Makna Toleransi dalam Ruang Ikhwan. Ada banyak definisi toleransi yang kesemuanya mengarah kepada sikap saling menghormati dan menghargai dari setiap perbedaan.
Memang sih yang saya rasakan hasil dari belajar dan mempelajari tentang toleransi sejak di bangku sekolah dasar ini sangat banyak bahkan tidak terhingga. Bisa dibilang pencapaian saya dalam permasalahan apa pun, bisa dibilang berhasil karena justru adanya perbedaan yang karena saya bisa menyikapinya sehingga perbedaan itu tidak menjadi jurang melainkan tetap mengikat sehingga tetap berada dalam satu kesamaan. Bingung gak sih dengan maksudnya?
Bayangkan saja karena toleransi yang tinggi, saya bisa masuk ke dunia orang hebat, dan saya dipercaya hingga diangkat jadi karyawan tetap.
Saya urang Sunda. Bekerja di keluarga Chinese yang dari segi adat dan budaya sangat jauh berbeda. Saya tidak mempermasalahkan perbedaan itu, begitu juga mereka tidak alergi dengan keadaan saya karena justru saya dan mereka saling mempelajarinya, mencobanya dan berusaha keras mengambil hikmah dan pelajarannya.
Kesempatan saya dapat sesuai dengan apa yang diterima mereka. Karena kompetisi yang jujur dan adil, perbedaan bukan lagi masalah. Kami sama-sama profesional. Bayangkan kalau saya jadi pihak yang pilih-pilih teman karena beda ras atau suku, dijamin saya akan menderita selama hidup.
Bayangkan lagi, pondok mengaji yang saya kelola dengan suami di rumah bagaimana bisa bertahan sampai sekarang, jika kami egois hanya orang tertentu saja yang bisa berkontribusi di dalamnya.
Kami tidak demikian. Meski ini permasalahan ibadah dan pembelajaran terkait keyakinan, saya tetap melihatnya dari sisi kemanusiaan. Selama kita sama manusia, saling bantu dan mendukung apa salahnya? Kebaikan bukankah berdasarkan niat dan praktiknya? Orang lain tidak perlu tahu karena dalam keyakinan saya, memberi oleh tangan kanan, tangan kiri jangan sampai tahu.
Hal terbaru yang membahagiakan dari kekuatan toleransi yang kami jalankan, adalah adanya fasilitas penunjang kegiatan mengaji anak santri.
Sebulan ini, rak kitab mulai penuh dengan koleksi bacaan yang berhasil kami beli satu persatu. Uangnya dari mana? Dari mereka yang menyisihkan sebagian rezekinya, untuk dibelikan dan diambil manfaatnya.
Rekal yang awalnya hanya punya empat biji, insyaallah bulan depan bertambah sepuluh lagi. Saat ini kami sedang memesan dan pihak pembuat menjanjikan sebelum bulan sepuluh sudah bisa kami pakai.
Darimana uang untuk membelinya? Lagi-lagi dari sebagian rezeki yang disisihkan oleh mereka yang secara kasat mata justru berbeda kondisinya dengan saya.
Dari sedikit gambaran terkait pengalaman itu, saya berkesimpulan kalau sikap toleransi tidak hanya bisa menghindarkan kita dari terjadinya diskriminasi, tapi juga membawa kita menjadi manusia yang lebih peduli, saling tepo sliro, dan mengedepankan bantuan selagi kita bisa mengulurkan.
Baca juga: Toleransi Bersama Teman Pancasila
Walau banyak perbedaan, niat baik tidak hanya ditujukan kepada saudara. Itu yang selama ini selalu saya terima. Saling tolong-menolong antar sesama manusia tanpa memandang suku, ras, agama, dan antar golongan bahkan juga dengan mahluk lainnya seperti hewan dan tumbuhan.
Toleransi itu persaudaraan. Boleh sepakat boleh tidak. Bersyukur ada banyak sejawat yang mengelilingi kami di desa. Mereka yang membantu banyak melebihi bantuan dari saudara sendiri.
Toleransi gaya baru saat pandemi, mungkin lebih erat lagi, mengingat seberapa besarnya kesamaan atau perbedaan, semuanya tidak mempengaruhi penilaian Tuhan untuk memilih umat mana yang lebih dikasihi- Nya.
Toleransi itu bukan hanya sekadar menukar rasa hormat dan penghargaan. Tetapi lebih ke rasa saling membantu dan saling menolong sebagai satu kesatuan dalam ruang ikhwan.
Saya dulu juga sempat mendirikan tempat ngaji dan mendirikan perpustakaan
Soal buku, dulu saya dapatkan dari mahasiswa ITB. Wah mantap, sekali nyumbang buku tak terhingga jumlahnya. Bahkan ada yang menjadi donatur untuk membeli seragam buat anak ngaji. Gratis, plus dapat tas pula.
Alhamdulillah, sekarang gimana kabar tempat mengaji dan perpustakaan nya Mas?
Toleransi itu memang penting. Tidak hanya soal sikap maupun hal-hal dalam kegiatan. Tapi juga soal perbedaan pendapat, hal ini yang sulit untuk era sekarang.
Selama benar dan tidak merugikan, kita masih bisa berargumen ya
Senangnya kalau disertai rasa saling menghormati