Menebar Kebaikan Besar Kecil yang Penting Ikhlas dan Manfaat

Menebar Kebaikan Besar Kecil yang Penting Ikhlas dan Manfaat

Tiada kebaikan yang terlalu kecil, setiap kebaikan akan tetap bernilai kebaikan.

 

Saat butuh interaksi di sosial media untuk setor laporan kepada panitia, saya mulai memperhatikan mana yang memberikan feedback natural, mana yang asal-asalan. Senang dengan interaksi positif, dan merasa membebani follower ketika interaksi terkesan dipaksakan. Karena itu saya mencoba lebih dahulu mengoptimalkan etika dan mengambil benang merahnya dalam memberikan komentar kepada teman secara maksimal. Saat orang senang mendapat interaksi tulus dari kita, sejatinya kita pun sedang membangun interaksi terbaik bagi kita sendiri, bukan?

Alhasil apa yang saya lakukan membuahkan hasil tidak terduga. Komentar saya (yang katanya natural dan tidak dipaksakan) pada sebuah akun mendapatkan imbalan saldo atau uang digital sebesar 20K dari sebuah –bilang saja– komunitas.

Lah saya bingung, gopay atau ovo sama sekali tidak punya akunnya secara kami tinggal di Pagelaran Cianjur Selatan belum ada masuk ojek online. Kalau harus menginstal aplikasi demi mendapatkan 20K rasanya tidak sebanding. Maksudnya, hape jadul ini memorinya sudah tidak cukup lagi untuk nambah instal aplikasi. Bukan nolak rezeki, 20K bisa dibelikan beras sebanyak 2Kg dan itu bisa buat makan kami empat hari. Tapi caranya yang tidak mudah bikin saya mikir ulang. Ini 20K sebaiknya saya apakan supaya bisa bermanfaat?

Kadarullah saya pun kebagian mendapat job campaign dan seperti biasa mengumpulkan interaksi sebelum hasilnya disetorkan kepada key opinion leadher (KOL). Saya bergerilya minta dukungan dengan cara fair play, dong. Sehingga meski tidak banyak, komentar dan interaksi lumayan tidak malu-maluin. Cukup puas dengan engagement di atas rata-rata.

Senang dan bersyukur. Kalau sudah gitu rasanya ingin banget menghargai ketulusan mereka dengan apresiasi. Meski sedikit. Mengingat saat pandemi corona sekarang saya dan keluarga pun kena dampaknya, biar sedikit tapi membantu dan bermanfaat. Lalu dengan apa?

Saya teringat saldo gopay/ovo atau pulsa pemberian dari sebuah komunitas kemarin itu. Ya, kenapa tidak penghargaan dari komunitas itu saya alihkan kepadanya? Saya yakin kalau yang tinggal di kota pada punya akun gopay atau ovo, sehingga 20K bisa dibelikan apa saja yang seharga, bukan?

Meskip pada akhirnya admin komunitas memberikan kelonggaran kalau 20K bisa ditransfer lewat bank. Mungkin karena saya kelamaan tidak mengambil 20K tersebut. Tapi sudah terlanjur niat memberikan kepada yang lain, maka 20K itu tetap saya alihkan.

Jadilah dengan sistem kejutan saya diam-diam memilih interaksi yang menurut saya unik. Dalam arti komentar beneran natural dan tidak dibuat-buat. Setelah menemukan komentar yang sesuai saya pun memilihnya dan menghubungi admin komunitas untuk mengalihkan 20K kepada teman yang komentar nya terpilih.

20K yang dikeluarkan mendarat menjadi milik teman

20K apalah artinya, tapi saya berharap semoga 20K itu jadi lebih bermanfaat di tangan yang tepat. Pemindahtanganan hadiah itu pun selesai dengan metode transfer.

Tanpa diduga, sekitar dua jam kemudian saya tiba-tiba dijapri oleh teman lain, yang mengirimkan screenshot bukti jika ia telah transfer via rekening sebesar 50K, katanya fee kegiatan yang saya ikuti di sosial media (pula). Saya merenung, merasa itu bukan sebuah kebetulan. Saya “mengeluarkan” 20K dan mendapat “penggantinya” 50K.

Dua jam kemudian, Tuhan ganti atas apa yang saya keluarkan…

Alhamdulillah, saya pun bisa membelanjakan 50K yang ditransfer teman, membeli kebutuhan sembako. Kebetulan beras di rumah memang sudah habis.

Sepulangnya dari pasar hari Selasa, (ada pandemi atau tidak, pasar di kampung kami tetap buka seminggu dua kali, hari Selasa dan Jumat) ada seorang nenek pengemis yang berteduh di teras rumah kami yang memang tidak dipagar. Ketika saya basa-basi menyapa menyuruhnya duduk di bangku, jangan di teras yang suka banyak kotoran ayam, nenek pengemis itu memelas meminta beras.

Manawi aya sodakoh jariahna, Neng. Emak nyuhungkeun beasna sacangkir mah…” (Apakah ada sodaqoh jariahnya, Neng. Emak minta berasnya satu cangkir saja…”

Saya teringat baru saja membeli beras beberapa kg dari pasar. Saya pun mengambil setengah liter beras dan memberikannya ke si nenek. Kasihan. Hanya itu yang ada dalam pikiran saya. Andai saja ibu atau nenek saya demikian, bagaimana perasaannya jika tidak mempunyai beras di rumahnya.

Lagi-lagi entah kebetulan atau bukan (tapi saya yakin ini semua kehendak Allah SWT) sore harinya, salah satu orang tua anak mengaji, santri suami di rumah, datang dengan wajah sumringah.

“Ibu, punten sanes ngahinakeun. Manawi katampi, ieu pare anyar hatur lumayan hoyong karaosan ku bapa sareng ibu sakeluarga.” (Ibu, maaf bukan menghina, semoga diterima, ini ada beras dari hasil panen, berharap bisa ikut dinikmati oleh bapak dan ibu beserta keluarga)

Ibu dari santriwati suami itu datang sambil menjinjing keresek putih berisi beras yang masih panas, baru saja keluar dari pabrik penggilingan. Beberapa hari terakhir saya memang melihat si ibu menjemur gabah di halaman masjid yang berjarak sekitar seratus meter dari rumah.

“Ya Alah, Bu, kenapa malah dibagikan, sementara saat ini kan semua orang justru sedang banyak yang kesusahan,” heran saya. Saya tahu keluarga si ibu memiliki lima orang anak dan dua diantaranya merantau di ibu kota. Karena pandemi covid-19 anak mereka tidak bisa pulang kampung karena ada PSBB. Apakah tidak sebaiknya beras itu dikirimkan kepada anaknya?

“Alhamulillah, Bu. Panen tahun ieu teh rada sae. Saalit ge hoyong we dituang ku bapak sareng ibu di dieu…” ibu itu menjelaskan kalau panen tahun ini katanya hasilnya cukup lumayan. Karena itu meski sedikit ia ingin hasil panennya dinikmati oleh kami.

0,5liter beras yang dikeluarkan, Allah ganti dengan 5liter beras pemberian orang tua santriwati

Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih dan bersyukur. Disaat semua mengeluhkan kesusahan, mengharapkan mendapat bantuan, masih ada banyak hati dan jiwa yang mau berbagi. Untuk orang “biasa” mungkin saat pandemi dan banyak pembatasan sosial akan mementingkan kecukupan diri dan keluarga besarnya, sebelum memikirkan tetangga apalagi orang lain. Tapi tidak dengan ibu ini.

Saya jadi merinding sendiri ketika memikirkan apa yang sudah saya alami. Mulai uang 20K yang saya berikan dan kembali menjadi 50K hanya dalam selang beberapa jam saja. Lalu beras setengah liter yang saya keluarkan, kembali berlipat-lipat “kembali” dalam hitungan jam saja menjadi lima liter. Itu semua bukan hanya kebetulan. Tetapi ada rencana dan janji Allah SWT yang memang tidak bisa kita bantahkan.

Allah telah menurunkan banyak sekali ayat anjuran bersedekah. Termasuk menggambarkan balasan bagi orang yang gemar bersedekah.

Allah berfirman dalam Surat An-Nisa Ayat 114, yang artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali (bisik-bisikan) orang yang menyuruh bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mendamaikan di antara manusia. Dan siapa yang berbuat demikian dengan maksud mencari keridhoan Allah, tentulah Kami akan memberi kepadanya pahala yang amat besar.”

Jangan merasa sayang dengan uang yang sudah susah payah kita cari. Jangan bingung kita mau makan apa kalau makanan yang hanya sedikit kita miliki harus kita bagi dengan yang lain. Karena justru, yang terbaik itu adalah ketika kita memberikan apa yang kita sukai dan sayangi.

Allah menggambarkan kesempurnaan amalan apabila bersedekah sesuatu yang kita sayangi dalam Surat Ali-Imran Ayat 92, yang artinya: “Kamu tidak sekali-kali akan dapat mencapai (hakikat) kebajikan dan kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu dermakan sebagian dari apa yang kamu sayangi. Dan sesuatu apa juga yang kamu dermakan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.

Dalam Surat Al-Baqarah ayat 261, Allah berfirman yang artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui.”

Jadi jangan ragu untuk berbagi apalagi sedekah saat musim pandemi covid-19 seperti sekarang. Saat banyak orang yang terdampak karena kita harus jaga jarak, harus di rumah saja demi memutus rantai penyebaran virus corona. Banyak yang membutuhkan sembako karena usahanya tidak lagi berjalan.

Dengan beras lima liter, santriwan dan santriwati bisa makan bersama meski sederhana. Jangan ragu untuk terus berbuat baik, karena hakikatnya kebaikan itu untuk kita sendiri

Allah berfirman bagi hamba-Nya yang kesulitan ekonomi namun tetap bersedekah dan menjanjikan adanya kemudahan setelah kesulitan dalam Surat At-Thalaq Ayat 7, yang artinya:

Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”

Dari ayat tersebut jelas disebutkan Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. Yakin setelah kesempitan dan kemiskinan (menurut kita), Allah akan memberi kelapangan dan kekayaan.

Jangan takut kehilangan harta benda saat kita berniat akan sedekah. Sekecil apapun yang kita keluarkan sudah jadi janji Allah akan mengganti dengan lebih. Sebagaimana bukti yang baru saja saya alami.

Masa pandemi corona bukan penghalang kita melakukan sedekah dan berbagi kebaikan. Meski kita dianjurkan untuk tidak keluar rumah, namun ada banyak cara yang mempermudah kita melakukan itu. Infak, sedekah, zakat dan kegiatan lain melalui dompetdhuafa.org salah satunya.

Cukup menggunakan ponsel yang tersambung ke internet, kita bisa melakukan transaksi dan kebaikan berbagi dalam hal seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, kurban dan kemanusiaan. Tidak harus ke luar rumah, tim dari Dompet Dhuafa bisa datang menjemput ke tempat kita. Lebih aman, bukan?

Meski dalam suasana pandemi, kita bisa tetap berbagi kebaikan. Sesungguhnya tiada kebaikan yang terlalu kecil, karena setiap kebaikan akan tetap bernilai kebaikan. Wallahualam.

 

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

 

133 thoughts on “Menebar Kebaikan Besar Kecil yang Penting Ikhlas dan Manfaat”

  1. Betul, tdk ada alasan unt tdk berbagi. Berapapun dan apapun hal kebaikan bisa kita lakukan. Saya sudah lema kenal dompet dhuafa, memang terbaik dan terpercayav

    Reply
  2. 1. Iya, kadang kalau ikutan SW atau BW, komentar-komentar yang masuk terkesan formal dan dipaksakan Mba. Aku setuju itu. Hahahah
    2. Aku juga percaya, kalau kebaikan itu selalu menular. Sama seperti memupuk hal baik pada diri sendiri. Semakin banyak berbuat kebaikan, semakin banyak juga hal serupa yang akan kita terima. Terima kasih ya sudah menginspirasi lewat artikel ini.

    Reply
      • Jadi pengingat juga Teh, agar dalam melakukan apapun dengan ikhlas bukan karena dipaksakan, apalagi demi agar nggak kena penalti deadline ya.

        Reply
  3. Sepakat Teh, sedekah malah akan memudahkan rezeki kita. Saya jadi ingat pengalaman bbrp waktu lalu. Malu hati kalo ingat itu. Saat ada pengamen di angkot, saya memberinya selembar uang kertas. Saya tidak mengecek dulu, saya kira itu pecahan 2ribu. Ternyata waktu mau bayar angkot, baru ngeh yang saya kasih itu selembar 5 ribu. Rada kecele juga karena ga teliti. Eh, kebetulan hari itu ketemu teman bahas kerjaan. Saya menerima 500ribu. Alhamdulillah..negosiasi dengan Allah selalu berkah..

    Reply
  4. MashaAllah Allah balas langsung sedekahnya ya mba. Mksh jd reminder buat saya, bahwa Allah Maha Kaya, harus selalu optimis aplg dg kondisi sekrg inshAllab pandemi berakhir dan semua org bisa mencari nafkah kembali dg normal

    Reply
  5. Mantapnya sedekah dengan hati yang ikhlas bisa memberikan efek luar biasa yang berlipat ganda baik bagi si pemberi maupun kepada si penerima.

    Reply
  6. Kerasa betul kalau habis berbuat baik eh ada aja balasannya tanpa kita duga. Ngeluarin 20k eh dibalas 50k. Kasih setengah liter malah diganjar beras baru yang lebih banyak, subahanallah. Ga ada ruginya kalau kita bermurah hati ya, Allah tahu kapan harus membalas kita. Sesuai kebutuhan. Kalau pas ada, jangan ragu menebar kebaikan ya, ke tetangga boleh lewat Dompet Dhuafa lebih praktis karena jangkauannya luas. Semoga wabah segera berakhir ya Teh. Salam buat Kang Guru 🙂

    Reply
  7. Besar kecil tak bisa dihitung dari nominal tapi dari berapa besar uang yang disedekahkan bagi kebutuhannya. Juga bagi penerima. Sedekah segelas es atau uang 5 ribu bisa mendapat pahala berlipat jika pemberi dalam kondisi sempit dan penerima juga demikian.
    Jadi memang benar sekali, Mbk, pemaparanmu dan ajakanmu.

    Reply
  8. Aku juga pernah gitu Teh. Berbagi ke orang lain cuma kecil gitu ya, eh tapi masyAllah digantikan ama Allah dengan sesuatu yang besar sekali. Kita berbagi selain karena Allah juga untuk melatih kepekaan kita untuk tetap terasa manusiawi dengan membantu manusia yang lain. Salah satunya berbagi lewat dompet Dhuafa. Dompet dhuafa insyAllah terpecaya dan amanah dari dulu ya Teh. Jadi kita nggak usah khawatir kalau menebarkan kebaikan lewat dompet dhuafa

    Reply
  9. Banyak pun yang dibagikan jika tidak ikhlas maka seperti sia-sia juga yah mbak. Sekarang mau berbagi makin mudah apalagi bisa online langsung transfer saja ke pengelolanya. Dompet Dhuafa ini sudah lama sekali dikenal dan selalu membantu masyarakat di sekitar.

    Reply
  10. Setuju banget Mba, menebar kebaikan memang bukan soal besar kecilnya tapi bagaimana kebaikan itu bisa bermanfaat untuk orang lain dan dilakukan dengan ikhlas. Makasi insightnya Mba

    Reply
  11. Terimakasih artikelnya menyadarkan kita untuk selalu berbagi. Bener banget, sebagian dari rezeki kita adalah milik orang lain.. Bersyukur dulu nanti Allah kasih lebih.. Indahnya berbagi.

    Reply
    • Setuju kak Chichie, tidak perlu melihat jumlahnya. Ketulusan dan rasa ikhlas untuk berbuat kebajikan tentu akan memberikan balasan kebaikan pula

      Reply
  12. iya teh jika kita memberi sesuatu dengan ikhlas pasti deh bakal ada gantinya berkali lipat, saya pun pernah kehilangan uang karena jatuh tapi saya ikhlaskan saja dan berdoa bisa bermanfaat untuk yang menemukan, eh Alhamdulillah diganti berkali lipat 🙂

    Reply
  13. Allah maha tau dan maha baik,ketika kita menabar kebaikan berapa pun nilainya asalkan ikhlas bakalan diganti secepatnya lewat tangan2 yang lain.
    Sesuatu ya teh, dari 20k jadi 50k dari 0.5lt jadi 5kg, rezekii..

    Aku pun sering banget dapat kek gitu, terutama sama babang ojol pas pandemic ini suka kasian, yang rela anterin makann hujan, panas demi sesuatu.

    Reply
  14. Aduh itu mah dibayar tunai ya Teh..Alhamdulillah…Banyak bukti semua kebaikan kembali ke diri kita juga… tapi masih ada saja ya yg suka terlalu mencintai harta berlebih hingga enggan berbagi. Semoga kita dijauhkan dari sifat seperti itu..

    Reply
  15. Alhamdulillah selagi kita masih diberi kesempatan untuk menebar kebaikan, lakukanlah kawan. Tidak perlu harus kasih banyak, semampunya yg kita miliki misalkan 10-20k kalau rutin insya allah akan dilipat gandakan oleh allah amin amin ya robbal alamin

    Reply
  16. Di masa pandemi ini Alhamdulillah semangat berbagi juga meningkat ya. Bukan pada nilai besar kecilnya tapi pada keikhlasan untuk berbagi

    Reply
  17. Masya Allah. Ini yang waktu itu, ya, Teh? Masih terharu sampai sekarang. Apa lagi setelah tau cerita latar belakangnya. Jalan Allah memang nggak disangka-sangka.

    Reply
  18. Makasih Teteh karena sudah diingatkan kembali, sekecil apa pun pemberian kita asalkan diiringi hati yang tulus ikhlas Allah mah pasti akan membalasnya dengan yang lebih baik lagi

    Reply
  19. Janji Allah adalah kebaikan dan keburukan sebesar biji zarah pun akan tetap ada ganjarannya. Insya Allah, perbuatan baik yang kita lakukan dibalas pahala.

    Reply
  20. MasyaAllah, sesungguhnya ketika kita menebar kebaikan itu kita tengah berbuat baik terhadap diri sendiri. Abdi oge anu ngarasakeun pisan mah teh, setelah membiayai kebutuhan bulanan orang tua di kampung (yang dianggap sebagian orang sebagai “sandwich generation”), yang saya alami malah rezeki baik berupa materi uang maupun kesehatan malah semakin berlimpah.
    Memang matematika Allah itu semakin banyak memberi semakin banyak menerima. wallahualam bissawab

    Reply
  21. Janji Allah itu pasti ya, Teh. MasyaAllah … Sedikit saja yang kita berikan kepada orang lain dengan ikhlas, bisa kembali kepada kita lagi. Besarannya, dalam bentuk apa, dan waktunya, benar-benar jadi rahasia Allah. Bisa menunggu lama, bisa dibayar tunai dalam sekejap mata. Sungguh matematika Allah dan kita itu jauh berbeda.

    Reply
  22. Menebar kebaikan juga akan memetik buah kebaikan ya.
    Di masa pandemi ini semakin dimudahkan menebar kebaikan melalui Dompet Dhuafa secara online.
    Makasih untuk tulisan inspiratifnya, Teh Okti.

    Reply
    • Kebaikan dibayar langsung kebaikan yang berkali-kali lipat itu memang janji Allah ya.
      Semoga kita menjadikan kebaikan sebagai sebuah kebiasaan.

      Reply
  23. Niat itu yang utama ya, Teh. Kalau kasih sumbangan besar tapi niatnya kurang lurus juga sayang, ya. Yang paling penting kasih sumbangan sesuai kondisi Kita aja dan dilakukan dengan cara yang baik

    Reply
  24. Ini mengingatkan saya pada anak kecil yang rela memberikan celengannya untuk donasi. Memang ya, Mbak..nggak harus banyak jumlahnya, karena memberi nggak harus menunggu kita kaya 🙂

    Reply
  25. Beberapa hari yang lalu saya pernah merasa agak sedih teh, maaf bukannya tidak bersyukur. Bulan ini harus lebih hemat. Uang belanja yang biasanya sekali turun kali ini suami cicil, ada rasa aneh di hati ketika melihat uang belanja udah berganti wujud menjadi belanjaan siap masak. Dalam hati saya, yah udah ga ada pegangan uang. Tapi buru2 perasaan tsb saya ganti, alasannya mungkin ada orang lain yang sedang kesusahan belanja. Alhamdulillah, masih bisa belanja, masih diberi kelonggaran. Dari rasa syukur itu berubah jadi rasa bener2 niat masak. Ga tahunya sepanjang hari anak saya makan lahap. Mungkin ini hal biasa ya. Tapi lihat anak mau makan dg lahap itu sesuatu banget buat saya. Bahagia melebihi apapun deh. Hehehehe. Saya tuh suka takjub lho sama Gusti Allah.

    Reply
  26. Wah, ini mah namanya kebaikan yg berbuah kebaikan. Kadang Allah kalo ngasih kejutan bikin kita speechless ya. Semoga bisa terus menabur kebaikan ya mbak. Karena kita tidak tahu kebaikan mana yg akan membawa ke surga. Semoga menang mb

    Reply
  27. Masya Allah… janji Allah memang benar, insyaAllah berkah… jika niat kita baik karena Allah, biasanya akan menular kebaikannya akan kembali pada kita… seneng bacanya pengalaman dari 20K

    Reply
  28. Iyes banget, berbuat baik memang bukan perkara mampu ya. Tapi mau. Yang banyak harta belom tentu kebaikannya sangat banyak. Pun sebaliknya, yang berpenghasilan pas-pasan belom tentu juga tidak bersedekah. Kuncinya ada di kemauan. Sedikit atau banyak, itu pasti membawa manfaat.

    Reply
  29. Langsung di bayar kontan ya mbak, nggak pakai nginap balasannya, langsung di hari itu dapat pengganti dari yang telah disedekahkan, bahkan lebih besar jumlahnya.

    Reply
  30. Sodaqoh itu bukan dari besarnya, kecil tapi ikhlas dan konsisten ya mba. Sebaik-baiknya orang yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Barakallah. Semoga dlancarkan segalanya.

    Reply
  31. iya mbak, terpenting adalah niat karena Allah dan tentu saja harus ikhlas ya, karena sebenernya kketika kita sedang berbuat baik, sejatinya kita sedang berbuat baik kepada diri sendiri

    Reply
  32. bismillah, semoga kebaikan apapun yang kita berikan untuk orang lain, berapapun nominalnya apapun bentuknya bisa membawa manfaat yang besar pula untuk penerima dan untuk diri kita sendiri ya mba 🙂

    Reply
  33. Saya sering mengalami keajaiban-keajaiban kecil saat bersedekah. Seringnya Allah bayar kontan dengan nominal yang sama dan juga lebih berkali lipat. Jadi ingin semakin rajin sedekah karena ternyata sedekah menolak paling sedikit 70 bala.

    Reply
  34. MashaAllah~
    Barakallahu fiik, teteh..
    Allah menggantinya dengan kontan saat itu juga yaa..

    Inilah kenapa kebaikan itu harus dilakukan segera dan tanpa banyak berpikir. Karena balasannya pun datang kontan.

    Reply
  35. Makasih kak, jadi diingatkan lagi buat berbagi..besar atau kecil gak masalah.teringat kemarin beli pisang 20 rb…eh kok ya ibu yang jualan ngasih bonus pisang dan pepaya lagi..subhanallah, pedaang kecil kayak gitu aja maunya berbagi ya..
    inshaAllah buat semua ya kak

    Reply
  36. Masya Allah tabarakallah teteh. Alhamdulillah kekuatan sedekah emang luar biasa yah. Ada aja Cara Allah nembalasnya :’)

    Reply
  37. Inspiratif sekali teh Okti, alhamdulillah ya dalam kondisi sulit begini masih bisa berbagi dan menebar banyak kebaikan yang bermanfaat, semoga semua kebaikannya mendapatkan limpahan keberkahan dari Allah swt

    Reply
  38. Alhamdulillah meskipun sedikit, asal tulus ikhlas, insya Allah berkah ya Teh. Apalagi jika diberikan kepada yang bener-bener sedang membutuhkan, manfaatnya akan semakin terasa. Sukses selalu Teh Okti.

    Reply
  39. Terima kasih sudah berbagi pengalaman ini, Teh. Pengalaman Teteh ini makin menguatkan keyakinan saya selama ini, bahwa berbagi tak akan merugi bahkan menimbulkan ketenangan di hati.. Oya semoga sukses di lomba ini, Teh..

    Reply
  40. Sedekah yang kita keluarkan selalu balik berkali-kali lipat. Alhamdullilah. Tidak akan ada orang jatuh bangkrut karena sedekah. Yang penting iklas

    Reply
  41. besar dan kecil nilainya tapi yang namanya kebaikan insyaallah bermanfaat untuk diri sendiri dan untuk orang lain ya teh, semangat selalu menebar kebaik teh okti 🙂

    Reply
  42. Maa syaa Allaah baca kisahnya juga ikut merinding Mbak. Kebaikan yang diberi langsung dibalas demgan kebaikan pupa bahkan yang diterima pun berlipat. Benar2 kuasa Allaah ya.

    Reply
  43. Sekecil apapun kebaikan yang kita berikan Insya Allah bermanfaat besar ya. Selalu berbagi baik dalam lapang maupun sempit. Insya Allah selalu ada balasan dari Allah

    Reply
  44. Masyaallah, setiap kebaikan yang kita berikan, Allah selalu menggantinya dengan nilai lebih tinggi yaa. benar, jangan dilihat dari besar kecilnya, yang penting ikhlas dan bermanfaat..

    Reply
  45. Bener banget teh jangan ragu berbuat baik dan kalkulator Allah memang beda kita kasih 10 ke orang terus ga lama kita bakalan dapet 100. Semoga kita terus menebar kebaikan ya.

    Reply
  46. Sungguh pahala sedekah ini berkali lipat, puluhan, ratusan hingga ratusan ribu bahkan lebih ya Teh. Masya Allah. Betapa Allah Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya yang bermurah hati.

    Reply
  47. alhamdulillah ya mbaaa…berbuat baik itu kontan dibalas oleh Sang Maha Segala Gusti Allah. Saya selalu percaya Allah SWT sangat bermurah hati untuk hamba-Ny yang mau berbagi

    Reply
  48. Mba, beneran aku merinding pas baca pengalamanmu pribadi. Sungguh ya kuasa Allah itu luar biasa. Meski kita tak mengharapkan balasan, ternyata kebaikan kita sebiji zahroh sekalipun langsung dikembalikan olehNya dengan berkali-kali lipat ya.

    Reply
  49. Aku pun pernah mengalami hal yang sama mbak. Nggak disangka ya kebaikan apapun dan sekecil apapun yang kita lakukan insyaallah dibalas oleh oleh berlipat2 juga ya.

    Reply
  50. Setuju mbak, menebar kebaikan dalam bentuk besar dan kecil tentunya memberikan manfaat yang baik untuk sekitar dan yang menerima bantuan. Teruslah berbagi ya mbak..

    Reply
  51. untuk mulai menabur kebaikan sekarang lebih udah ya ka. Bisa dilakukan hanya melalui HP saja. Tidak penting yang diberi jumlahnya besar atau kecil. Yang penting hati kita ikhlas untuk memberi 🙂

    Reply
  52. Masya Allah Mba memang keajaiban sedekah itu luar biasa ya.. Kuasa Allah nggak bisa dinalar oleh manusia, tiba-tiba dibalas aja gitu dengan yang lebih baik. Semoga kita semua tetap semangat berlomba-lomba dalam kebaikan.

    Reply
  53. Masya Allah yaa mba. Memang janji Allah itu nyata. Maka jangan ragu berbuat baik karena kebaikan itu akan kembali pada kita. Berbagi niatkan sedekah. Insya Allah berkah berlimpah. Aamiin

    Reply
  54. Masya allah teh setuju banget, sedekah itu gaakan buat kita miskin, dan selalu ada balasannya entah langsung kayak teteh atau di masa depan saat kita ga sadar itu tuh buah dari sedekah kita, makasih banyak teh udah sharing dan jd reminder juga buat aku untuk ga takut kalo mau sedekah

    Reply
  55. Masyallah, merinding baca tulisan teh okti. Percaya tidak percaya saypun pernah mengalami hal yang serupa. Makanya selalu iklas saat berbagi dan sangat percaya akan kembali lagi , dibalas allah langsung ya..

    Reply
  56. Terenyuh kalo baca kisah2 inspiratif begini apalagi soal sedekah. Ustad Yusuf Mansur selalu menggaungkan kebiasaan sedekah dan memang balasannya nyata dalam kehidupan. Bikin merinding kalo liat janji Allah benar2 jadi nyata.

    Reply
  57. Percaya kalau kita bisa sedekah sekecil apaoun akan ada rezeki kembali ke kita. Walau aku pribadi, pernah agak khawatir karena oernah di posisi kekurangan. Tapi, mencoba kembali ingat pentingnya memberi kepada sesama

    Reply
  58. Beberapa kebaikan kecil bernilai sangat besar, Mbak. Apalagi jika sangat dibutuhkan.
    Intinya jangan minder jika sanggupnya sedikit dan jangan tunggu kaya untuk bisa sedekah.
    Terima kasih sudah diingatkan kembali.

    Reply
  59. Semoga dengan adanya postingan ini banyak yg jadi terisnpirasi tidak perlu menunggu uang banyak untuk berbagi

    Reply
  60. Saya pun merasakan dalam kehidupan sehari-hari dampak berbagi, bersedekah, Dan sejenisnya. Apa yg Kita tanam itu Yang Kita Tuai. Tanam kebaikan mama Tuai kebaikan Pula. Sedekah sedikit, berganti berkali lipat.

    Reply
  61. Alhamdulillah . Barakallahu mba.kalau aku juga percaya hukum tabur tuai. Apa yang kita sebar kebaikan. Akakn kita tuai kebaikan pula. Sedekah ga akan mengurangi harta kita malah semakin bertambah Insya Allah. Yang penting niat tulus dari kita untuk berbagi kebaikan

    Reply
  62. Betul teh, besar kecil yang penting ikhlas. Rejeki ga akan kemana, malah diganti dengan rejeki lain. Aku sih percaya apa yang kita tabur akan kita tuai. semoga bisa menabur kebaikan selalu. Stay positif ceunah

    Reply
  63. Kalau ngomongin kebaikan memang ada saja yang bikin haru ya kak, seperti di atas yang membagi hasil panen walaupun bukan memiliki harta berlimpah. Di sini jg ada yg seperti itu, karena hati merekalah yg besar dan dilimpahi anugerah. Lagipula kebaikan selalu kembali ke diri kita 😀

    Reply
  64. Untuk berbagi memang tidak perlu menunggu waktu tertentu, tetapi bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Apalagi sekarang sudah semakin mudah dengan dompet dhuafa. Alhamdulillah.

    Reply
  65. Berbagi biikin hati senang y mba dan yg penting kita ikhlas. Apalgi via online seperi domprt dhuafa sehingga saat pandemi sprti sekarang msh bs berdonasi.

    Reply
  66. Sekecil apapun yang kita berikan kepada orang lain, tentu saja dan pasti ada balasan nya dari Allah SWT. Semoga semua apa yang kita berikan kepada orang lain memberikan manfaat bagi si penerima.

    Reply
  67. Allah selalu pasti pada janjiNya. Kebaikan akan dikembalikan ke kita lagi, nggak peduli seberapa besar kebaikan itu kita berikan. Kadang cepat, kadang harus menunggu, kadang dalam nominal yang lebih besar, kadang dalam bentuk rezeki yang lain.

    Reply
  68. sedekah ini memang kadang imbalannya langsung dikasih sama Allah ya, mbak. makanya sering banget kita dinasehatin kalau ada hajat apa coba diumpan sama sedekah biar bisa kabul

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics