Hari ini guru kelas Fahmi tidak hadir, selain putrinya sakit, ibunda gurunya Fahmi pun katanya sedang sakit juga. Sebagai pengisi kekosongan, guru lain yang datang dan memberikan tugas kepada Fahmi dan temannya.
Maklum anak-anak, saat ada guru mereka diam dan mengerjakan apa yang ditugaskan. Tapi ketika guru pengganti keluar kelas, wah keributan pun mulai tidak bisa dihindarkan. Ada yang jalan-jalan, bercanda dengan teman,main kucing-kucingan, saling melempar kertas, sampai akhirnya salah satu dari mereka ada yang menangis.
Seorang anak keluar kelas dan melapor kepada para orang tua yang sedang menunggu di luar. Diikuti oleh anak lainnya sama-sama melaporkan satu sama lain. Para orang tua hanya geleng kepala dan menasihati anaknya masing-masing saja. Lalu menyuruh mereka kembali masuk kelas. Supaya belajar sesuai dengan yang ditugaskan.
Rupanya di dalam kelas bukannya tertib, justru malah semakin ramai. Tidak hanya anak laki-laki, anak perempuan pun sama kacaunya. Bahkan anak kaki-laki mengganggu anak perempuan membuat anak perempuan balik membalas.
Tidak terima diolok-olok oleh teman sebangkunya seorang anak perempuan menangis. Bukannya diredakan, teman lainnya malah ikut mengolok dengan sebutan anak cengeng, anak mama, gampang nangis jangan sekolah udah minum susu saja di rumah dan olokan lainnya.
Begitulah anak-anak. Meski tidak bermaksud mau mengolok teman, tapi ketika teman lain ada yang mengolok seseorang, justru malah ikut-ikutan tanpa anak tahu kalau apa yang dilakukannya itu sangat tidak dibenarkan.
Jika orang tua tidak tahu masalahnya, atau mudah terpengaruh oleh laporan anak tanpa mengklarifikasi kepada semua pihak itu bisa menimbulkan masalah baru yang lebih runyam. Musuhan antar sesama orang tua sampai dendam yang selalu dicari untuk membalaskannya.
Untungnya beberapa orang tua teman Fahmi yang sering sama-sama mengantar jemput anak kami sama-sama paham, kalau anak kami yang kebetulan semua laki-laki ini termasuk anak yang aktif. Mudah lari-lari dan kadang suka jahil.
Jadi kami sebenarnya tidak takut anak kami dibully orang, tapi justru lebih takut kalau anak kami justru yang membully anak lainnya.
Kalaupun anak kami ada yang membully, kami tidak langsung memarahi anak, tapi justru mengajak ngobrol mereka. Bertanya bagaimana masalah awalnya, lalu apa yang membuat mereka saling mengolok atau bermusuhan sampai mereka mengeluarkan pendapat apa yang mereka mau dan bagaimana keinginan yang lebih baik bagi mereka dan temannya itu.
Hasilnya lumayan efektif. Meski masa mereka memang saatnya saling olok, saling tunjukkan kemampuan, tapi semua masih dalam batas wajar dan masih dalam pantauan orang tua serta guru. Tidak mungkin juga kami kekang mereka karena bagaimanapun mereka anak yang justru harus bergaul, bersosialisasi dan banyak interaksi dengan sesama.
Sejauh ini Fahmi belum pernah terlibat marahan sama temannya. Justru seringnya Fahmi jadi juru damai bagi teman-temannya. Mungkin karena Fahmi sifat dasarnya pemalu jadi memilih banyak diam dan jadi penonton manakala teman-temannya ramai saling olok satu sama lain.
Berikut ada tips melindungi anak dari bullying yang diambil dari Nutrisi Untuk Bangsa, semoga saja bermanfaat ya…
Melindungi Anak dari Bullying
1. Kasih kesempatan anak untuk bersosialisasi dan bergaul dengan pantauan orang dewasa.
2. Meski bukan teman satu kelas, atau teman satu pengajian, ajarkan kepada mereka kalau mereka itu tetap teman dan bukan musuh.
3. Selama di rumah mungkin kita bisa memantau anak. Tapi di sekolah siapa tahu? Karena itu orang tua sudah seharusnya berkomunikasi dengan para guru di sekolah. Supaya bisa mengetahui perkenperkem anak meski kita tidak berada di dekatnya.
4. Jika anak kita dibully orang, jangan langsung balik memarahinya. Tapi ajak bicara anak tersebut dengan lembut lembut, dan tetap melindungi. Tanya kenapa ia berbuat begitu, tanya maunya dia apa, biasanya akan ditemukan solusi dan minta anak itu untuk menyepakati.
5 . Meski anak kita bukan korban bully, bukan pula pelaku bullying, tetapi sebagai orang tua kita tetap harus memantau pergaulan dan sosialisasi sejauh mana Anka berinteraksi dengan dunia luar dan teman sekolah atau teman bermainnya
6 . Ada tips lain? Boleh banget ditambahkan. Semoga sharing nya bermanfaat bagi yang lain.
#SGMEksplor #GenerasiMaju #MombassadorSGMEksplor
Poin ke-4 ini yang kadang-kadang saya kebablasan. Abis kadang kesel juga sih anak kena bully, hehe..Apalagi kalau si Mbah anak saya denger langsung bullian itu…Ampun deh..
Benar. Saya pun merasakan demikian. Tapi kalau dipikir lagi, mungkin anak yg ngebuli itu melakukan demikian karena “sesuatu hal” seperti kurang perhatian dari orang tuanya, mencari perhatian, merasa selalu sendiri dll. Kalau kita menghakimi dia langsung, bukannya dapat jawaban kenapa dia begitu, juga bisa2 dia malah dendam dan ini yg kita takutkan…
Bullying dari masa ke masa udah ada sebenarnya ya, Teh, cuma dulu edukasi mengenai hal ini belum sebagus sekarang. Makanya saat ini penting banget mengajak anak berkomunikasi mengenai masalah bullying biar mereka tidak ikut melakukannya dan bisa juga melindungi diri mereka sendiri dari dampak bullying yang bisa mereka dapat dari mana aja. Thanks for the tips. Bagus banget itu tipsnya.
Ingat waktu itu ada teman anaku yang mengandung kalo si abang nangisin dia, lalu aku tanya abang ada apa kok temanya dibikin tangis… Kta abang dia selalu iseng sering jail barang-barangnya diumpetin… Kalo sudah gini bingung juga.. Paling kasih arahan saja deh
Tips yang sangat inspiratif kak. Tips yang ke- 5 harus banget ada, karna peran rang tua juga terhadap anak itu sangat penting sekali
Wah, bahasan bullying ini menarik banget Teh.
Anakku ada 2, laki dan perempuan masalah bully-nya beda bener dan cara mengatasinya pun beda.
Biasanya kalo anak cewek nih Teh, setiap kali lagi main bertiga pasti nanti kasusnya 2 orang berkomplot dan bakal ada 1 temen yang diledek2in hahaha.
Nambahin : ajari anak untuk cuek.hehehe..soalnya kalo baperan, ntar malah makin dibully,teh. Ini pengalaman pribadi. Sejak SD-SMA saya selalu dibully, untungnya saya tipe cuek, jadi masa2 sulit itu bisa dilalui dengan lancar..
Trims tambahannya ya…
Prema pernah jadi korban bully
Sempat sampai bikin dia agak trauma
Aku bicarakan baik-baik dengan pihak sekolah
Juga dengan si pelaku
Sekarang mereka berteman baik
Menurutku anak-anak itu masih bisa dibentuk
Apa yang mereka lakukan hanyalah meniru apa yang dia lihat dan dengar disekitarnya. Jadi tugas kita meluruskn hal-hal yang melenceng agar tak jadi kebiasaan
Bullying alurnya panjang. Jadi nggak bisa langsung judge gitu aja. Jangan sampai orang tua malah bikin drama makin ribet.
Saya setuju dengan poin-poin di atas, terutama poin keempat. Jangan langsung memberikan reaksi keras kepada anak tetapi tetap memperlakukan mereka dengan penuh kesabaran.
Peer pressure dan bullying semasa anak-anak masih sekolah memang berat bagi yang kena ya Mbak. Apa lagi bila anaknya pendiam dan suka ngalahan, dianggap takut sama teman-temannya. Iya tugas kita di rumah lah gimana cara menguatkan mental anak agar tak mudah merasa ter-bully. Dan tugas kita juga gimana caranya agar anak kita juga tak jadi pembully..Susah emang jadi orang tua, gak ada sekolahnya lagi 🙂
aa dulu pernah dibully waktu sd. udah diomongin ama gurunya, sama anaknya juga, masih berulang. malah anak yg ngebully kayak yg dendam gitu karna ngerasa diaduin. diomongin algi ama gurunya, gurunya cuek. anak itu emang bandel banget sampe gurunya ga bisa nanganin. daripada anak setres, akhirnya aa pindah sekolah dan hidup bahagia 🙂
Masalah bullian di sekolah memang dari masa ke masa akan selalu ada ya.
Saya dulu zaman SD korban dibully selama 5 thn lalu balik membully selama 6 bulan yg akhirnya saya sesali sampai sekarang.
Pas masuk SMP akhirnya saya mencoba mengubah cara saya berteman. Alhamdulillah, meski ada yg tetap ngebully, saya jadi lebih tahan banting dan gak berusaha membalik bullyan itu.
Rahasianya? Saya mulai belajar silat dan bikin rasa percaya diri saya meningkat drastis. Menekuni hobi bisa jadi pengalih perhatian yang bagus sih menurut saya.
Semoga kedekatan kita dengan anak bisa menghindarkan anak kita dari bully dan membully. Terima kasih tipsnya.
Iya juga yah Teh, anak-anak bila diberi kesempatan sejenak untuk bergaul dengan orang dewasa yang masih dalam hal positif bisa mengarahkannya untuk tampil lebih bijak
Waah dulu waktu jaman SD – SMA belum tau kalau ada bully, jadi kl saling ejek cuma sekedar bercanda dan jadi kenangan sendiri sih. Sekarang bully jadi makin dikenal, cara jelasin ke anak gimana yaa biar ga saking ngejek?
Yg penting saat anak lapor dibully ya kroscek lagi beneran gak. Lalu ortu jg jgn keburu emosi dulu marahin anak yg terduga membully ya teh. Komunikasikan dengan guru dan org tua si anak. Intinya semua bisa diselesaikan dgn komunikasi. Kdng anak ribut2 bsoknya udah selesai masalahnya, tapi ortu nih yg suka gk selesai2 kalau marahan. jd yg sebenarnya yg kyk anak kecil siapa ya hehe.
Gimana ya, bullying ini memang bisa terjadi di mana saja, apalagi anak-anak memang nggak selalu dalam pengawasan kita kan, jadi ya lumayan susah juga mengantisipasinya. Anakku kelas 2 Mbak, dan sempat jadi korban bullying karena dia kalau ngomong kenceng jadi dibilang galak. Sempat nggak ada teman juga, tapi belakangan sudah ketahuan siapa yang jadi “dalangnya”, karena ternyata nggak cuma anakku, tapi bbrp anak jadi korban bullying-nya. Sekarang aku lebih nguati anakku. Ajak ngobrol dan harus ditanamkan untuk tidak membalas bullying. Intinya harus dijaga terus kepercayaan dirinya dan tetap bersikap baik. Ya meskipun gak gampang, tapi ya mau gimana lagi?
Tingkatkan rasa percaya diri anak. Untuk beberapa kasus, anak dibully karena kelihatan gak percaya diri. Jadi memang paling mudah jadi sasaran bullying
Baiknya memang gitu sih tanya pada si yang bully, tapi terkadang sering terbawa emosi juga, dan balik memarahinya. Semoga tips ini membantu buat pembaca lainnya.
Kalau kejadian di lingkungan sekolah jangan lupa sampaikan juga ke guru..Bukan melapor dan memihak anak kita. Tapi pihak sekolah juga wajib tahu hala ini. Pun jika ada anak lain melakukan bullying ke temannya. Karena selain jadi tanggung jawab orang tua, bullying juga jadi PR bagi sekolah untukmencari solusinya
Jamannya masih sekolah gak pernah di bully karena temanku cowok semua. Paling waktu SMP di ceng-in sama teman sekelasku waktu tulisanku dimuat di majalah Gadis “ah gitu doang bangga, gue juga bisa”. Aku cuekin sih.
Noted ini tipsnya Teh, karena aku punya balita yg bulan Juni sekolah TK B.
Dari dulu bullying memang jadi momok ya. Kadang kita kesal jg sebagai ortu liat anak di bully, tapi memang ga boleh gegabah bertindak biar anak bisa bijak jg menanggapinya
Peran serta keluarga sangat penting dalam membentuk karakter seorang anak. Oleh karenanya, pola asuh di tengah keluarga harus menjadi prioritas. Jangan sampai menjadi tindak laku sebagai pembully pun demikian sebisa mungkin bentuk kepribadian sosial yang tinggi hingga ia mampu survive dan tdk menjadi korban bully
dulu aku pernah jadi korban bullying karna anak baru pindahan sekolah, cuma karna aku bersikap cuek, lebih galak dan gak takut kalau salah, pelaku bullying juga jadi segan, hal ini pun aku terapkan sama adik ku yang masih sekolah SD, sebagai kakak aku juga lebih ketat pantau pergaulan adik, lebih bawel tepatnya juga. hehe
Terima kasih tipsnya mbak. Jadi pelajaran buat saya nanti, tapi semoga aja deh anak saya gak pernah kena bully. Huhuhu. Serem membayangkannya.
Intinya orgtua harus bangga terhadao anak agar anak juga percaya diri ya mba. Itu salah satu tips yg pernah aku baca dalsm sebuah buku antibullying terhadap anak, hehe.
duh emmang bener banget nih, tapi emak harus tenang jangan langsung melabrak, soalnya kejadian deh ini sama anakku dibentak emak2 padahal itu bukan kasus bullying cuman rebutan ayunan je hehe