Halo para ibu, kembali lagi dengan saya yang sedang mengikuti Pelatihan Ibu Penggerak (PIP) angkatan ke XV mulai Senin 13 Mei sampai Kamis 16 Mei 2024.
Tulisan ini saya buat, sebagai pengingat. Apalagi saya orangnya mudah lupa. Secara tidak langsung dengan menuliskan lagi apa saja yang sudah saya terima selama mengikuti PIP ini, jika suatu saat saya lupa atau kangen masa-masa pelatihan ini, bisa saya tengok lagi.
Besar harapan saya jika tulisan receh ini juga bisa bermanfaat bagi manteman yang memerlukan informasi seputar Ibu Penggerak. Karena saya yakin dengan banyaknya manfaat yang didapatkan sebagai Ibu Penggerak akan ada lagi pelatihan Ibu Penggerak selanjutnya hingga tercapai target dari Sidina Community melahirkan sepuluh ribu (bahkan lebih) Ibu Penggerak lainnya.
Kenapa Jadi Calon Ibu Penggerak?
Seperti kita tahu PIP yang saya ikuti ini adalah angkatan ke 15. Ibu Penggerak memberikan ilmu dan wawasan tidak hanya seputar dunia ibu-ibu yang lebih dominan pada ilmu pengasuhan, melainkan juga ada ilmu pengembangan diri.
Saat mengikuti pelatihan Ibu Penggerak ataupun ikut pelatihan lainnya saya yakin selanjutnya kita akan mendapatkan ilmu dan wawasan baru, pertemanan yang baru, dan pastinya pengalaman yang baru pula, bukan?
Nah, semua itu melalui Pelatihan Ibu Penggerak bisa kita dapatkan secara gratis. Jadi selagi ada waktu kenapa tidak kita manfaatkan sebaik mungkin?
Siapa tahu ilmu dan manfaat dari PIP ini bisa saya bagikan lagi khususnya di sekitar tempat saya tinggal di Cianjur Selatan yang cukup terpencil ini. Dimana di jaman serba modern dan digital ini ojek online justru belum ada di sini.
Webinar Pelatihan Ibu Penggerak oleh BKHM Kemendikbudristek
Pelatihan Ibu Penggerak batch XV jatuh pada hari Senin 13 Mei 2024 pukul 13.00-15.30 wib.
Materi hari pertama terdiri dari pengenalan Sidina Community, Profil Pelajar Pancasila dan Ibu Penggerak.
Pemateri di hari pertama ini adalah Ibu Heni Widiyaningsih (instagram.com/heni_saroyobudi) dengan moderator Ibu Nor Maya Sari (instagram.com/maiia_normayasari)
Karena bahasan materinya cukup banyak, dan itu tuh daging semua, maka saya menuliskannya dibagi menjadi tiga bagian.
Bagian pertama sudah saya tulis yaitu mengenai Pembukaan Webinar Hari Pertama dan Sidina Community. Bagian dua inilah yang akan saya bahas, mengenai Ibu Penggerak.
Sementara bagian selanjutnya nanti bahasan mengenai Profil Pelajar Pancasila ada di bagian tiga ya.
Optimisme Menteri Kemendikbudristek Terhadap Ibu Penggerak dan Merdeka Belajar
Sambutan Mas Menteri Nadiem Anwar Makariem mengapresiasi akan adanya pelatihan Ibu Penggerak ini.
Tidak mudah memang mengganti kebiasaan yang sudah turun temurun selama puluhan tahun dijalankan masyarakat Indonesia. Sejak dulu kan sistem belajar di sekolah kita itu berpusat pada satu arah. Guru memberikan materi, murid menerima. Sungguh kegiatan yang sangat monoton.
Karena sekarang jamannya sudah berubah. Murid sudah bisa lebih kritis dan kreatif. Banyak hal yang bisa dieksplorasi oleh murid mulai dari literasi, numerasi, sampai karakter.
Adanya perubahan ke Merdeka Belajar, tentu saja masih belum bisa diterima banyak pihak. Bahkan bagi yang belum tahu malah sudah menjudge duluan kalau Merdeka Belajar itu katanya kegiatan tanpa pemikiran yang matang.
Kendala seperti itu disadari benar oleh pemerintah. Mas Menteri mengajak para Ibu Penggerak supaya bisa ikut menyukseskan program ini sehingga hasil yang didapat bisa maksimal.
Ibu Penggerak sekaligus sebagai orang tua siswa, diharapkan bisa mempraktikkan ilmu yang didapat dari PIP terlebih dahulu di keluarga sendiri, lalu bisa mengajak sekaligus mensosialisasikan nya lagi kepada lingkungan terdekat lainnya, hingga jangkauan sosialisasi akan Merdeka Belajar itu seperti apa bisa lebih luas lagi setelah Ibu Penggerak menjadi fasilitator.
Sebagai disampaikan Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek, Bapak Anang Ristanto.
Kalau kolaborasi antara orang tua (termasuk ibu penggerak) masyarakat, sekolah dan pemerintah sangat dibutuhkan dalam menyukseskan program Merdeka Belajar.
Pendidikan tanggung jawab semua pihak. Semua dilibatkan termasuk ibu-ibu selaku orang tua siswa yang biasanya paling dekat dan berperan penting dalam mendidik anak.
Pemerintah perlu dukungan semua pihak untuk memajukan pendidikan terhadap anak sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan perkembangan jaman demi tercapainya generasi emas di tahun 2045 nanti. Karena itu Ibu Penggerak di sini sangat dibutuhkan.
Ibu Penggerak dan Sidina Community
Ibu Penggerak lahir dari Sidina Community. Komunitas yang dipercaya menjadi Mitra Kemendikbudristek untuk mensosialisasikan kebijakan dan program Kemendikbudristek kepada orang tua yang salah satunya melalui Program Pelatihan Ibu Penggerak.
Komunitas Sidina (Sadina dari bahasa Sansekerta yang artinya menjadi lebih baik) menjadi komunitas bagi para perempuan yang fokus pada pendidikan, parenting, bisnis dan pengembangan diri unybisa lebih sehat, cerdas dan berdaya supaya menjadi ibu pembelajar hingga bisa menjadi privelege untuk anak-anaknya.
Ibu Penggerak Ibu Terpilih
Kesuksesan pendidikan anak bisa diraih setelah melibatkan tiga pihak: pemerintah, satuan pendidikan dan orang tua.
Ketiga pihak ini harus bersinergi agar tercipta generasi unggul dan berkarakter.
Orang tua khususnya ibu bisa menjadi jembatan antara pihak sekolah dan Kemendikbudristek dalam mensosialisasikan kebijakan.
Ibu yang tergabung dalam Ibu Penggerak ini ibu-ibu terpilih yang bisa mempercepat proses perubahan menuju pendidikan yang berkualitas.
Pengertian Ibu Penggerak
Ibu Penggerak adalah ibu yang memahami dirinya sendiri serta bisa memaksimalkan potensinya.
Ibu yang mau jadi pembelajar sepanjang hayat untuk bisa membersamai tumbuh kembang anak secara holistik dan punya semangat untuk bergerak mengajak ibu lainnya jadi ibu pembelajar yang berdaya sehingga bisa menjadi privilege untuk anak-anaknya.
Untuk menjadi Ibu Penggerak harus lulus dulu mengikuti pelatihan Ibu Penggerak.
Ibu Penggerak Bagian dari Kemendikbudristek
Ibu Penggerak menjadi salah satu kunci kesuksesan pendidikan berbasis Merdeka Belajar. Yaitu pembelajaran yang menyenangkan dan relevan.
Ibu Penggerak akan mendapatkan pembekalan berupa materi kebijakan Kemendikbudristek yang relevan dan personal skill, sehingga Ibu Penggerak bisa semakin update pendidikan dan berdaya.
Ibu Penggerak menjadi mitra strategis. Menjadi penghubung antara sekolah dengan pemerintah dalam mensosialisasikan kebijakan.
Ibu penggerak sekaligus sebagai influencer untuk keluarga dan lingkungannya dalam membawa perubahan pendidikan sampai ke masyarakat luas.
Bersama Ibu Penggerak kita bergerak bersama untuk mempercepat proses perubahan menuju pendidikan yang lebih berkualitas.
Manfaat Ibu Penggerak
Ada banyak sekali manfaat jika kita bergabung menjadi Ibu Penggerak.
Beberapa di antaranya saja nih:
Ibu Penggerak akan mendapatkan informasi langsung dari Kemendikbudristek
Sesama Ibu Penggerak menjadi support system karena memiliki visi dan misi yang sama
Ibu Penggerak bisa menciptakan karakter anak sesuai dengan profil Pelajar Pancasila
Ibu Penggerak menjadi garda terdepan dalam penghapusan 3 Dosa Besar Pendidikan
Ibu Penggerak bisa menerapkan sistem Merdeka Belajar dalam lingkungan keluarga dan lebih termotivasi dalam membersamai anak belajar
Ibu Penggerak diberikan personal skill seperti publik speaking, design gratis, dan sebagainya
Ibu Penggerak berkesempatan mengikuti seleksi ToT Fasilitator dan berkontribusi dalam dunia sosial pendidikan (volunteering)
Dan masih banyak lagi manfaat lainnya jika kita bergabung menjadi Ibu Penggerak
Syarat Menjadi Ibu Penggerak
Ternyata sangat mudah lho untuk menjadi Ibu Penggerak ini.
Syarat teknisnya:
Wanita baik single maupun menikah ataupun single mom, asalkan berusia minimal 20 tahun
Bersedia mengikuti pelatihan secara daring selama minimal 3 hari
Mengisi absensi minimal 75% durasi pelatihan @60 menit
Mengisi form presensi awal, post test, dan feedback
Mengikuti aturan yang sudah ditetapkan
Setelah lulus bisa menggunakan title #IbuPenggerak
Syarat Menjadi Fasilitator Ibu Penggerak
Saat pelatihan hari pertama, saya cukup kaget karena ternyata antusias peserta untuk menjadi Fasilitator cukup tinggi. Itu dibuktikan dengan banyaknya peserta yang berminat untuk ikut seleksi menjadi fasilitator ini.
Memang sih menjadi fasilitator akan mendapatkan benefit lebih dibanding sebagai Ibu Penggerak saja. Saya rasa wajar mengingat persyaratan untuk menjadi Fasilitator cukup ketat juga
Persyaratan jadi Fasilitator Ibu Penggerak:
Sudah lulus pelatihan Ibu Penggerak
BUKAN dari kalangan ASN Guru/P3K
Lulus kurasi CV
Berkiprah di lingkungan sekolah, komunitas, maupun masyarakat secara volunteer (sukarela)
Lulus presentasi materi Ibu Penggerak
Mempunyai Rencana Tindak Lanjut (RTL) sosialisasi berupa tempat, metode dan audience
Menyelesaikan RTL atau Sosialisasi setelah Training of Trainer (ToT) baik daring maupun luring dan mengisi form laporan
Tergabung di WAG Fasilitator
Berkomitmen menyelesaikan RTL sosialisasi dalam kurun waktu selambat-lambatnya 8 Minggu sejak selesai ToT
Setelah lulus bisa menggunakan title #FasilitatorIbuPenggerak
Nah, bagaimana selain tertarik gabung menjadi Ibu Penggerak apakah juga tertarik untuk menjadi Fasilitator Ibu Penggerak?
Masih ada materi selanjutnya yang kita tunggu-tunggu yaitu informasi seputar Profil Pelajar Pancasila. Supaya tidak penasaran yuk langsung saja kita kunjungi artikelnya dan baca sampai tuntas di bagian ketiga dari artikel ini ya…
Ooo.. berarti sistem pendidikan berbasis Merdeka Belajar ini didampingi oleh Ibu Penggerak ya.. Semoga dengan adanya Ibu Penggerak ini penerapan sistem pendidikan kita menjadi lebih baik.
Daku baru engehnya guru penggerak. Ternyata untuk para ibu, ada juga yang namanya ibu penggerak ya. Sukses untuk para wanita hebat dalam memajukan bangsa
Kegiatan Ibu Penggerak ini memang keren banget. Udah buka batch lagi ya, wah aku ketinggalan info ternyata. Padahal dari dulu pengen ikut.
Memang sekarang jaman udah berbeda ya, anak juga udah aktif dan rasa ingin tahunya tinggi. Aku setuju sih dengan konsep merdeka belajar. Anak juga jadi aktif dalam belajar.
Serunya ya join bareng Ibu Penggerak, sharing tentang hal bermanfaat, khususnya pendidikan. Memang jaman sekarang ngajarin anakĀ² tuh butuh waktu lebih sih ya.
Setuju sih dengan adanya acara ini biar konsep belajar itu nggak melulu terpusat di Guru. Kalau saya pribadi menganut sistem belajar dari filosofi Montessori, sedikit mirip dengan Merdeka Belajar. Jadi lebih fokus ke anak yang aktif, orang tua sebagai fasilitator yang memahami bahwa anak juga manusia yanh butuh dimanusiakan. Bukan objek yang sekadar dijejali ilmu pengetahuan
Program yang kayak gini memang harus rutin sih, karena namyak manfaatnya juga apalagi buat tumbuh kembang anak dan pendidikannya. Semoga ada batch baru dan istriku bisa ikutan
Keren sekali nih idenya Kemendikbud. Mereka nggak cmn ngurusin siswa hingga kurikulum tp jg menggerakkan wali murid yakni ibu2 di rumah. Jadi kalau ada kesulitan di rumah, sang anak akan langsung dpt solusi tuh ya.
Program ini tuh berarti hanya pilihan ya kak. Soalnya di tempatku blm ada yg daftar sbg Ibu Penggerak ini. Bahkan SD negeri malah banyak yg tutup, pindah ke swasta yg pengajarnya lbh modern. Smg ada solusi dr Ibu Penggerak terkait hal ini ya.
Keren, Teh, dengan menjadi Ibu Penggerak bisa mempercepat proses perubahan menuju pendidikan yang berkualitas. Sangat berguna untuk pendidikan anak-anak, yaa…
Wah aku masih jadi silent reader nih di group ibu penggerak. Menunggu batch untuk jadi fasilitator biar bisa meningkatkan kemampuan ngomong di depan orang. Tapi kayaknya harus aktif di group ya mbak biar mengikuti perkembangan pendidikan di negeri kita.
Baru tahu nih ada program Ibu Penggerak. Apakah ini hanya ada di Cianjur aja? Atau ada di daerah lainnya?
saya pernah tuh di awal awal anak pertama usia bayi pengen ikutan Ibu Penggerak. tapi karena saya masih adaptasi dengan bayi pertama yaaa gak ikutan karena task nya banyak banget, huhuhu. gak nyangka sampai sekarang masih ada yaaa dan makin sukses nih
Jadi ibu penggerak aja udah besar effortnya, apalagi sampai jadi fasilitator ya Teh. Dedikasinya luar biasa nih untuk kemajuan pendidikan dan membersamai buah hati agar menjadi pribadi yang matang selain mendapatkan pendidikan yang bagus.