Bagiku keberadaan gurem atau kutu ayam (istilah Sundanya: sieur) adalah sebuah bencana. Sudah sangat menyiksa, menyita waktu dan membuat aku dan keluarga kehabisan akal menghadapinya.
Entah kenapa musim kemarau ini menyebabkan ayam-ayamku yang mengeram dihinggapi beribu-ribu ekor gurem. Padahal, beberapa musim sebelumnya tidak pernah ada, lho! Anakku sampai senang bermain-main dengan anak ayam saking lucunya. Tapi sekarang, tidak lagi. Justru aku larang keras karena keberadaan gurem yang bikin gatel itu.
Parahnya, gurem itu sudah menyebar ke pakaian, kasur dan bantal di ruang tv serta selimut! Sekian kali mencuci dan merendamnya, itu gurem tidak mati juga. Pernah aku merendam baju dengan sabun deterjen yang banyak. Setelah bejam-jam direndam lalu aku cuci. Tapi saat menjemurnya, itu gurem masih dengan santainya melenggang kangkung diantara serat pakaian. Kok ya tidak mati meski sudah direndam sekian lama? Sangat menjengkelkan!
Kasihan anakku, menggaruk kegatalan di sekujur tubuhnya. Sampai celana dalam dan kaos dalam menjadi tempat persembunyian gurem setelah sukses menyedot darah dari anak yang belum tahu apa-apa itu. Bekas gigitannya meninggalkan bintik-bintik dan meninggalkan bekas.
Segala upaya sudah kami lakukan untuk membasmi gurem yang sangat menyiksa itu. Mulai dari hasil bertanya kepada tetangga, teman dan hasil searching dari Google. Ada yang bilang pakai daun jeruk, kulit jeruk, dibakar, memakai kapur, dan menjemur semua bantal, kasur serta selimut. Begitu juga pakaian selalu disetrika.
Hanya satu yang tidak kami lakukan yaitu membasminya dengan pestisida. Bukan tidak ingin, tapi di daerah terdekat tidak ada penjual obat tersebut. Mungkin kalau ke kota kabupaten ada. Tapi kami belum sempat saja.
Gurem yang tubuhnya super mini namun larinya sangat gesit itu hampir tidak terlihat. Tahu-tahu sudah sakit mengigit dan saat kita lihat di tempat yang sakit itu (kalau si gurem belum kabur) akan kita temukan gurem tengah nungging mengigit di kulit. Kalaupun tidak mengigit, ada gurem berjalan di atas kulit itu gelinya minta ampun. Sangat mengganggu dan membuat tidak bisa nyenyak tidur.
Menghadapi gurem yang sangat menjengkelkan ini kami hanya berharap semoga musim hujan segera tiba. Berharap dengan pergantian musim secara sendirinya gurem akan musnah.
Berharap pula cukup kami saja yang mengalami kesengsaraan akibat gurem ini, tidak bagi yang lain.
Berikut tips yang bisa aku bagi berkaitan dengan gurem berdasarkan pengalaman selama ini:
1. Jika membuat kandang ayam, hendaknya jangan ditempatkan dekat dengan rumah.
2. Jika ayam sedang mengeram, telur yang tidak menetas segera buang. Begitu juga dengan tempat ayam mengeram, jika ayam sudah turun, segera saja bakar.
3. Segera ganti pakaian jika sudah merasa gatal karena digigit gurem.
4. Pakaian yang sudah dicuci, setrika untuk memastikan jika masih ada gurem di serat pakaian benar-benar mati.
Semoga terhindar dari bencana gurem 🙂
Saya juga pernah mengalami, benar2 menyiksa gatalnya. Ya ampun kapok dah
Ini saya mengalaminya..sampai masuk kedalam beras banyak banget.. solusi berantasnya yg ampuh gimana??
Gurem ini kutu ayam ya mba?
emang ngeselin banget, apalagi kalau abis bertelur.
Banyak banget kutu ayamnya