“Buku ini ada, untuk menjadikan para caleg di Pemilu lima tahun yang akan datang benar-benar mumpuni dalam bidang serta kapasitasnya,” demikian yang diucapkan Ibu Dewi Haroen, atau lebih dikenal dengan nama Wita Haroen. Seorang Psikolog, Trainer dan Motivator lulusan FP-UI. Beliau merupakan pendiri AMALIA Psychology Consulting & Trainer Center yang bergerak di bidang Psikologi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, serta merupakan Staf Pengajar di Trisakti School of Management, saat peluncuran bukunya di toko buku Gramedia Matraman, Jakarta pada hari Minggu 6 April 2014.
Tahun 2014 identik dengan tahun politik. Sejauh mata memandang banyak berkibar bendera dan atau poster bergambar wajah-wajah para calon legislatif (caleg) baik daerah maupun tingkat nasional. Padahal, siapa sih mereka sesungguhnya? Apakah mereka memang orang-orang yang handal dalam ilmu politik? Atau hanya sekadar nampang saat mereka ada kemauan?
Seyogyanya, para caleg itu adalah para elit politik yang mumpuni dalam bidangnya. Mereka yang hanya terkenal karena media atau berkah dari sensasi tak sepatutnya menyalonkan diri sebagai wakil rakyat. Apa mereka tahu sejatinya mereka telah membohongi rakyat, teman, keluarga dan dirinya sendiri?
Personal branding pada musim kampanye dirasa sangat perlu. Seseorang dengan personal branding-nya bisa mencitrakan bahwa seseorang itu mumpuni dalam bidangnya. Lalu apa itu personal branding? Kenapa yang menjadi sorotan adalah setiap tokoh khususnya adalah para elit politik serta wajah-wajah baru para caleg? Apa kaitannya personal branding dengan Pemilu Indonesia 2014? Buku “Personal Branding”. Kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik, karya Dewi Haroen ini memiliki semua jawabannya.
Paparan para nara sumber yang terdiri dari Prof. DR. Din M Samsuddin (Ketua MUI), Prof. DR. Hamdi Muluk (guru besar psikologi politik UI) Dwiki Dharmawan (musisi) dan sang moderator Alvin Lie pun berbeda-beda. Namun kesemuanya menekankan bahwa yang perlu diapresiasi adalah ide serta gagasannya. Bahwa memang benar dengan personal branding seseorang akan lebih terlihat aura serta inner beautynya.
Personal branding itu tidak bisa didapat dalam jangka waktu pendek. Personal branding bukan hanya sesaat bak jamur tumbuh di musim hujan, walau memang ada sosok yang berhasil meski tanpa terpancar dari diri personal brandingnya.
Untuk membangun personal branding hendaklah jadi diri sendiri. Mengenali diri akan membantu kita menemukan beragam keunggulan. Terus kembangkan potensi diri, bangun kepercayaan dan hindari pengaruh yang justru merusak jati diri.
Menjelang akhir acara, ternyata ada kejutan yang disampaikan MC Karel Anderson di hadapan para tamu undangan. Ketiga anak Ibu Dewi Haroen beserta sang suami datang membawakan seikat bunga dan mereka menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun. Ternyata bulan April juga adalah bulan kelahiran Ibu yang biasa disapa dengan nama Wita ini.
Ibu Dewi Haroen tampak terharu dan meneteskan air mata bahagia setelah mencium kening si bungsu satu-satunya perempuan dari ketiga anak-anaknya. Ibu Dewi Haroen juga mengungkapkan isi hatinya bahwa anak-anaknya adalah juga sumber inspirasinya. Secara tidak langsung anak-anak sudah ikut memperkuat personal branding sang ibu.
Di akhir acara, peserta undangan bedah buku Personal Branding mendapatkan kenang-kenangan berupa gelas (mug) cantik, payung putih yang tak kalah cantiknya juga, dimana kedua-duanya bertuliskan “Personal Branding” karya Dewi Haroen.
Buku “Personal Branding” karya Dewi Haroen ini sudah beredar di seluruh toko buku di tanah air, salah satunya di Gramedia dengan harga yang sangat terjangkau. Luar biasa, benar-benar tidak sebanding dengan ilmu personal branding yang bisa diselami dari setiap halaman per halamannya. (0l)
wuih langsung punya bukunya, semoga acara kemarin berguna 🙂 salam
Bukunya bagus tuh. Jadi semangat dan menemukan sesuatu dalam diri. 😀
Salam