Ayam Versus Kura-kura

Suara ayam betina yang sedang bertelur dari samping rumah membangunkan tidur saya siang ini. Berisik sekali suara petak-petok ayam itu. Saya yakin bukan saya saja yang merasa terganggu dengan kebisingan yang diakibatkan suara ayam kampung yang saya pelihara di belakang rumah ini, tapi juga tetangga sekitar rumah kami. Oh maafkan ayam kami, para tetangga…

Bangun tidur secara mendadak itu sebenarnya bikin kepala keliyengan. Setelah pikiran terkumpul semua, baru saya bangkit dan menengok dari jendela, penasaran ayam mana yang sudah bikin seberisik itu?

Dari jendela, dengan mata minus tanpa mengenakan kacamata agak susah memperhatikan ayam-ayam yang memang selalu bergerombol di sekitaran kandang.

Perlu sedikit waktu untuk memperhatikan, ternyata si putih dua yang sedang akan bertelur. Pantas ribut banget, secara si putih dua ini memang pertama kalinya ayam itu bertelur.

Saya kasih nama ayam itu si putih dua, karena memang ayam betina warna dominan putih kami ada dua. Satu ada bulu hitamnya dan badannya agak panjang satu lagi memang mirip tapi ini tubuh ayamnya agak kecil.

Mana yang mencirikan akan bertelur, ternyata ya si putih dua ini. Karena kalau dilihat dari ayam mana yang sedang bersuara, jelas hampir semua ayam di sana berbunyi saling bersahutan. Ayam jago nya saja ikut petak petok, seolah dia yang mau bertelur. Padahal dia hanya ikut so sibuk mempersiapkan telur-telur yang akan dikeluarkan ayam betina.

Begitulah ayam, satu yang akan bertelur, tapi seluruh keluarga ayam di kandang berkokok dan petak petok semuanya. Entah rasa solidaritasnya yang teramat tinggi, atau memang tradisi turun temurun ayam bertelur memang demikian?

Padahal telur yang dikeluarkan hanya sebutir, bagaimana kalau si ayam yang bertelur itu mengeluarkan banyak sekaligus? Semua ayam selebrasi kali ya …

Sungguh sangat jauh berbeda dengan kebiasaan kura-kura. Ya, tahu kura-kura kan? Hewan reptil yang sangat unik, berjenis hewan ovipar yaitu hewan berkembang biak dengan cara bertelur.

Tidak seperti ayam yang super heboh, menggemparkan satu kandang dan rumah majikannya, kura-kura yang akan bertelur justru tak bikin gaduh sama sekali.

Hanya memang bisa dicirikan kalau kura-kura mau bertelur biasanya tampak tidak nafsu makan. Kura-kura yang sedang hamil atau bertelur biasanya tidak nafsu makan walaupun diberi makan yang banyak atau bermacam-macam.

Ya walaupun tetap makan tapi hanya sedikit. Dan kalaupun ia makan,  hanya sedikit yang di makannya bahkan di muntahkannya lagi.

Hampir sama seperti ayam, saat akan bertelur kura-kura betina bersikap hiperaktif. Tapi tentu saja hiperaktif disini bukan dengan bersuara berisik seperti ayam, melainkan biasanya si kura-kura sering berjalan-jalan di sekitar kandang atau sekitar rumahnya saja karena kemungkinan ia ingin mencari sarang atau lubang yang tepat untuk menyimpan telur-telurnya.

Kebiasaan mengali-gali tanah atau tempat lain di sekitarnya pada kura-kura menggunakan kedua kaki belakangnya itu juga menandakan bahwa kura-kura ingin bertelur. Kura-kura suka menggali-gali tanah atau lainnya disebabkan karena ia ingin menggali lubang untuk menyimpan telur-telurnya yang sangat banyak saat bertelur.

Ayam bertelur sebutir, ributnya minta ampun. Kura-kura bertelur sekian banyak, tak bikin gaduh sama sekali. Ini pelajaran untuk kita, bahwasanya dalam memberi dan berbuat baik, sekecil apapun, hendaknya tidak usah digembar-gemborkan. Cukup diam saja.

Apalagi jika mampu sedekah banyak dan rutin secara konsisten, tapi bisa diam seolah tak berbuat kebaikan itu menandakan perbuatan yang meniru gaya kura-kura. Sekaligus memberi banyak, tapi tak ada yang tahu.

Cerita dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ahmad, begitu kuat kedahsyatan kekuatan sedekah dan perbuatan baik jika tangan kanan memberi, tangan kiri saja sebaiknya tidak sampai tahu.

Dalam berbuat baik, jangan seperti ayam yang selalu berisik setiap akan bertelur, tapi tirulah kura-kura dengan segala kesunyiannya.

28 thoughts on “Ayam Versus Kura-kura”

  1. MasyaAllah pesan cerita yang terkandung menunjukkan kebiasaan manusia banget ya mbak.

    Sering lho menjumpai manusis bersedekah tapi diomong omongin kemana saja. Bener memang sedekahnya amat banyak dibanding yang lain, koar koarnya gak nguatin hmmm

    Reply
  2. Waktu di rumah punya ayam betina ya begitu Teh, berisik pas dia mau bertelur. Samapi kata Abang daku, kalau dah rewel gitu jangan deket² nanti dipatok, hehe. Kalau memelihara kura² daku belum pernah

    Reply
  3. Ada juga hadits yg terkenal lainnya yg relate dengan kisah di atas Teh. “Perkataan yang baik dan ampunan, lebih baik daripada bersedekah yang diiringi dengan prilaku/perkataan menyakitkan.”
    Banyak orang yg kekurangan merelakan harga diri mereka tergadai demi kebutuhan primer. Mau menolak ya butuh, diterima malah sakit hati. Alangkah baiknya kalau memberi itu diiringi sikap yang baik sehingga tidak ada yg perlu tersakiti. Sedekah juga tidak akan sia-sia jika ikhlas dan bersikap baik.
    Hmmm.. Maaf panjang Teh, cukup miris dgn orang yg serba ada, tapi begitu berisik sambil merendahkan orang yg ia beri. Di momen idul fitri pula.

    Reply
    • Sungguh justru saya senang sekali mendapatkan masukan ini. Semoga jadi hal yg bermanfaat dan kita bisa mengamalkannya ya…

      Reply
  4. Orang sedekah tapi berisik bagi saya masih mendingan teh. Ternyata masih ada satu spesies lagi yang bikin saya geleng kepala teh. Orang yang gak sedekah tapi ngomporin orang lain agar jangan sedekah. Entah dia ngasih isu bahwa sedekahnya akan dimakan oleh lenbaga tertentu entah dia memberi tau orang lain bahwa hasil sedekah buat islam garis keras. Iiih padahal dia cuma fitnah teh.

    Reply
    • masyaAllaah iyaa bener banget nih hehehe.. udah lah berisik eh jadi kompor juga buat orang lain untuk tidak berbuat kebaikan sekecil sedekah apapun itu yaa mb

      Reply
  5. Teh Okti…adeeem baca artikelnya, berasa diingatkan beneran apalagi masih dalam suasana lebaran..Nuhun!
    Setuju jika berbuat baik, jangan seperti ayam yang selalu berisik petak petok ributnyaaa, mending niru kura-kura dengan segala kesunyiannya.

    Reply
  6. MasyaAllah aku seperti diingatkan kembali nih untuk tetap tenang dan banyak berbuat di balik sunyi biar kalem santuy kayak kura-kura bertelur.

    Eh tapi iya sih ya Teh. Ayam tuh kalau lagi bertelur, hebooohhh banget. Belum lagi kalau sudah menetas anaknya, duh galaknyaaaa ampun deh si ayam betinanya.

    Reply
  7. Iya juga ya, ayam kalau bertelur berisiknya bukan main padahal bertelurnya ngak sebanyak kura-kura yang sekali bertelur banyak banget. Filosofinya sangat dalam nih, salah satunya jika diibaratkan berbuat kebaikan sebisa mungkin sesunyi kura-kura saat bertelur.

    Reply
  8. MashaAllah~
    Dari hewan ciptaan Allah pun banyak hikmah yang bisa kita ambil.

    Tapi dari perspektifku, kalau ayam gaduh saat bertelur, mungkin ia juga ingin memberitahukan kepada sang pemiliknya bahwa ia memiliki “hasil” yang bisa dimanfaatkan.

    Sedangkan telur kura-kura, mungkin memang tidak gaduh karena tidak diambil manfaatnya oleh manusia.

    Reply
  9. wah sungguh cerita yang penuh hikmah ya, mbak. suami juga pernah nih miara ayam tapi karena kandangnya jauh dari rumah saya jadi nggak tahu deh ributnya gimana pas ayamnya bertelur. he

    Reply
  10. Cerita yang penuh hikmah ya Teh. Ternyata dari Ayam dan Kura-kura Kita bisa mengambil hikmahnya. Meski kura-kura menghasilkan banyak telur tapi dia nggak seperti ayam. Memang kalau memberi sebaiknya nggak terlalu banyak publikasi biar orang lain tahu. Yang penting Ikhlas dan nggak menyakiti orang yang menerima bantuan

    Reply
  11. Penuh amanat2 tersirat Teh. Jadi sarana buat refleksi diri atas sikap selama ini juga.

    Sejujurnya saat baca judul tulisan ini aku mikirnya cerita anak lho hehe. Terus semangat Teh dg tulisan penuh hikmah kehidupan

    Reply
  12. Inspiratif sekali mbak, saya sangat menikmati ceritanya. Tidak mudah memang ya sedekah tanpa berisik, tapi pasti bisa dilakukan jika kita banya belajar. Karena katanya manusia itu butuh eksistensi makanya seringnya mendapati manusia kayak ayam, hehehe (ngaca)

    Reply
  13. Cerita ayam dan kura-kura ini mengingatkan saya pada pepatah lain teh…
    Jika tangan kanan memberi, tangan kiri tak perlu tau…
    Tapi bagaimana pun, ayam goreng jauh lebih enak daripada sup kura-kura hehehe

    Reply
  14. Pas baca judulnya langsung mikir maksudnya apa dan setelah membaca semuanya jadi paham, setuju banget kebaikan apapun yang kita lakukan sedikit atau banyak harus tetap diam ya teh, cukup kita, Allah dan malaikat yang tahu, agar tidak jadi ria juga

    Reply
  15. Baru kepikiran, iya ya….ayam dan kura-kura, betapa bedanya mereka. Dari peristiwa alami ini juga kita semua bisa mengambil hikmah. MasyaAllah tulisannya inspiring Teh

    Reply

Leave a Reply to Fenni Bungsu Cancel reply

Verified by ExactMetrics