Mengintip Jejak Langkah di 5 Kota Kenangan

Mengintip Jejak Langkah di 5 Kota Kenangan

Menginjakkan kaki di beberapa daerah sama sekali tidak pernah terbayang, kalau saja Bapak tidak meninggalkan kami untuk selama-lamanya ketika saya dan adik sedang membutuhkan keberadaan figur ayah.

Terbentur masalah ekonomi yang mengharuskan saya, selalu anak pertama untuk bisa belajar menjadi dewasa sebelum saatnya. Survive dalam menjalani rutinitas kehidupan. Mengisi masa keceriaan anak hingga remaja bahkan sampai dewasa dan kini menua dengan banting tulang bekerja demi bisa memenuhi kebutuhan keluarga.

Tuhan selalu mendengar doa yang saya gumamkan di antara air mata. Tuhan selalu memberikan jalan, bukan pilihan sehingga saya bisa berdiri di atas kaki sendiri meski tidak ada dorongan berarti dari keluarga tercinta. Cukup Allah SWT sebaik-baik penolongku, hanya itu kalimat penguat dan pemompa semangat.

Banyak sekali daerah yang saya disinggahi selama saya merantau mencari rezeki penyambung hidup. Mulai daerah sendiri di Pulau Jawa, nyebrang ke Pulau Sumatera sampai beberapa negara tetangga.

Jika hanya lima daerah saja yang diminta untuk disebutkan, maka saya akan pilih tempat yang saya tinggali terlama dari yang sudah ada.

Daerah terlama pertama yang saya singgahi berurutan hingga daerah terlama kelima adalah:

Singapura

Dua tahun saya menjalani kehidupan di negara kota ini. Mengabdi kepada sebuah keluarga yang memiliki disiplin tinggi. Di Hougang Avenue 7 saya menjalankan pekerjaan pengasuh anak bernama Jonathan beserta dua kakaknya Gloria dan Winston.

Foto www.ifvoc.org

Banyak pembelajaran terkait kehidupan yang saya dapat selama merantau di Singapura ini. Mulai dari yang getir, manis, sedih, bahagia sampai yang bikin ngakak tertawa.

Hong Kong

Di negara Jacky Chan ini saya menjalani hari sekitar 2 tahun 2 bulan. Bekerja di sebuah keluarga muda mengasuh anak usia 1 tahun bernama Chan Tik Him.

Selama bekerja dan tinggal di Hongkong banyak akulturasi budaya dan fenomena alam yang saya alami yang selama di Indonesia atau di Singapura belum pernah ditemukan sebelumnya.

Foto www.coinchosun.com

Merasa bahwa dunia ternyata sangat luas maka keinginan untuk terus menjelajah semakin membuncah. Mulai dari New Teritorial sampai Kowloon dan HK sendiri saya keliling tanpa bosan dan capek.

Tasikmalaya

Adalah daerah terlama ketiga yang saya tempati sepanjang usia saya ini. Saya berdomisili di Tasikmalaya kurang lebih 3 tahun, ketika mengenyam pendidikan lanjutan tingkat pertama.

Foto pikiran-rakyat.com

Almarhum bapak memang berasal dari Tasikmalaya. Saya tinggal bersama nenek dan keluarga besar bapak yang mempunyai lima orang adik sedangkan bapak anak pertama.

Taipei

Adalah kota terlama keempat yang disinggahi. Total ada 6 tahun lebih saya bekerja dan menikmati kehidupan yang penuh keajaiban di negara formosa itu.

Bekerja sambil belajar dan mengumpulkan bekal adalah penyemangat saya sendiri secara pribadi hingga bisa bertahan menjalani 2 kali kontrak kerja.

Foto www.travelhero.pl

Bandung

Adalah kota terlama keempat yang saya pernah tinggali. Ada sekitar 12 tahun saya menetap di ibukota provinsi Jawa Barat ini, sejak saya dilahirkan, hingga saya lulus sekolah dasar. Daerah tempat saya menghabiskan masa kecil ini meninggalkan banyak kenangan. Setiap ada kesempatan ke Bandung, saya selalu mampir ke beberapa teman dan tetangga yang sampai sekarang tetap bersilaturahmi sudah seperti saudara dan keluarga sendiri.

Teman-teman SD di Bandung, ayo tebak saya yang mana?

oo00oo

Itulah 5 daerah yang pernah saya tempati minimal 2 tahun sebelum akhirnya saya sekarang tinggal dan domisili di Kabupaten Cianjur. Kalau tempat yang sudah saya disinggahi selama sehari dua hari atau seminggu dua minggu memang cukup banyak. Secara saya dan keluarga bisa dibilang tukang main, hahaha.

Curug Ngebul Cianjur

Kota Kabupaten Cianjur kemungkinan menjadi daerah domisili saya yang terkahir dan terlama sampai usia saya tidak bisa ditentukan. Selain sebelumnya pernah tinggal di kota tauco ini selama sekolah lanjutan tingkat atas (3 tahun) juga setelah sepulangnya dari Taiwan tahun 2012 sampai sekarang 2018 (total sudah 9 tahun) saya menetap mengikuti suami yang bertugas di daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi ini.

Semoga akan ada lebih banyak tempat-tempat yang lebih baik dan lebih indah bisa saya tempati dan singgahi kedepannya, seperti Tanah Suci, yang sangat didamba-dambakan oleh setiap orang beriman. Amin.

22 thoughts on “Mengintip Jejak Langkah di 5 Kota Kenangan”

    • Orang HK karakter lebih tegas. Gaya bicara (seolah) intonasi tinggi. Mereka banyak yang berasal dari suku Hokien.

      Sementara orang Taiwan lebih banyak dari suku Thayui yang dari segi bahasa intonasi lebih luwes, karakter lebih lembut.

      Reply
    • Saya makan kalau di tempat kerja ambil menu vegetarian.
      Kalau di rumah atau pas libur ya banyak makanan halal. Di Taiwan Chinese Muslim juga banyak. Malah banyak toko indonesia yang jual makanan halal. TKI di Taiwan kan banyak banget. Pemerintah Taiwan sangat menjamin kebebasan beragama termasuk kepada Tenaga Kerja Asing yang mayoritas dari Indonesia beragama Islam

      Reply
  1. Keren mbak perjalanan hidupnya. Pengen banget ke Singapura, Hongkong, dan Taipei tapi mungkin hanya mimpi. Hehehe tapi semoga Allah mendengar keinginan saya untuk bisa menginjakkan kaki di negara tsb

    Reply
  2. Hi,

    My name is Randy and I was looking at a few different sites online and came across your site tehokti.com. I must say – your website is very impressive. I found your website on the first page of the Search Engine.

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics