Rezeki ngeblog bukan hanya darimu saja, Mbak…

Rezeki ngeblog bukan hanya darimu saja, Mbak…

Apa? Dikeluarkan dari group? Salah saya apa?

Melihat syarat udah oke, segera daftar dan alhamdulillah diaccept sebagai peserta. Meski barang dan fee tidak seberapa, karena niatnya sekaligus memperluas jaringan, saya senang- senang saja menjalaninya. Masuk group dan ketemu peserta lain. Meski brief ga kunjung datang, saya santai saja. Padahal teman-teman lain yang lebih senior banyak yang mulai gerah.

Tiba-tiba saja saya dikeluarkan dari group itu tadi. Lho, saya salah apa? Karena tidak ingin jadi salah faham, saya hubungi orang yang bersangkutan melalui pesan pribadi. Jawabannya saya dikeluarkan karena status saya, katanya.

Oh, orang ini baper? Tapi kenapa yang dikeluarkan saya saja? Padahal yang kepanasan dengan job darinya yang gak kunjung jelas itu banyak. Ya sudahlah. Saya senyumin saja. Bersyukur dan berbaik sangka saja. Kalaupun lanjut ikut, siapa tahu produknya tidak cocok buat kami.

Tapi sesabar-sabarnya saya, tetap saja saat teman-teman lain bicara soal itu, saya ikut nimbrung. Yah, kecewa juga kan… dan kekecewaan saya ditanggapi oleh Mba Shintaries, blogger yang pertama kali saya kenal dan jumpa ketika mengambil hadiah lomba blog Kompasiana tentang Dunia Fantasi Ancol.

Mba Shinta tanya dan saya jawab jujur. Ujungnya kami tertawa-tawa dan masih ingat saat itu di inbox (akun Mba Shinta yang lama) mengatakan sabar dan tetap semangat. Terus saja meningkatkan kualitas blog dan konten, nanti akan ada job yang lebih baik. Saya aminkan.

Lupa dengan kasus masalah dikeluarkan dari group job itu, saya terus belajar lagi. Boyong anak dan suami demi bisa ikut acara blogging. Alhamdulillah sedikit demi sedikit jejaring semakin meluas. Sampai ketika ada kolaborasi master blogging, Ani Berta, Haya Aliya Zaki dan Shintaries dalam Workshop Fun Blogging, saya berhasil menjadi peserta di Fun Blogging 6 Bandung.

Sejak itu saya semakin mengenal para blogger senior ini. Menceritakan masalah terkait blog dan konten kepada mereka. Termasuk kepada Mbak Shintaries. Alhamdulillah saya telah dibantu banyak terkait ngeblog. Malahan sampai detik ini.

Tidak lama Mba Shinta launching Blogger Perempuan. Saya yang buta sama sekali tentang dunia blogging “mendekat sedekat dekatnya” kepada komunitas ini. Tidak lama alhamdulillah bisa lolos seleksi masuk di group Blogger Perempuan Network (BPN). Merasa jadi blogger spesial karena berada di group ini beneran mendapat tempat istimewa. Selain bersama blogger yang satu visi satu misi, juga ketika ada job, semua disesuaikan dengan kualitas. Seolah pihak Blogger Perempuan Network telah memperjuangkan kredibilitas dan kualitas member BPN ini kepada brand dan klien di luar sana. Istilahnya di BPN saya tidak dibayar murah. Tuhan mengganti job saya yang kelaut hangus karena adminnya baper dengan job dengan fee berkali-kali dari BPN.

Lupa sudah sekian banyak job dengan harga kompatibel yang berhasil saya dapat di BPN ini. Meski caranya harus cepat-cepatan. Siapa cepat daftar dia yang dapat kesempatan. Padahal saya yang koneksi internet dan listrik di kampung tidak stabil merasa tergusur-gusur dengan cara ini. Apalagi kalau teman lain sering saling mention teman lainnya supaya cepat daftar. Ke saya tidak pernah ada yang mention, hahaha. Nasib loe kagak dikenal wong kota, Ti…

Beberapa bulan lalu launching lagi web BPN untuk job. Disini tidak lagi ada sistem siapa cepat dia dapat karena sesuai dengan kriteria, yang daftar dan terpilih akan diemail. Akun saya sudah dikonfirmasi tapi beberapa akun sosial media saya masih belum konek. Sudah lapor admin BPN tapi masih belum berhasil juga. Alhasil jika ada job meski syarat dan kriteria memenuhi saya tidak bisa apply.

Tapi saya percaya kalau rezeki tidak akan tertukar. Tahu diri dengan kondisi dan domisili di perbatasan Australia alias luar Jabodetabek yang banyak sekali kendala.

So far melalui BPN saya mendapat banyak hal yang berharga. Belajar sambil jalan, itu yang saya lakukan dan didapat dari BPN. Tidak cepat merasa puas karena sesungguhnya ilmu itu maha luas dan terus update. Itulah kenapa saya dari awal ingin bergabung dengan komunitas yang memberdayakan blogger perempuan di negara kita ini. Selain sudah (merasa) kenal dengan salah satu foundernya (sementara founder yang lain sama sekali belum pernah jumpa) juga bagi saya rasakan benar manfaatnya. Sekarang sih setelah BPN semakin banyak melebarkan sayap, banyak merekrut blogger sebagai karyawannya, beberapa memang sudah saya kenal dan jumpa sebelumnya.

Semakin canggih teknologi semakin modern sistem kerja di BNP ini. Saya baru tahu dan belajar tentang google analytic ya dari BPN. Belajar sendiri. Tidak dibuatkan suami apalagi orang lain. Murni ngerjain sendiri dari no atas bimbingan BPN. Bangga dong… Insight Instagram, insight twitter, mengisi laporan job menggunakan form, semua sudah rapi menggunakan sistem digital. Sedikit interaksi member dengan founder karena semua hampir dikerjakan oleh sistem. Admin hanya sebagai operator. Hehehe!

Karena itu bisa dibilang tidak ada gesekan antara member dan BPN. Jauuh beda dengan pengalaman saya yang saya tulis di awal itu tadi. Dimana peserta job dipilih secara manual, terus gara-gara gesekan sedikit dan adminnya baper banyak, ujungnya kick out dari peserta job dengan tidak hormat. Yuk nyanyi sakitnya tuh disini… Hahaha, saat tahu kondisi itu tidak demikian dengan BPN. Ingin rasanya teriak pada nyonya adminnya dunia sekerasnya; terbukti kalau rezeki ngeblog itu bukan hanya darimu saja, Mbak…!

Meski saya belum pernah ikut acara workshop blogging atau event blogger yang diprakarsai BPN namun dalam soal job, BPN sangat profesional, tidak pilih-pilih. Itulah kenapa saya memilih bergabung dengan BPN.

6 thoughts on “Rezeki ngeblog bukan hanya darimu saja, Mbak…”

  1. setuju banget mbak. aku yang gak aktif ngejar job aja karena sibuk dengan kerjaan di kantor cuma modal daftar saja bisa dapat job rutin dari BPN dan fee nya emang beneran buat bahagia. hahaha.

    semoga BPN tetap berkarya deh. Sayang banget dengan komunitas sekece ini kalau sampai berhenti.

    Reply
  2. Aduh saya bacanya koq miris ya, sampe segitunya kita dikeluarkan dari grup, seolah fatal banget kesalahannya.. Yg tabah ya Mba.. Saya pernah kayak gini, bedanya saya yg mohon ijin keluar dari grup, karena grup yg menghandle campaign aturannya bikin saya gak nyaman.. Kalo job dari BPN nyaman banget deh, kita sepertinya sangat dihargai oleh tim BPN..

    Reply

Leave a Comment

Verified by ExactMetrics