Terapi Musik Kecapi Suling

Siapa tidak sedih, satu-satunya lahan sawah yang jadi sumber penghasilan rusak berat kena dampak gempa Cianjur Senin 21 November 2022 dengan kekuatan 5,6 magnitudo. Meski total ada sekitar 317 hektare lahan sawah yang rusak akibat gempa dan menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur itu tidak berpengaruh pada hasil produksi, namun tetap saja bagi petani kecil goncangan itu telah memberikan efek takut dan trauma berkepanjangan.

Pemerintah memang sigap. Bantuan terus berdatangan. Warga yang terdampak gempa dan tempat tinggalnya berada di atas patahan sesar direlokasi.

Paman dan sepupu yang rumahnya di Kampung Mangun, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang rubuh dalam waktu dekat akan mendapat hunian baru dengan spesifikasi tahan gempa. Tapi mereka kebingungan untuk mencari pendapatan, sebab tempat relokasi jauh dari lahan pertanian yang menjadi mata pencaharian utama selama ini.

Keluarga saya memiliki mata pencaharian sehari-hari sebagai petani sayuran. Sedangkan di tempat yang baru di Sirnagalih Cilaku, tidak memungkinkan untuk bertani karena suhu udara yang berbeda.

Kalau pun tetap bertani ke sana, susah juga karena jarak cukup jauh. Kalaupun tetap garap lahan di Mangun, tidak bisa setiap hari dipantau. Kalau bertani di Cilaku juga susah, beda suhu udara, tidak cocok untuk sayuran. Jadi bingung setelahnya, cari penghasilan dari mana?

Solusi dari Pemda Cianjur saat ini masih jadi bahasan. Bupati masih membahas terkait jaminan usaha bagi korban yang direlokasi yang rencananya para korban yang direlokasi diberi modal dan pelatihan kewirausahaan dan diarahkan jadi pelaku UMKM. Tapi saudara saya tetap bingung, perlu adaptasi tinggi dari petani menjadi pengusaha, bukan?

Kami pun yakin, bantuan tidak akan berapa lama lagi juga akan berhenti dengan sendirinya. Apalagi bencana di negeri kita ini juga terjadi dimana-mana. Setiap daerah perlu penangangan maksimal.

Dampak kerusakan pada sawah kami ini juga teramat kompleks. Jika diamati berdasarkan penampakan visual sawah, tidak hanya retak dan tanaman tertimbun longsor, tapi juga ada pergerakan lahan bahkan ada yang tahah sawahnya “hilang” karena mungkin bergeser cukup jauh.

Lahan pertanian yang hancur karena gempa berkekuatan 5,6 amplitudo di Cianjur. Sumber gambar antaranews.com

Sedih, bingung itulah yang kami rasakan.

Saya hanya bisa menahan air mata manakala melihat hamparan lahan yang awalnya subur menghijau kini  memerah karena tanahnya terbalik. Suasana persawahan yang sangat dibanggakan kini sudah hilang. Berlari-lari di galengan (jalan tanah pembatas antar sawah) sambil nangkap belalang, diam di saung sambil mendengarkan suara kecapi suling semua tinggal kenangan…

Main di sawah sambil mendengarkan musik kecapi suling semoga tidak hanya tinggal kenangan

Semua sudah terjadi. Kami tidak boleh berlarut dalam keadaan selalu terpuruk. Mungkin mereka butuh pendampingan hingga duka itu sembuh. Perlu tetapi supaya sakit segera pergi.

Sudah hampir seminggu (sejak anak masuk sekolah lagi) saya bisa lebih banyak waktu sendiri di depan rumah sambil memandang sawah. Suara musik seni Sunda Kacapi Suling sengaja saya setel melalui ponsel. Mendengarkan musik kecapi suling sebagai sebuah seni tradisional Sunda yang berasal dari daerah Cianjur ini tidak hanya bentuk ikut melestarikan adat seni budaya leluhur, tapi juga yang saya rasakan musik yang dihasilkan dari perangkat waditra Sunda ini banyak memberikan kekuatan.

Sejak kecil saya sudah terbiasa mendengar berbagai seni dan budaya Sunda seperti wayang golek, Kacapi suling Cianjuran, dan seni waditra lainnya

Di kota alunan musik kecapi suling di pendengaran mungkin sudah hampir tiada. Tapi di daerah Cianjur ini, masih banyak siaran radio lokal yang menyiarkan termasuk musik kecapi suling yang menjadi bagian dari pilar budaya Cianjur yaitu Maos, Mamaos dan Maenpo. Secara tidak langsung pemerintah daerah juga menjadikan seni musik kacapi suling Cianjuran ini sebagai tradisi yang harus dipertahankan.

Maos memiliki arti seni mengaji dimana masyarakat Cianjur masih kental suasana tradisi Islam-nya. Bahkan memiliki julukan kota santri dan program Gerbang Marhamah (pembangunan masyarakat berakhlakul karimah) yaitu proses implementasi syariat Islam di Cianjur dalam konteks sosial-politik lokal.

Mamaos adalah seni tembang sunda Tembang Cianjuran yang lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti.

Seni mamaos ini terdiri dari alat kecapi besar dan kecapi rincik (kecapi kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembangan atau juru lagu.

Yang ketiga, Maenpo yaitu seni bela diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Cianjur terkenal dengan kaulinan (jurus) Cimande.

Kembali ke musik Kacapi dan Suling yang disajikan secara instrumental maupun bersama vocal. Alunan ritmik kecapi yang bertempo lambat, dihasilkan oleh petikan dawai yang menyatu menjadi musik yang lembut ketika bersatu dengan melodi dari suling atau vocal yang bersifat melismatis membuat hati dan jiwa terasa lebih damai dan tenang saat mendengarnya.

Tidak salah kalau saya anggap musik kecapi suling ini bisa jadi sebagai musik terapi yang dapat menstimulan kerja otak dan syaraf untuk efek kesehatan lainnya pada manusia. Karena yang saya rasakan sendiri saat memejamkan mata sambil mendengarkan alunan musik ini hati menjadi lebih tenang.

Buat saya sendiri, alunan musik hasil dari elemen-elemen musikal kecapi suling ini sangat berpotensi menjadi musik terapi karena efek relaksasinya itu.

Musik yang dihasilkan oleh kecapi dan suling lalu didengar sambil memandang hamparan sawah tidak hanya sebagai musik terapi yang menyentuh efek kejiwaan, tetapi juga jadi warna musik tradisional yang seharusnya kami (warga Cianjur khususnya) lestarikan.

19 thoughts on “Terapi Musik Kecapi Suling”

  1. Sedih ya akhir tahun banyak bencana dan yang terparah di Cianjur. Semoga segera pulih. Turut berduka untuk sawahnya. Aku baru tau terapi musik kecapi ini. Makasih infonya Teh.

    Reply
  2. Ngeri ya kondisi persawahannya. Jadi kayak tanah dibalik gitu. Dahsyatnya banget gempa itu ya, Kak.
    Semoga segera pulih. Apapun jalan keluarnya semoga menjadi sesuatu yang terbaik untuk menjalani masa-masa setelah bencana. Aamiin Ya Rabb

    Reply
  3. Foto Teteh di situ, makin mirip sama dede Fahmi .
    Lewat terapi musik kecapi, bisa membuat lebih tenang dan lebih sejuk ya. Lekas pulih untuk Cianjur

    Reply
  4. Adem banget ya, teh..mendengarkan musik instrumen musik Kacapi dan Suling.
    Aku pun suka kalau lagi hujan sambil dengerin musik tuh bikin hati tenang dan gak perlu memikirkan hal yang berat-berat dulu.
    Cukup ada di sini dengan hadir penuh.

    Reply
  5. Saya tahunya kecapi kalau gak salah dari film china. Ternyata di Cianjur ada juga. Musiknya memang kalem. Kayak gamelan gitu. Bikin adem siapa aja yang mendengarnya. Aku jatuh cinta sama suara musik yang dihasilkannya

    Reply
  6. Wah iyaa ya kalau sudah mendengar alunan merdu suling kecapi berasa di pedesaan yang asri gitu yaa. Nah, kalau di Kalimantan alunan musik yang mirip sepertinya SAPE ya, biasanya dimainkan oleh masyarakat Adat Dayak.

    Reply
  7. Ikut berduka Teh untuk semua korban gempa bumi di Cianjur. Sampe persawahan kebalik gitu ya Teh.

    Btw, aku belum pernah malah dengar suara kecapi secara langsung. Cuma dengar lewat sosmed aja atau di TV. Kalau dihayati memiliki efek menenangkan ya Teh. Sedikit bisa melupakan stres yang sempat dirasa.

    Reply

Leave a Reply to Fenni Bungsu Cancel reply

Verified by ExactMetrics