenmagkan. Bikin keluarga ketagiha ya, Kak. Merasakan suasana dan oengalaman berbeda setiap harinya. Jadi ga bosen
…tidak shalat Ashar karena mendahulukan ngabuburit. Emh…. kalau di kota mungkin nambah tidak shalat Mahrib karena di tempat bukber nggak ada mushala….
Astagfirullah…
Waduduh…iya tuh. Makanya paling males bukber, Mushola suka kecil dan antri wudhu. Buat amannya aku suka wudhu dari rumah aja…
Lumayan abis buka bisa langsung sholat
Pagi teh Okti,
Wah senangnya yang bisa safari tarawih di berbagai mesjid. Walaupun ada perbedaan rakaat tarawih tetapi tentunya tidak mengurangi hikmat bertarawih ya
Emang seru ya Teh kalo Tarawihnya keliling. Saya sempet rajin begitu waktu masih gadis. Sekarang karena di Medan rawan maling motor jadi salah satu pertimbangan mau berkunjung ke Mesjid2 lain untuk tarawih
Jadi kabita safari tarawih
Padahal dulu pernah diajak Om Benben (sekarang owner Torch) untuk safari tarawih dari masjid ke masjid Bandung
Hanjakal saya tolak
Saya selama puasa kemaren, cuman fokus ke 1 hal, mendampingi si sulung agar berpuasa dengan konsisten dan tetap sehat.
Jadi mengatur waktunya luar biasa.
Mamaknya sampai nggak terlalu menikmati puasa dong, saking sakit mulu 😀
Yang penting nakanak sehat dan puasa serta tidak meninggalkan shalat, apalagi shalat wajib
Apalagi, mendahulukan bukber karena nanggung ketimbang sholat Maghrib, nah ini yang gak banget. Semoga kita bertemu lagi ya di bulan Ramadhan 1445H
Setuju banget dengan paragraf terakhir. Perbedaan tarawih bukan sesuatu yang harus diperdebatkan. Apalagi udah gak menjalan shalat 5 waktu, tapi ikut debatnya.
Wah, keren teh
Bisa safari tarawih seperti ini
Biar suasana baru dan wisata religi sekalian ya teh
Kalo ada waktu yg cukup, safari tarawih ini bagus, apalagi bisa berkunjung ke bnyk masjid. Semakin oke.
kok seruuuu bgt.
insyaAllah thn depan klo masih ada rezeki sua dgn Ramadan, aku juga mauuuuu kyk gini ama kluarga
Seru ya Teh, solat tarawih ke masjid bareng family. Saya tuh mau tarawih di masjid dekat rumah saja kadang mikir, karena malam dan ga ada temannya. Mau ngajakin anak, tapi masih ragu kemarin, jadinya ga tarawih ke masjid deh.
Terima kasih, teh Okti.
Selalu mendapatkan hikmah setelah membaca artikel teteh. Beberapa waktu lalu, kami juga senang sekali dengan safari Ramadan, mencoba mengikuti tarawih di berbagai masjid yang ada di Bandung.
Tapi yang paling seru selalu menantikan takjil di masing-masing masjid. Suka ada yang menyumbang makanan dan minuman istimewa.
Di musholla dekat rumah juga membaca surat surat pendek, kalau ke masjid agung juga sama, membaca surat satu juz. Anak anak lebih memilih di sekat rumah sih..