Semalam mendapat pesan dari teman yang tinggal di Solo, menanyakan kalau Fahmi putra saya melanjutkan sekolah ke mana?
Tahun ini anak saya memang lulus sekolah dasar. Sesuai dengan rencana dan keinginan anak yang kami dukung, anak ingin melanjutkan sekolah sambil mondok.
Namun tahun pelajaran yang dipakai di sekolah sekaligus pondok yang diinginkan ternyata menggunakan penanggalan Hijriyah, dimana awal tahun ajaran di sana jatuh pada bulan Syawal.
Sehingga mau tidak mau, anak saya menunggu hingga Ramadan – Syawal nanti (sekitar bulan Februari – Maret 2025) untuk mendaftar dan mengikuti ujian seleksi di sekolah dan pondok incarannya.
Sementara ini, sambil menunggu waktu sekitar delapan bulan dari kelulusan SD, anak saya masuk sekolah lanjutan pertama di kecamatan tempat kami tinggal.
Ribetnya Memilih Sistem Pendidikan Sekolah Lanjutan
Banyak yang bertanya dan menyayangkan kenapa memilih sekolah atau pondok yang ribet. Menurut mereka mungkin ribet, karena selain kalau mau sekolah sambil mondok di sekolah pondok yang kami incar harus menunggu waktu hampir setahun, belum anak malah masuk SMP dulu, walaupun tidak ada biaya pendaftaran atau uang bangunan tapi tetap saja harus membeli seragam dan peralatan lainnya.
Kenapa tidak didaftarkan ke sekolah pondok yang tahun ajarannya menggunakan penanggalan Masehi sehingga mudah? Seperti itu mungkin pemikiran mereka sehingga menganggap proses ini cukup ribet.
Saya senyum saja. Mungkin mereka tidak tahu bagaimana sekolah pondok yang kami inginkan memiliki aturan dan kurikulum sendiri, tidak sama dengan kurikulum yang digunakan Kemendikbud meski tentu saja tetap searah dan resmi. Sehingga dalam banyak hal jelas memiliki perbedaan.
Namun demi masa depan anak, juga sesuai dengan cita-citanya yang tentu saja akan kami dukung, sebagai orang tua saya dan suami akan berusaha semaksimal mungkin supaya bisa mengantarkan anak sehingga bisa mengenyam pendidikan di sekolah pondok yang diinginkan.
Tidak hanya dalam jangka pendek sekolah dasar atau sekolah lanjutan saja. Melainkan memikirkan juga hingga ke jenjang lebih tinggi kedepannya seperti universitas.
Sistem Pendidikan Menentukan Kualitas
Budaya berpikir masyarakat maupun generasi di setiap sekolah pondok pasti berkaitan dengan sistem pendidikan yang mendasarinya. Karena itu jika masih bisa diusahakan untuk masuk ke sekolah yang dinilai memiliki sistem pendidikan terbaik karena meluluskan generasi dengan budaya berpikir yang unggul, kenapa tidak?
Sejatinya, setiap sistem pendidikan memiliki kekuatan dan tantangan tersendiri, yang mencerminkan konteks budaya, sosial, dan ekonomi masing-masing siswa atau masyarakatnya.
Karena pendidikan itu sendiri memiliki makna yang sangat besar baik bagi individu maupun masyarakat pada umumnya kelak. Jauh atau dekat dengan lokasi itu bukan masalah.
Mengutamakan Sistem Pendidikan Berbasis Pendidikan Karakter
Terlepas dari lokasi geografis atau latar belakang budaya yang berbeda, yang sangat penting adalah menjaga dan memelihara sistem pendidikan untuk memastikan pelestarian dan peningkatan pengetahuan, khususnya dalam bidang pendidikan karakter sehingga anak menjadi pribadi yang berbudi pekerti dan unggul.
Jangan resah hanya karena memiliki perbedaan sistem pendidikan antara sekolah umum dengan sekolah pondok (sekolah pondok juga banyak yang sistem pendidikan dan kurikulumnya sama dengan sekolah umum, kok)
Tahu kan sistem pendidikan terbaik di dunia ini ada di mana? Negara-negara Nordik dikenal dengan sistem pendidikan terbaik. Finlandia, Denmark, Swedia hingga Norwegia dikenal memiliki sistem pendidikan yang baik di dunia.
Hal itu karena di negara tersebut, pendidikan berfokus pada siswa serta pembelajaran individual. Jelas beda dengan sekolah umum di kita Indonesia. Hasilnya, di negara Nordik setiap individu memiliki kemampuan berpikir yang unggul dengan karakteristik masing-masing. Tidak ikut-ikutan.
Berbagai Sistem Pendidikan Berbeda
Saya pernah baca dalam jurnal artikel yang dibuat oleh New Jersey Minority Educational Development (NJ MED) tahun 2023, dalam hal peringkat Denmark berhasil menempati urutan pertama sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Lalu kemudian menyusul di peringkat dua ada Korea Selatan dan ketiga ada negara Belanda.
Jadi penasaran kan apa perbedaan dan keunggulan dari sistem pendidikan di negara tersebut, saya pun search informasinya. Sebagai perbandingan bagaimana dengan sistem pendidikan di Indonesia. Dengan maksud ambil dan terapkan yang baiknya, buang yang tidak cocok dengan keyakinan, budaya dan norma kita, pastinya.
Sistem Pendidikan di Berbagai Negara:
Sistem Pendidikan Finlandia
Finlandia tak hanya dikenal sebagai negara paling bahagia di dunia, tetapi juga salah satu negara dengan pendidikan terbaik. Apa sebabnya?
Sistem pendidikan Finlandia dikenal dengan fokus pada kesejahteraan siswa, kesempatan yang sama setiap siswa, dan pembelajaran individual. Nah jelas beda dengan sistem pendidikan di kita kan ya?
Ada sedikit penekanan pada pengujian standar di Finlandia, percis seperti sekolah pondok yang diinginkan anak saya. Dimana di sana ada seleksi dan aturan ketat. Guru atau ustadz ustadzah memiliki otonomi yang signifikan di dalam lingkungan sekolah pondok.
Sistem pendidikan di Finlandia tidak memiliki tes atau ujian yang diwajibkan, kecuali satu ujian pada akhir tahun terakhir siswa di sekolah menengah atas.
Sistem pendidikan di Finlandia tidak ada pemeringkatan. Hal ini yang membuat kualitas siswa di Finlandia bisa berkembang secara maksimal.
Sistem Pendidikan Denmark, Swedia, Norwegia
Di negara Nordik juga dikenal sangat baik dalam sistem pendidikannya. Negara-negara ini memprioritaskan akses yang sama ke pendidikan, memprioritaskan kesejahteraan siswa, dan pembelajaran praktis. Mereka menekankan kreativitas, pemikiran kritis, dan kolaborasi.
Sistem Pendidikan Belanda
Di Belanda, murid harus bersekolah dari usia 4 atau 5 hingga 16 tahun. Anak-anak di Belanda akan terus sekolah sampai memiliki kualifikasi dasar atau menginjak usia 18 tahun.
Pendidikan menengah pertama di Belanda sangat beragam. Ada yang mengarah langsung ke pendidikan tinggi. Ada juga yang mengarah ke pendidikan kejuruan atas.
Jadi sejak awal sudah harus direncanakan dengan matang ingin menjadi apa anak kedepannya sehingga tidak ada istilah kesalahan ambil jurusan atau sekolah lanjutan.
Sistem Pendidikan Jerman
Jerman menawarkan sistem pendidikan ganda yang menggabungkan pembelajaran di kelas dengan pelatihan kejuruan praktis. Anak-anak sekolah dapat memilih jalur akademik atau kejuruan, yang mengarah ke berbagai peluang karier langsung.
Sistem Pendidikan Jepang
Sistem pendidikan di Jepang sangat dihargai dan menekankan disiplin dan kerja keras. Kurikulum di Jepang juga ketat, termasuk pelajaran tambahan.
Di Jepang, menghormati guru dan otoritas sangat tertanam kuat dalam budaya.
Sistem Pendidikan Inggris
Dikenal dengan perguruan tinggi favorit di dunia, Inggris memiliki sistem pendidikan yang mengikuti pendekatan terstruktur untuk pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
Sistem pendidikan di Inggris menekankan mata pelajaran akademik dan sering kali mencakup ujian standar seperti GCSE dan A-level.
Sistem Pendidikan Amerika Serikat
Sistem pendidikannya menekankan kurikulum yang luas, kegiatan ekstrakurikuler, dan pengujian standar. Pilihan pendidikan tinggi meliputi community college, universitas, dan sekolah kejuruan.
Mengapa sistem pendidikan di luar negeri lebih maju dibandingkan Indonesia?
Mungkin karena di luar negeri sumber daya manusia nya sudah lebih disiplin dan memiliki kehidupan yang seimbang antara sekolah dan kegiatan sehari-hari.
Tujuan utama dari sistem pendidikan di luar negeri adalah pendidikan universal yang berkualitas baik.
Bagaimana pun sistem pendidikannya, ketika anak anak melanjutkan sekolah, sebagai orang tua kami hanya mengingatkan yang terbaik untuk anak dunia akhirat.
Karenanya ketika akan memilih sistem pendidikan untuk sekolah lanjutan ada beberapa hal yang sudah kami diskusikan
Tips memilih sistem pendidikan sekolah lanjutan yang tepat untuk anak:
✔️Mengenali lebih dulu kebutuhan dan minat anak
✔️Mempertimbangkan kurikulum dan metode belajar yang digunakan sekolah tujuan. Saya lebih mengutamakan pendidikan karakter yang porsinya lebih besar.
✔️Mengunjungi sekolah dan bertemu dengan guru dan staf. Jaman sekarang karena sudah canggih bisa juga dengan melihat website sekolah sehingga semua informasi bisa didapatkan
✔️Mencari testimoni dan pendapat dari orang tua murid yang sekolah mondok di sekolah incaran
✔️Mempertimbangkan biaya sekolah dan biaya lainnya
✔️Ikuti kata hati dengan tidak lupa istikharah lebih dahulu meminta kemantapan dan kebaikan.
Tips Tambahan untuk Orang Tua
Ini saya dan suami lakukan jauh sebelum anak sekolah. Kami lebih dulu melibatkan anak dalam proses pemilihan sekolah. Menanyakan pendapatnya tentang sekolah yang ingin dia masuki.
Itu sebabnya saat usia dini, anak saya tidak masuk sekolah formal melainkan homeschooling (dan berhasil) karena di sekolah formal anak saya merasa tidak nyaman berkaitan dengan sifat anak yang pemalu dan tertutup.
Saat anak sudah nyaman dan siap sekolah perhatikan akreditasi sekolah yang diinginkan.
Cari tahu tentang program ekstrakurikuler yang ditawarkan sekolah sehingga anak merasa senang mengikutinya
Pastikan sekolah memiliki lingkungan pendidikan karakter yang aman dan nyaman untuk anak. Karena sebaik apa pun kita di rumah mendidik anak tetap lingkungan akan ikut mempengaruhi.
Pendidikan Karakter harus diutamakan karena orang akan menghargai yang beradab sekaligus berilmu tapi tidak menghargai orang berilmu jika tidak beradab
Pendidikan Karakter seperti dalam artikel Pendidikan Karakter Mengantarkan Anak Jadi Pribadi Mulia dipercaya bisa mengantarkan anak-anak menjadi generasi muda yang berakhlak dan berkarakter baik. Hal itu bukankah dambaan setiap orang tua terhadap putra putri nya?
Untuk sekrang sih sekolah gak menjamin orang bakalan sukses. Kecuali dari orang tersebut, punya potensi atau tidak. Yng penting mah lulus dari sekolah…
Sebenernya sistem pendidikan di Indonesia kalau disesuaikan dengan kearifan lokal tiap daerah pasti bisa mencetak bibit-bibit unggul untuk Indonesia Emas 2045. Kekayaan budaya kita seharusnya bisa menjadi modal pembangunan pendidikan karakter anak-anak Indonesia. Konkretnya ada di Pancasila. Sayangnya Pancasila cuma simbol. Penerapannya nol besar. Malah kita selalu silau dengan budaya mancanegara. Akhirnya begini deh…
Mungkin seringkali orangtua punya ambisi terpendam dengan pendidikan yang tak berhasil dikenyamnya, padahal lain waktu udah beda jaman yah kak.. apalagi anak yang hidup di masa saat sekarang ini.
Lebih memilih sistem pendidikan terbaik dengan mengutamakan pendidikan karakter sudah cukup kuat sebagai landasan, lainnya… tergantung dari kecocokan dengan si anak tersebut.
Setuju kk. Pendidikan karakter itu penting banget. Membuat manusia yang lebih baik dimulai dari sekolah
Beberapa waktu lalu, ada kerabat cerita, bahwa anaknya yang di pondok pesantren sambil sekolah SMA sering berbohong. Bahkan, kalau dinasehati, suka playing victim gitu.
Saya denger gimana cara si anak menjawab ortunya di telepon. Kok rasanya kesel bgt, karena selain gak menerima nasihat, juga terus terusan membalik balikan keadaan dan pendapat ke ortunya.
Sikap yang sangat merusak keikhlasan bagi ortu sih menurut saya.
Sayang sekali, seringkali ilmu agama di pesantren tidak melulu mendidik karakter menjadi baik. Entah memang karakter lama hasil didikan ortunya.
Semoga bukan masuk gibah ya teh, kan gak nyebut nama. Hehe kerabat jauh juga.
Saya dapat banyak sekali insight dari Teh Okti perihal pendidikan ini. Semoga segera dapat sekolah yang diidamkan ya untuk yang lagi mencari.
Semangat buat Teh Okti dan suami, terutama Fahmi. Semoga dimudahkan rencananya dan terkabul doa dan cita-citanya
Setuju jika memilih sistem pendidikan bagi anak itu individual. Mesti mempertimbangkan kebutuhan, minat anak, sekolah yang dituju , biaya dan lainnya.
Yang saya tahu sistem pendidikan di Amerika dan Prancis, karena anak saya pernah dan sedang sekolah di sana. Sepertinya di negara-negara maju itu karena anggaran pendidikan besar, jadi biaya pendidikan terjamin. Seperti di Amerika wajib belajar dari level Kindergarten sampai 12. Sekolah negeri semua gratis (termasuk biaya makan siangnya gratis – di beberapa state berupa subsidi jadi OTM masih bayar separuh). Kalau di Prancis sampai PTN gratis (mahasiswa dapat subsidi untuk kos dan makan siang di kampus)…
Semoga suatu saat di Indonesia bisa begitu juga.
Iya kalau lihat fenomena pendidikan di negara kita saat ini bikin sedih, padahal dulu Finlandia katanya malah mengadopsi sistem pendidikan Indonesia pada zaman Ki Hajar Dewantara.. Saya setuju, adab dulu baru ilmu… Yuk semangat mendidik putra putri kita menjadi pribadi yang matang adab dan pola pikirnya
Di kita tuh terlalu sering gonta-ganti kurikulum. Padahal kalau konsisten, rasanya pendidikan kita akan lebih maju. Ini kan ibaratnya baru cobain yang satu, udah ganti lagi. Adaptasi lagi. Akhirnya malah gak maju-maju.
Orang tua saya pun begitu, Kak. Selalu melibatkan kami saat mau meneruskan pendidikan ke tingkat berikutnya. Mau sekolah di mana? Terus orang tua bakalan cari tahu tentang sekolahnya, lingkungannya dan lain-lain. Cuma, kadang memang orang tua memberikan masukan dan pertimbangan.
Gak mudah memang menemukan sekolah yang pas dengan anak karena banyak sekali faktor yang mempengaruhi. Selain dari pribadi si anak (tentang minat dan kemampuan personalnya) juga harus mempertimbangkan kemampuan financial orang tua. Dan jika semua bisa dipenuhi, melibatkan anak dalam mengambil keputusan juga wajib dilaksanakan.
Ini saya praktikkan kepada dua anak saya Teh. Yang sulung maunya di sekolah Islam. Sekolah di Al-Azhar sampai SMP kemudian masuk pesantren internasional sewaktu SMA. Sementara si bungsu lebih memilih sekolah publik dan SMA negeri. Karena terbiasa bergaul dengan teman2 yang heterogen, kuliahnya pun lebih milih di Binus ketimbang PTN.
Wah, keren banget tipsnya! Memilih sekolah bukan cuma soal akademis, tapi juga karakter. Penting banget untuk cari yang sejalan sama nilai kita.
Orangtua berperan penting dalam pendidikan anak dan tiap keluarga punya pandangan berbeda tentang sistem pendidikan untuk anak. Selagi anak nyaman dan senang dalam menjalani pendidikannya, orangtua juga mendorong untuk memberikan pendidikan terbaik
Pendidikan karakter ini pondasi banget untuk anak, dan dimulai dari rumah.
Selanjutnya lingkungan sekolah juga berpengaruh banyak, makanya kudu memilih sistem pendidikan yang mengutamakan karakter peserta didiknya juga
Selama ini memang orang kalau bicara soal pendidikan pasti fokusnya ke pendidikan akademik dan itu yang berlaku dibanyak sekolah Indonesia. Padahal di negara-negara maju, yang diutamakan itu pendidikan karakter ya yang menentukan orang seperti apa dia dimasa depan.
Kenapa yaaa di luar negeri tuh pendidikan udah terstruktur dan jelas gitu jalurnya. Sementara di Indonesia, gonta-ganti peraturan dan sistem penerimaan siswa baru.
Orang tua tetap harus mengawasi sih ya, supaya anak juga engga setres sendirian.
Sukses ya buat Fahmi
Saya setuju, di awal pendidikan anak, pendidikan karakter adalah pondasinya. Karane karakter akan dibawa hingga dewasa dan akan melekat pada diri anak. Jadi ini harus diutamakan.
Terima kasih tips2nya teh Okti..
Semakin tercerahkan dengan adanya perbandingan2 sistem pendidikan negara lain.
Memang terasa banget kok beda anak yang punya karekter/adab dengan yang ngga.
Saya ngalamin sendiri…
Setuju banget emang kalau porsi pendidikan karakter lebih banyak dari mata pelajaran umum.
Karekter bakalan dibawa seumur hidup ya…
Beruntung banget anak-anak di luar negeri ya, bisa mengenyam pendidikan yang lebih baik, mengimpikan semoga sistem pendidikan di Indonesia ke depannya bisa lebih baik. Nggak gonta ganti kurikulum dan bikin pusing guru dan ortu aja, hahaha
Setuju, mengunjungi sekolah² yang diincar memang perlu ya, biar bisa mendalami sistem di sana seperti apa, kualitasnya, pengajarnya juga fasilitasnya, sehingga calon peserta didik pun bisa nyaman
Kenapa sistem pendidikan di LN lebih maju? Hiks, adakah hubungan antara tingkat korupsi dengan sistem pendidikan? Kalau tingkat korupsi tinggi, uang diembat sana-sini, bagaimana bisa fokus memajukan pendidikan?
*Komen yang penuh tanda tanya
Cari sekolah anak ini bukan cuma masalah penyamaan visi misi sekolah dengan orang tua tapi juga dari kualitas lingkungannya. Pengalaman saya cari sekolah anak ini, emang nggak gampang banget. Harus dipersiapkan dan di survei jauh-jauh sebelum anak sekolah. Selain karena kualitasnya, juga bener-bener cek sistem pembelajaran di kelasnya gimana.
Semoga sekolah yang dipilih nanti benar-benar bisa sejalan dengan harapan orang tua. 🙂
Untuk memilih sekolah saya memilih yang ada pendidikan karakternya, akrena betul-betul pendidikan anak merupakan salah satu bagian dari proses yang perlu diperhatikan.
Saya masih tertarik dan ingin mendalami sistem pendidikan Finlandia ini.
Sekolah sambil mondok di tempatku juga ada. Karakter anak-anaknya memang beda banget, mereka lebih taat dan lebih menghargai orang tua.
Sepakat, pendidikan karakter ini penting banget. Butuh kerjasama banyak pihak untuk membentuknya. Paling tidak dibentuk dari rumah dulu
Saya pro sistem pendidikan yang lebih mengutamakan karakter. Di Indonesia udah dimulai dengan homescholling dan sekolah swasta yang menggunakan kurikulum internasional. Baru kemudian diikuti belakangan oleh sekolah nasional atau negeri dengan perubahan kurikulum terbaru.
Kurikulum lama kita mengacu pendidikan peninggalan Belanda. Walau Belanda termasuk memiliki sistem pendidikan yang baik, tapi saat menjajah Indonesia mereka.menciptakan sistem kelas masyarakat. Sehingga hanya kelas masyarakat tertentu yang bisa sekolah sampai tinggi. Dan… mereka gaya komunikasinya satu arah karena menganggap pribumi bodoh dan tak perlu didengar opininya. Itu yang keterusan sampai Indonesia merdeka.
Pendidikan karakter emang penting, buat dasar juga. Di Jepang dan China kayanya ngutamain ini juga. Kalau di Indonesia, aku belum pengalaman. Kemarin Keponakan cari sekolah dan emang ngaji juga. Cuma emang kurikulumnya gak disatuin. Jadi, pagi tetap sekolah formal. Baru sore malam, sekolah pondok
menurut saya, apapun sistem pendidikan yang diterapkan atau dipilih yang pertama harus di utamakan adalah kesiapan. siap dengan pengetahuan ttg kurikulum tersebut, siap dengan a b c d e nya. karena kalau gak siap bisa bisa banyak protes. kurikulum apapun bagus, termasuk kurmer. beneran loh, yang jadi di luar harapan adalah implementasi yang berpangkal pada kesiapan dan konsistensi, dan biaya tentu saja.