Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengeluarkan keputusan reformasi sistem pendidikan Indonesia melalui kebijakan Merdeka Belajar. Tujuannya untuk menggali potensi terbesar para guru sekolah dan murid, serta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri di Indonesia.
Saatnya Mandiri Belajar Tinggalkan Kebiasaan Monoton
Sebagaimana kita tahu dan mungkin mengalaminya, bahwa sudah sekian puluh tahun sistem pendidikan negara kita hanya terpaku pada guru menerangkan, murid menyimak. Itu saja.
Sebagaimana dikatakan Mas Menteri selaku orang pertama di Kemendikbudristek bahwa memang tidak akan mudah mengganti kebiasaan yang sudah turun temurun selama puluhan tahun dijalankan masyarakat Indonesia itu.
Sejak dulu sistem belajar di sekolah Indonesia berpusat pada satu arah. Guru memberikan materi, murid menerima.
Saya pun masih ingat dengan jelas, sejak masuk sekolah, kesehariannya hanya menghafal dan menghafal. Rumus dihafal, teori dihafal.
Sampai Buku Atlas, serasa dikuasai sendiri secara dari sana sumber hafalan ilmu pengetahuan sosial kebanyakan berasal. Mulai menghapal nama negara, nama ibukotanya, sampai siapa presiden atau perdana menteri yang sedang menjabat.
Sejarah Indonesia mulai jaman kerajaan, sampai jaman kemerdekaan hingga pemberontakan, semua harus diingat termasuk tanggal dan tokohnya karena akan keluar di soal ujian.
Ada yang pernah mengalami seperti saya itu?
Sungguh kalau dipikir-pikir lagi sekarang, ibarat kegiatan yang sangat monoton bila dilihat dari dunia pendidikan yang sudah terbuka ini. Meskipun tentu saja ada juga sisi baiknya, tapi tidak heran pada jaman itu banyak anak malas mengikuti mata pelajaran tertentu karena bosan dan merasa tidak ada hal baru.
Upaya Memerdekakan Sistem Belajar
Sekarang jamannya sudah berubah. Murid sudah bisa lebih kritis dan kreatif. Banyak hal yang bisa dieksplorasi oleh murid mulai dari literasi, numerasi, sampai karakter. Saat itulah sebenarnya murid memerlukan kesempatan untuk memerdekakan dirinya dalam belajar.
Adanya perubahan ke Merdeka Belajar, tentu saja masih belum bisa diterima banyak pihak. Bahkan bagi yang belum tahu sudah menjudge duluan kalau Merdeka Belajar itu kegiatan tanpa pemikiran yang matang.
Padahal konsep Merdeka Belajar banyak memberikan ruang dan kesempatan kepada guru dan murid untuk mempraktikkan dan mengamalkan pendidikan karakter yang selama ini sudah diajarkan sejak dini.
Merdeka Belajar Bagian dari Pendidikan Karakter
Ingat, belajar itu bukan hanya kegiatan menghafal dan bukan mengingat saja. Belajar adalah sebuah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Bisa ditunjukkan seperti berubah pengetahuannya, perubahan pemahamannya, perubahan pada sikap dan tingkah lakunya menjadi lebih baik, berubah lebih banyak pada keterampilannya, adanya perubahan pada kecakapan anak dan kemampuannya, perubahan pada daya reaksinya, perubahan daya penerimaannya dan perubahan aspek lainnya yang ada pada diri si pembelajar tersebut.
Merdeka Belajar memfasilitasi guru dan anak dengan kebebasan berpikir dan berdiskusi sehingga guru bisa terus mendampingi anak dengan maksimal dan anak bisa tumbuh secara optimal.
Sementara kita tahu, kalau sikap mau menerima pendapat orang lain, mau berdiskusi, mau bekerja sama dan masih banyak lagi sikap baik lainnya, itu semua adalah cerminan dari nilai-nilai pendidikan karakter yang bisa kita temukan dalam konsep Merdeka Belajar.
Merdeka Belajar dan Pendidikan Inklusif
Boleh dikatakan sistem Merdeka Belajar itu sejalan dengan semangat pendidikan inklusif. Dimana layanan pendidikan ini membebaskan mengikutsertakan anak dengan kebutuhan khusus (ABK) belajar bersama anak normal (non-ABK) dengan usia sebayanya di kelas reguler. Semua memiliki kesempatan dan hak yang sama. Tanpa diskriminasi, tanpa intoleransi.
Diskusi menjadi salah satu bentuk adanya kemerdekaan siswa saat belajar yang diterapkan kepada anak. Diskusi menjadi media komunikasi dalam sistem Merdeka Belajar antara guru dan siswa dalam mencerna materi yang dipelajari. Sehingga, siswa dapat lebih leluasa memahami materi secara lebih mendalam dari berbagai sudut pandangnya.
Melalui sistem Merdeka Belajar siswa dan atau mahasiswa di kampus merdekanya, bisa memilih pelajaran yang diminati sesuai dengan bakat dan minatnya.
Dengan adanya kebebasan seperti itu diharapkan para siswa dan mahasiswa bisa menjadi sumber daya manusia yang unggul, yang mampu mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan sumbangsihnya yang paling baik dalam berkarya bagi bangsa.
Merdeka Belajar Melahirkan SDM Unggul
Pentingnya memiliki sumber daya manusia (SDM) yang unggul merupakan solusi dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Sebagaimana disampaikan Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim bahwa: “Apapun kompleksitas masa depan, kalau SDM kita bisa menangani kompleksitas maka itu tidak menjadi masalah” (FORWAS Edisi ke-3/2019).
Tentu saja SDM unggul ini adalah pribadi yang intelektual yang memiliki keunggulan pendidikan karakter kompetitif dan komperatif, serta siap menghadapi era globalisasi.
Apalagi saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan eksternal berupa hadirnya Revolusi industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system. Dengan kemajuan teknologi, basis informasi, pengetahuan, inovasi, dan jejaring, yang menandai era penegasan munculnya abad kreatif.
Dan SDM kita juga memiliki tantangan yang bersifat internal, berupa gejala melemahnya mentalitas anak-anak bangsa sebagai dampak maraknya simpul informasi dari media sosial.
Nah, menghadapi tantangan itu semua tentu harus diimbangi dengan pendidikan karakter dan pendidikan formal yang bermutu supaya dapat menjamin tumbuh kembangnya SDM yang berkualitas, yang bisa bertindak cepat, tepat, dan mampu beradaptasi dengan baik dalam mengantisipasi sekaligus mengatasi dampak negatif dari gelombang perubahan besar tersebut, bukan?
Namun sayangnya kondisi pendidikan kita belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Salah satu indikatornya berdasarkan data skor PISA (Programme for International Students Assessment) tahun 2015 pada tingkat literasi yang meliputi tiga aspek; membaca, kemampuan matematika, dan kemampuan sains, masih berada pada peringkat 10 besar terbawah yaitu peringkat ke-62 dari 72 negara anggota OECD (Orgnization for Economic Cooperation and Development).
Bahkan tingkat literasi negara kita masih kalah dari negara Vietnam (Kompasiana, 16/12/ 2018). Sungguh sangat disayangkan ya.
Karena itu Kemendikbudristek selaku leading sektor pendidikan nasional yang berperan penting dalam mewujudkan kualitas SDM Indonesia, menindaklanjutinya dengan mengeluarkan berbagai kebijakan penting, diantaranya kebijakan pendidikan Merdeka Belajar ini.
Merdeka Belajar dan Pendidikan Karakter
Program Merdeka Belajar yang searah dengan pendidikan karakter akan menjadi arah pembelajaran ke depan yang fokus pada meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana arahan bapak presiden dan wakil presiden.
Merdeka Belajar mungkin hanya sebagai langkah awal dari sekian banyak gagasan untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional yang terkesan monoton.
Merdeka Belajar menjadi salah satu program menciptakan suasana belajar di sekolah yang bahagia dengan suasana yang menyenangkan. Happy untuk peserta didik dan happy juga untuk para guru.
Supaya pemahaman kita semakin banyak terkait Merdeka Belajar dan Pendidikan Karakter, baca juga yuk, ulasan mengenai Profil Pelajar Pancasila dan Pendidikan Karakter. Informasinya sangat penting sehingga kita juga bisa menjadi Pelajar Pancasila, lho!
Sistem Merdeka Belajar dan pendidikan inklusif memang punya potensi besar untuk membuka pintu kesempatan yang sama bagi semua siswa, tanpa terkecuali. Namun, keberhasilannya masih ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk kualitas pendidikan yang diberikan. Penting bagi kita semua untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan, agar setiap anak Indonesia benar-benar memiliki kesempatan untuk berkembang maksimal dan memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa ini.
Merdeka Belajar memberikan kesempatan interaksi lebih antara guru dengn siswa, pun siswa dengan siswa. Namun demikian tetap butuh pengawalan yang bagus, khususny dalam implementasi kurikulum sehingga hasilnya bisa benar-benar sesuai harapan
teh aku baru aja selesai bikin modul ajar buat paud kelas B, kebetulan aku juga aktif jadi guru paud, jadi suka diperbantukan untuk bikin modul ajar
Kurikulum merdeka belajar ini sangat pas untuk mengembangkan pendidikan karakter yaa teh
Lebih fokus pada siswa
Saat saya masih sekolah, malah awalnya murid disuruh menyalin dulu. Baru guru menerangkan, tanya jawab, guru memberikan PR, PR diperiksa, lalu lanjut ulangan. Nah, dengan konsep belajar merdeka, memang diharapkan guru dan murid sama-sama aktif. dan pastinya memberikan suasana belajar yang baru dengan hasil yang lebih maksimal
Dulu waktu sekolah pernah ada tugas yang ‘memaksa’ anak-anak buat nyari materi sendiri. Asli sedih soalnya internet gak semudah sekarang kan. Kalau saat ini pakai konsep merdeka belajar, ya cocok-cocok aja. Menyesuaikan anak zaman jigeum
satu sisi merdeka belajar bisa membangkitkan semangat si pelajar untuk belajar sesuai minat. Namun di sisi lain, ada kurangnya juga bagi pelajar yang kurang pada materi terntentu dan memungkinkan kurangnya perhatian si pengajar terhadap hal itu
Kurikulum Merdeka ini program yang terkini dan baik sekali untuk anak-anak belajr dengan cara menyenangkan. Dengan mengerjakan proyek sendiri maupun berkelompok, pendidikan karakter dapat dipraktekkan nyata. Ide dituangkan dalam karya. Orangtua dan guru menjadi pendamping yang baik, namun tidak perlu ikutan membantu dengan tujuan hasil sempurna. Biarkan anak berkreasi sendiri.
Kita seforum pelatihan ibu penggerak berarti, Teh. MasyaAllah keren, sudah merangkum dengan rapi. Saya jadi melek tentang merdeka belajar di kurikulum sekarang ini, karena beda dengan zaman saya yang masih pakai KTSP dan sempat ganti K13
Aku sih mendukung banget konsep Merdeka Belajar nih, tapi guru harus kreatif sih ya…Karena engga terpaku harus menyelesaikan modul yg seabreg. Semoga generasi yad makin maju nih, engga kalah dengan negara lain.
ide kurikulum ini oke tapi faktor keberhasilannya ini yang susah diukur karena banyak faktor eks nya menurutku. Bahkan di sekolah anakku belum semua kelas menerapkannya dengan alasan kesiapan tenaga dan bahan belajarnya
aku suka deh konsep kurikulum merdeka belajar ini, jadi bisa lebih spesifik gitu lho ke kebutuhan masing-masing sekolah karena setiap daerah pasti beda karakter muridnya, di desa di kota juga pasti beda kebutuhannya. mungkin memang cukup membuat tenaga pendidik kesulitan karena harus berpikir keras bikin kurikulum merdeka, tapi justru bagus juga untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik di indonesia
semoga implementasinya bisa lebih baik di masa depan ya mbak. cz tujuannya kan udah bagus, tinggal penerapannya nih dimaksimalin
Setujuuu, tapi sepertinya dalam pelaksanaannya mungkin butuh waktu lama untuk adaptasi, salah satunya yang terpenting dari sisi guru karena udah terbiasa mengajar dengan metode didikte di kelas. Tapi bukan tidak mungkin suatu hari sistem pembelajaran di negara kita untuk anak-anak akan semakin memerdekakan semua pihak dan kegiatannya jadi lebih menyenangkan
jadi inget waktu aku sekolah dulu, kayaknya memang murid terkesan pasif dan guru lebih aktif. Tapi semua balik lagi ke siswanya, kadang ada siswa yang merasa udah takut duluan sebelum bertanya ke gurunya
Metode belajar sekarang dengan konsep merdeka belajar memberikan pendidikan dari dua arah, dan diharapkan siswa bisa lebih aktif lagi untuk berdiskusi
Memang gak mudah ini awalnya, tapi sekolah anakku sudah menerapkan ini sebelum di Kemendikbud mencanangkan merdeka belajar. Anak-anak belajarnya memang sudah dibuat secara kreatif dan juga mandiri. Selain ini juga membangun karakter si anak dan juga menumbuhkan kemandirian.
Semoga Indonesia bisa menerapkan sistem merdeka belajar ini.
Karena sejujurnya harus dipersiapkan dari segi tenaga pengajar dan mental muridnya juga agar sama-sama mendapatkan hasil optimal.
Karena mandiri belajar juga tetap harus ada tolak ukur pencapaiannya.
Semoga dengan adanya merdeka belajar, anak-anak Indonesia semakin keren, dan bisa menjadi generasi kebanggaan Bangsa ini.
secara konsep kayaknya bagus ya konsep merdeka belajar ini tapi untuk praktiknya kayaknya masih sulit karena banyak faktor yang mempengaruhi. saya sendiri berharap banget negara kita bisa maju seperti negara lain di bidang pendidikan tapi ya kadang suka kesal dengan kurikulum sekarang yang berat banget kayaknya buat anak-anak
Jika guru, siswa, sekolah dan ortu benar-benar kerjasama menerapkan konsep merdeka belajar aku yakin anak-anak akan mampu sukses dengan cara mereka masing2.
kadang yang jadi kendala, konsepnya udah keren tapi aplikasinya balik lagi ke cara lama
Merdeka belajar ini banyak manfaatnya ya diantaranya anak dapat pengalaman nyata membuat proyek, bisa belajar bekerja sama dengan teman-teman juga jadi lebih akrab dan kompak..
Berdoa semoga ini adalah the right track untuk Indonesia
dengan keragaman Indonesia, Kurikulum Merdeka menjadi salah satu solusi tepat ya teh Okti
Setuju, Teh. Waktu kecil kita sekolah cuma mendengarkan guru dan diwajibkan menghafal. Kalau dulu ada buku Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap (RPUL), udah keren banget deh kalau ngafalin buku itu. Dengan Kurikulum Merdeka Belajar sistem pendidikan tidak lagi satu arah, justru terpusatnya pada siswa. Aku memiliki harapan yang sangat besar dengan kurikulum yang baru ini. Semoga bisa terus berjalan dan menghasilkan SDM unggul di masa depan.
Sangat optimisi banget aku tuh dengan Merdeka Belajar, bagaimana tidak? Secara pengajaran pun sangat melibatkan keaktifan murid dan guru. Kemudian generasi penerus tidak dituntut buat jadi penghafal kaya generasi jaman kita. Tentu sangat bagus bagi seluruh siswa, semua akan memiliki kesempatan sama, semoga dapat mencetak SDM yang berkualitas serta unggul dan dapat bersaing dikancah luas.
Di sekolah anakku udah menerapkan kurikulum merdeka juga mak, cukup unik karena kayanya pendalamannya lebih ke skill sama pengalaman anak yaaaa..
Kurikulum merdeka ini lebih fokus pada pengalaman dan keahlian yah, jadi anak juga memiliki cukup skill.
Si anak pun bisa mengembangkan skillnya sesuai minat dan bakatnya. Ini bagus juga sih buat perkembangan dan karirnya ke depan
Anak saya baru yang TK nih yang kebagian kurikulum Merdeka Belajar. Si kakak yang kini duduk di kelas 6 SD, angkatan tersebut belum menerapkan kurikulum Merdeka Belajar. Meski demikian, ada sedikit-sedikit cara belajar mereka yang saya lihat-lihat ya mengadopsi konsep merdeka belajar. Seru sih, belajar jadi gak monoton: buka buku, dengar penjelasan, kerja tugas, dst..
Kuruikulum merdeka bikin anak engga bosen ya teh karena jadi banyak dapat insight dan engga monoton dalam mengikuti pelajaran
Kurikulum Merdeka belajar ini bagus menurut saya, hanya saja pada saat bagian masak masak tingkat SD, entah apa istilahnya, terkadang merepotkan orang tua, apalagi jika orang tua terlalu banyak mengatur misalnya satu kelompok ada 5 orang diwajibkan patungan sekian, sehingga memberatkan orang tua. Saya sering baca curhatan ibu ibu di medsos, saya sendiri belum mengalami karena si kecil baru akan masuk SD tahun ini.
Beberapa orang tua juga ada mengeluhkan hal seperti ini di sekolah anakku
tapi sebenarnya bisa dikomunikasikan ke wali kelas
Merdeka belajar memang bagus untuk pengembangan siswa ke arah yang lebih mandiri. Terutama memang buat siswa yang memiliki kemampuan yang lebih. Akan tetapi untuk siswa yang kurang, apalagi tidak pedean, sistem merdeka belajar akan sangat menyiksa. Guru tetap harus bisa mengawasi dan mengarahkan ya yang begini. Terutama untuk pendidikan dasar.
Merdeka belajar itu konsepnya bagus cuma sedikit kurang matang. Semoga kedepannya bisa di upgrade terutama untuk anak2 yang tak terjangkau. Karena jujur kalau belajar dengan merdeka belajar itu semenyenangkan itu apalagi kalau sarana dan prasarana memadai. Cuma memang kalau ada yang kurang memadai jadi tantangan sendiri buat guru, sekolah, wali murid dan murid itu sendiri.
perubahan memang menuntut konsekuensi. semoga SDM pendidikan mendapat pembekalan yang cukup agar bisa melaksanakan kurikulum dengan baik dan tepat sasaran sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai
perubahan menteri pendidikan, berubah pula kurikulum yang ada, semoga perubahan kali ini lebih baik, sekilas yang saya amati pada anak saya, sepertinya kali ini lebih baik
Secara konsep alias di atas kertas, “Merdeka Belajar” ini seperti revolusi di bidang pendidikan. Tapi in fact, permasalah pendidikan di Indonesia bukan hanya soal kurikulum, ada masalah sosial, ekonomi, infrastruktur, hingga cara pandang masyarakat.
Sesederhana, pandemi melanda belajar jadi online. Solusi disediakan kuota gratis dari pemerintah. Tapi kenyataan banyak masyarakat yang gak punya hape, nggak dapat sinyal dan lain-lain.
Semoga petinggi-petinggi negeri ini benar-benar memperhatikan Pendidikan secara utuh dan menyeluruh ya. Karena bagaimanapun sangat dimaklumi bila memang sering sekali adanya perubahan dalam penerapan kurikulum pendidikan Indonesia. Terlepas dari kebutuhan politik, kita juga memang sepatutnya adaptif terhadap perubahan, karena adanya tuntutan perubahan zaman.
Iya banget lagi, zaman dulu lebih ke guru memberi murid menerima materi dan hapalan juga banyaknya. Aku setuju kalau lewat Merdeka Belajar ini guru anak jadi punya kebebasan berpikir dan berdiskusi. jadinya pendampingan pertumbuhan belajar anak maksimal
Bener banget itu teeehh.. mulai Atlas Dunia, Buku Pintar, RPUL, RPAL itu kita hapalin semuaaa… sampe takjub juga sih otakku kok muat ya dulu menghapal buku2 itu. Sekarang anak-anak kita gak kenal kayak gitu dan kita kdg masih aja ‘beliin’ buku-buku kaya gitu hehe…
Lewat Merdeka Belajar murid mmg dapat kebebasan menentukan apa yang ingin dipelajari, tidak perlu menguasai semua tapi benar2 yang diinginkannya. Sayang memang masih belum merata karena konsep ini bakal bener2 efektif apabila muridnya sudah ajeg dan dari latar belakang orang tua yang juga tidak abai dgn kecenderungan anaknya.
Tantangan dari masing-masing generasi sih ini yaa..
Kalau generasi kita dulu, wajar diberi cara belajar yang satu arah. Tapi anak sekarang cenderung lebih berani dalam mengutarakan pendapat dan pastinya cara belajar lama uda gak relatable lagi sehingga butuh kurikulum merdeka belajar yang membuat anak lebih kreatif dengan curiosity lebih tinggi.
Sempat ada yang kontra ya tentang kurikulum merdeka ini. Sebab, guru harus bisa menyesuaikan dengan tantangan zaman sekarang melalui konsep merdeka belajar. Anak dan guru harus sama-sama aktif dalam proses KBM. Semoga kurikulum ini membawa kemajuan dalam pendidikan untuk mewujudkan generasi yang kritis dan tetap beradab
Dari dulu pas waktuku sekolah sudah terdengar jga Mba harus merdeka belajar.. Tapi hasilnya belum maksimal ya, terkadang guru masih menerangkan dgn cara-cara yang lama. Padahal belajar di sekolah sudah semestinya kita bisa menerapkan merdeka belajar itu, semoga sistem pendidikan di Indonesia dapat lebih baik lagi kedepannya