Wayang Golek: Media dan Penguatan Pendidikan Karakter Kepada Anak

Ada yang seru dan tidak biasa pada perpisahan dan kenaikan kelas di SMPN 1 Pagelaran tahun 2024. Acara puncak hiburannya menggelar kesenian Wayang Golek, dengan dalang Dadan Sunandar Sunarya (Putra dari maestro wayang golek di Indonesia, Asep Sunandar Sunarya alm).

Pagelaran kesenian wayang golek dari Padepokan Giri Harja 3 Bandung yang digelar Jumat malam 28 Juni 2024 di Lapangan Desa Pagelaran Kecamatan Pagelaran Cianjur Selatan pun jadi bahan perbincangan yang cukup hangat.

Bagaimana tidak, pagelaran wayang golek saat ini sudah jarang ditemukan di jaman sekarang. Selain biaya untuk menggelar seni khas Sunda ini cukup besar hingga mencapai seratus juta rupiah, pun yang menyukai hanya sebagian besar para orang tua jadul alias angkatan orang tua yang lahir sebelum kemunculan telepon dan internet.

Wayang golek media penguatan pendidikan karakter
Pecinta Wayang Golek mayoritas masyarakat senior?

Anak Sunda jaman now mungkin tidak tertarik dengan seni budaya wayang golek. Padahal jika ditelaah lebih dalam, dalam pagelaran wayang golek banyak sekali pelajaran hidup dan pepatah serta petuah yang begitu penting untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Banyaknya manfaat yang bisa diserap dari pagelaran seni wayang golek, tidak salah jika jajaran pengurus SMPN 1 Pagelaran beserta komite sekolah dan rengrengannya menjadikan wayang golek sebagai media hiburan acara akhir tahun sekolah sekaligus penguatan pendidikan karakter yang sangat dibutuhkan oleh setiap anak.

Wayang merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Dalam seni wayang di dalamnya terdapat berbagai macam perpaduan seni, mulai seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan seni perlambang yang kesemuanya berkolaborasi menghasilkan pagelaran wayang yang spektakuler.

Wayang golek banyak memberikan pelajaran hidup dan pendidikan karakter
Ternyata anak jaman now juga banyak yang mancho, nonton wayang golek meski cuaca hujan deras

Wayang Golek Media Pendidikan Karakter di Tatar Sunda

Wayang golek adalah suatu seni pertunjukan tradisional yang telah menjadi bagian dari jati diri orang Sunda.

Meski anak mudanya sudah banyak yang meninggalkan seni wayang golek ini, namun tidak sedikit yang mengakui kehebatan pagelaran wayang golek secara antusias.

Wajar kalau anak muda mulai berpaling dari seni tradisional wayang golek, secara perkembangan dunia hiburan yang kini lebih didominasi oleh jenis-jenis kesenian modern, telah mengakibatkan semakin langkanya pertunjukan kesenian wayang golek dipergelarkan. Hal itu tentu saja jadi semacam pembatas bagi anak muda untuk mengetahui lebih banyak akan seni wayang ini.

Padahal dengan pendidikan karakter yang sistematis dan terencana dalam mendidik dan mengembangkan bakat serta minat peserta didik untuk membangun karakter pribadi yang lebih baik sehingga tumbuh menjadi individu yang bisa memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, bagi keluarga maupun bangsa dan negara media pendidikan karakter seperti wayang golek ini sangat diperlukan.

Menurut Samani dan Hariyanto (2013:45) dalam bukunya yang berjudul Konsep dan Model Pendidikan Karakter, menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, rasa dan karsa

Dengan demikian jelas jika pendidikan karakter sangat penting bagi setiap orang. Maka guru dan orang tua sudah seharusnya menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak didiknya sejak dini.

Strategi Implementasi Pendidikan Karakter

Beberapa strategi yang dapat di implementasikan kepada anak mengenai penanaman pendidikan karakter ialah -di antaranya- dengan:

Memberikan teladan

Mengajarkan sopan santun

Menanamkan jiwa kepemimpinan

Bisa menceritakan pengalaman yang inspiratif

Kegiatan literasi

Pengenalan Seni Budaya

Media pendidikan karakter seni budaya tradisional lokal wayang golek
Mengajak anak nonton wayang golek, menerapkan pendidikan karakter sejak dini melalui seni budaya tradisional

Meneladani Pendidikan Karakter dari Seni Budaya Wayang Golek

Di jaman modern perlu adanya strategi untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter supaya pertumbuhan anak sesuai dengan perkembangannya. Salah satunya dengan strategi kebudayaan, yaitu kesenian wayang golek.

Wayang golek sebagai pembaharuan dari wayang kulit, adalah boneka yang terbuat dari kayu yang ditatah, diukir, dicat diberi busana dan karakter sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan agar bisa disaksikan siang maupun malam hari.

Yang lebih menarik dari wayang golek ialah bentuknya yang hampir menyerupai bentuk (boneka) manusia.

Menurut Santosa (2011) dalam konteks kebudayaan, tujuan utama dari pertunjukan wayang adalah memberikan petunjuk kepada manusia untuk berlaku yang baik dan benar dan memacu cipta, rasa dan karsa ikut membangun berbayang agung, serta memayu hayuning bawana.

Pertunjukan wayang memiliki budi pekerti luhur yang diharapkan membuat kehidupan masyarakat berada dalam kerangka tata tentrem kertaraharja.

Pun dalam pagelaran wayang golek pada puncak acara perpisahan dan kenaikan kelas SMPN 1 Pagelaran dengan judul Sanghyang Wirayuda, terdapat banyak petuah, nasihat dan keteladanan hidup yang bisa kita jadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dicontoh tidak hanya oleh orang dewasa tapi juga oleh anak-anak.

Wayang golek mengambil sumber kisah dari cerita keseharian masyarakat. Oleh karena itu, tidak bisa hanya mengandalkan satu pakem alur cerita saja.

Logikanya wayang golek menceritakan cerita sehari-hari yang dinamis, yang berubah, jadi memang harus bisa menyesuaikan. Dari pembawaan cerita, sampai berbagai alat pendukungnya juga pasti berubah.

Contoh pada lighting ketika pagelaran wayang golek tengah berlangsung, mulai dari penerangan pakai obor, beralih ke lampu patromax, terus pakai lampu pijar, terus berganti lampu neon, hingga sekarang ada LED.

Wayang golek media pendidikan karakter seni budaya
wayang golek media pendidikan karakter seni budaya

Wayang Golek sebagai Media Pendidikan Karakter

Apa pun perubahan yang mengiringinya wayang merupakan budaya Indonesia yang harus terus dijaga dan dirawat dengan baik.

Selain anak-anak kita bisa menjadi generasi penerus, dengan menonton pertunjukan wayang sekaligus mengangkat seni budaya negara sendiri.

Tanpa budaya maka tidak akan ada ciri khas dalam diri masyarakat. Hal ini sangat bagus diterapkan terhadap anak, selain memiliki pesan moral, wayang juga bisa meningkatkan imajinasi anak, sosial emosional, kognitif dan seni pada anak.

Pemanfaatan wayang golek sebagai media pendidikan karakter dapat memberikan gambaran mengenai sifat- sifat, karakter dan tingkah laku sosial di dalam kehidupan bahwa ada sifat yang baik dan ada sifat yang buruk.

Dalam pendidikan, pemanfaatan wayang golek sebagai media pendidikan karakter dapat memasukkan unsur-unsur yang ada dalam cerita-cerita pewayangan.

Sebagai contoh tokoh wayang Yudistira yang dapat diteladani dalam pembelajaran budi pekerti, karena Yudistira mempunyai sifat dan watak bijaksana, penuh rasa percaya diri, hampir tak pernah berbohong semasa hidupnya.

Begitu pula tokoh lain dalam pewayangan, ada yang bersifat adil, jujur, sabar, taat terhadap ajaran agama, ada juga yang suka memfitnah, bikin onar dan mengganggu ketertiban.

Wayang golek menguatkan pendidikan karakter anak
Banyak pelajaran hidup ketika nonton pagelaran wayang golek. Apalagi saat cuaca buruk

Dari pembelajaran berbagai karakter tokoh wayang tersebut, sehingga perlu dibangun kebudayaan wayang sejak anak usia dini dan menjadikan wayang itu menjadi media pendidikan karakter

Berbagai permasalahan kemerosotan nilai pendidikan karakter semakin muncul ke permukaan, terutama pada anak yang masih perlu diperhatikan. Nantinya selain mempunyai karakter yang baik, anak juga diharapkan dapat menumbuh kembangkan kecintaan pada budaya masyarakatnya dan akhirnya akan mempertebal rasa nasionalisme yang cinta pada kebudayaan bangsanya.

Apalagi, wayang golek adalah warisan budaya yang sangat berharga, jadi gak berlebihan kalau guru dan orang tua mewajibkan anak-anak sebagai calon generasi masa depan bangsa mengetahui seni budaya wayang golek dengan segala karakternya.

Begitu kuatnya pendidikan karakter dalam menentukan jalan hidup seseorang, bisa dibuktikan dengan membaca artikel selanjutnya tentang Rahasia Pendidikan Karakter Cegah Perundungan alias Bullying. Yuk dibaca sampai tuntas ya…

21 thoughts on “Wayang Golek: Media dan Penguatan Pendidikan Karakter Kepada Anak”

  1. Dulu di TV suka nonton wayang golek dalangnya Asep Sunandar Sunarya. Zaman itu interaktif, boneka/goleknya bisa keluar sesuatu dari mulutnya. Wkwkwk…
    Memang kudu kreatif sih, biar penonton suka dan engga bosen. Apalagi ngabodornya kan kekinian…

    Reply
  2. Wah dulu di TPI acara Asep Show ya teh. Lucu pisan hehe.

    Dan memang menarik banget nih wayang golek untuk pendidikan karakter 🙂

    Reply
    • Udah lama banget aku gak liat pertunjukan wayang golek. Dulu di TV masih ada, sekarang udh gak pernah liat lagi. Klo buat belajar tentang wayang aku suka ajak anak2 ke museum wayang.

      Reply
  3. Harus banyak terus disiarkan sih, acara wayang baik lewat pagelaran, siaran televisi, maupun di media sosial biar banyak yang mengenal lagi

    Reply
  4. Wah senengnyaaa….
    Semenjak tinggal di kampung, saya sering berharap dapat undangan nikah dengan pertunjukan wayang golek, bukannya organ tunggal
    Mungkin karena mahal ya? Harapan saya itu sampai sekarang belum terwujud

    Reply
  5. Ayahku dulu suka nonton Wayang. Jadilah aku nggak asing soal Wayang, walau gak jago menghafal namanya. Sekarang Wayang Golek jadi media buat pembelajaran juga. Anakku pas studi tour ke pusat wayang. Mereka senang mengenal budaya Indonesia.

    Reply
  6. Udah jarang banget ada yang menggelar acara wayang golek begini. Hampir nggak ada malah ya.

    Tapi beneran deh. Soal media untuk menanamkan karakter, wayang golek bisa banget kita pakai.

    Reply
    • He em kak Yuni, jarang daku dengar pagelaran wayang. Kesempatan ini untuk menghidupkan dan sosialisasikan ke generasi muda, agar budaya ini tetap eksis

      Reply
  7. Saya yakin wayang golek memang benar punya kontribusi pada pendidikan karakter. Seperti yang telah diulaskan di atas, ada banyak falsafah dan filosofi hidup yang terselip di saat wayang golek itu ditampilkan. Beragam pesan tentang kebaikan juga disampaikan. Semoga budaya ini terus lestari ya Teh. Jika bukan generasi-generasi sekarang, siapa lagi yang akan menjadikan wayang golek sebagai kekayaan seni tanah air.

    Reply
  8. Saya juga setuju sih mba wayang goleng harus terus dilestarikan karena bisa memperkenalkan. Kesenian Indonesia sampai ke dunia. Anak-anak zaman sekarang juga harus diperkenalkan dengan pertunjukkan yang unik ini.

    Reply
  9. dulu, dulu pas masa kecil. Saya enggak ngeh, Wayang Golek isinya apa. Sekarang ini saya sudah mengerti kalau Wayang Golek itu ternyata memberikan sebuah pelajaran yang disuguhkan dengan cerita. Mungkin nggak ya, budaya Wayang Golek ini bisa dihidupkan kembali?

    Reply
  10. Wayang golek tuh jaman dulu termasuk hiburan mahal ga sih mba? Tapi saya suka banget sama pelestarian budaya kayak gini, sayangnya kayaknya pecinta wayang golek masih generasi yang dulu2 ya, belum merambah ke generasi jaman now

    Reply
  11. Aku baru menikmati pertunjukan wayang golek melalui acara TV, belum pernah secara langsung. Tapi saya dan anak suka menontonnya, ternyata sangat manjur sebagai media pendidikan karakter untuk anak ya. Semoga tetap lestari seni wayang golek ini.

    Reply
  12. Wah salut dg sekolah yang memperkenalkan kembali wayang golek kepada murid, wali murid dan juga masyarakat sekitar. Ini salah satu langkah tepat utk pelestarian budaya ya..

    Reply
  13. Klo di sini ga ada Teh pementasan wayang golek. Di Jawa Tengah lebih cenderung menggunakan wayang kulit sebagai medianya. Saya lebih suka nonton wayang orang, soalnya klo wayang kulit, saya tuh ga bisa mbedain bentuk2 wayangnya. Mana yang Yudistira, mana yang Nakula dan Sadewa. Klo Bima sih beda sendiri ya, jadi tau.

    Reply
  14. Aku setuju banget untuk acara perpisahan dan kenaikan kelas, dilakukan seperti SMPN 1 Pagelaran. Yang mengadakan sebuah acara budaya agar anak-anak excited dan bangga dengan warisan budaya bangsa.
    Kalau acara berfaedah begini kan.. gak ngabisin duit orangtua yaa.. daripada wisuda-wisuda pamer outfit.

    Reply
  15. Wayang Golek termasuk salah satu aset bangsa yang harus tetap lestari ya mbak. Bagaimanapun juga kita harus bangga terhadap kesenian ini dan tetap menjaganya agar tidak punah di makan jaman. Mengenalkan kesenian ini kepada anak-anak, selain untuk penguatan karakter juga mengajak mereka untuk lebih mencintai budayanya sendiri.

    Reply
  16. Aduh nonton ayang golek. Jadi inget masa kecil. Dulu masih banyak yang hajatan nanggap wayang golek. Aku suka diajak almarhum bapak nonton wayang golek. Apalagi kalo dalangnya terkenal. Tapi kalopun gak terkenal, aku suka. Karakter cepot dan sodara-sodaranya, walopun kocak, tapi banyak ngajarin karakter baik. Huhu kangen nonton wayang golek lagi. Udah gak ada di sini mah, Teh. 🙁

    Reply
  17. jangankan anak zaman now Mba, aku sendiri sejak kecil jg ga tertarik ama wayang wkwk ga bisa enjoy menikmati seninya gitu. tapi beberapa karakter pewayangan aku tahu.. lebih suka baca ceritanya daripada menikmati pertunjukannya

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics