Tentang Menghilangkan Penyakit Bau Mulut
Alhamdulillah puasa Fahmi belum batal menginjak hari ke 10 ini. Meski diselingi drama ini itu, namanya juga anak. Tapi Alhamdulillah secara lahiriah ia sudah mampu menahan haus dan lapar selama siang hari. Semoga secara batiniah juga. Amin.
Selama masih sekolah, setelah subuh Fahmi tidak pernah tidur lagi. Tapi setelah sekolah libur, Fahmi saya biarkan gogoleran dan akhirnya tidur beneran. Saat bangun tidur itulah kebiasaan Fahmi cuci muka dan sekaligus menggosok gigi sering terus dilakukan. Padahal selama bulan puasa, saya menghindarkan anak untuk menggosok gigi.
Bukan tidak suka akan kebersihan, melainkan lebih kepada mengajarkan anak untuk bisa mengerti dan menahan. Saya dan suami yakin kalau anak sudah besar, sudah baligh dan bisa membedakan mana nafsu dan mana kebersihan dengan sendirinya ia nanti akan bisa menentukan apakah lebih baik sikat gigi atau tidak.
Sementara ini saat Fahmi masih kecil, saya dan suami mengarahkan anak untuk tidak menyikat gigi khsusunya jika telah masuk waktu puasa. Karena itu saya dan suami menyarankan kepada anak untuk menggosok gigi setelah makan dan sebelum imsyak.
Nah saat bangun tidur ketika sekolah sudah libur ini dilema mulai melanda.
“Ibu, kalau bangun tidur tidak gosok gigi, nanti mulut Ami bau…” komplennya. “ Nanti teman-teman Ami tidak ada yang mau bermain. Kumaha atuh?”
Iya juga. Sudah jadi masalah umum, orang berpuasa kerap memiliki masalah dengan pernafasan dan bau tidak sedap yang keluar dari mulut. Penyebab bau mulut karena lambung yang kosong, tidak menggiling makanan sebagaimana biasanya sehingga lambung mengeluarkan gas yang tidak sedap melalui pernafasan dan atau mulut. Meski menurut kitab kuning yang kami pelajari, bau mulut orang yang sedang berpuasa adalah wangi kasturi, pada hakikatnya di Mata Sang Pencipta. Wallahualam.
Akhirnya saya tetap mengizinkan Fahmi menggosok gigi setelah bangun tidur, tetapi tidak menggunakan pasta gigi. Fahmi tidak protes. Toh yang diinginkan memang membersihkan gigi serta mulut, bukan mau “mencicipi” rasa pasta gigi yang sesungguhnya –danitulah yang kami takutkan.
Bau mulut bagi orang berpuasa memang sunatullah, tidak bisa dihindari. “Dari sananya” Rasulullah sudah menjelaskan. Bahkan Maha Pencipta pun menerima langsung bau mulut hamba Nya yang berpuasa. Yang harus kita hilangkan adalah hawa nafsu serta keinginan di luar batas. Karena sesungguhnya puasa itu sendiri adalah pengikat hawa nafsu. Latihan manusia dalam mengekang segala keinginan manusiawinya. Bukan begitu?